ASUHAN KEBIDANAN
MASA NIFAS TERHADAP NYx
UMUR x P1A0 3 HARI POST PARTUM DENGAN
PENATA LAKSANAAN
PUTTING SUSU LECET
DENGAN PEMBERIAN
AIR PEPPERMINT
DI PMB xxxxx LAMPUNG
SELATAN
Oleh
LAPORAN
TUGAS AKHIR
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D III KEBIDANAN TANJUNG KARANG
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat, kasih sayang dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul :“Asuhan Kebidanan Masa Nifas Terhadap
Ny. Umur Tahun P1A0 3Hari Post
Partum Dengan Penatalaksanaan Puting Susu Lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB XXXXXX Lampung Selatan 2022”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan
pada Program Studi DIII Kebidanan politehnik kesehatan tanjung karang.
Dalam hal ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan kali
ini penulis banyak
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1.
Warjidin
Aliyanto,SKM,M,Kes selaku Diriktur Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang
2.
DR.Sudarmi,P,Pd,M,Kes
selaku Ketua Jurusan Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang
3.
Nelly
Indrasari,S,SiT selaku Ketua Program
Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
4.
Risneni
S,SiT,M,Kes selalu pembimbing 1,yang
telah memberikan bmbingan, arahan serta motivasi kepada penulis,sehingga Tugas
Akhir ini Dapattewujud
5.
Indah
Trianingsih SST,M,Kes selaku pembimbing II,yang telah meberikan arahan
bimbingan,arahan serta motivasi kepada penulis,sehingga Laporan Tugas
Akhir ini Dapatterwujud
6.
(xxxx)
selaku penguji yang juga telah memberikan masukan ,arahan serta motivasi kepada
penulis dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini
7.
kepada
PMB xxxx yang telah memberi ijin dan membantu penelitian ini
8.
Orang
tuaku tercinta yang telah memberika dukungan baik moril maupun materil,serta
kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis,
semoga Tuhan yang maha Esa
memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah di berikan dan
semoga laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.
Bandar Lampung, Februari 2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DALAM............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan penelitian.......................................................................................... 2
1. Tujuan umum ........................................................................................ 3
2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 3
1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 3
2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinajauan Materi Medis............................................................................... 5
B. Konsep dasar asuhan kebidanan ............................................................... 25
C. Alur pikir kebidanan ................................................................................. 30
BAB III METODE LAPORAN TUGAS AKHIR
A. Jenis laporan .............................................................................................. 31
B. Tempat dan waktu penelitian ................................................................... 31
C. Subjek penelitian ....................................................................................... 32
D. Jenis data ................................................................................................... 32
E. Teknik pengambilan data .......................................................................... 32
F. Analisa data .............................................................................................. 34
G. Jadwal pelaksanaan ................................................................................... 34
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI
adalah makanan utama bayi sehingga tidak ada jenis makanan lainnya yang dapat
menandingi kualitas ASI.Hanya ASI saja yang dapat diterima oleh sistem
pencernaan bayi sehinga ASI harus diberikan secara ekslusif selama 6 bulan.
Bayi yang mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama akan mengalami
pertumbuhan otak yang optimal pada bagian otak dan kemampuan anak dalam Bahasa,
motorik, dan Juga emosi. Air susu ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah
cairan hasil sekresi kelenjar
payudara ibu. ASI merupakan emlusi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua belah
kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan yang utama bagi bayi. (Astuti Sri, 2017)
ASI
adalah makanan pertama yang alami untuk bayi.
ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk
bulan-bulan pertama kehidupan. Menyusui adalah cara yang sangat baik dalam
menyediakan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat.
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF dan WHO
merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling
sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun
(WHO, 2018). Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6 bulan, WHO
merekomendasikan agar melakukan inisiasi menyusui dalam satu jam pertama
kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau minuman,
termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang diinginkan bayi,
dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2018).
Sustainable Development
Goals dalam The
2030Agenda For Sustainable Development menargetkan pada tahun 2030 dapat
mengurangi angka kematian neonatal paling sedikit 12 per 1.000 kelahiran hidup
dan kematian pada anak di bawah usia 5 tahun paling sedikit 25 per 1.000
kelahiran hidup. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan pemberian ASI
eksklusif dilaksanakan dengan baik (United Nations).
Masalah
dalam pemberian ASI di Indonesia berdasarkan hasil analisis Riskesdas 2010
antara lain persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai enam bulan sebesar
15,3% persentase inisiasi menyusui dini kurang dari satu jam setelah lahir
sebesar 29,3% sebagian besar bayi mulai disusui pasa kisaran waktu 1-6 jam
(Astuti Sri , 2017)
Angka
pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih tergolong rendah.Menurut Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan 2017, pemberian ASI ekslusif di Indonesia
hanya 35%. Dan Berdasarkan penelitian terbaru
angka keberhasilan pemberian
Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif selama pandemi Covid-19 di
Indonesia menunjukkan prevalensi
yang meningkat tajam. Penelitian
perilaku ibu menyusuia
selama masa pandemic
Covid.
Berdasarkan
latar belakang diatas penulis tertarik memberikan asuhan kebidanan terhadap
Ny.x umur x
tahun P1A0 3hari postpartum dengan penatalaksanaan puting susu lecet
dengan daun mint di PMB Nurhayati Lampung selatan 2021.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana cara penanganan asuhan kebidanan
pada masa nifas terhadap Ny.x umur x
tahun P1A0 3 hari postpartum dengan penatalaksanaan puting susu lecet
dengan pemberian Air Peppermint di PMB Nurhayati Lampung Selatan Tahun 2021?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas terhadap Ny.x umur xx tahun
P1A0 3 hari postpartum dengan penatalaksanaan puting susu lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB
Nurhayati lampung selatan Tahun 2021?”
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengumpulan data subjektif pada
Ny.x umur x tahun P1A0 3 hari post partum dengan
penatalaksanaan puting susu lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB xxxx Lampung selatan tahun 2021.
a.
Mampu melakukan pengumpulan data objektif pada
Ny. x umur xx tahun P1A0 3 hari post partum dengan penatalaksanaan
puting susu lecet dengan pemberian Air
Peppermint di PMB Nurhayati Lampung Selatan Tahun 2022.
b.
Mampu membuat assessment pada Ny. x umur
xx tahun p1A0 3 hari post partum dengan penatalaksanaan
puting susu lecet dengan pemberian Air
Peppermint di PMB Nurhayati Lampung Selatan Tahun 2022.
c.
Mampu memberikan planning asuhan yang
menyeluruh pada Ny.x umur xx tahun P1A0 3 hari post partum dengan
penatalaksanaan putting susu lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB Nurhayati Lampung Selatan 2022.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Teoriti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi semua pihak terutama tenaga kesehatan dan
mahasiswa sehinga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya perawatan
puting susu lecet.
2. Manfaat
Praktis
a.
Bagi Institusi Pendidikan
Dapat
dijadikan bahan bacaan serta sumber informasi bagi mahasiswa dan staf
pendidikan, dan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa dalam melaksanakan program pendidikan khususnya berkaitan dengan
puting susu lecet.
b.
Bagi Tempat Penelitian
Agar
hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi PMB Nurhayati agar dapat
melakukan tindakan promotif dan preventif untuk mengurangi angka kejadian
puting susu lecet.
c.
Bagi Klien
Sebagai
bahan informasi mengenai pengetahuan tentang penanganan puting susu lecet
sehinga pasien dapat melakukan teknik menyusui yang benar di rumah dengan
mengikuti saran yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan
materi medis
1.
Masa
nifas
a.
Pengertian
masa nifas
Nifas adalah periode masa nifas berlangsung dari persalinan
sampai 6 minggu setelah melahirkan, yang merupakan waktu penyembuhan dan
kembalinya organ reproduksike keadaan sebelum hamil. Dikemukakannya adanya
resiko terjadinya kematian ibu setelah melahirkan pada jam,hari dan minggu
pertama setelah melahirkan, dan periode tersebut merupakan waktu yang berbahaya
bagi ibu dan bayi baru lahir. WHO mengemukakan bahwa 500.000 perempuan
meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan, dan sebgaian
besar kematian terjadi selama atau segera setelah melahirkan.Setiap tahunnya,
tugas juta bayi meninggal pada minggu pertama kehidupan, dan 900.000 bayi
meninggal dalam tiga minggu berikutnya. Penyebab kematian terbanyak adalah perdarahan dan infeksi setelah melahirkan,
kelahiran premature, asfiksia, dan infeksi berat yang berkontrubusi pada dua
per tiga dari semua kematian neonatal. (Astuti Sri, 2017).
Nifas
adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahirnya plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan
segera setelah melahirkan yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Juneris
Aritonang , Yuninda, 2020 ).
b.
Tujuan
asuhan masa nifas
Tujuan dari pemberian
asuhan masa nifas adalah sebagai berikut :
1) Pencegahan,
diagnosis dini , dan pengobatan komplikasi pada ibu
2) Perujukan
ibu untuk asuhan tenaga ahli bila perlu
3) Dukungan
bagi ibu dan keluarganya dalam penyesuaian terhadap anggota keluarga yang baru
(bayi) ( sri astuti, hal 3)
4) Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
5) Melaksanakan
screening secara komprehensif deteksi dini, mengobati/ merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayi. (Juneris aritonang, yunida hal. 2020)
6) Memberikan
pendidikan laktasi dan perawatan
payudara
c.
Peran
bidan terhadap asuhan masa nifas
1) Memberikan
dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu
untuk mengurangi ketegangan fisik dan psiologis selama masa nifas.
2) Sebagai
promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3) Mendorong
ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4) Membuat
kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak mampu
melakukan kegiatan administrasi
5) Mendeteksi
komplikasi dan pelrunya rujukan.
6) Memberikan
konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara pendarahan, mengenali
tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang
aman.
7) Melakukan
manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnose dan rencana
tindakan segera melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan.
8) Memberikan
asuhan secara professional. ( walyani ,
2020 )
d.
Tahapan
masa nifas
Nifas di bagi
dalam tiga periode, yaitu :
1) Puerpurium dini, yaitu
kepulihan ketika ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan
2) Puerpurium intermedial, yaitu
kepulihaj menyeluruh alat-alat genetalia.
3) Remote puerpurium yaitu
waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun. (Elisabeth siwi walyani , 2020).
e.
Perubahan
fisiologi pada nifas
1)
Perubahan kardiovaskular
Denyut
jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah melahirkan karena
terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat
yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal.
a) Volume
darah
Perubahan
pada volume darah tergantung pada beberapa variable.
b) Cardiac output
terus meningkat selama kala 1 dan kala 2 persalinan. Puncaknya selama masa
nifas dengan tidak memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan anastesi.
2)
Perubahan haematologi
a) Darah
lebih kental dengan penigkatan viskositas sehingga meningkatkan pembekuan darah
haematokrit dan haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan
b) Leokosit
meningkat
c) Faktor
pembekuan
d) Kaki
ibu diperiksa
e) Varises
pada kaki
3)
Perubahan reproduksi
a) Uterus
Uterus
secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tabel 2.1
Lama TFU Involusi Uterus
Involusi |
Tinggi fundus Uteri |
Berat Uterus (gr) |
Bayi lahir |
Setinggi pusat |
1000 |
Uri lahir |
2 jari di bawah Pusat |
750 |
Satu minggu |
Pertengahan Pusat-simpisis |
500 |
Dua minggu |
Tak teraba di atas simpisis |
350 |
Enam minggu |
Bertambah kecil |
50-60 |
Delapan minggu |
Sebesar
normal |
30 |
b) Lochea
Lochea
adalah cairan secret yang berasal dri vacuum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Macam- macam lochea:
1) Lochea
rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaeseosa, lanugo, dan meconium, selama 2 hari postpartum
2) Lochea
sanguinolenta b: berwarna kuning berisi darah dan lendir 3-7 postpartum
3) Lochea
serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke-7- 14 postpartum.
4) Lochea
alba: cairan putih, setelah 2 minggu
5) Lochea
purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6) Lochea
stasis: lochea tidak lancar keluarnya
c) Serviks
Serviks
mengalami involusi bersama-sama uterus, setelah persalinan, ostium eksterna
dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks
menutup.
c)
Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan
serta perenggangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsunr-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol.
d)
Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum
menjadi kendur karena sebelumnya terengang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan
e)
Payudara
Kadar prolactin yang disekresi oleh
kelenjar hypofisis anterior meningkat secara stabil selama kehamilan, tetapi
hormone plasenta menghambat produksi ASI.Setelah pelahiran plasenta,
konsentrasi estrogen dan progesterone menurun, prolactin di lepaskan dan
sintesis ASI dimulai. Suplai darah ke payudara mengkat dan menyebabkan
pembengkakan vascular sementara. Air
susu, saat di produksi, disimpan di aleveoli dan harus dikeluarkan dengan
efektif dengan cara diisap oleh bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan
laktasi. Pelepasan oksitosi dari kelenjar hipofisis posterior distimulasi oleh
isapan bayi bayi.
Hal ini menyebabkan kontraksi sel-sel
mioepitel di dalam payudara dan pengeluaran ASI.Oksitosin juga menstimulasi
kontraksi myometrium pada uterus, yang biasanya di laporkan sebagai afterpain
(nyeri kontraksi uterus setelah melahirkan).Asi yang dapat di hasilkan oleh inu
pada setiap harinya 150-300ml, sehingaa kebutuhan bayi setiap harinya. Asi
dapat di jasilkan oleh kelenjar susu yang dipengarui oleh kerja hormone-hormon,
di antaranya hormone laktogen. ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas adlah
ASI yang berwarna kekuningan yang biasa di kenaldengan sebutan kolostrum.
Kolostru, sebenrnya telah terbentuk di dalam tubuh ibu pada usi kehamilan 12
minggu.Dan kolostrum merupakan ASI pertama yang sangat baik untuk diberikan
karena banyak sekali manfaatnya, kolostrum ini menjadi imun bagi bayi karena
mengandung sel darah putih.
Jadi, perubahan pada payudara dapat
meliputi:
(1) Penurunan
kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolactin setelah
melahirkan
(2) Kolostrum
sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke 2 atau hari ke 3
setelah persalinan
Payudara
menjadi besar dan keras karena sebagai tanda mulainya proses laktasi
1)
Perubahan perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24
jam pertama. kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli
sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan di hasilkan dalam waktu
12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta di lahirkan, kadar hormone
estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal
dalam tempo 6 minggu.
2)
Perubahan gastrointestinal
Kerapkali di perlukan waktu 3-4
hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun
setelah melahirkan, namun asupan makan juga mengalami penurunan selama satu
atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat
menghalangi keinginan ke belakang.
6) Perubahan endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3jam
post partum.Progesterone turun pada hari ke 3 post
7) Perubahan muskulosklebal
Ambulasi
pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk
mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
8) Perubahan
integument
a)
Penurunan melani umumnya setelan
persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit
b)
Perubahan pembuluh darah yang tampak
pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menrun
9) Perubahan
Tanda-Tanda Vital
a) Suhu
badan
Suhu dalam satu hari post partum suhu
badan akan naik sedikit (37,5-38,1
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa
60-80 x/menit sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
c) Tekanan
darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan
tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya pre eklampsia
postpartum.
d) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi, bila suhu naik tidak normal, pernafasan
juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas.(Elisabeth siwi walyani, 2020).
f.
Kebutuhan
dasar ibu nifas
1)
Nutrisi dan Cairan
Kebutuhan kalori selama menyusui
proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama
menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan
ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan
oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan 640
kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan
jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi 2300-2700 kal ketika
menyusui
a)
Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein
diatas kebutuhan normal ketika menyusui.
Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein
diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati.
b)
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi
adalah asupan cairan. Ibu menyusui minum 2-3 liter/hari dalam bentuk air putih,
susu dan cairan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh. Sumber zat pengatur
tersebut bisa diperoleh dari semua jenis sayuran buah-buahan segar.
c)
Pil zat besi (Fe) harus diminum, untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
d)
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak
2 kali yaitu pada satu jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. Kekurangan gizi pada ibu
menyusui dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan
pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, dan mudah
terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata
atau tulang.
2) Ambulasi
Pada masa lampau, perawatan puerpurium
sangat konservatif, dimana purperal harus tidur terlentang selama 40 hari kini
perawatan Puerpurium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi
dini.Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan, yaitu sebagai berikut.
a)
Melancarkan pengeluaran lochea,
mengurangi infeksi puerpurium
b)
Mempercepat involusi uterus
c)
Melancarkan fungsi alat gastrointestinal
dan alat kelamin
d) Meningkatkan
kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
3)
Eliminasi
Buang air sendiri sebaiknya dilakukan
secepatnya. Miksi normal bila dapat BAK
setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena spingter uretra
tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama
persalinan, atau dikarenakan oedema kandung kemih selama persalinan.Lakukan
kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih. Ibu diharapkan
dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila mengalami kesulitan
BAB/obstipasi, lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi makanan berserat,
olahraga, berikan obat rangsangan per oral/per rectal atau lakukan klisma
bilamana perlu.
4) Kebersihan diri dan perineum
Kebersihandiri berguna untuk mengurangi
infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman.
Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun
lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga
kebersihan diri, adalah sebagai berikut :
a)
Mandi teratur minimal 2 kali sehari
b)
Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
c)
Menjaga lingkungan sekitar tempat tidur
d)
Melakukan perawatan perineum
e)
Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
3-4 jam sekali
f)
Mencuci tangan setiap membersihkan
daerah genetalia
g)
Sarankan Ibu untuk melakukan senam kegel
untuk merangsang peredaran darah perineum, agar cepat sembuh.
5)
Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan
istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga
disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup
sebagai persiapan untuk energy menyusui bayinya nanti. Kurang istirahat pada
ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya:
a)
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
b)
Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan.
c)
Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
6) Seksual
Dinding vagina akan kembali pada saat
sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu. Pada saat itu secara fisik aman untuk
memulai hubungan suami istri begitu darah merah telah berhenti dan ibu dapat
memasukan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
7) Keluarga Berencana
Keluarga berencana dapat didukung dengan
istilah kontrasepsi yang berat mencegah pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma yang akan mengakibatkan kehamilan. Biasanya ibu akan
mengahasilkan telur sebelum ia mendapat haidnya selama menyusui (Sutanto, 2018
)
g.
Adaptasi
psikologi ibu dalam masa nifas
1) Fase
Taking In
Fase taking in yaitu periode
ketergantunga yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah
melahirkan.Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
Pengalaman selama proses persalinan berulang kali diceritakan. Hal ini membuat
ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkunangannya.
2) Fase
Letting Hold
Fase letting hold adalah fase/periode
yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang
marah sehingga kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ibu.
3) Fase
Letting Go
Letting go merupakan fase menerima
tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta
kepercayaan dirinya sudah meningkat. (Astuti, dkk, 2015)
h.
Deteksi
dini komplikasi masa nifas
1) Adanya
tanda infeksi Puerpuralis
Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu
diagnose awal yang masih membutuhkan diagnose lebih lanjut untuk menentukan
apakah ibu bersalin mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan infeksi
karena keadaan-keadaan tersebut sama-sama mempunyai gejala peningkatan suhu
tubuh.
2) Demam,
Muntah, Rasa Sakit waktu berkemih
Organisme yang menyebabkan infeksi
saluhan kemih berasa dari flora normal perineum.Sensasi peregangan kandung
kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh
episiotomy yang lebar, laserasi periuretra, atau hematoma dinding vagina.
3) Perdarahan
vagina yang luar biasa
Terjadi terus-menerus atau tiba-tiba
bertambah banyak yang disebabkan oleh kemungkinan sisa plasenta atau selaput
ketuban, infeksi pada endometrium dan sebagian kecil terjadi dalam bentuk mioma
uteri bersamaan dengan kehamilan dan inversion uteri.
4) Lochea
berbau busuk
Gejala ini mengidentifikasikan adanya
infeksi umum.
5) Putting
susu lecet
Putting susu lecet dapat disebabkan
trauma pada putting susu saat menyusui. Terjadi retak-retak dan pembentukan
celah-celah.
6) Bendungan
ASI
Keadaan abnormal pada payudara, akibat
sumbatan pada saluran ASI atau tidak
dikosongkan seluruhnya. Hal ini banyak terjadi pada ibu baru pertama kali
melahirkan.
2.
Laktasi
dan menyusui
a. Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara
(mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada. Fungsi
dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia memiliki
sepasang kelenjar payudara, beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600
gram, dan saat menyusui 800 gram.
No. |
Nama bagian |
Keterangan |
|
Korpus (badan) |
Bagian yang membesar |
|
Lobulus |
Beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada setiap payudara |
|
Alveolus |
Unit terkecil yang memproduksi susu. Terdiri dari sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos (bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar), dan pembuluh darah |
|
Ductus |
Saluran kecil penyalur ASI dari lobules |
|
Ductus laktiferus |
Gabungan duktus yang membentuk saluran lebih besar |
|
Areola |
Bagian yang kehitaman ditengah.
Letaknya mengelilingi putting susu
atau papilla. Memiliki warna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulit. Perubahan warna yang akan tergantung pada corak
kulit dan adanya kehamilan. Warna yang bercorak kulitnya kuning langsat akan
berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya akan
lebih gelap |
|
Sinus Laktiferus Papilla atau Putting |
Saluran dibawah areola yang
besar melebar, akhirnya memusat kedalam
putting dan bermuara keluar Bagian yang menonjol dipuncak
payudara. Terdapat lubang-lubang kecil menjadi tempat bermuaranya duktus
laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening
dan serat-serat otot polos yang tersusun secara
sirkuler. Ketika ada kontraksi, serat-serat otot polos tersebut akan
menyebabkan duktus laktiferus akan memadat dan puting susu ereksi, sedangkan
serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu
tersebut. |
Payudara
terdiri dari 15-24 lobus yang terletak radiair dan terpisah satu sama lain oleh
jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobulus yang juga terdapat sel aciner
didalam alveolus.Alveolus ini akan menghasilkan air susu. Lobulus mempunyai
saluran yang mengalirkan air susu bernama duktus. Saluran- saluran yang halus
ini bersatu menjadi satu saluran lebih besar untuk setiap lobus bernama duktus
laktiferus yang akhirnya memusat menuju putting susudimana masing-masing
bermuara.
b.
Proses
Laktasi
Manajeman
laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu untuk
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Laktasi menyusui mempunyai dua
pengertian, yaitu Produksi ASI (reflex prolaktin) dan Pengeluaran ASI oleh
oksitosin (reflex aliran atau let down reflek)
1)
Produksi ASI (Refleks Prolaktin)
Pembentukan
payudara dimulai sejak emberio berusia 18-19 minggu dipengaruhi hormone
pertumbuhan (Growth hormone). Sering dengan usia wanita yang mulai memasuki
pubertas (usia 9-12 tahun), maka sel-sel payudara akan dipicu untuk
berproliferasi lebih pesat. Produksi ASI dan payudara yang membesar selain
disebabkan oleh hormone prolaktin juga disebabkan oleh Human Choronic
Somatomammotropin (HCS) atau Human Placental Lactogen (hPL), yaitu hormone
peptide yang dikeluarkan oleh plasenta. Human Placental Lactogen (hPL) memiliki
struktur kimia yang mirip dengan prolaktin. Pada trimester pertama kehamilan,
plasenta ini ibarat pabrik kimia yang memproduksi hormon- hormon wanita dan
kehamilan dimana hormone-hormon yang dihasilkan akan mempunyai perannya masing-masing
seperti:
a)
Mengubah tubuh agar dapat mempertahankan
kehamilan
b)
Mempersiapkan laktasi
c)
Menjaga kesehatan organ-organ produksi
d)
Menjaga fungsi plasenta
Estrogen dan progesterone diproduksi otak, korpus
luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal dan pada kehamilan
juga diproduksi di plasenta.
a)
Faktor meningkatnya prolactin
1)
Stres/ pengaruh psikis
2)
Anastesi
3)
Operasi
4)
Rangsangan putting susu
5)
Hubungan kelamin
6)
Konsumsi obat-obat tranquizer
hipotalamus
b)
Faktor Penghambat Prolaktin
1)
Gizi buruk pada ibu hamil
2)
Konsumsi obat-obat seperti ergot dan
i-dopa
Proklatin
berfungsi yaitu, menekan fungsi indung telur (Ovarium), dan akibatnya dapat
memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid.
2)
Pengeluaran ASI (Oksitosin) atau reflex
aliran (Let Down Reflex)
Pengeluaran
ASI (Oksitosin) adalah reflek aliran yang timbul akibat perangsangan putting
susu dikarenakan hisapan bayi. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh
hisapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus laktiferus.
a)
Faktor-faktor peningkatan Let Down
Reflex
1) Melihat
bayi
2) Mendengarkan
suara bayi
3) Mencium
bayi
4) Memikirkan
untuk menyusui bayi
b)
Faktor-faktor penghambat Let Down Reflex
1) Stress,
seperti: keadaan bingung atau pikiran kacau
2) Takut
dan cemas
c.
Komposisi
Gizi ASI
ASI
adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik
yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi
bayi.
1)
ASI
a)
ASI berbeda dengan susu sapi
b)
Komposisi cairan tersebut mempunyai
keseimbangan biokimia yang sangat tepat
untuk pertumbuhan bayi, sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia
c)
ASI berbeda dari satu ibu ke ibu yang
lain
Komposisi
ASI tidak sama dari waktu ke waktu karena konsep kerja ASI adalah berdasar
stadium laktasi.
1)
Komposisi ASI
d)
ASI kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan
pada hari 1-3 berwarna kekuningan dan
agak kental, bentuk agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel
epitel.
Manfaat
kolostrum sebagai berikut :
(1)
Sebagai pembersih selaput usus Bayi Baru
Lahir (BBL), sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan
(2)
Mengandung kadar protein terutama gamma
globin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi
(3)
Mengandung zat antibodi sehingga mampu
melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai
6 bulan
e)
ASI peralihan, yaitu ASI yang dihasilkan
mulai dari hari ke-4 sampai ke-10
f)
ASI mature, yaitu yang dihasilkan mulai
dari hari ke-10 sampai seterusnya.
d. Keunggulan Memberi ASI
1)
Mengandung semua zat gizi dalam susunan
dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi
2)
Tidak memberatkan fungsi saluran
pencernaan dan ginjal
3)
Mengandung berbagai zat antibodi
sehingga mencegah terjadi infeks
4)
Tidak mengandung laktoglobulin yang
dapat menyebabkan alergi
5)
Ekonomis dan praktis.
e. Manfaat Memberi ASI
1)
Bagi bayi
a)
Membantu memulai kehidupannya dengan
baik
b)
Mengandung antibody mekanisme
pembentukan antibody pada bayi
c)
ASI mengandung komposisi yang tepat
d)
Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi
e)
Terhindar dari alergi
f)
ASI meningkatkan kecerdasaan bagi bayi
g)
Membantu perkembangan rahang dan
merangsang pertumbuhan gigi
2)
Bagi Ibu
a)
Aspek kontrasepsi Aspek kontrasepsi
adalah pencegahan pembuahan kontrasepsi yaitu mencegah terjadinya pertemuan
antara sel telur (ovum) dari wanita dengan sel mani (sperma) dari pria,
sehingga tidak terjadi kehamilan.
b)
Aspek kesehatan ibu
Aspek
kesehatan ibu merupakan tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan
derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya
c)
Aspek psikologis
Aspek
psikologis yaitu membantu menambah rasa percaya diri ibu dalam menyusui,
membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, pengaruh kontak langsung ibu dan
bayi, bayi akan terasa aman dan nyaman karena kehangatan tubuh ibunya, serta
mendengar denyut jantung ibunya yang sudah terbiasa ia rasakan sejak dalam
kandungan/rahim.
f. Teknik Menyusui
Posisi
dan fiksasi yang benar saat menyusui akan membuat ASI mengalir banyak tanpa
harus banyak ASI yang keluar mulut bayi dan terbuang percuma. Hasilnya dapat
meningkatkan produksi ASI sesuai kebutuhan bayi. Perlekatan yang benar juga mempunyai
andil yang sangat besar dalam kesuksesan menyusui karena luka pada putting akan
dapat dihindari sebab putting tidak akan bergesekan dengan langit-langit mulut
bayi yang keras melainkan jatuh ditengah rongga tenggorokan bayi.
1)
Tanda bayi menyusu dengan posisi dan
perlengketan yang benar
a)
Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah
pada ibu
b)
Mulut dan dagunya berdekatan dengan
payudara
c)
Areola tidak akan bisa terlihat jelas
d) Dapat
dilihat hisapannya lamban dan dalam serta menelan
e)
Bayi terlihat senang dan tenang
f)
Ibu tidak merasakan nyeri pada putting
susu
2)
Macam posisi menyusui
a)
Posisi berbaring miring. Posisi ini baik
dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
b)
Posisi duduk. Pada saat pemberian ASI
dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan atau sandaran pada
punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90
Tidur terlentang. Seperti halnya
pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan
oleh ibu. Posisi bayi berada diatas dada ibu diantara payudara ibu.
a. Permasalahan Laktasi
3)
Payudara bengkak
Payudara
bengkak adalah keadaan dimana payudara terasa lebih penuh (tegang) dari nyeri
sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan.Biasanya disebabkan oleh
statis di vena dan pembuluh limfe, tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi.Cara
paling aman agar payudara tidak membengkak adalah dengan menyusukan bayi segera
setelah lahir. Jika payudara masih terasa berat, maka keluarkan ASI dengan cara
manual atau menggunakan pompa. Perlunya perawatan pasca melahirkan sebelum
menyusui agar payudara tidak lembek dan serta mudah ditangkap oleh bayi.
4)
MastitisMastitis adalah peradangan pada
payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja saat ibu menyusui. Namun,
paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
a)
Penyebab mastitis
(1)
Asupan gizi kurang
(2)
Istirahat tidak cukup dan terjadi anemia
(3)
Putting susu lecet, sehingga terjadi
infeksi
(4)
Bra dengan ukuran salah dan terlalu
ketat
(5)
Payudara bengkak yang tidak disusukan
secara adekuat
b)
Gejala mastitis
(1)
Bengkak disertai nyeri
(2)
Pada titik tertentu atau keseluruhan,
payudara tampak merah
(3)
Payudara terasa keras dan
berbenjol-benjol
(4)
Demam
c)
Penanganan
(1)
Konsumsi makanan yang bergizi serta
istirahat yang cukup
(2)
Berikan antibiotic untuk mengatasi
infeksi
(3)
Berikan pengobatan analgetik untuk
mengurangi rasa sakit
(4)
Lakukan pengompresan dengan air hangat
pada payudara
5)
Puting Susu Lecet
Puting
susu lecet adalah masalah menyusui di mana puting mengalami cedera karena
lecet, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah sehingga ASI
menjadi berwarna pink, merupakan hal yang banyak dikeluhkan ibu menyusui,
khususnya ibu baru, yang disebabkan oleh teknik menyusui yang salah, puting
susu yang terpapar sabun, moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting
susu ibu, bayi dengan tali lidah yang panjang, dan cara menghetikan menyusui
yang kurang tepat sehingga apabila tidak ditangani akan menyebabkan infeksi
yang disebabkan oleh puting susu yang terpapar oleh sabun, krim, alcohol,
ataupun zat iritan lainnya, teknik menyusui yang salah, serta lidah bayi yang
pendek. (Sutanto, 2018)
Puting
Susu Lecet Pada masa setelah persalinan dini, pada keadaan ini sering
menghentikan proses menyusui karena putingnya sakit. Dalam hal ini, yang perlu
dilakukan oleh ibu adalah untuk mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi,
serta mengecek apakah terdapat infeksi candida (dimulut bayi). Biasanya kulit
akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan pada kulit
yang bersisik
a)
Penyebab Putting Susu Lecet
(1)
Teknik menyusui yang tidak benar
(2)
Putting susu terpapar oleh sabun,
alcohol ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan putting susu.
(3)
Moniliasi pada mulut bayi yang menular
pada putting susu ibu.
(4)
Bayi dengan tali lidah pendek.
(5)
Cara menghentikan menyusui kurang tepat
(Sutanto, 2018).
b)
Dampak
Putting dapat menimbulkan rasa gatal, sakit, nyeri,
bengkak, berdarah, hingga keluarnya lendir atau nanah pada daerah puting payudara. Kondisi ini
bisa berlangsung lebih dari beberapa hari bahkan hitungan minggu, dan terasa
sangat menyakitkan.
c) penanganan
Dengan cara teknik menyusui dengan benar
(1) Keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan
putting susu sebelum menyusui
(2) Pegang payudara dengan C Hold dibelakang
areola.
(3) Hidung bayi dan puting susu ibu berhadapan
(4) Sentuh pipi atau bibir bayi merangsang rooting
reflect
(5) Tunggu sampai mulut terbuka lebar dan lidah
menjulur
(6) Dekatkan bayi ke ibu dan arahkan puting susu
keatas menyusuri langit mulut bayi
(7) Putting susu, areola dan sebagian besar gudang
ASI tertangkap oleh mulut bayi
(8) Posisi mulut dengan perlekatan yang benar
(9) Jika bayi sudah dirasa cukup kenyang maka
hentikan proses menyusui dengan
memasukan klingking kedalam mulut bayi menyusui langit-langit mulut bayi
(10)
Kadang
bayi akan tertidur sendiri sebelum proses menyusui diakhiri Hal ini sejalan
dengan penelitian penanganan puting susu lecet pada ibu primi gravida yang
tetap mengeluarkan ASI dari payudara yang putingnya lecet
Dengan cara
menggunakan daun mint yaitu :
(1) Ambil beberapa daun mint
(2) Kemudian cuci dengan air mengalir
(3) Lalu di rebus
(4) Kemudian diamkan semalaman , lalu di gunakan keesokan harinya
(5) Kompres airnya di bagian puting susu lecet
Sifat antiinflamasi yang ada di dalammnya
bisa menghentikan peradangan yang
terjadi.
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah
penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
mengambil keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen
kebidanan menyangkut pemberian pelayanaan yang utuh daan menyeluruh dari bidan
kepada kliennya. Yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang
diselenggarakan untuk meberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan dan
langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data,
memberikan pelayanan yang benar esuai dengan keputusan tindakan klinik yang
dilakukan dengaan tepat.
(Rukiyah,
2013)
1. Manajemen
Kebidanan Dalam Bentuk SOAP
Langkah-langkah
manajemen kebidanan dalam bentuk SOAP sebagai berikut:
a. Data subjektif
Berisi tentang
data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung
menggambarkan pendokumentasian hanya mengumpulkan data klien melalui anamnesa
tandaa gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada pasien, ibu,
suami, atau keluarga(identitas umum,
keluhan, riwayat menarche, perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
riwayat keluarga berencana (KB), penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat
penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup. (Wildan, 2013). Data
subyektif terdiri dari:
1) Keluhan
utama
Keluhan
utama adalah keadaan yang sedang ibu rasakan yang menjadi alasan pasien ke
fasilitas kesehatan. (Wildan, 2013)
2)
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan adalah informasi tentang
penyakit yang pernah diderita seperti jantung, DM, hipertensi, hipotensi, dan
hepatitis. (Hidayat, 2019)
3)
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas,
dan KB yang lalu
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan
KB yang lalu untuk mengetahui riwayat pasien.
4)
pola nutrisi
Pola nutrisi adalah gambaran tentang pasien
mencukupi asuhan gizinya dan beberapa hal perlu ditanyakan yang berkaitan
dengan pola makan: menu, frekuensi, jumlah per hari, dan pantangan Dan pola
minum: jenis, jumlah per hari (Hidayat, 2019)
5)
pola eliminasi
Pola eliminasi adalah kebiasaan BAK yang
normal nya 4-8 kali perhari dan BAB yang normal nya 1 kali sehari. (Hidayat,
2019)
6)
pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari adalah gambaran
tentang seberapa berat aktivitas yang dilakukan pasien dirumah.(Hidayat, 2019)
7)
Pola istirahat
Pola
istirahat adalah kebiasaan istirahat pasien baik dimalam dan siang hari normal
lama nya tidur pada malam hari 7-8 jam dan pada siang hari 1-2 jam per
hari.Supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang
senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. (Hidayat, 2019)
8)
Personal hyegien
Personal
hyegien adalah cara perawatan kebersihan diri dilihat dari kebiasaan mandi yang
2 kali per hari dan, ganti celana dalam dan pembalut per 4 jam.(Hidayat, 2019)
b. Data
objektif
Data
yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik selama masa
intranatal.menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil
lab, dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung
assesment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dan hasil pemeriksaan(tanda KU,
vital sign, fisik, khusus, kebidanan, pemriksaan dalam, laboratorium dan
pemeriksaan penunjang). pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi. (Wildan, 2013). Data objektif terdiri dari:
1) Kesadaran
Untuk
mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian
tingkat kesadaran mulai dari keadaan composmentis (keadaan maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). (sulistyawati, 2016).
2) Tanda-tanda
vital
a) Tekanan
darah
Tekanan
darah normal sistol 120 MMhg dan diastol 80 mmHg.
b) Pernafasan
Pernafasan
normal dewasa 12-20 kali per menit
c) Nadi
Nadi
normal padas orang dewasa 60-100 kali permenit
d) Suhu
Suhu
normal 36-37,5 celcius. (Muttaqin, 2013)
3) Pemeriksaan
fisik
a) Wajah
Pada
pemeriksaan wajah dilihat wajah pucat atau tidak, dan wajah terdapat oedema
atau tidak. (Wildan, 2013)
b) Mata
Pada
pemeriksaan mata simetris atau tidak, kinjungtiva tidak pucat dan seklera
putih. . (Wildan, 2013)
c) Hidung
Pada
pemeriksaan hidung untuk meligat kebersihan dan ada tidak nya pembengkakakn
polip. (Wildan, 2013)
d) Mulut
Pemeriksaan
mulut untuk melihat kebersihan mulut dan kelembapan mukosa bibir. (Wildan,
2013)
e) Telinga
Pemeriksaan
telinga untuk memeriksa kebersihan telinga dan ada tidaknya gangguan
pendengaran. . (Wildan, 2013)
f) Leher
Pemeriksaan
leher untuk melihat adanya pembesaran kelenjaran tyroid dan kelenjar getah
bening.(Wildan, 2013)
g) Payudara
Pemeriksaan
payudara pada ibu yang mengalami bendungan asi adalah melihat adanya
pembengkakan payudara, puting susui dan pengeluaran asi
h) Abdomen
Pemeriksaan
abdomen pada ibu postpartum untuk melihat adanya bekas operasi, konsistensi,
kandung kemih, uterus, dan kontraksi
i) Eksremitas
Eksremitas
dibagi menjadi dua yaitu atas dan bawah melihat ada tidaknya oedema kelainan
dan varices. (Wildan, 2013)
c. Assessment
Berdasarkan
data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi
atau masalah potensial, serta perlu tidaknya tindakan segera, masalah atau
diagnose yang ditegakan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif
yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan
selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering
diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses
yang dinamik. (Wildan, 2013)
d. Planning
Merupakan
rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi,
tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut. ( Wildan,
2013)
C.
Alur
Pikir
Gambar 2.1
Alur Pikir
Nifas 3 Hari Ny. x
Mengajarkan Teknik Menyusui yang benar
Masalah Teratasi Puting susu lecet Penatalaksanaan Pemberian AirPepper Mint 1. Ambil
beberapa daun mint 2. Kemudian
cuci dengan air mengalir 3. Lalu
di rebus 4. Kemudian
diamkan semalaman, lalu di gunakan
keesokan harinya 5. Kompres
airnya di bagian puting susu lecet selama 5-10 menit Sifat
antiinflamasi yang ada di dalammnya bisa
menghentikan peradangan yang terjadi.
Sumber
(Yulistiana Evayanti, Juli 2019).
BAB
III
METODE
LAPORAN KASUS
A. Jenis Laporan
Jenis laporan kasus yang digunakan
adalah laporan deskriptif dengan pendekatan studi kasus/case studi (studi
penelaah kasus). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan
melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat
berarti satu orang, sekelompok penduduk terkena suatu masalah misalnya
keracunan, atau sekelompok masyarakat disuatu daerah.Unit yang menjadi kasus
tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan
kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian-kejadian khusus
yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kaasus terhadap
suatu perlakuan atas pemaparan tertentu. (Notoatmodjo, 2018)
Laporan tugas akhir ini menggunakan
jenis laporan case studi (studi penelaahan kasus), karena dalam laporan tugas
akhir ini hanya meneliti suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal yaitu
terhadap Ny.x dengan putting susu lecet,
dan dianalisis secara mendalam dari segi yang berhubungan dengan putting susu
lecet
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
dan waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal penelitian tentang tempat
dan waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya. (Hidayat, 2019)
1.
Tempat
Menjelaskan
tempat atau lokasi tersebut dilakukan.Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi
ruang lingkup penelitian tersebut. (Notoatmodjo, 2018)
Tempat
pengambilan kasus dalam tugas akhir ini dilakukan di PMB Nurhayati Lampung
selatan
2.
WaktuPenelitian
Penelitian
dilaksanakan pada minggu pertama bulan 13 April 2021
C.
Subjek Penelitian
Subjek
(responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. (Sugiyono, 2017) Subyek dalam laporan tugas
akhir ini adalah Ny.x umur xx tahun P1A0
3 Hari Postpartum dengan putting susu lecet
D.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis
yaitu:
1.
Data Primer
Data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono,
2017) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer
yang diperoleh dari wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
2.
Data
Sekunder
Data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat
mencari data sekunder ini melalui sumber data sekunder seperti dari dokumentasi
rekam medik kline difasilitas pelayanan kesehatan. (Yulianto, dkk, 2018) Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi
kepustakaan dan studi dokumentasi.
E.
Teknik
Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan
atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).
(Notoatmodjo, 2018)
Wawancara terpimpin yaitu dilakukan
berdasarkan pedoman-pedoman berupa format askeb yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, sehingga interviewer tinggal membacakan pertanyaan-pertanyaan
tersebut kepada interview. (Notoatmodjo, 2018:141)
Dalam laporan tugas akhir ini
peneliti melakukan wawancara terpimpin kepada Ny. X dengan menggunkan pedoman yaitu berupa format
askeb yang sudah disediakan untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk
membuat suatu rencana asuhan.
Wawancara dilakukan menggunakan
cara, yaitu:Auto anamnesisyaitu anamnesis yang dilakukan kepada pasien
langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari
sumbernya. Dalam laporan ini penulis melakukan pengkajian menggunakan auto
anamnesis mengenai pengkajian data subjektif diantaranya biodata pasien,
gangguan kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan yang lalu, riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kesehatan, pola makan, pola minum, eliminasi, pola
istirahat dan aktifitas sehari-hari.
2. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. (Hidayat, 2019)
Dalam
laporan tugas akhir ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui keadaan
umum ibu dalam pemeriksaan nifas khususnya pembengkakan yang terjadi pada
payudara ibu.
3. Studi Kepustakaan
Studi
kepustakaan adalah data yang berkaitan dengan kajian teoritis dan refrensi lain
yang terkait dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial
yang diteliti. (Sugiyono, 2017)
Dalam
laporan tugas akhir ini studi pustaka yang dipakai oleh penulis adalah 2 buku,
provil kesehatan 2, jurnal nasional dan jurnal internasional 1 dengan referensi
terbarudari tahun 2011-2018 untuk menunjang suatu penelitian.
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari
dokumen asli. (Hidayat, 2019). Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel
atau daftar periksa, dan film dokunter.
Dalam
laporan tugas akhir ini peneliti mengambil data yang berasal dari buku
register/buku kunjungan.
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik/pemeriksaan klinis sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh
pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat
dari rekam medis. Rekam medis dan
pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakan diaqnosis perencanaan perawatan
pasien. (Noorbaya, dan Johan, 2019) Pemeriksaan fisik pada ibu postpartum
dilakukan untuk mendapatkan data terkait adaptasi fisiologis ibu dan
perubahan-perubahan yang terjadi psikologis selama periode postpartum. (Rahayu,
2016)
Pada
kasus ini pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan data tentang status
kesehatan pasien, mengidentifikasi masalah khususnya yang berkaitan dengan
payudara bengkak dan untuk mengambil data dasar untuk menentukan rencana
tindakan serta untuk mengenal dan menentukan kelainan yang perlu mendapatkan
tindakan segera.
F.
Analisis
Data
Analisis
data dilakukan secara diskriptif menggunakan prinsip-prinsip manajemen asuhan
kebidanan dengan menggunakan SOAP (Terlampir).
G.
Jadwal
Pelaksanaan Kegiatan
Table 3.1
Jadwal pelaksanaan
No |
Kegiatan |
WAKTU |
||
1. |
Penyusunan
Proposal Tugas Akhir |
|
|
|
2. |
Menyerahkan
Naskah Proposal Tugas Akhir |
|
|
|
3. |
Ujian proposal |
|
|
|
4. |
Pelaksanaan
asuhan |
|
|
|
5. |
Penyusunan
Laporan Hasil serta Konsul Laporan Hasil |
|
|
|
6. |
Menyerahkan Naskah Laporan Tugas Akhir |
|
|
|
7. |
Ujian Laporan
Tugas Akhir |
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Astuti, dkk.(2015). Asuhan kebidanan Nifas & Menyusui. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Andri, ekstraksi daun peppermint (Mentha Piperita L.) menggunakan metode miceowave
assisted extraction terhadap total antioksida. https://www.jurnaljakarta.ac.id/wp-content/uploads/php/kebidanan/article/view/1352
Evayanti.Perbedaan efektifitas antara pemberian ait peppermint dan asi terhadap
lama penyembuhan putting susu lecet pada ibu menyusui. Jurnal kebidanan
vol5,no 3 juli 2019:264-270 http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/1451
Isroni, determinan pemberian ASI ekslusif pada ibu menyusui.Jurnal kebidanan,
jakata poltekes.https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/wp-content/uploads/legacy/jurnal/dokumen/41Jurnal_ISRONI.pdf
Juneris aritonang, (2021).Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas,
Jakarta : penerbit
Utami
roseli , ASI Ekslusif .
Ni putu ,factor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu ekslusif
di puskesmas kemiling tahun 2016.
https://www.jurnalkebidananmalahayati.ic.id/php/artikel/jurnal%2016-pdf
Saleha, S. (2015).Asuhan Kebidanan pada masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sutanto.(2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sitti saleha, (2015). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas,
Jakarta: peneribit selemba medika.
Vivi nanny lia dewi, tri
sunarsih.(2016). Asuhan Kebidan Pada Ibu
Nifas. Jakarta:Penerbit selemba medika.
Walyani, dkk.(2020). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.Yogyakarta
: penerbit pustakabarupress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar