Selasa, 13 Desember 2022

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS TERHADAP NYx UMUR x P1A0 3 HARI POST PARTUM DENGAN PENATA LAKSANAAN PUTTING SUSU LECET DENGAN PEMBERIAN AIR PEPPERMINT DI PMB xxxxx LAMPUNG SELATAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS TERHADAP NYx

UMUR x  P1A0 3 HARI POST PARTUM DENGAN

PENATA LAKSANAAN PUTTING SUSU LECET

DENGAN PEMBERIAN AIR PEPPERMINT

DI PMB xxxxx LAMPUNG SELATAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh


 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN TUGAS AKHIR

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEBIDANAN PRODI D III KEBIDANAN TANJUNG KARANG

TAHUN 2022

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

      Puji Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat, kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul :“Asuhan Kebidanan Masa Nifas Terhadap Ny.  Umur    Tahun P1A0 3Hari Post Partum Dengan Penatalaksanaan Puting Susu Lecet dengan pemberian Air Peppermint  di PMB XXXXXX Lampung Selatan 2022”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan politehnik kesehatan tanjung karang.

Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan kali ini penulis banyak mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1.      Warjidin Aliyanto,SKM,M,Kes selaku Diriktur Politeknik  Kesehatan Tanjung Karang

2.      DR.Sudarmi,P,Pd,M,Kes  selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

3.      Nelly Indrasari,S,SiT  selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

4.      Risneni S,SiT,M,Kes  selalu pembimbing 1,yang telah memberikan bmbingan, arahan serta motivasi kepada penulis,sehingga Tugas Akhir ini Dapattewujud

5.      Indah Trianingsih SST,M,Kes selaku pembimbing II,yang telah meberikan arahan bimbingan,arahan serta motivasi kepada penulis,sehingga Laporan Tugas Akhir  ini Dapatterwujud

6.      (xxxx) selaku penguji yang juga telah memberikan masukan ,arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini

7.      kepada PMB xxxx yang telah memberi ijin dan membantu penelitian ini

8.      Orang tuaku tercinta yang telah memberika dukungan baik moril maupun materil,serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis,

semoga Tuhan yang maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah di berikan dan semoga laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.

Bandar Lampung,    Februari 2022

 

 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL LUAR................................................................................. i

HALAMAN JUDUL DALAM............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii

 

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar belakang.............................................................................................. 1

B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C.     Tujuan penelitian.......................................................................................... 2

1.      Tujuan umum ........................................................................................ 3

2.      Tujuan Khusus ...................................................................................... 3

D.    Manfaat Penelitian....................................................................................... 3

1.      Manfaat Teoritis .................................................................................... 3

2.      Manfaat Praktis ..................................................................................... 3

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinajauan Materi Medis............................................................................... 5

B.     Konsep dasar asuhan kebidanan ............................................................... 25

C.     Alur pikir kebidanan ................................................................................. 30

 

BAB III METODE LAPORAN TUGAS AKHIR

A.    Jenis laporan .............................................................................................. 31

B.     Tempat dan waktu penelitian  ................................................................... 31

C.     Subjek penelitian ....................................................................................... 32

D.    Jenis data ................................................................................................... 32

E.     Teknik pengambilan data .......................................................................... 32

F.      Analisa data .............................................................................................. 34

G.    Jadwal pelaksanaan ................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

ASI adalah makanan utama bayi sehingga tidak ada jenis makanan lainnya yang dapat menandingi kualitas ASI.Hanya ASI saja yang dapat diterima oleh sistem pencernaan bayi sehinga ASI harus diberikan secara ekslusif selama 6 bulan. Bayi yang mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama akan mengalami pertumbuhan otak yang optimal pada bagian otak dan kemampuan anak dalam Bahasa, motorik, dan Juga emosi. Air susu ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan  hasil sekresi  kelenjar  payudara  ibu.  ASI merupakan emlusi  lemak dalam larutan  protein, laktosa, dan garam-garam  organik yang di sekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan yang utama  bagi bayi. (Astuti Sri, 2017)

ASI adalah makanan  pertama yang alami  untuk bayi.  ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupan. Menyusui adalah cara yang sangat baik dalam menyediakan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun (WHO, 2018). Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6 bulan, WHO merekomendasikan agar melakukan inisiasi menyusui dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot (WHO, 2018).

Sustainable Development Goals dalam The 2030Agenda For Sustainable Development menargetkan pada tahun 2030 dapat mengurangi angka kematian neonatal paling sedikit 12 per 1.000 kelahiran hidup dan kematian pada anak di bawah usia 5 tahun paling sedikit 25 per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif dilaksanakan dengan baik (United Nations).

Masalah dalam pemberian ASI di Indonesia berdasarkan hasil analisis Riskesdas 2010 antara lain persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai enam bulan sebesar 15,3% persentase inisiasi menyusui dini kurang dari satu jam setelah lahir sebesar 29,3% sebagian besar bayi mulai disusui pasa kisaran waktu 1-6 jam (Astuti Sri , 2017)

Angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih tergolong rendah.Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 2017, pemberian ASI ekslusif di Indonesia hanya 35%. Dan Berdasarkan  penelitian  terbaru  angka  keberhasilan  pemberian   Air  Susu   Ibu   (ASI) Eksklusif  selama   pandemi Covid-19  di  Indonesia  menunjukkan  prevalensi  yang meningkat tajam. Penelitian  perilaku  ibu  menyusuia  selama  masa  pandemic  Covid.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik memberikan asuhan kebidanan terhadap Ny.x  umur  x  tahun P1A0 3hari postpartum dengan penatalaksanaan puting susu lecet dengan daun mint di PMB Nurhayati Lampung selatan 2021.

 

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:  “Bagaimana cara penanganan asuhan kebidanan pada masa nifas terhadap Ny.x umur x  tahun P1A0 3 hari postpartum dengan penatalaksanaan puting susu lecet dengan  pemberian Air Peppermint di PMB Nurhayati Lampung Selatan Tahun 2021?”

 

C.      Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum

Mahasiswa Mampu memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas terhadap Ny.x umur xx tahun P1A0 3 hari postpartum dengan penatalaksanaan puting susu lecet  dengan pemberian Air Peppermint  di PMB Nurhayati lampung selatan Tahun 2021?”

 

2.      Tujuan Khusus

Mampu  melakukan pengumpulan data subjektif pada Ny.x   umur x  tahun P1A0 3 hari post partum dengan penatalaksanaan puting susu lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB xxxx Lampung selatan tahun 2021. 

a.       Mampu melakukan pengumpulan data objektif  pada  Ny. x umur xx tahun P1A0 3 hari post partum dengan penatalaksanaan puting susu lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB Nurhayati Lampung Selatan Tahun 2022.

b.      Mampu membuat assessment pada Ny. x umur xx tahun p1A0 3 hari post partum dengan penatalaksanaan puting susu lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB Nurhayati Lampung Selatan Tahun 2022.

c.       Mampu memberikan planning asuhan yang menyeluruh pada Ny.x umur xx tahun P1A0 3 hari post partum dengan penatalaksanaan putting susu lecet dengan pemberian Air Peppermint di PMB     Nurhayati Lampung Selatan 2022.

 

D. Manfaat Penelitian

1.    Manfaat Teoriti

     Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi semua pihak terutama tenaga kesehatan dan mahasiswa sehinga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya perawatan puting susu lecet.

2.    Manfaat Praktis

a.       Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan bacaan serta sumber informasi bagi mahasiswa dan staf pendidikan, dan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dalam melaksanakan program pendidikan khususnya berkaitan dengan puting susu lecet.        

 

 

b.      Bagi Tempat Penelitian

Agar hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi PMB Nurhayati agar dapat melakukan tindakan promotif dan preventif untuk mengurangi angka kejadian puting susu lecet.

c.       Bagi Klien

Sebagai bahan informasi mengenai pengetahuan tentang penanganan puting susu lecet sehinga pasien dapat melakukan teknik menyusui yang benar di rumah dengan mengikuti saran yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

 

A.    Tinjauan materi medis

1.      Masa nifas

a.    Pengertian masa nifas

          Nifas adalah periode masa nifas berlangsung dari persalinan sampai 6 minggu setelah melahirkan, yang merupakan waktu penyembuhan dan kembalinya organ reproduksike keadaan sebelum hamil. Dikemukakannya adanya resiko terjadinya kematian ibu setelah melahirkan pada jam,hari dan minggu pertama setelah melahirkan, dan periode tersebut merupakan waktu yang berbahaya bagi ibu dan bayi baru lahir. WHO mengemukakan bahwa 500.000 perempuan meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan, dan sebgaian besar kematian terjadi selama atau segera setelah melahirkan.Setiap tahunnya, tugas juta bayi meninggal pada minggu pertama kehidupan, dan 900.000 bayi meninggal dalam tiga minggu berikutnya. Penyebab kematian terbanyak adalah  perdarahan dan infeksi setelah melahirkan, kelahiran premature, asfiksia, dan infeksi berat yang berkontrubusi pada dua per tiga dari semua kematian neonatal. (Astuti Sri, 2017).

Nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahirnya plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah melahirkan yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Juneris Aritonang , Yuninda, 2020  ).

 

 

b.      Tujuan asuhan masa nifas

Tujuan dari pemberian asuhan masa nifas adalah sebagai berikut :

1)   Pencegahan, diagnosis dini , dan pengobatan komplikasi pada ibu

2)   Perujukan ibu untuk asuhan tenaga ahli bila perlu

3)   Dukungan bagi ibu dan keluarganya dalam penyesuaian terhadap anggota keluarga yang baru (bayi) ( sri astuti, hal 3)

4)   Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

5)   Melaksanakan screening secara komprehensif deteksi dini, mengobati/ merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. (Juneris aritonang, yunida hal. 2020)

6)   Memberikan pendidikan laktasi dan perawatan  payudara

 

c.       Peran bidan terhadap asuhan masa nifas

1)      Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psiologis selama masa nifas.

2)      Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

3)      Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.

4)      Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak mampu melakukan kegiatan administrasi

5)      Mendeteksi komplikasi dan pelrunya rujukan.

6)      Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara pendarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.

7)      Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnose dan rencana tindakan segera melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan.

8)      Memberikan asuhan secara professional.  ( walyani , 2020 )

    

 

 

    

d.      Tahapan masa nifas

Nifas di bagi dalam tiga periode, yaitu :

1)      Puerpurium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah di perbolehkan berdiri  dan berjalan

2)      Puerpurium intermedial, yaitu kepulihaj menyeluruh alat-alat genetalia.

3)      Remote puerpurium yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun. (Elisabeth siwi walyani , 2020).

e.       Perubahan fisiologi pada nifas

1)      Perubahan  kardiovaskular

Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal.

a)      Volume darah

Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa variable.

b)      Cardiac output terus meningkat selama kala 1 dan kala 2 persalinan. Puncaknya selama masa nifas dengan tidak memperhatikan tipe persalinan dan penggunaan anastesi.

2)      Perubahan haematologi

a)      Darah lebih kental dengan penigkatan viskositas sehingga meningkatkan pembekuan darah haematokrit dan haemoglobin pada hari ke 3-7 setelah persalinan

b)      Leokosit meningkat

c)      Faktor pembekuan

d)     Kaki ibu diperiksa

e)      Varises pada kaki

 

3)      Perubahan  reproduksi

a)    Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya  kembali seperti sebelum hamil.

Tabel 2.1

Lama TFU Involusi Uterus

 

 Involusi

 Tinggi fundus

Uteri

 Berat Uterus

 (gr)

 Bayi lahir

 Setinggi pusat

 1000

 Uri lahir

 2 jari di bawah

Pusat

 750

 Satu minggu

 Pertengahan

Pusat-simpisis

 500

 Dua minggu

 Tak teraba di atas simpisis

 350

 Enam minggu

 Bertambah kecil

 50-60

 Delapan minggu

 Sebesar   normal

 30

 

 

 

 

 

 

 

b)   Lochea

Lochea adalah cairan secret yang berasal dri vacuum uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam- macam lochea:

1)      Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaeseosa, lanugo, dan meconium, selama 2 hari postpartum

2)      Lochea sanguinolenta b: berwarna kuning berisi darah dan lendir 3-7  postpartum

3)      Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke-7-     14 postpartum.

4)      Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu

5)      Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk

6)      Lochea stasis: lochea tidak lancar keluarnya

c) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus, setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.

 

c)         Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsunr-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

d)        Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya terengang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan

e)         Payudara

Kadar prolactin yang disekresi oleh kelenjar hypofisis anterior meningkat secara stabil selama kehamilan, tetapi hormone plasenta menghambat produksi ASI.Setelah pelahiran plasenta, konsentrasi estrogen dan progesterone menurun, prolactin di lepaskan dan sintesis ASI dimulai. Suplai darah ke payudara mengkat dan menyebabkan pembengkakan vascular  sementara. Air susu, saat di produksi, disimpan di aleveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara diisap oleh bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi. Pelepasan oksitosi dari kelenjar hipofisis posterior distimulasi oleh isapan bayi bayi.

Hal ini menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel di dalam payudara dan pengeluaran ASI.Oksitosin juga menstimulasi kontraksi myometrium pada uterus, yang biasanya di laporkan sebagai afterpain (nyeri kontraksi uterus setelah melahirkan).Asi yang dapat di hasilkan oleh inu pada setiap harinya 150-300ml, sehingaa kebutuhan bayi setiap harinya. Asi dapat di jasilkan oleh kelenjar susu yang dipengarui oleh kerja hormone-hormon, di antaranya hormone laktogen. ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas adlah ASI yang berwarna kekuningan yang biasa di kenaldengan sebutan kolostrum. Kolostru, sebenrnya telah terbentuk di dalam tubuh ibu pada usi kehamilan 12 minggu.Dan kolostrum merupakan ASI pertama yang sangat baik untuk diberikan karena banyak sekali manfaatnya, kolostrum ini menjadi imun bagi bayi karena mengandung sel darah putih.

Jadi, perubahan pada payudara dapat meliputi:

(1) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolactin setelah melahirkan

(2) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke 2 atau hari ke 3 setelah persalinan

Payudara menjadi besar dan keras karena sebagai tanda mulainya proses laktasi

1)      Perubahan perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan di hasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta di lahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

2)      Perubahan gastrointestinal

Kerapkali di perlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.

6) Perubahan endokrin

Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3jam post partum.Progesterone turun pada hari ke 3 post

7)  Perubahan  muskulosklebal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.

8) Perubahan  integument

a)  Penurunan melani umumnya setelan persalinan menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit

b)  Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menrun

9) Perubahan Tanda-Tanda Vital

a)      Suhu badan

Suhu dalam satu hari post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38,1 ) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan akan biasa. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi menjadi 38,5  karena ada pembentukan ASI dan payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI.

b)      Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

c)      Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya pre eklampsia postpartum.

d)     Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi, bila suhu naik tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.(Elisabeth siwi walyani, 2020).

f.       Kebutuhan dasar ibu nifas

1)      Nutrisi dan Cairan

Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui

a)      Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui.  Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati.

b)       Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu menyusui minum 2-3 liter/hari dalam bentuk air putih, susu dan cairan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh. Sumber zat pengatur tersebut bisa diperoleh dari semua jenis sayuran buah-buahan segar.

c)      Pil zat besi (Fe) harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.

d)      Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada satu jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. Kekurangan gizi pada ibu menyusui dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah sakit, dan mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata atau tulang.

2)      Ambulasi

Pada masa lampau, perawatan puerpurium sangat konservatif, dimana purperal harus tidur terlentang selama 40 hari kini perawatan Puerpurium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini.Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan, yaitu sebagai berikut.

a)      Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerpurium

b)      Mempercepat involusi uterus

c)      Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin

d)     Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan  pengeluaran sisa metabolisme.

3)      Eliminasi

Buang air sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila dapat BAK  setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena spingter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedema kandung kemih selama persalinan.Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih. Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila mengalami kesulitan BAB/obstipasi, lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi makanan berserat, olahraga, berikan obat rangsangan per oral/per rectal atau lakukan klisma bilamana perlu.

4)       Kebersihan diri dan perineum

Kebersihandiri berguna untuk mengurangi infeksi dan  meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga kebersihan diri, adalah sebagai berikut :

a)      Mandi teratur minimal 2 kali sehari

b)      Mengganti pakaian dan alas tempat tidur

c)      Menjaga lingkungan sekitar tempat tidur

d)     Melakukan perawatan perineum

e)      Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari 3-4 jam sekali

f)       Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genetalia

g)      Sarankan Ibu untuk melakukan senam kegel untuk merangsang peredaran darah perineum, agar cepat sembuh.

5)      Istirahat

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk energy menyusui bayinya nanti. Kurang istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya:

a)      Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.

b)      Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.

c)      Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

6)      Seksual

Dinding vagina akan kembali pada saat sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu. Pada saat itu secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah telah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.

7)       Keluarga Berencana

Keluarga berencana dapat didukung dengan istilah kontrasepsi yang berat mencegah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang akan mengakibatkan kehamilan. Biasanya ibu akan mengahasilkan telur sebelum ia mendapat haidnya selama menyusui (Sutanto, 2018 )

g.      Adaptasi psikologi ibu dalam masa nifas

1)      Fase Taking In

Fase taking in yaitu periode ketergantunga yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan berulang kali diceritakan. Hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkunangannya.

2)      Fase Letting Hold

Fase letting hold adalah fase/periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah sehingga kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ibu.

3)      Fase Letting Go

Letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat. (Astuti, dkk, 2015)

h.      Deteksi dini komplikasi masa nifas

1)      Adanya tanda infeksi Puerpuralis

Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnose awal yang masih membutuhkan diagnose lebih lanjut untuk menentukan apakah ibu bersalin mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan infeksi karena keadaan-keadaan tersebut sama-sama mempunyai gejala peningkatan suhu tubuh.

2)      Demam, Muntah, Rasa Sakit waktu berkemih

Organisme yang menyebabkan infeksi saluhan kemih berasa dari flora normal perineum.Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomy yang lebar, laserasi periuretra, atau hematoma dinding vagina.

3)      Perdarahan vagina yang luar biasa

Terjadi terus-menerus atau tiba-tiba bertambah banyak yang disebabkan oleh kemungkinan sisa plasenta atau selaput ketuban, infeksi pada endometrium dan sebagian kecil terjadi dalam bentuk mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan inversion uteri.

4)      Lochea berbau busuk

Gejala ini mengidentifikasikan adanya infeksi umum.

5)      Putting susu lecet

Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu saat menyusui. Terjadi retak-retak dan pembentukan celah-celah.

6)      Bendungan ASI

Keadaan abnormal pada payudara, akibat sumbatan pada saluran ASI atau  tidak dikosongkan seluruhnya. Hal ini banyak terjadi pada ibu baru pertama kali melahirkan.

 

2.      Laktasi dan menyusui

a.      Anatomi dan Fisiologi Payudara

Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia memiliki sepasang kelenjar payudara, beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram, dan saat  menyusui 800 gram.

No.

Nama bagian

Keterangan

 

 Korpus (badan)

 Bagian yang membesar

 

 Lobulus

 Beberapa lobulus yang berkumpul menjadi

 15-20 lobus pada setiap payudara

 

 Alveolus

 Unit terkecil yang memproduksi susu.

 Terdiri dari sel aciner, jaringan lemak, sel

  plasma, sel otot polos (bila berkontraksi

 dapat memompa ASI keluar), dan pembuluh

 darah

 

 Ductus

 Saluran kecil penyalur ASI dari lobules

 

 Ductus laktiferus

 Gabungan duktus yang membentuk saluran

 lebih besar

 

 Areola

 Bagian yang kehitaman ditengah. Letaknya     mengelilingi putting susu atau papilla. Memiliki warna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulit. Perubahan warna yang akan tergantung pada corak kulit dan adanya kehamilan. Warna yang bercorak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih  gelap

 

 Sinus Laktiferus

 

 

 

 Papilla atau

 Putting

Saluran dibawah areola yang besar melebar,

akhirnya memusat kedalam putting dan

bermuara keluar

 

Bagian yang menonjol dipuncak payudara. Terdapat lubang-lubang kecil menjadi tempat bermuaranya duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening dan serat-serat otot

polos yang tersusun secara sirkuler. Ketika ada kontraksi, serat-serat otot polos tersebut akan menyebabkan duktus laktiferus akan memadat dan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut.

 

 

 

Payudara terdiri dari 15-24 lobus yang terletak radiair dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobulus yang juga terdapat sel aciner didalam alveolus.Alveolus ini akan menghasilkan air susu. Lobulus mempunyai saluran yang mengalirkan air susu bernama duktus. Saluran- saluran yang halus ini bersatu menjadi satu saluran lebih besar untuk setiap lobus bernama duktus laktiferus yang akhirnya memusat menuju putting susudimana masing-masing bermuara.

b.      Proses Laktasi

Manajeman laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Laktasi menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu Produksi ASI (reflex prolaktin) dan Pengeluaran ASI oleh oksitosin (reflex aliran atau let down reflek)

1)      Produksi ASI (Refleks Prolaktin)

Pembentukan payudara dimulai sejak emberio berusia 18-19 minggu dipengaruhi hormone pertumbuhan (Growth hormone). Sering dengan usia wanita yang mulai memasuki pubertas (usia 9-12 tahun), maka sel-sel payudara akan dipicu untuk berproliferasi lebih pesat. Produksi ASI dan payudara yang membesar selain disebabkan oleh hormone prolaktin juga disebabkan oleh Human Choronic Somatomammotropin (HCS) atau Human Placental Lactogen (hPL), yaitu hormone peptide yang dikeluarkan oleh plasenta. Human Placental Lactogen (hPL) memiliki struktur kimia yang mirip dengan prolaktin. Pada trimester pertama kehamilan, plasenta ini ibarat pabrik kimia yang memproduksi hormon- hormon wanita dan kehamilan dimana hormone-hormon yang dihasilkan akan mempunyai perannya masing-masing seperti:

a)      Mengubah tubuh agar dapat mempertahankan kehamilan

b)      Mempersiapkan laktasi         

c)      Menjaga kesehatan organ-organ produksi

d)     Menjaga fungsi plasenta

Estrogen dan progesterone diproduksi otak, korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.

a)      Faktor meningkatnya prolactin

1)      Stres/ pengaruh psikis

2)      Anastesi

3)      Operasi

4)      Rangsangan putting susu

5)      Hubungan kelamin

6)      Konsumsi obat-obat tranquizer hipotalamus

b)      Faktor Penghambat Prolaktin

1)      Gizi buruk pada ibu hamil

2)      Konsumsi obat-obat seperti ergot dan i-dopa

Proklatin berfungsi yaitu, menekan fungsi indung telur (Ovarium), dan akibatnya dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid.

2)      Pengeluaran ASI (Oksitosin) atau reflex aliran (Let Down Reflex)

Pengeluaran ASI (Oksitosin) adalah reflek aliran yang timbul akibat perangsangan putting susu dikarenakan hisapan bayi. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh hisapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus laktiferus.

a)      Faktor-faktor peningkatan Let Down Reflex

1)   Melihat bayi

2)   Mendengarkan suara bayi

3)   Mencium bayi

4)   Memikirkan untuk menyusui bayi

b)      Faktor-faktor penghambat Let Down Reflex

1)   Stress, seperti: keadaan bingung atau pikiran kacau

2)   Takut dan cemas

c.       Komposisi Gizi ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi.

1)      ASI

a)      ASI berbeda dengan susu sapi

b)      Komposisi cairan tersebut mempunyai keseimbangan biokimia yang  sangat tepat untuk pertumbuhan bayi, sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia

c)      ASI berbeda dari satu ibu ke ibu yang lain

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu karena konsep kerja ASI adalah berdasar stadium laktasi.

1)      Komposisi ASI

d)     ASI kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan pada hari 1-3 berwarna kekuningan  dan agak kental, bentuk agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel epitel. 

Manfaat kolostrum sebagai berikut :

(1)   Sebagai pembersih selaput usus Bayi Baru Lahir (BBL), sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan

(2)   Mengandung kadar protein terutama gamma globin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi

(3)   Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan

e)      ASI peralihan, yaitu ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke-4 sampai ke-10

f)       ASI mature, yaitu yang dihasilkan mulai dari hari ke-10 sampai seterusnya.

d.      Keunggulan Memberi ASI

1)      Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk  memenuhi kebutuhan gizi bayi

2)      Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal

3)      Mengandung berbagai zat antibodi sehingga mencegah terjadi infeks

4)      Tidak mengandung laktoglobulin yang dapat menyebabkan alergi

5)      Ekonomis dan praktis.

e.       Manfaat Memberi ASI

1)      Bagi bayi

a)      Membantu memulai kehidupannya dengan baik

b)      Mengandung antibody mekanisme pembentukan antibody pada bayi

c)      ASI mengandung komposisi yang tepat

d)     Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi

e)      Terhindar dari alergi

f)       ASI meningkatkan kecerdasaan bagi bayi

g)      Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi

2)      Bagi Ibu

a)      Aspek kontrasepsi Aspek kontrasepsi adalah pencegahan pembuahan kontrasepsi yaitu mencegah terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) dari wanita dengan sel mani (sperma) dari pria, sehingga tidak terjadi kehamilan.

b)      Aspek kesehatan ibu

Aspek kesehatan ibu merupakan tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya

c)      Aspek psikologis

Aspek psikologis yaitu membantu menambah rasa percaya diri ibu dalam menyusui, membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, pengaruh kontak langsung ibu dan bayi, bayi akan terasa aman dan nyaman karena kehangatan tubuh ibunya, serta mendengar denyut jantung ibunya yang sudah terbiasa ia rasakan sejak dalam kandungan/rahim.

f.       Teknik Menyusui

Posisi dan fiksasi yang benar saat menyusui akan membuat ASI mengalir banyak tanpa harus banyak ASI yang keluar mulut bayi dan terbuang percuma. Hasilnya dapat meningkatkan produksi ASI sesuai kebutuhan bayi. Perlekatan yang benar juga mempunyai andil yang sangat besar dalam kesuksesan menyusui karena luka pada putting akan dapat dihindari sebab putting tidak akan bergesekan dengan langit-langit mulut bayi yang keras melainkan jatuh ditengah rongga tenggorokan bayi.

1)      Tanda bayi menyusu dengan posisi dan perlengketan yang benar

a)        Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu

b)        Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara

c)        Areola tidak akan bisa terlihat jelas

d)       Dapat dilihat hisapannya lamban dan dalam serta menelan

e)        Bayi terlihat senang dan tenang

f)         Ibu tidak merasakan nyeri pada putting susu

2)      Macam posisi menyusui

a)          Posisi berbaring miring. Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.

b)         Posisi duduk. Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 ) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila diatas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.

Tidur terlentang. Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada diatas dada ibu diantara payudara ibu.

a.      Permasalahan Laktasi

3)      Payudara bengkak

Payudara bengkak adalah keadaan dimana payudara terasa lebih penuh (tegang) dari nyeri sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan.Biasanya disebabkan oleh statis di vena dan pembuluh limfe, tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi.Cara paling aman agar payudara tidak membengkak adalah dengan menyusukan bayi segera setelah lahir. Jika payudara masih terasa berat, maka keluarkan ASI dengan cara manual atau menggunakan pompa. Perlunya perawatan pasca melahirkan sebelum menyusui agar payudara tidak lembek dan serta mudah ditangkap oleh bayi.

4)      MastitisMastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja saat ibu menyusui. Namun, paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.

a)      Penyebab mastitis

(1)   Asupan gizi kurang

(2)   Istirahat tidak cukup dan terjadi anemia

(3)   Putting susu lecet, sehingga terjadi infeksi

(4)   Bra dengan ukuran salah dan terlalu ketat

(5)   Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat

b)      Gejala mastitis

(1)   Bengkak disertai nyeri

(2)   Pada titik tertentu atau keseluruhan, payudara tampak merah

(3)   Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol

(4)    Demam

c)      Penanganan

(1)   Konsumsi makanan yang bergizi serta istirahat yang cukup

(2)   Berikan antibiotic untuk mengatasi infeksi

(3)   Berikan pengobatan analgetik untuk mengurangi rasa sakit

(4)   Lakukan pengompresan dengan air hangat pada payudara

5)      Puting Susu Lecet

Puting susu lecet adalah masalah menyusui di mana puting mengalami cedera karena lecet, kadang kulitnya sampai terkelupas atau luka berdarah sehingga ASI menjadi berwarna pink, merupakan hal yang banyak dikeluhkan ibu menyusui, khususnya ibu baru, yang disebabkan oleh teknik menyusui yang salah, puting susu yang terpapar sabun, moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu, bayi dengan tali lidah yang panjang, dan cara menghetikan menyusui yang kurang tepat sehingga apabila tidak ditangani akan menyebabkan infeksi yang disebabkan oleh puting susu yang terpapar oleh sabun, krim, alcohol, ataupun zat iritan lainnya, teknik menyusui yang salah, serta lidah bayi yang pendek. (Sutanto, 2018)

Puting Susu Lecet Pada masa setelah persalinan dini, pada keadaan ini sering menghentikan proses menyusui karena putingnya sakit. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh ibu adalah untuk mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah terdapat infeksi candida (dimulut bayi). Biasanya kulit akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan pada kulit yang bersisik

a)      Penyebab Putting Susu Lecet

(1)   Teknik menyusui yang tidak benar

(2)   Putting susu terpapar oleh sabun, alcohol ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan putting susu.

(3)   Moniliasi pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu.

(4)   Bayi dengan tali lidah pendek.

(5)   Cara menghentikan menyusui kurang tepat (Sutanto, 2018).

b)      Dampak

Putting dapat menimbulkan rasa gatal, sakit, nyeri, bengkak, berdarah, hingga keluarnya lendir atau nanah pada daerah puting  payudara. Kondisi ini bisa berlangsung lebih dari beberapa hari bahkan hitungan minggu, dan terasa sangat menyakitkan.

c)      penanganan

Dengan cara teknik menyusui dengan benar

(1)   Keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan putting susu sebelum menyusui

(2)   Pegang payudara dengan C Hold dibelakang areola.

(3)   Hidung bayi dan puting susu ibu berhadapan

(4)   Sentuh pipi atau bibir bayi merangsang rooting reflect

(5)   Tunggu sampai mulut terbuka lebar dan lidah menjulur

(6)   Dekatkan bayi ke ibu dan arahkan puting susu keatas menyusuri langit mulut  bayi

(7)   Putting susu, areola dan sebagian besar gudang ASI tertangkap oleh mulut bayi

(8)   Posisi mulut dengan perlekatan yang benar

(9)   Jika bayi sudah dirasa cukup kenyang maka hentikan proses menyusui dengan  memasukan klingking kedalam mulut bayi menyusui langit-langit mulut bayi

(10)     Kadang bayi akan tertidur sendiri sebelum proses menyusui diakhiri Hal ini sejalan dengan penelitian penanganan puting susu lecet pada ibu primi gravida yang tetap mengeluarkan ASI dari payudara yang putingnya lecet

Dengan cara menggunakan daun mint yaitu :

(1)   Ambil beberapa daun  mint

(2)   Kemudian cuci dengan air mengalir

(3)   Lalu di rebus

(4)   Kemudian diamkan semalaman , lalu  di gunakan keesokan harinya

(5)   Kompres airnya di bagian puting susu lecet

Sifat antiinflamasi yang ada di dalammnya bisa  menghentikan peradangan yang terjadi.

 

B.     Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanaan yang utuh daan menyeluruh dari bidan kepada kliennya. Yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan untuk meberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar esuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengaan tepat.

(Rukiyah, 2013)

1. Manajemen Kebidanan Dalam Bentuk SOAP

     Langkah-langkah manajemen kebidanan dalam bentuk SOAP sebagai         berikut:

 

 

a. Data subjektif

Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung menggambarkan pendokumentasian hanya mengumpulkan data klien melalui anamnesa tandaa gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada pasien, ibu, suami, atau  keluarga(identitas umum, keluhan, riwayat menarche, perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat keluarga berencana (KB), penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup. (Wildan, 2013). Data subyektif terdiri dari:

1)   Keluhan utama

     Keluhan utama adalah keadaan yang sedang ibu rasakan yang menjadi alasan pasien ke fasilitas kesehatan. (Wildan, 2013)

2)   Riwayat kesehatan

     Riwayat kesehatan adalah informasi tentang penyakit yang pernah diderita seperti jantung, DM, hipertensi, hipotensi, dan hepatitis. (Hidayat, 2019)

3)   Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang lalu

     Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang lalu untuk mengetahui riwayat pasien.

4)   pola nutrisi

     Pola nutrisi adalah gambaran tentang pasien mencukupi asuhan gizinya dan beberapa hal perlu ditanyakan yang berkaitan dengan pola makan: menu, frekuensi, jumlah per hari, dan pantangan Dan pola minum: jenis, jumlah per hari (Hidayat, 2019)

5)   pola eliminasi

     Pola eliminasi adalah kebiasaan BAK yang normal nya 4-8 kali perhari dan BAB yang normal nya 1 kali sehari. (Hidayat, 2019)

6)   pola aktivitas sehari-hari

     Pola aktivitas sehari-hari adalah gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang dilakukan pasien dirumah.(Hidayat, 2019)

 

 

7)   Pola istirahat

Pola istirahat adalah kebiasaan istirahat pasien baik dimalam dan siang hari normal lama nya tidur pada malam hari 7-8 jam dan pada siang hari 1-2 jam per hari.Supaya diketahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat. (Hidayat, 2019)

8)   Personal hyegien

Personal hyegien adalah cara perawatan kebersihan diri dilihat dari kebiasaan mandi yang 2 kali per hari dan, ganti celana dalam dan pembalut per 4 jam.(Hidayat, 2019)

 

b. Data objektif

               Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik selama masa intranatal.menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab, dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assesment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dan hasil pemeriksaan(tanda KU, vital sign, fisik, khusus, kebidanan, pemriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang). pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. (Wildan, 2013). Data objektif terdiri dari:

1)   Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan composmentis (keadaan maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar). (sulistyawati, 2016).

2)   Tanda-tanda vital

a)    Tekanan darah

     Tekanan darah normal sistol 120 MMhg dan diastol 80 mmHg.

b)   Pernafasan

     Pernafasan normal dewasa 12-20 kali per menit

c)    Nadi

     Nadi normal padas orang dewasa 60-100 kali permenit

d)   Suhu

     Suhu normal 36-37,5 celcius. (Muttaqin, 2013)

3)   Pemeriksaan fisik

a)    Wajah

     Pada pemeriksaan wajah dilihat wajah pucat atau tidak, dan wajah terdapat oedema atau tidak. (Wildan, 2013)

b)   Mata

     Pada pemeriksaan mata simetris atau tidak, kinjungtiva tidak pucat dan seklera putih. . (Wildan, 2013)

c)    Hidung

     Pada pemeriksaan hidung untuk meligat kebersihan dan ada tidak nya pembengkakakn polip. (Wildan, 2013)

d)   Mulut

     Pemeriksaan mulut untuk melihat kebersihan mulut dan kelembapan mukosa bibir. (Wildan, 2013)

e)    Telinga

     Pemeriksaan telinga untuk memeriksa kebersihan telinga dan ada tidaknya gangguan pendengaran. . (Wildan, 2013)

f)    Leher

     Pemeriksaan leher untuk melihat adanya pembesaran kelenjaran tyroid dan kelenjar getah bening.(Wildan, 2013)

g)   Payudara

     Pemeriksaan payudara pada ibu yang mengalami bendungan asi adalah melihat adanya pembengkakan payudara, puting susui dan pengeluaran asi

h)   Abdomen

     Pemeriksaan abdomen pada ibu postpartum untuk melihat adanya bekas operasi, konsistensi, kandung kemih, uterus, dan kontraksi

i)     Eksremitas

     Eksremitas dibagi menjadi dua yaitu atas dan bawah melihat ada tidaknya oedema kelainan dan varices. (Wildan, 2013)

 

c. Assessment

        Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi atau masalah potensial, serta perlu tidaknya tindakan segera, masalah atau diagnose yang ditegakan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. (Wildan, 2013)

d. Planning

            Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling untuk tindak lanjut. ( Wildan, 2013)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.    Alur Pikir

 

Gambar 2.1

Alur Pikir

 

Nifas 3 Hari

Ny. x

 

 

 


                                                                                                                     

Mengajarkan Teknik Menyusui yang benar

 

Masalah Teratasi

Puting susu lecet

Penatalaksanaan

Pemberian AirPepper Mint

 

1.    Ambil beberapa daun  mint

2.    Kemudian cuci dengan air mengalir

3.    Lalu di rebus

4.    Kemudian diamkan semalaman, lalu  di gunakan keesokan harinya

5.    Kompres airnya di bagian puting susu lecet selama 5-10 menit

Sifat antiinflamasi yang ada di dalammnya bisa  menghentikan peradangan yang terjadi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber (Yulistiana Evayanti, Juli 2019).

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

METODE LAPORAN KASUS

 

A.      Jenis Laporan

Jenis laporan kasus yang digunakan adalah laporan deskriptif dengan pendekatan studi kasus/case studi (studi penelaah kasus). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk terkena suatu masalah misalnya keracunan, atau sekelompok masyarakat disuatu daerah.Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kaasus terhadap suatu perlakuan atas pemaparan tertentu. (Notoatmodjo, 2018)

Laporan tugas akhir ini menggunakan jenis laporan case studi (studi penelaahan kasus), karena dalam laporan tugas akhir ini hanya meneliti suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal yaitu terhadap Ny.x  dengan putting susu lecet, dan dianalisis secara mendalam dari segi yang berhubungan dengan putting susu lecet

 

B.       Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal penelitian tentang tempat dan waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. (Hidayat, 2019)

1.    Tempat

Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan.Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut. (Notoatmodjo, 2018)

Tempat pengambilan kasus dalam tugas akhir ini dilakukan di PMB Nurhayati Lampung selatan

2.    WaktuPenelitian

Penelitian dilaksanakan pada minggu pertama bulan 13 April 2021

 

 

 

C.       Subjek Penelitian

Subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.  (Sugiyono, 2017) Subyek dalam laporan tugas akhir ini adalah Ny.x umur xx  tahun P1A0 3 Hari Postpartum dengan putting susu lecet

 

D.       Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis yaitu:

1.      Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2017) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.

2.      Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat mencari data sekunder ini melalui sumber data sekunder seperti dari dokumentasi rekam medik kline difasilitas pelayanan kesehatan. (Yulianto, dkk, 2018) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

 

E.       Teknik Pengumpulan Data

1.      Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face). (Notoatmodjo, 2018)

Wawancara terpimpin yaitu dilakukan berdasarkan pedoman-pedoman berupa format askeb yang sudah dipersiapkan sebelumnya, sehingga interviewer tinggal membacakan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada interview. (Notoatmodjo, 2018:141)

Dalam laporan tugas akhir ini peneliti melakukan wawancara terpimpin kepada Ny. X  dengan menggunkan pedoman yaitu berupa format askeb yang sudah disediakan untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk membuat suatu rencana asuhan.

Wawancara dilakukan menggunakan cara, yaitu:Auto anamnesisyaitu anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya. Dalam laporan ini penulis melakukan pengkajian menggunakan auto anamnesis mengenai pengkajian data subjektif diantaranya biodata pasien, gangguan kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan yang lalu, riwayat kehamilan yang sekarang, riwayat kesehatan, pola makan, pola minum, eliminasi, pola istirahat dan aktifitas sehari-hari.

2.      Observasi

Observasi  merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. (Hidayat, 2019)

Dalam laporan tugas akhir ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui keadaan umum ibu dalam pemeriksaan nifas khususnya pembengkakan yang terjadi pada payudara ibu.

3.      Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah data yang berkaitan dengan kajian teoritis dan refrensi lain yang terkait dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2017)

Dalam laporan tugas akhir ini studi pustaka yang dipakai oleh penulis adalah 2 buku, provil kesehatan 2,  jurnal nasional  dan jurnal internasional 1 dengan referensi terbarudari tahun 2011-2018 untuk menunjang suatu penelitian.

4.      Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. (Hidayat, 2019). Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa, dan film dokunter.

Dalam laporan tugas akhir ini peneliti mengambil data yang berasal dari buku register/buku kunjungan.

5.      Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik/pemeriksaan klinis sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dari  rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakan diaqnosis perencanaan perawatan pasien. (Noorbaya, dan Johan, 2019) Pemeriksaan fisik pada ibu postpartum dilakukan untuk mendapatkan data terkait adaptasi fisiologis ibu dan perubahan-perubahan yang terjadi psikologis selama periode postpartum. (Rahayu, 2016)

Pada kasus ini pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan data tentang status kesehatan pasien, mengidentifikasi masalah khususnya yang berkaitan dengan payudara bengkak dan untuk mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan serta untuk mengenal dan menentukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan segera.

 

F.       Analisis Data

Analisis data dilakukan secara diskriptif menggunakan prinsip-prinsip manajemen asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP (Terlampir).

 

G.      Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Table 3.1

Jadwal pelaksanaan

 

No

 

Kegiatan

WAKTU

1.

Penyusunan Proposal Tugas Akhir

 

 

2.

Menyerahkan Naskah Proposal Tugas Akhir

 

 

3.

Ujian proposal

 

 

4.

Pelaksanaan asuhan

 

 

5.

Penyusunan Laporan Hasil serta Konsul Laporan Hasil

 

 

6.

Menyerahkan  Naskah Laporan Tugas Akhir

 

 

7.

Ujian Laporan Tugas Akhir

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Astuti, dkk.(2015). Asuhan kebidanan Nifas & Menyusui.  Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

Andri, ekstraksi daun peppermint (Mentha Piperita L.) menggunakan metode miceowave assisted extraction terhadap total antioksida. https://www.jurnaljakarta.ac.id/wp-content/uploads/php/kebidanan/article/view/1352

 

Evayanti.Perbedaan efektifitas antara pemberian ait peppermint dan asi terhadap lama penyembuhan putting susu lecet pada ibu menyusui. Jurnal kebidanan vol5,no 3 juli 2019:264-270 http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/1451

 

Isroni, determinan pemberian ASI ekslusif pada ibu menyusui.Jurnal kebidanan, jakata poltekes.https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/wp-content/uploads/legacy/jurnal/dokumen/41Jurnal_ISRONI.pdf

 

Juneris aritonang, (2021).Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta : penerbit

              Utami roseli , ASI Ekslusif .

                                         

Ni putu ,factor-faktor yang berhubungan dengan pemberian air susu ibu ekslusif di puskesmas kemiling tahun 2016.

https://www.jurnalkebidananmalahayati.ic.id/php/artikel/jurnal%2016-pdf

 

Saleha, S. (2015).Asuhan Kebidanan pada masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

 

Sutanto.(2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

 

Sitti saleha, (2015). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta: peneribit selemba medika. 

 

Vivi nanny lia dewi, tri sunarsih.(2016). Asuhan Kebidan Pada Ibu Nifas.  Jakarta:Penerbit  selemba medika.

 

Walyani, dkk.(2020). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui.Yogyakarta : penerbit pustakabarupress.

 

 

 

 

 

                                                                                                           

Tidak ada komentar: