LAPORAN PRAKTIK
KLINIK
KONSEP NORMAL
KEBIDANAN & ENTREPRENEUR
DI PMB LIA MARIA
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
TANJUNGKARANG PRODI D-III KEBIDANAN
POLTEKKES
TANJUNGKARANG
JURUSAN
KEBIDANAN
2022
LEMBAR
PERSETUJUAN
Laporan PK Konsep Normal Kebidanan &Entrepreneur
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang
tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PK Konsep Normal
Kebidanan & Entrepreneur yang berjudul “adaptasi fisiologi dan psikologi
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta pelayanan
entrepreneur yang ditemukan di PMB Lia Maria”.
Laporan PK Konsep Normal Kebidanan & Entrepreneur
ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan Praktik Klinik Konsep
Normal Kebidanan & Entrepreneur
di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penyusunan
Laporan PK Konsep Normal Kebidanan &
Entrepreneur
ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Dr.Sudarmi, STr.Keb.,M.Kes, selaku Ketua
Jurusan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
2.
Nelly Indrasari, S.SiT.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
3.
Yulida Fithri, S.ST.,M.Kes, selaku Pembimbing Institusi, yang
telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi keada penulis, sehingga PK
Konsep Normal Kebidanan &Entrepreneur ini dapat terwujud.
4.
Lia Maria,S.ST, selaku pembimbing lahan, yang telah memberikan bimbingan,
arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga PK Konsep Normal Kebidanan
&Entrepreneur ini dapat terwujud.
Bandar Lampung,
29 Oktober 2022
Kelompok 4
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR …………………………………………………………..........i
HALAMAN SAMPUL DALAM…..…..…………………………………………………….ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………………………….iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………………..iv
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………........vii
DAFTAR TABEL
………………………..………………………………………………..viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………...ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………….x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ………………………………………………………………………..1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..1
C.
Tujuan ………………………………………………………………………………....1
1. Tujuan
Umum……………………………………………………………………..2
2. Tujuan
Khusus ……………………………………………………………………..2
D.
Manfaat ………………………………………………………………………………..2
1. Manfaat
Teoritis…………………………………………………………………..2
2. Manfaat
Aplikatif …………………………………………………………………2
E.
Ruang Lingkup ………………………………………………………………………..3
BAB II HASIL KEGIATAN LAPANGAN
A.
Data Geografis ………………………………………………………………………...4
B.
Data Demografi ……………………………………………………………………...11
C.
Jenis-Jenis Pelayanan ………………………………………………………………..12
D.
Data Kunjungan Pasien Umum
dan Khusus (Entrepreneur)………………………...14
E.
Profil Praktik Mandiri Bidan ………………………………………………………...21
BAB III PEMBAHASAN
A.
Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Pada
Ibu Hamil………………………………..….25
B.
Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Ibu
Bersalin……………………………………….37
C.
Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Masa
Nifas ………………………………………..48
D.
Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Bayi Baru Lahir………………………………… 54
E.
Pelayanan
Baby
Spa Di PMB Lia Maria……………….............................................59
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan …………………………………………………………………………..63
B.
Saran …………………………………………………………………………………63
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………64
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...…..71
DAFTAR TABEL
1.1
Tabel Jenis Meubelair..........................................................................................................9
1.2
Tabel Jenis Pencatatan dan Pelaporan...............................................................................10
1.3 Tabel Pasien
ANC..............................................................................................................14
1.4 Tabel Pasien
INC...............................................................................................................17
1.5 Tabel Pasien PNC………………………………………………………………………...17
1.6 Tabel Pasien BBL………………………………………………………………………...18
1.7 Tabel Pasien KB.................................................................................................................18
1.8
Tabel Peralatan...............................................................................................................,...64
1.9
Tabel Daftar Obat-Obatan..................................................................................................68
1.10
Tabel Standar Operasional Prosedur (SPO) ....................................................................69
1.11
Tabel Bahan Habis Pakai.................................................................................................70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Plang..................................................................................................................................21
Gambar 1. 2 Meja Adminitrasi.............................................................................................................22
Gambar 1. 3 Ruang Periksa Pasien................................................................................... ....................22
Gambar 1. 4 Ruang Obat........................................................................................................................23
Gambar 1. 5 Ruang Rawat Inap Kelas 3................................................................................................23
Gambar 1. 6 Ruang Persalinan/VK........................................................................................................24
Gambar 1. 7 Ruang Persalinan/VK.......................................................................................................24
Gambar 1. 8 Gambar Baby Spa.............................................................................................................62
Gambar 1. 9 Gambar Baby Spa.............................................................................................................62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program
Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang, merupakan salah satu Program Studi
yang ada pada jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang yang
bertujuan menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang professional, unggul
dan mandiri sera berwawasanentrepreneur. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah
satu mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa berupa Praktik Konsep
Normal & Entrepreneur
Dalam Praktik Kebidanan dengan beban 2 SKS (2 SKS).
Praktik
Konsep Normal &Entrepreneur Dalam Praktik Kebidanan merupakan praktik
klinik di lapangan yang memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk mengamati,
mengobservasi, dan identifikasi proses adaptasi fisiologi dan psikologi yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, pasca persalinan, menyusui, dan bayi
baru lahir serta mengamati pengaplikasian teknologi tepat guna dengan berbagai
teknik dan metode yang berkaitan dengan entrepreneur kebidanan berdasarkan
konsep kealamiahan dan kenormalan dalam praktik kebidanan yang berfokus pada
masa kehamilan, masa persalinan, nifas dan menyusui, BBL, bayi balita dengan
bimbingan penuh difasilitas kesehatan serta pendokumentasiannya.
Capaian
pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan praktik ini adalah mahasiswi
memiliki pengalaman dalam mengamati, mengobservasi, dan identifikasi proses
adaptasi fisiologi dan psikologi yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
pasca persalinan, menyusui, dan bayi baru lahir sera mengamati pengaplikasian
teknologi tepat guna dengan berbagai teknik dan metode yang berkaitan dengan
entrepreneur kebidanan berdasarkan konsep kealamiahan dan kenormalan dalam
praktik kebidanan yang berfokus pada masa kehamilan, masa persalinan, nifas dan
menyusui, BBL,
bayi, balita.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana adaptasi fisiologi dan
psikologi pada ibu hamil?
2.
Bagaimana adaptasi fisiologi dan
psikologi ibu bersalin?
3.
Bagaimana adaptasi fisiologi dan
psikologi masa nifas dan menyusui?
4.
Bagaimana adaptasi fisiologi dan
psikologi bayi baru lahir?
5.
Apa pelayanan entrepreneur yang ditemukan di PMB Lia
Maria?
C. Tujuan
1.
Tujuan
umum
Praktik
Konsep Normal & Enterpreneur
Dalam Praktik Kebidanan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada
mahasiswa untuk mengamati, mengobservasi, dan identifikasi proses adaptasi
fisiologi dan psikologi yang berkaitan dengankehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir serta mengamati pengaplikasian teknologi tepat guna dengan
berbagai teknik dan metode yang berkaitan dengan entrepreneur kebidanan
berdasarkan konsep kealamiahan dan kenormalan dalam praktik kebidanan yang
berfokus masa kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan bimbingan penuh difasilitas
kesehatan serta pendokumentasiannya.
2.
Tujuan
khusus
a. Mampu menyusun laporan hasil dan proses kerja secara
akurat dan sahih.
b. Mampu bekerja sama, berkomunikasi,dan berinovatif
dalam pekerjaannya.
c. Mampu memahami dan mendemonstrasikan hasil pengetahuan
dan keterampilan selama praktik lapangan.
D. Manfaat
1.
Manfaat
Teoritis
Hasil
laporan ini dapat digunakan sebagai referensi pengembangan ilmu pengetahuan
tentang adaptasi fisiologi dan psikologi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi baru lahir serta pelayanan entrepreneur yang ditemukan di PMB Lia
Maria
2.
Manfaat
Aplikatif
a. Bagi
PMB
Menjadi bahan masukan bagi PMB Lia
Maria dalam penerapan konsep normal & entrepreneur tentang adaptasi fisiologi dan psikologi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi baru lahir serta pelayanan entrepreneur yang ditemukan di PMB Lia
Maria
b. Bagi
institusi pendidikan
Menjadi bahan masukan dan dapat
dipergunakan sebagai bahan ajar dalam penerapan konsep normal & entrepreneur tentangadaptasi
fisiologi dan psikologi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta pelayanan entrepreneur yang ditemukan di PMB Lia
Maria.
c.
Bagi penulis
Menjadi
bahan masukan bagi penulis dalam menjadikan pengetahuan untuk melaksanakan konsep normal & entrepreneur tentang adaptasi
fisiologi dan psikologi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta pelayanan entrepreneur yang ditemukan di PMB Lia
Maria.
E.
Ruang
Lingkup
Adapun ruang lingkup dari Praktik Klinik Konsep
Normal Kebidanan &Entrepreneur ini adalah:
1.
Ibu hamil
2.
Ibu bersalin
3.
Ibu nifas dan menyusui
4.
BBL, bayi dan balita
BAB II
HASIL KEGIATAN
LAPANGAN
A. Data Geografis
Gambaran Umum
1.
Letak Geografis
PMB
PMB Lia Maria,
S.S.T merupakan PMB yang berlokasikan di Jalan Pulau Sebesi 83 A Sukarame, Kec.
Sukarame, Bandar Lampung. Dengan luas bangunan 152m2, yang terdiri dari 1
Kepala Keluarga, 5 anggota keluarga, 3 asisten bidan dan 2 asisten rumah
tangga. Secara
administratif berbatasan dengan :
+
Utara : Kec. Tanjung Senang dan Kab. Lampung Selatan
+ Selatan : Kec. Sukabumi
+ Timur : Kec. Way Halim dan Kec. Kedamaian
+ Barat : Kab. Lampung Selatan
2.
Sarana dan
Prasarana
a.
Ruang Praktik
1.
Ruang tunggu
a.
Apakah ruang
tunggu bersih dan nyaman ?
Jawaban : ruang
tunggu di PMB Lia Maria sangat bersih dan nyaman, karena selalu dibersihkan
oleh petugas kebersihan setiap pagi dan sore dan terdapat kotak sampah agar
tidak dibuang sembarangan.
b.
Bagaimana
keadaan ruang tunggu apakah terdapat tempat untuk duduk?
Jawaban : keadaan
ruang tunggudi PMB Lia Maria terdapat tempat duduk
yang panjang nyaman dan bersih jadi pasien yang menunggu merasa nyaman.
c.
Apakah diruang
tunggu terdapat fasilitas media informasi kesehatan?
Jawaban : diruang
tunggu PMB Lia Maria terdapat fasilitas media informasi yang sangat membantu
dalam memahami informasi seputar kesehatan seperti poster tanda dan bahaya
kehamilan, imunisasi anak, tahap tumbuh kembang anak, pemeriksaan kehamilan,
KB, prenatal yoga, pijat laktasi, pijat bayi dan baby swim.
2.
Ruang periksa
a.
Berapakah
ukuran ruang periksa PMB yang anda amati?
Jawaban : ukuran
ruang periksa PMB Lia Maria 3×4 meter yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai
sehingga membuat ruang periksa sangat nyaman untuk pasien.
b.
Deskripsikan
bentuk bangunan dan dinding dan lantai yang diamati di PMB
Jawaban :bentuk
bangunan dan dinding dan lantai di PMB Lia Maria
sangat luas, memiliki 2 lantai, lantai pertama terdapat tempat ruang tunggu,
ruang pendaftaran, ruang pemeriksaan, ruang obat, dan ruang persalinan.
Kemudian dilantai 2 terdapat ruang untuk prenatal yoga, photoshoot bayi, pijat
bayi, dan baby spa. PMB ini juga memiliki halaman yang luas yang digunakan sebagai
tempat parkir. Dinding nya sangat bersih dan berwarna dan lantainya juga
bersih, tidak licin dan nyaman sehingga membuat pasien merasa nyaman untuk
melakukan pemeriksaan.
c.
Apakah ruangan
yang digunakan untuk praktik bersih dan tidak berdebu?
Jawaban: ruangan
yang digunakan untuk praktik di PMB Lia Maria sangat
bersih dan tidak berdebu karena setiap ruangan akan dibersihkan pada pagi dan
sore hari sehingga tempatnya menjadi nyaman dan bersih.
d.
Deskripsikan
bagaimana tempat tidur untuk pemeriksaan, meja dan kursi apakah sesuai dengan
standar
Jawaban: tempat
tidur untuk pemeriksaan, meja dan kursi sudah dengan
standar pemeriksaan dan pelayanan .
e.
Untuk protokol
kesehatan apakah disetiap PMB terdapat tempat untuk mencuci tangan
Jawaban :di setiap
PMB Lia Maria terdapat banyak tempat untuk mencuci tangan dan ada sabun untuk
mencuci tangan nya.
f.
Apakah di ruang periksa terdapat fasilitas media informasi kesehatan ibu
dan anak ?
Jawaban: di ruang periksa PMB Lia Mariaterdapat informasi kesehatan ibu dan anak
seperti poster 40 minggu perkembangan janin, 9 bulan perkembangan janin, poster
tanda bahaya pada kehamilan, poster tiga (3) terlambat, poster jenis penapisan.
3. Ruang Tindakan
a. Dari hasil observasi bagaimanakah tempat tidur persalinan
di ruang tindakan?
Jawaban: tempat tidur persalinan di PMB Lia Maria sudah sesuai standar, terdapat 2 bed
untuk proses persalinan.
b. Deskripsikan bentuk bangunan dan dinding
dan lantai yang diamati di ruang tindakan ?
Jawaban: bentuk bangunan di PMB Lia Maria
berbentuk persegi dengan ukuran 5x4 m. Lalu dindingnya terbuat dari batu bata
dan cat berwarna putih. Ada tirai sebagai penutup privasi pasien. Kemudian
lantainya terbuat dari keramik berwarna putih dan lengkap dengan peralatan
untuk persalinan.
c. Bagaimana dengan akses keluar masuk
pasien ?
Jawaban: akses keluar masuknya juga
sangat baik dan luas, nyaman dan bersih.
d. Apakah ruangan yang di gunakan untuk
praktik bersih dan tidak berdebu ?
Jawaban: ruangan yang digunakan untuk
praktik di PMB Lia Maria bersih dan juga tidak berdebu, karena
dibersihkan setiap hari.
e. Apakah tersedia meja resusitasi untuk
neonatal dan set resusitasi ?
Jawaban: terdapat meja resusitasi beserta
set resusitasi untuk neonatal, seperti meja resusitasi, lampu sorot dan penghisap lendir.
f. Untuk protokol kesehatan apakah di ruang
tindakan terdapat tempat untuk mencuci tangan dan cairan antiseptik ?
Jawaban: diruang tindakan PMB Lia Maria terdapat tempat mencuci tangan disertai
sabun, handsanitizer dan tissue.
4. Ruang nifas/Rawat inap ibu dan bayi
a. Berapakah ukuran ruang nifas yang anda
amati ?
Jawaban : ukuran ruang nifas di PMB Lia
Maria, terdapat 5 ruangan, 4 ruangan dengan ukuran 4x5cm dan ruangan dengan
ukuran 3x8cm.
b. Deskripsikan jumlah tempat tidur dan luas
ruangan pada ruang nifas?
Jawaban : jumlah tempat tidur di PMB Lia Maria ada 7 dengan 4 ruangan luasnya 4x5cm dan
1 ruangan luasnya berukuran 3x8cm.
c. Deskripsikan bentuk bangunan dan dinding
dan lantai yang diamati ruang nifas
Jawaban : bentuk bangunan berbentuk
persegi panjang, dindingnya terbuat dari batu bata dan dilapisi dengan cat dinding
berwarna putih, lalu lantai terbuat dari keramik.
d. Bagaimanakah dengan akses keluar masuk
pasien ?
Jawaban : akses keluar masuk pasien juga
sangat baik dan luas, nyaman dan bersih.
e. Apakah ruangan yang digunakan untuk nifas
bersih dan tidak berdebu ?
Jawaban : ruangan yang digunakan untuk
nifas sangat bersih dan tidak berdebu karena dibersihkan setiap hari.
f. Untuk protokol kesehatan apakah di ruang
tindakan terdapat tempat untuk mencuci tangan dan cairan antiseptik ?
Jawaban: diruang tindakan PMB Lia Maria terdapat tempat untuk mencuci tangan, sabun dan
antiseptik serta tissue.
5. WC/Kamar Mandi
a. Deskripsikan keadaan kamar mandi yang
kalian temukan ?
Jawaban: kamar mandi di PMB Lia maria
bersih, menggunakan closed jongkok, terdapat ember dan gayung. Air kran nya
juga mengalir lancar.
b. Bagaimanakah dengan akses keluar masuk
kamar mandi ?
Jawaban: akses keluar masuk kamar mandi bisa
digunakan oleh semua pasien, kamar mandinya strategis terletak disebelah ruang
persalinan.
c. Apakah kamar mandi yang tersedia terdapat
pegangan rambat (handrail), apakah kamar mandi menggunakan kloset duduk?
Jawaban: di dalam kamar mandi tidak
terdapat pegangan rambat (handrail), untuk kamar mandi menggunakan closed jongkok
d. Apakah kamar mandi tersedia shower/gayung
?
Jawaban: di dalam kamar mandi PMB Lia Maria tersedia gayung.
6. Ruang lainnya bila di fungsikan untuk
pemprosesan alat dan pengelolaan limbah
a. Deskripsikan bentuk bangunan, dinding dan
lantai yang di amati di ruang yang di fungsikan untuk pemrosesan alat dan
pengolahan limbah ?
Jawaban: bangunan untuk pemrosesan
alat di PMB Lia Maria berbentuk persegi panjang ukurannya ± 5x4 meter. Terletak di
ruang persalinan, dinding nya terbuat dari batu bata yang di cat berwarna putih
dan lantainya terbuat dari keramik.
b. Apakah ruang pemrosesan alat tersedia
wastafel khusus pencucian alat dengan air mengalir.
Jawaban: pada ruang pemrosesan alat di PMB Lia Maria terdapat 1 wastafel khusus untuk
pencucian alat dengan air mengalir.
c. Apakah ruang pemrosesan tersedia alat dan
tempat pemrosesan alat sesuai standar.
Jawaban: ruang pemrosesan tersedia alat
dan tempat pemrosesan alat sesuai standar, terdapat alat sterilisasi untuk alat
habis pakai.
d. Apakah tersedia tempat untuk pengelolaan
limbah padat tersedia tempat sampah tertutup yang terpisah untuk limbah medis
dan limbah nonmedis?
Jawaban: di PMB Lia Maria terdapat tempat untuk pengelolaan limbah
padat dan terdapat tempat sampah tertutup yang terpisah untuk limbah medis dan
non medis.
3. Prasarana
1.
Deskripsikan bagaimana sirkulasi ruangan dan luas lantai pada ruangan
praktik.
Jawaban: di dalam ruangan praktik PMB Lia Maria terdapat sirkulasi untuk keluar masuk udara
dan luas lantai nya 3 x 3 meter.
2.
Apakah ruangan terdapat cahaya terang dan tidak menyilaukan?
Jawaban: ruangan terdapat cahaya terang,
terdapat jendela dan gorden untuk meminimalisir cahaya yang masuk sehingga
tidak menyilaukan.
3.
Deskripsikan apakah pintu dapat di kunci dan terbuka keluar?
Jawaban: di setiap ruangan PMB Lia Maria terdapat pintu yang dapat di kunci dan
terbuka keluar.
4.
Apakah tersedia sketsel, gorden yang mudah di bersihkan?
Jawaban: di PMB Lia Maria tersedia sketsel dan juga terdapat gorden yang
mudah di bersihkan.
5.
Deskripsikan apakah tempat praktik tersedia?
Jawaban: tempat praktik tersedia, bentuk
bangunan berbentuk persegi berukuran 3 x 3 meter, dindingnya terbuat dari batu
bata dan cat warna putih dan keramik berwarna hijau, lalu lantai terbuat dari
keramik.
6.
Deskripsikan apakah tersedia system kelistrikan yang sesuai dengan
peralatan yang di gunakan?
Jawaban: di PMB Lia Maria tersedia system kelistrikan yang sesuai dengan peralatan yang di
gunakan seperti kipas angin, AC, alat sterilisasi, kulkas farmasi dan
lain-lain.
7.
Apakah tersedia minimal 1 titik kelistrikan tiap ruangan, sedangkan
khusus ruangan tindakan minimal 2?
Jawaban: di PMB Lia Maria tersedia minimal 1 kelistrikan tiap ruangan, untuk ruang
tindakan terdapat 2 kelistrikan.
8.
Apakah tersedia minimal 1 alat pemadam api ringan (APAR) dalam kondisi
siap pakai?
Jawaban: di PMB Lia Maria terdapat alat pemadam api ringan (APAR)
dalam kondisi siap pakai.
9.
Meubelair
1.1Tabel Jenis Meubelair
No |
Jenis Meubelair |
Jumlah Minimum |
Jumlah Yang Ditemui di
PMB |
1 |
Kursi Meja |
1 buah |
40 buah |
2 |
Lemari Arsip |
1 buah |
3 buah |
3 |
Meja Tulis ½ Biro |
1 buah |
2buah |
4 |
Tempat Tidur Periksa |
1 buah |
1 buah |
5 |
Tempat Tidur Untuk Persalinan |
1 buah |
2 buah |
6 |
Tempat Tidur Nifas |
1 buah |
7 buah |
7 |
Boks Bayi |
1 buah |
7 buah |
1.2 Tabel Jenis Pencatatan dan Pelaporan
NO |
JENIS PENCATATAN DAN PELAPORAN |
JUMLAH MINIMUM |
JUMLAH YANG DITEMUI DI PMB |
1 |
Buku KIA |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
2 |
Buku Kohort Ibu |
1
Buah |
1 buah |
3 |
Kartu Ibu |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
4 |
Buku Register Ibu |
1
Buah |
1 buah |
5 |
Formulir dan surat
keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
6 |
Formulir
InformedConsent |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
7 |
Formulir Laporan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
8 |
Formulir Rujukan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
9 |
Surat Keterangan
Hamil |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
10 |
Pencatatan Asuhan
Kebidanan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
A.
Kesehatan
Anak |
|||
1 |
Bagan Dinding MTBS |
1
buah |
1
buah |
2 |
Bagan MTBS |
1
buah |
1
buah |
3 |
Buku Register Bayi |
1
buah |
1
buah |
4 |
Formulir Deteksi Dini
Tumbuh Kembang |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
5 |
Formulir Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan (KPSP) |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
6 |
Formulir Rekapitulasi
Kesehatan Bayi |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
7 |
Register Kohort Bayi |
1
buah |
1
buah |
B.
Imunisasi |
|||
1 |
Formulir lain sesuai
kebutuhan pelayanan yang diberikan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
2 |
Formulir Laporan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
C.
Persalinan |
|||
1 |
Informed Consent |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
2 |
Formulir dan Surat
Keterangan Lain |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
3 |
Formulir Laporan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
4 |
Formulir Partograf |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
5 |
Formuli Persalinan/Nifas dan KB |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
6 |
Formulir Rujukan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
7 |
Formulir Surat Kelahiran |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
8 |
Kantong Persalinan |
1
Set |
2
set |
D.
Nifas |
|||
1 |
Buku register pelayanan |
Sesuai
Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
2 |
Formulir lain sesuai kebutuhan pelayanan |
Sesuai Kebutuhan |
Sesuai kebutuhan |
B.Data
Demografi
1.
Luas Wilayah : 1.475 Ha
2.
Keadaan
Geografi : Daratan : 1.222 Ha, Perkebunan : 253 Ha
3.
Ketinggian : 350
meter dari permukaan laut
4.
Batas Wilayah
a. Utara : Kec. Tanjung Senang dan Kab. Lampung Selatan
b.
Selatan : Kec.
Sukabumi
c.
Barat : Kec. Way
Halim dan Kec. Kedamaian
d.
Timur : Kab. Lampung
Selatan
5.
Jumlah
Penduduk : 69.074 Jiwa,
Laki-laki: 35.185 Jiwa, Perempuan: 33.889 Jiwa
6.
Jumlah KK : 1760
7.
Jumlah
Kelurahan : 6 Kelurahan RT : 118
8.
Jarak terhadap
Pusat Fasilitas Kota:
9.
Kota Kecamatan : 1,5 km,
ditempuh dengan kendaraan bermotor ± 15 menit.
10. Puskesmas Terdekat : 0,5 km, ditempuh dengan
kendaraan bermotor ± 2 menit.
11. RSU Terdekat : 1 km,
ditempuh dengan kendaraan bermotor ± 10 menit.
12. Pelaksanaan
Registrasi Praktik Mandiri Bidan
1. Menjadi
anggota IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
2. Permohonan
surat izin praktek bidan selaku swasta perorangan
3. Ijazah
dari perguruan tinggi kebidanan
4. Memiliki
sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi
5. Surat
pernyataan telah mengucapkan janji/sumpah profesi
6. Surat
pernyataan mematuhi dan melaksanakan etika profesi
C.Jenis-jenis Pelayanan
Jenis
pelayanan yang ditemui di Praktik Mandiri Bidan
1. Pelayanan
Antenatal
Pemeriksaan ANC
(Antenatal Care) merupakan pemeriksaan kehamilan yang yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil, secara
optimal hingga mampu menghadapi masa persalinan nifas, menghadapi persiapan
pemberian ASI secara eksklusif.
2. Pelayanan
Persalinan
Pelayanan
persalinan merupakan asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan
yaitu mulai dari kala 1 sampai dengan kala 4 dan upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia pada bayi baru lahir.
3. Pelayanan
Nifas
Pelayanan nifas
merupakan perawatan wanita setelah selesai bersalin hingga alat-alat reproduksi
kembali seperti sebelum hamil. Perawatan nifas berlangsung 6 minggu dan seluruh
alat genital akan pulih seperti semula setelah 3 bulan.
4. Pelayanan
Bayi Baru Lahir
Pelayanan bayi baru lahir merupakan salah satu program
kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang
anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi.
5. Pelayanan
Ibu Nifas
Pelayanan ibu
nifas adalah pelayanan dengan melakukan pemeriksaan umum secara menyeluruh,
yang secara garis besar mencakup tanda vital, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
abdomen, kandung kemih, lochea, pendarahan, serta pemeriksaan pelvis untuk
mengevaluasi subinvolusi uterus, penyembuhan serviks, vagina, dan perenium.
6. Pelayanan
KB (pil, Implant, IUD)
Pelayanan KB
merupakan pelayanan yang dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan
usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas melalui upaya
promotif, preventif,
pelayanan dan pemulihan termasuk perlindungan efek samping, komplikasi, dan
kegagalan alat kontrasepsi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi, serta
pelayanan infertilitas.
7. Pelayanan
yang berbasis entrepreneur
a. Baby Spa
Baby spa merupakan perawatan untuk bayi
yang prosesnya menggabungkan kegiatan spa dan pijat.
b.
Baby Massage
Baby massage merupakan sentuhan atau pijat pada bayi yang dapat
memberikan kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman
pada bayi.
c.
Baby Gym
Baby gym merupakan suatu kumpulan permainan gerakan yang bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan, perkembangan, serta kemampuan motorik bayi secara
optimal.
d.
Prenatal Yoga
Jenis yoga yang memang khusus dilakukan selama masa hamil. Jenis
yoga ini bisa membantu ibu hamil agar siap secara fisik dan mental saat
melahirkan, baik melahirkan normal maupun operasi caesar.
e.
Pediatric Massage Theraphy
Pediatric massage alias pijat untuk anak berguna mengurangi keluhan pada anak-anak
jika mereka hampir terserang sakit.
f.
Prenatal Massage
Prenatal
massage adalah gerakan pemijatan pada ibu hamil berupa pengusapan dan
penekanan sedemikian rupa yang tidak merangsang terjadinya kontraksi guna
menurunkan nyeri.
g.
Postnatal Massage
Postpartum massage adalah
terapi pijat seluruh tubuh yang dilakukan pada 12 minggu pertama setelah
melahirkan.
h.
Oxytocin Massage
Oxytocin Massage adalah pijatan yang dilakukan di punggung,
tepatnya di sepanjang tulang belakang sebagai upaya melancarkan
keluarnya ASI dari payudara ibu menyusui.
D.Data Kunjungan Pasien Umum dan Khusus
(Entrepreneur)
Deskripsikan
jenis kunjungan pasien yang ditemui:
1. Pasien
umum
(pasien ANC, INC, PNC, BBL, imunisasi, dll)
a.
Pasien ANC
Pada pasien ANC dilakukan pemeriksaan 10 T yaitu, timbang
berat badan, tekanan
darah, lingkar lengan atas, tinggi fundus uteri,
imunisasi TT, DJJ, pemberian tablet
zat besi, tes laboratorium, tata laksana
kasus, temu wicara (konseling).
1.3 Tabel Pasien ANC
Nama Ibu/Suami |
Alamat |
HPHT |
Diagnosa |
BB |
TD |
UK |
Lila |
TFU |
DJJ |
Ny.Susi/ Tn.Yoyo |
Puri Rupi |
Tengah-03-22 |
G2P1A0 |
58,9 kg |
90/60 mmHg |
30 mg |
28cm |
22cm |
128x/menit |
Ny.Riska/ Tn.Arifin |
Way dadi |
Awal- 07-22 |
G2P1A0 |
40,6 kg |
90/60 mmHg |
14 mg |
25cm |
3 jari atas symp |
142x/menit |
Ny.Rina/ Tn.Miftahul |
Way Hui |
20-02-22 |
G1P0A0 |
61kg |
100/70mmHg |
34 mg |
26cm |
27cm |
144x/menit |
Ny.Septa/ Tn.Syahrimsah |
Saba Balau |
- |
G3P1A1 |
53kg |
120/70mmHg |
8mg |
25cm |
- |
- |
Ny.Widiyani/ Tn.Roy |
Pulau Damar |
08-03-22 |
G1POAO |
61kg |
90/60 mmHg |
30 mg |
28cm |
28cm |
138x/menit |
Ny.Riska/ Tn.Arifin |
Way Dadi |
Tengah-04-22 |
G2P1A0 |
40,6 kg |
90/60 mmHg |
14 mg |
23 cm |
3 jari diatas shym |
142x/menit |
Ny.Putri/ Tn. Ahmad |
Pulau Singkep |
23-08-22 |
G1P0A0 |
66 kg |
110/70 mmHg |
7 mg |
28 cm |
- |
- |
Ny.Intan/ Tn.Dedi |
Sukabumi |
10-09-22 |
G1P0A0 |
74 kg |
100/70mmHg |
5 mg |
33 cm |
- |
- |
Ny.Agnes/ Tn.Bonaya |
Pulau Singkep |
01-07-22 |
G1P0A0 |
74 kg |
100/70mmHg |
14 mg |
33 cm |
½ shym pusat |
- |
Ny.Diah/Tn.Fauzi |
Pulau Damar |
Akhir-07-22 |
G2P1A0 |
51,1 kg |
100/70mmHg |
12 mg |
28 cm |
- |
- |
Ny.Novalia/ Tn.Evan |
Bumi Agung |
10-09-22 |
G1P0A0 |
55,6 kg |
100/70mmHg |
6
mg |
27 cm |
- |
- |
Ny.Happy/ Tn.Zakaria |
Saba Balau |
07-06-22 |
G5P3A1 |
50 kg |
110/70 mmHg |
18 mg |
25 cm |
15 cm |
152x/menit |
Ny.Yola/ Tn.Bima |
Pulau Singkep |
10-04-22 |
G1P0A0 |
52,9 kg |
100/70mmHg |
26 mg |
27 cm |
18 cm |
135x/menit |
Ny.Bintang/ Tn.Sarifudin |
Karang Sari |
28-06-22 |
G2P1AO |
42 kg |
90/60 mmHg |
17 mg |
25 cm |
11 cm |
143x/menit |
Ny.Ayu/ Tn.Ryan |
Galih |
12-02-22 |
G2P1A0 |
58,9 kg |
120/80mmHg |
35 mg |
27cm |
3 jari bawah px |
128x/menit |
Ny.Hermina/ Tn.Fulan |
Sabah Balau |
- |
G2P1A0 |
57kg |
100/70mmHg |
29 mg |
25 cm |
- |
130x/menit |
Ny.Selvi |
P.Tirtayasa |
16-10-22 |
G1P0A0 |
50,9 kg |
110/80 mmHg |
4 mg |
- |
- |
- |
Ny.Jayati/ Tn.Ahmad |
Rajabasa |
13-02-22 |
G3P2A0 |
79 kg |
120/80 mmHg |
35 mg |
29cm |
- |
140x/menit |
Ny.Meli/ Tn.Miki |
Way Halim |
Awal-07-22 |
G1P0A0 |
60,2 kg |
110/70mmHg |
14 mg |
28cm |
- |
- |
Ny.Olga/ Tn. Heru |
Rajabasa |
Sekitar 15-08-22 |
G1P0A0 |
70kg |
110/70mmHg |
12 mg |
28cm |
- |
- |
Ny.Hani/ Tn.Tri |
P.Tirtayasa |
16-07-22 |
G1P1A0 |
50kg |
100/80mmHg |
16 mg |
26cm |
- |
149x/menit |
Ny.Santi/ Tn.Fuad |
Sabah Balau |
Sekitar 16-05-22 |
G3P2A0 |
60,9 kg |
110/80 mmHg |
24 mg |
28cm |
- |
153x/menit |
Ny.Yati Sumi/Tn. Qodrat |
P.Tirtayasa |
18-08-22 |
G1P1A0 |
59,2 kg |
110/80mmHg |
9mg |
27cm |
- |
- |
Ny.Rara/ Tn.Ahmad |
Sabah Balau |
18-09-22 |
G1P0A0 |
58 kg |
90/60 mmHg |
5mg |
27cm |
- |
- |
Ny.Mei/ Tn.Dana |
Sabah Balau |
19-09-22 |
G1P1A0 |
51,9 kg |
110/80mmHg |
5mg |
24cm |
- |
- |
Ny.Afri/ Tn.Yanto |
Way Halim |
05-09-22 |
G1P1A0 |
45 kg |
100/70mmHg |
7mg |
24cm |
- |
- |
Ny.Elly/ Tn.Andri |
Way Halim |
19-09-22 |
G1P0A0 |
52 kg |
100/80mmHg |
5mg |
24cm |
- |
- |
Ny.Hanim/ Tn.Akhyar |
P.Tirtayasa |
07-10-22 |
G1P1A0 |
50 kg |
100/80mmHg |
3mg |
24cm |
- |
- |
Ny.Angelin/Tn.Rian |
Tj.Bintang |
10-09-22 |
G2P1A0 |
77 kg |
110/80mmHg |
6mg |
31cm |
- |
- |
Ny.Yasinta/Tn.Arfani |
Sukarame |
29-09-22 |
G1P0A0 |
54 kg |
90/70 mmHg |
4mg |
29cm |
- |
- |
b. Pasien INC
Persiapan
pasien, selanjutnya menyiapkan peralatan seperti handscoon, apron panjang,
sepatu boots, kateter urine, spuit, intravenous cateter, benang
jahit, cairan antiseptik, partus set,
kain bersih untuk bayi, sanitary pads, dan
obat-obatan. Selanjutnya menentukan posisi dan prosedur kala 1 sampai kala 4.
1.4 Tabel Pasien INC
No. |
Nama Ibu/umur |
Suami |
Alamat |
Tanggal persalinan |
JK |
BB |
PB |
Keterangan |
1. |
Ny. Meilastuti/ 31 tahun |
Tn.Nurman |
Way kandis |
18-10-2022 |
Laki-laki |
3000 gram |
46cm |
Lahir spontan langsung menangis |
2. |
Ny. Purnawati/ 24 tahun |
Tn. Angga |
Rupi |
18-10-2022 |
Laki-laki |
3000 gram |
48cm |
Lahir spontan langsung menangis |
3. |
Ny.Ria/ 34 tahun |
Tn. Slamet |
Tanjung karang |
30-10-2022 |
Laki-laki |
3100 gram |
48cm |
Lahir spontan langsung menangis |
c.
Pasien PNC
Pada pasien PNC dilakukan pemeriksaan umum secara menyeluruh
seperti tanda-tanda vital, baik pemeriksaan payudara, abdomen, kandung kemih,
lochea, perdarahan, dan pemeriksaan pelvis yang bertujuan untuk mengevaluasi subinvolusi
uterus, penyembuhan serviks, vagina dan perenium.
1.5 Tabel Pasien PNC
No |
Nama Ibu |
Jam |
TD |
Nadi |
Pernafasan |
Suhu |
TFU |
Lochea |
1. |
Ny.Meilastuti/31 tahun |
10.45 W1B |
110/70 mmHg |
84x/menit |
20x/menit |
37,0OC |
2 jari dibawah pusat |
Rubra |
2. |
Ny.Purnawati/ 24 tahun |
12.00 WIB |
120/70 mmHg |
80x/menit |
19x/menit |
37,1OC |
2 jari dibawah pusat |
Rubra |
3. |
Ny.Ria/ 34 tahun |
10.05 |
110/70 mmHg |
86x/menit |
20x/menit |
37,0OC |
2 jari dibawah pusat |
Rubra |
d.
BBL
Pada pemeriksaan BBL dilakukan pemeriksaan apgar,
pemeriksaan usia gestasional, lingkar kepala, berat badan, pemeriksaan
antropometri, pemeriksaan mulut, pemeriksaan jantung dan paru, pemeriksaan
perut dan kelamin, pemeriksaan tulang belakang, pemeriksaaan tangan dan kaki,
pemeriksaan pendengaran, pemeriksaan hipotiroid kongenital.
1.6 Tabel Pasien BBL
No |
Nama Bayi |
Umur |
BB |
TB |
Lingkar Kepala |
1. |
By.Ny.Meilastuti |
0 hari |
3000 gram |
46 cm |
32 cm |
2. |
By.Ny.Purnawati |
0 hari |
3000 gram |
48 cm |
33 cm |
3. |
By.Ny.Ria |
0 hari |
3100 gram |
48 cm |
33 cm |
e.
Pasien KB
Pasien KB berisikan data data pasien yang ingin melakukan KB dengan membawa
kartu KBnya
(jika KB suntik), membeli lagi pil KB untuk
jenis KB pil.
1.7 Tabel Pasien KB
No |
Nama |
Umur |
TD |
Jenis KB |
Metode |
Tanggal Datang |
Tanggal Kembali |
1. |
Ny.Ririn |
35th |
130/80 mmHg |
Cyclo |
Suntik |
17-10-22 |
15-11-22 |
2. |
Ny.Sri |
22th |
110/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
17-10-22 |
07-01-23 |
3. |
Ny.Nisa |
41th |
100/70 mmHg |
Cyclo |
Suntik |
18-10-22 |
16-11-22 |
4. |
Ny. Siti |
39th |
90/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
18-10-22 |
08-01-23 |
5. |
Ny. Dewi |
34th |
110/70 mmHg |
Cyclo |
Suntik |
18-10-22 |
16-11-22 |
6. |
Ny.Supiyanti |
37th |
100/80 mmHg |
Cyclo |
Suntik |
18-10-22 |
16-11-22 |
7. |
Ny.Leni |
40th |
120/80 mmHg |
Cyclo |
Suntik |
18-10-22 |
16-11-22 |
8. |
Ny.Dewi |
42th |
110/80 mmHg |
Triclo |
Suntik |
18-10-22 |
08-01-23 |
9. |
Ny.Sri |
32th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
19-10-22 |
09-01-23 |
10. |
Ny.Nadira |
34th |
120/80 mmHg |
Triclo |
Suntik |
19-10-22 |
09-01-23 |
11. |
Ny.Murtini |
34th |
100/80 mmHg |
Cyclo |
Suntik |
20-10-22 |
18-11-22 |
12. |
Ny.Linda |
32th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
21-10-22 |
11-01-23 |
13. |
Ny.Yuli |
29th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
22-10-22 |
12-01-23 |
14. |
Ny.Lis |
42th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
23-10-22 |
13-01-23 |
15. |
Ny.Susi |
37th |
100/70 mmHg |
Cyclo |
Suntik |
25-10-22 |
23-11-22 |
16. |
Ny.Siti |
31th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
27-10-22 |
17-01-23 |
17. |
Ny.Uswatun |
23th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
28-10-22 |
18-01-23 |
18. |
Ny.Maya |
24th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
28-10-22 |
18-01-23 |
19. |
Ny.Atik |
38th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
29-10-22 |
19-01-23 |
20. |
Ny.Setiawati |
39th |
100/70 mmHg |
Triclo |
Suntik |
29-10-22 |
19-01-23 |
f.
Imunisasi
Pada bayi terdapat 5 jenis imunisasi wajib yang harus dilaksanakan,
yaitu:
1.
Imunisasi BCG
Bermanfaat untuk melindungi dari penyakit TBC, diberikan 1 kali
diusia 2 atau 3 bulan.
2.
Imunisasi
Campak
Sebagai pencegahan terhadap penyakit campak, diberikan sebanyak 3
kali yaitu pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun.
3.
Imunisasi
DPT-HB-HiB
Sebagai pencegah penyakit difteri, pertussis, tetatus, Hepatitis B
dan Meningitis. Diberikan sebanyak 4 kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan,
dan 18 bulan.
4.
Imunisasi
Hepatitis B
Mencegah penyakit hepatitis B diberikan paling lambat 12 jam
setelah persalinan. Selanjutnya
bayi menerima imunisasi hepatitis B sebanyak 4 kali ketika bayi baru lahir,
berusia 2, 3, dan 4 bulan.
5.
Imunisasi Polio
Untuk mencegah penyakit polio. Diberikan secara oral sebanyak 4
kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
2. Pasien
khusus
(Pasien yang berkaitan dengan entrepreneur seperti baby spa,
baby massage,
prenatal yoga)
a. Baby Spa
Manfaat dari baby spa untuk mengurangi stres yang
dirasakan oleh bayi, membuat bayi lebih tenang sehingga tidak sering rewel atau
menangis, dan membantu bayi tidur dengan baik.
Teknik-teknik yang dilakukan dalam baby spa adalah :
1. Menggosokkan salah satu atau kedua tangan ibu pada tubuh bayi. Ibu
perlu menekan tangan ibu ke tubuhnya. Lalu, gerakkan tangan ibu ke atas dan ke
bawah. Ibu juga bisa membuat gerakan pemandangan dengan ujung jari ibu. Gaya
pijat ini sangat efektif dilakukan di sekitar tulang bahu dan perut.
Berhati-hatilah saat pemijatan lembut perut bayi.
2.
Menguleni gerakan
ini mirip dengan gerakan ibu saat menguleni adonan ketika membuat kue. Caranya,
remas bagian tubuh bayi dengan lembut, lalu kritik. teknik
pijat ini bisa dilakukan di daerah tubuh yang lunak, di mana ibu bisa menarik
kulit bayi tanpa mencubitnya dan membuatnya merasa sakit.
3.
Membelai teknik
ini menggunakan usapan panjang pada tubuh bayi dengan cara yang sangat lembut
dan halus.
4.
Menangkup pada
teknik pijat ini, tangan ibu membentuk gerakan menangkup. Tangan ibu lalu
diketukkan secara lembut berirama ke seluruh tubuh bayi. Gerakan ini dapat
dilakukan di bagian tubuh manapun, namun harus dikerjakan satu pertemuan.
5.
Tangan demi
tangan Teknik ini kedua tangan ibu, ketika kedua tangan ibu melakukan gerakan
yang sama secara bergantian.
E.
Profil
Praktik Mandiri Bidan
1.
Plang
Klinik Bidan Lia Maria merupakan salah satu PMB
yang terdapat di Lampung, Klinik Bidan Lia Mariaberlokasikan di Jalan Pulau
Sebesi 83 A Sukarame, Kec. Sukarame, Bandar Lampung.
Gambar 1. 1 Plang
2.
Meja
Administrasi
Ruangan ini
terletak paling depan setelah pintu masuk. Setiap pasien yang datang diharuskan
untuk melakukan registrasi terlebih dahulu, kemudian tenaga kesehatan akan
melakukan pemeriksaan suhu terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan tensi darah
dan timbang berat badan.
Gambar 1. 2 Meja Aminitrasi
3.
Ruang Periksa Pasien
Ruang periksa pasien terletak di antara belakang ruangadministrasi.
Di dalam ruang periksa terdapat bed pasien, bantal, selimut, meja dan kursi
untuk konsultasi, wastafel untuk mencucui tangan, dan peralatan untuk tindak
medis. Selain itu terdapat fasilitas AC, kipas angin untuk kenyamanan pasien.
4.
Ruang Obat
Ruang obat terletak di sebelah ruang administrasi
Gambar 1. 4 Ruang Obtat
5.
Ruang Rawat Inap Pasien
Ruang rawat inap di PMB Lia terdapat
5 kamar yang dibedakan menjadi ruang rawat inap yaitu kelas 1, kelas 2, dan
kelas 3. Bedanya, ruang kelas 1 hanya terdapat 1 bed dan fasilitas yang
terdapat di kelas 1 yaitu kulkas, dispenser, AC, TV, kursi dan meja yang
terbuat dari kayu jati dan dilengkapi dengan box bayi, lemari kecil pasien dan
kamar mandi. Kemudian untuk kelas 2 hampir sama dengan kelas 1 tetapi bedanya
yaitu di kelas 2 terdapat 1 bed, box bayi, meja dan kursi, kipas angin, TV dan kamar mandi.
Sedangkan untuk ruang inap di kelas 3 terdapat 3bed, box bayi disertai dengan
lemari kecil pasien serta kursi dan meja plastik.
Gambar 1. 5 Ruang Rawat Inap Kelas 3
6.
Ruang Persalinan/VK
Ruang persalinan terletak paling ujung disamping ruang rawat inap
pasien. Didalamnya terdapat bed khusus persalinan, kursi, meja instrumen, dan peralatan untuk keperluan persalinan
seperti partus set, infus set, handscoon, dll.
Gambar 1. 6 Ruang Persalinan/VK
BAB III
PEMBAHASAN
A.Adaptasi
Perubahan Fisiologi dan Psikologi Ibu Hamil
Perubahan
Fisiologis Ibu Hamil
1.
Sistem
Reproduksi
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, tidak dilakukan pemeriksaan pada bagian reproduksi.Tetapi
untuk ibu trimester 3 yang sudah mendekati persalinan dilakukan pemeriksaan
dalam oleh bidan hasilnya serviksnya sudah mulai berdilatasi jadi ketika
dimasukkan 2 jari kedalam vagina ibu tidak merasa sakit.
a. Trimester 1
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, tidak dilakukan
pemeriksaan pada bagian reproduksi.
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada
vulva, vagina dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva
dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil
lebih rentan terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi
serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia
&hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi
kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald.
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan
12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi
hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak
yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga mengalami
kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri.
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama
kehamilan. Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan,
masih terdapat satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen
dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu,
kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. (Bobak, dkk., 2005).
b. Trimester 2
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, tidak dilakukan
pemeriksaan pada bagian reproduksi.
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan
terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan
seksual, khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang
berat ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan
timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik
selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami
pembesaran tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan
naik ke rongga abdomen. Pada trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat
dideteksi dengan pemeriksaan bimanual.
Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak
nyeri ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara
sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada usia kehamilan 16 minggu,
plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.(Bobak,
dkk., 2005).
c. Trimester 3
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 5 pasien ibu hamil
trimester 3 yang sudah mendekati persalinan dilakukan pemeriksaan dalam oleh
bidan hasilnya serviksnya sudah mulai berdilatasi jadi ketika dimasukkan 2 jari
kedalam vagina ibu tidak merasa sakit, ini adalah hal yang normal bagi ibu
hamil.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai
persiapan untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos
mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang
berwarna keputihan dan lebih kental.Pada minggu-minggu akhir kehamilan,
prostaglandin mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks.
Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah
uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada
masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang
tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.(Bobak,
dkk., 2005).
1.
Uterus
Perubahan
yang amat jelas pada antomi
maternal adalah perbesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh.
Uterus akan bertambah besar, beratnya meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram
dengan ukuran 32 x 24 x 22 cm dengan kapasitas 4000 cc. Perbesaran ini
disebabkan oleh hypertrofi dari otototot rahim, tetapi pada kehamilan muda
terbentuk serabutserabut otot yang berhubungan, termasuk jaringan 10
fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada masa awal
kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang merangsang serabut otot dan
menyebabkan dinding rahim menebal. Pertumbuhan uterus ini disebut pertumbuhan
aktif. Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu petama,
isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba
terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan. Bersamaan
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti oleh makin
besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan arteri ovarika. Otot
rahim mempunyai susunan istimiwe yaitu longitudinal, sirkuler, dan oblika
sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah
dengan sempurna. Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memperngaruhi serviks
yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10% jaringan
otot. Sebabsebab perlunakan serviks ialah karena pembuluh darah dalam servik
bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia
kelenjar-kelenjar serviks (Dewi, V.N.L, Sunarsih. T. 2011).
Usia Kehamilan |
Tinggi Fundus Uteri |
22 – 28 Minggu |
24 – 25 cm diatas
simpisis |
28 Minggu |
26,7 cm diatas simpisis |
30 Minggu |
29,5 – 30 cm diatas
simpisis |
32 Minggu |
29,5 – 30 cm diatas
simpisis |
34 Minggu |
31 cm diatas simpisis |
36 Minggu |
32 cm diatas simpisis |
38 Minggu |
33 cm diatas simpisis |
40 Minggu |
37,7 cm diatas simpisis |
2. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkaan pembuluh darah
karea pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiruan. Warna livid
pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah,
artinya daya regang bertambah, sebagai persiapan persalinan. Berkaitan dengan
perubahan fisiologi pada vagina, Sulaiman Sastrawinata (1983:143) mengatakan
bahwa getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH
3,5 – 6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai
hasil penghancuran glycogen yang berada dalam sel-sel epithel vagina oleh
bacil-bacil Doderlein (Wiknjosastro, H, 2012).
3. Ovarium
Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur
yang mengandung kospus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu yang mengambil alih
pengeluaran esterogen dan progesterone (Wiknjosastro, H, 2012).
2.
Payudara /
mammae
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 10 ibu hamiltrimester 1,2,3yang memeriksakan
kehamilannya. Dilakukan pemeriksaan pada payudara oleh bidan hasilnya payudara
mengalami pembesaran seiring bertambahnya usia kehamilan, ini adalah hal yang
normal bagi ibu hamil.Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada
kunjungan pertama ibu dimulai dari inspeksi kemudian palpasi.
a. Trimester 1
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI.
Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah
besar pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan
cenderung menonjol keluar dinamakan tuberkel montgomery.(Bobak, dkk., 2005).
b. Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu
dapat keluar cairan kental kekuning-kuningan yang disebut kolostrum. Kolostrum
ini berasal dari asinus yang mulai bersekresiselama trimester dua. Pertumbuhan
kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila
pertambahan ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada
abdomen.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara
fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai
kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.(Bobak, dkk.,
2005).
c. Trimester 3
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan
mensekresi cairan yang kental kekuningan yang disebut kolostrum. Pada trimester
3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar.(Bobak,
dkk., 2005).
3.
Perubahankenaikan
berat badan
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 10 ibu hamil trimester 1,2,3 yang memeriksakan
kehamilannya. Dilakukan penimbangan berat badan pada pasien hasilnya setiap
pasien memgalami penambahan berat badan seiring bertambahnya usia kehamilan,
ini adalah hal yang nornal.
a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan
yang sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan
peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan
berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang menyebabkan
pertambahan air selular dan penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut
cadangan ibu. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang
lebih 1 kg
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama
oleh karena perkembangan janin dalam uterus.
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat
mencapai 2 kali lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan.
Pitting edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat
akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan oleh
peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi
parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung
menimbulkan edema pada akhir kehamilan.
4.
Sistem
pernafasan
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 10 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, terlihat
bahwa ketika konsultasi pasien seperti sesak nafas, apalagi saat berbicara, ini
adalah hal yang normal karena bayi semakin besar seiring bertambahnya usia
kehamilan dan menekan diagfragma ibu.
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat
pada awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu
sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak
ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi
terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat
tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbondioksida berkurang.(Bobak, dkk.,
2005).
b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan
bertambah kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena
penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal,
volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah
secara signifikan.(Bobak, dkk., 2005).
c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume
tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan
mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam
sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.(Bobak,
dkk., 2005).
5.
Sistem
Urinaria
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 10 ibu hamil trimester 1,2,3 yang memeriksakan
kehamilannya dan mengeluh sering buang air kecil, kemudian dijelaskan bahwa ini
adalah hal yang normal karena bayi yang tumbuh didalam rahim semakin membesar
dan menekan kandung kemih ibu.
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria
tertekan oleh uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari
rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama
kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF)
meningkat pada awal kehamilan.(Bobak, dkk., 2005).
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis
sehingga penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya
peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia
dan menjadi mudah berdarah bila terluka.(Bobak, dkk., 2005).
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke
pintu atas panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan
sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan
sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju
filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada
ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih
banyak.(Bobak, dkk., 2005).
6.
Sistem
Muskuloskeletal
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, tidak dilakukan pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal
a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada
musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone,
terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan
jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan
fleksibilitas dan mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama
kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.(Bobak,
dkk., 2005).
b. Trimester 2
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2
ini mobilitas persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan
retensi cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan
tangan.(Bobak, dkk., 2005).
c. Trimester 3
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya
wanita hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca,
sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita
hamil dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.(Bobak,
dkk., 2005).
7.
Sistem
Persarafan
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 5 ibu hamiltrimester 1,2,3 mengeluh sulit tidur saat
malam hari, dijelaskan oleh bidan sulit tidur adalah hal yang normal karena
peningkatan kadar hormon progesterone. Diberikan saran untuk mencoba tidur siang
dan usahakan makan terlebih dahulu sebelum tidur supaya perut kenyang.
a. Trimester 1
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah
pemusatan perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifas
awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilan tidak
terbatas dan sering kali bersifat anekdot.
b. Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus
berlanjut hingga 2 bulan pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan
untukmulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta
efisiensi tidur yang berkurang.
c. Trimester 3
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya
penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan
ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain
yang dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah
sementara dan cepat pulih setelah kelahiran.
8.
Sistem
Pencernaan
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 5 ibu hamil trimester 1 mengeluh mual pada pagi hari,
ini adalah hal yang normal terjadi pada awal kehamilan.
a. Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan
karena perubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian
bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena
pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus
juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.(Bobak,
dkk., 2005).
b. Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus
akan tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan
bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada
kehamilan trimester 2.(Bobak, dkk., 2005).
c. Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan
motilitas otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung.
Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan
refluks dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti
heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual
dapat terjadi akibat penurunan asam lambung.(Bobak, dkk., 2005).
Perubahan
Psikologis Ibu Hamil
1.
Perubahan
Psikologis Pada Trimester Pertama
Trimester
pertama terjadi pada 0-12 minggu. Tidak terjadinya menstruasi merupakan tanda
pertama kehamilan, serta payudara mulai terasa nyeri dan menjadi lebih besar
dan lebih berat sebab saluran air susu baru berkembang untuk persiapan
menyusui. Selain itu rasa mual juga terjadi pada trimester pertama akibat
proses pencernaaan yang lambat pada ibu hamil. Hal ini menyebabkan makanan
dicerna dalam lambung lebh lama dari biasanya sehingga menimbulkan rasa mual.
Pada beberapa
minggu pertama kehamilan, ibu akan cepat lelah dan akan menjadi lebih sensitif
seperti perubahan rasa kecap di mulut. Keadaan ini menyebabkan beberapa ibu
hamil tidak menyukai makanan dan minuman yang biasa ibu hamil suka, dan
sebaliknya. Misalnya ibu mendadak mengidam makanan yang tidak biasa mereka
makan. Perubahan ini terjadi oleh karena meningktanya kadar hormon yang terjadi
selama kehamilan.
2.
Perubahan
Psikologis Pada Trimester Kedua
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 5 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya,
dilakukanpemeriksaan DJJ untuk mengetahui detak janjung janin apakah normal
atau tidak. Ibu sangat senang ketika mendengar detak jantung bayinya. Ibu akan
bertanya apakah keadaan bayinya baik-baik saja dan bisa melahirkan secara
normal, bidan memberitahu bahwa keadaan bayinya baik- baik sajauntuk itu harus
rutin kontrol kehamilan untuk mengatahui keadaan bayinya, dan ibu mengusap
perutnya dengan penuh kasih sayang.
Klasifikasi
periode trimester kedua dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu pre-quickening
(sebelum ada Gerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah ada
pergerakan janin yang dirasakan ibu).
a. Fase Pre-Quickening
Selama aktif trimester pertama dan masa
prequickening pada trimester kedua ibu hamil mengevaluasi aspek-aspek yang
terjadi selama hamil. Disini ibu akan mengetahui sejauh mana hubungan
interpersonalnya dan sebagai dasar-dasar pengembangan interaksi sosialnya
dengan bayi yang akan dilahirkannya. Perasannya menolak tampak dari sikap
negative ibu yang tidak memedulikan, mengabaikan, bahkan pada beberapa kasus
ibu tega membunuh. Hal ini berbeda jika ibu segera menyadari gerakan tersebut
normal. Pada fase pre-quickening juga memungkinkan ibu sedang mengembangkan
identitas keibuannya. Evaluasi ini berfungsi untuk melihat perubahan identitas
ibu yang semua menerima kasih sayang kini menjadi pemberi kasih sayang
(persiapan menjadi ibu).
b. Fase Post-Quickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, maka
identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan fokus pada kehamilannya dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Terkadang
perubahan ini menyebabkan kesedihan karena dia harus meninggalkan peran lamanya
sebelum hamil, terutama ibu yang pertama kali hamil dan pada wanita karir. Oleh
sebab itu, ibu harus diberikan pengertian bahwa seharusnya dia tidak harus
membuang semula peran yang diterima sebelum masa hamil. Pada wanita multi
gravida, peran baru menggambarkan bagaimana dia menjelaskan hubungan dengan
anaknya yang lain dan bagaimana jika dia harus meninggalkan rumah untuk
sementara waktu di saat proses persalinan. Gerakan bayi membantu ibu membangun
pengertian bahwa bayinya adalah makhluk hidup yang nanti harus terpisah dari
dirinya.
Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu
hamil tampak lebih tenang, namun pada fase trimester ini perhatian ibu mulai
beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks, keluarga dan hubungan batin
dengan bayi yang ada di kandungannya, serta peningkatan kebutuhan untuk dekat
dengan figure ibu, melihat dan meniru peran ibu. Pada masa ini juga sifat
ketergantungan ibu kepada pasangannya semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan janinnya. Beberapa bentuk perubahan psikologis pada trimester
kedua, diantaranya yaitu :
1. Rasa khawatir
Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika
bayinya lahir sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan
terhadap datangnya tanda-tanda persalinan. Hal ini diperparah lagi dengan
kekhawatiran jikalau bayi yang dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan
kegelisahan seperti ini membuat kebanyakan ibu berusaha mereduksi dengan cara
melindungi bayinya dengan mengkonsumsi vitamin, rajin control dan konsultasi, menghindari
orang atau benda-benda yang dianggap membahayakan bayinya, dan sebagainya.
2. Perubahan emosional
Perubahan emosional trimester II yang paling
menonjol yaitu periode bulan kelima kehamilan, karena bayi mulai banyak
bergerak sehingga dia mulai memerhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya
akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa kecemasan seperti ini terus meningkat
seiring bertambah usia kehamilannya.
3. Keinginan untuk berhubungan seksual
Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi
libido sehingga pada kebanyakan ibu menjadi khawatir jika dia berhubungan
seksual apakah ini dapat memengaruhi kehamilan dan perkembangan janinnya.
Bentuk kekhawatiran yang sering diajukan adalah apakah ada kemungkinan janinnya
cedera akibat penis, orgasme ibu, atau ejakulasi. Meskipun demikian, yang perlu
diketahui hubungan seks pada masa hamil tidak terpengaruh karena janin
dilindungi cairan amniotik di dalam uterus. Namun dalam beberapa kondisi
hubungan seksual pada masa trimester kedua tidak diperbolehkan, misal ibu
memiliki riwayat persalinan premature.
3.
Perubahan
Psikologis Pada Trimester Ketiga
Pada fase
trimester ketiga perubahan-perubahan psikologis pada ibu hamil semakin kompleks
dan meningkat dari trimester sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi kehamilan
yang semakin membesar. Beberapa kondisi psikologis yang terjadi pada trimester
ketiga, antara lain :
a. Rasa tidak nyaman
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali
pada trimester ketiga dan pada kebanyakan ibu merasa bentuk tubuhnya semakin
jelek. Selain itu, perasan tidak nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan
sedih karena dia akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami,
keluarga, dan tenaga kesehatan.
b. Perubahan emosional
Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan
perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi tidak
terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara dari adanya perasan khawatir, rasa
takut, bimbang dan ragu jangan-jangan kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk
lagi saat menjelang persalinan atau kekhawatiran akibat ketidakmampuannya dalam
menjalankan tugas-tugas sebagai ibu pasca kelahiran bayinya.
B.Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Ibu Bersalin
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, ada 4 ibu bersalin. Dilakukan pemantaun tanda-tanda vital
sebelum persalinan, setiap 30 menit sekali, tetapi untuk tekanan darah setiap 2
jam sekali, hasilnya nadi normal 80-85×/menit, pernafasan normal 20-22×/menit,
tekanan darah normal 110/70 mmHg -120/80mmHg. Ibu mengalami kecemasan dan rasa
sakit pada bagian perut dan punggung, ini adalah hal yang normal karena bayi
beruaha turun mencari jalan keluar.Kami melakukan observasi pemantauan his
terhadap salah satu dari 4 ibu bersalin tersebut.Hasilnya, kontraksi terjadi
sebanyak 3 kali dalam 10 menit,frekuensi dan lama kontraksi meningkat dari 30-40 detik selama 10 menit(kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.
1. Perubahan
Fisiologis Ibu Bersalin pada kala
I-IV
a.
Perubahan Sistem Reproduksi
1. Kontraksi
Uterus
Pada kala I persalinan, kontraksi uterus
berlangsung setiap 15- 20 menit dengan durasi 15-20 detik setelah itu kontraksi
akan terjadi setiap 5-7 menit dengan durasi 30-40 detik. Selama fase aktif,
kontraksi uterus menjadi lebih sering dengan durasi yang lebih panjang yakni 40
detik hingga mencapai 60 detik menjelang akhir fase aktif (Varney, 2008).
Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergeseran tubuh janin yang
semula membungkuk mejadi tegap sehingga uterus bertambah Panjang 5-10 cm.
2. Pembentukan
Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
SAR dibentuk oleh corpus uteri yang
sifatnya aktif yaitu berkontraksi. Sedangkan SBR terbentang di uterus bagian
bawah antar istmus, dengan serviks serta otot yang tipis dan elastis (Arsinah,
2010). Segmen bawah rahim memegang peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dan
dilatasi sehingga menjadi saluran tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui
oleh bayi (Nurasiah, dkk, 2014).Pada akhir kehamilan, otot yang mengelilingi
uterus ditarik oleh SAR yangmenyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi
bagian dari SBR.
3. Penipisan
dan Pembukaan Serviks
Pendataran pada serviks merupakan
pemendekan dari kanalis servikalis yang semula berupa sebuah saluran sepanjang
1-2 cm, menjadi sebuah lubang dengan pinggir yang tipis (Asrinah, 2010).
Setelah menipis, akan terjadi pembukaan pada serviks (Sulistyawati, 2014).
Pembukaan serviks merupakan pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya
berupa satu lubang dengan hanya berdiameter beberapa milimeter menjadi lubang
yang dapat dilalui oleh janin. (Rohani, 2011)
4. Perubahan
pada Vagina dan Dasar Panggul
Setelah ketuban pecah, segala perubahan
terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan janin (Rohani, 2011).
Pada Kala II, Segmen atas : bagian yang
berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba keras saat kontraksi.Segmen
bawah,terdiri uterus dan serviks merupakan daerah yang teregang bersifat pasif
mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus,batas antara segmen atas dan
segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin retraksi fisiologis = cincin
bandle.Bentuk uterus menjadi oval disebabkan adanya pergerakan tubuh janin dari
membungkuk menjadi tegap.Adanya peningkatan tekanan pada rectum, perineum
menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani membuka serta meningkatnya pengeluaran
lendir bercampur darah (Depkes RI, 2014).Uterus bagian bawah pasif hanya
mengikuti tarikan dari segmen atas rahim mengakibatkan serviks menjadi lembek
dan membuka.Uterus keras karena otot berkontraksi,kemudian otot bawah rahim
tertarik ke atas setelah itu terjadi pembukaan serviks dan dorongan janin ke
bawah kemudian adanya pembesaran ostium uteri eksternum dan pada saat pembukaan
lengkap tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina
telah merupakan satu saluran.
Pada kala III dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III
persalinan, miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus
setelah bayi lahir. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta menjadi semakin
kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat dan
kemudian terlepas dari dinding uterus dan akan turun ke bagian bawah uterus
atau ke dalam vagina
5. Tekanan
Darah dan nadi
Pada kala I tekanan darah meningkat
selama terjadinya kontraksi (sistol rata-rata naik) 10-20 mmHg, diastole naik
5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat sebelum
persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
( rohani et al, 2011).
Pada kala II tekanan darah meningkat
lagi 15-25 mmHg Saat meneran, tekanan darah dapat naik. Kemudian tekanan darah
akan menurun dan akan kembali lagi sedikit di atas normal. Rata-rata normal
peningkatan 10 mmHg.
Pada kala III Frekuensi nadi akan
meningkat,perubahan lain dalam persalinan mencakup peningkatan denyut nadi
secara perlahan tapi pasti sampai sekitar 100 kali per menit pada persalinan
kala II. Frekuensi denyut nadi dapat ditingkatkan lebih jauh pada kala III oleh
dehidrasi, perdarahan, ansietas, nyeri dan obat-obatan tertentu, seperti
terbutaline.Pada kala IV akan berangsur kembali pada frekuensi normal
menyesuaikan dengan kondisi ibu,tetapi pada kondisi tertentu,ibu dengan
berbagai keluhan,denyut nadi teraba lemah.
6. His
Pada kala I Kontraksi (His) mulai
dari fundus dan terus menyebar ke depan dan ke bawah abdomen. Kontraksi
berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus
kontraksi berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke rongga
pelvik.His pembukaan (Kala I) menyebabkan pembukaan serviks, semakin
kuat,teratur dan sakit
Pada kala II kontraksi (His) menjadi
lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik, datangnya tiap 2-3 menit.His
pada kala II untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,simetris dan
terkordinasi.
Pada kala III uterus berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.His pada kala
III berfungsi untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
Pada kala IV (His pengiring) kontraksi
lemah, msih sedikit nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau
hari.kontraksi dapat diketahui dengan palpasi. Setelah plasenta lahir dilakukan
pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi. Dalam evaluasi uterus
yang perlu dilakukan adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi uterus.
Kontraksi uterus yang normal adalah pada perabaan fundus uteri akan teraba
keras. Pemantauan dilakukan 2-3 kali dalam 10 menit pertama,setiap 15 menit
pada jam pertama setelah persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan.
7. Metabolisme
Pada kala I Metabolisme karbohidrat
aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur-angsur disebabkan karena
kecemasan dan aktivitas otot skeletal, peningkatan ini ditandai dengan adanya
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung, pernapasan dan kehilangan
cairan. ( rohani et al, 2011).Selama persalinan metabolisme karbohidrat akan
naik secara perlahan disebabkan karena kegiatan otot kerangka tubuh dan
kecemasan.Pada kala II,terjadi peningkatan metabolisme berlanjut ke Mual dan
muntah pada saat transisi akan mereda selama kala II. Apabila muntah konstan
dan menetap, merupakan abnormal, merupakan indikasi ruptur uterus, dan
toksemia.Pada saat mulai kala III persalinan, terjadi penurunan hormon
progesteron yang mengakibatkan perubahan pada sistem pencernaan menjadi lebih
lambat sehingga makanan lebih lama tinggal di lambung, akibatnya banyak ibu
bersalin yang mengalami obstivasi atau peningkatan getah lambung sehingga
terjadi mual dan muntah.Pada Basal Metabolisme Rate (BMR), dengan adanya
kontraksi dan tenaga mengejan yang membutuhkan energi yang besar, maka
pembuangan juga akan lebih tinggi dan suhu tubuh meningkat. Suhu tubuh akan
sedikit meningkat (0,5-10 C) selama proses persalinan dan akan segera turun
setelah proses persalinan selesai. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
metabolisme tubuh.
8. Suhu
tubuh
Pada kala I, oleh karena adanya
peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat selama persalinan.
Selama dan setelah persalinan akan terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan
suhu tidak lebih dari 0,5-10 c. ( rohani et al, 2011).Selama persalinan suhu
badan akan sedikit meningkat, suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan
segera turun setelah kelahiran.Pada kala II terjadi peningkatan suhu yang
normal yaitu 0,5 – 1 0C
9. Detak
jantung
Berhubungan dengan peningkatan
metabolisme, detak jantung akan meningkat secara dramatis selama kontraksi. (
rohani et al, 2011).Takikardi akan terlihat ketika mencapai puncak menjelang
kelahiran. Takikardi merupakan kondisi jantung berdetak melebihi 100 kali per
menit .Bermula antara dua sampai lima minggu kehamilan hingga trimester ketiga.
Isi sekuncup dan denyut jantung meningkat pada usia awal kehamilan dan menurun
pasca persalinan. Perubahan lainnya yang terjadi adalah rendahnya tekanan darah
arteri dan peningkatan volume plasma, volume darah, dan volume sel darah merah,
sementara tekanan vena sentral.
Pada kala I,oleh karena terjadinya
peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit peningkatan laju pernafasan yang
dianggap normal, hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis. ( rohani et al, 2011).Pernapasan meningkat karena adanya
rasa nyeri, kekhawatiran, serta penggunaan teknik pernapasan yang tidak
benar.Pada kala II pernapasan meningkat karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran,
serta penggunaan teknik pernapasan yang tidak benar.Dalam persalinan, ibu
mengeluarkan lebih banyak CO2 dalam setiap nafas. Selama kontraksi uterus yang
kuat, frekuensi dan kedalaman pernafasan meningkat sebagai responns terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen akibat pertambahan laju metabolik. Rata rata
PaCO2 menurun dari 32 mm hg pada awal persalinan menjadi 22 mm hg pada akhir
kala I . Menahan nafas saat mengejan selama kala II persalinan dapat mengurangi
pengeluaran CO2.
10. Ginjal
Poliuri sering terjadi selama proses
persalinan, mungkin dikarenakan adanya peningkatan cardiac output, peningkatan
filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang
sedikit dianggap normal dalam persalinan. ( rohani et al, 2011). Pada kala II
terjadi hal serupa dengan kala I Poliuri (berkemih banyak), karena peningkatan
lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
11. Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan
padat secara subtansi berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu,
berkurangnya pengeluaran getah lambung menyebabkan aktivitas pencegahan hampir
berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lambat, cairan tidak
berpengaruh dan meninggalkan perut dalam waktu biasa. ( rohani et al, 2011).Motilitas
lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak sekali
selama persalinan aktif dan waktu pengosongan lambung. Banyak wanita mengalami
mual muntah saat persalinan berlangsung, khususnya selama fase transisi pada
kala I persalinan. Selain itu pengeluaran getah lambung yang berkurang
menyebabkan aktifitas pencernaan berhenti danpengosongan lambung menjadi sangat
lamban. Cairan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah
terjadi sampai ibu mencapai akhir kala I.
12. Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100
ml selama persalinan dan akan kembali sebelum persalinan sehari pasca
persalinan, kecuali terdapat perdarahan postpartum ( rohani et al, 2011).Jumlah
sel darah putih meningkat,maksimal peningkatan 15 ribu/ul.Gula darah menurun,
dan menurun drastis apabila persalinan lama dan sulit, karena aktivitas otot
uterus dan rangka.Pada kala II terjadi hal serupa dengan kala I yaitu jumlah
sel darah putih meningkat serta gula darah menurun karena aktivitas otot uterus
dan rangka.
13. Sistem
Kardiovaskuler
Kala I Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai dengan
peningkatan sistolik rata-rata 10-20 mmHg dan diastolik rata- rata 5-10 mmHg
(Arsinah, 2010). Begitu pula dengan denyut jantung akan mengalami peningkatan
selama kontraksi(Nurasiah, 2014).Detak jantung naik selama kontraksi,antara
kontraksi sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan.Tekanan vena
sistemik meningkat saat darah kembali dari vena uterus yang membengkak. Pada
kala I, sistolik rata-rata meningkat 10 mm hg dan tekanan diastolik rata- rata
meningkat sebesar 5-19 mmhg selama kontraksi, tetapi tekanan tidak banyak
berubah. Diantara waktu kontraksi kala II terdapat peningkatan 30/25 mmhg
selama kontraksi dari 10/5 sampai 10 mmhg.
14. Sistem
Hormonal
Hormone Progestrone . Dalam minggu-minggu terakhir kehamilan,dua
proses menandai mendekatnya persalinan. Kontraksi uterus yang biasanya tidak
nyeri dan menjadi semakin sering, dan segmen bawah uterus dan serviks menjadi
lebih lunak dan tipis, suatu proses yang dikenal sebagai penipisan atau
"pematangan". Meskipun tanda-tanda ini tidak jarang palsu, permulaan
persalinan biasanya akan segera terjadi bila kontraksi menjadi teratur setiap
2-5 menit, dan persalinan dalam waktu kurang dari 24 jam. Kesulitan mengidentifikasi
peristiwa inisiasi tunggal pada persalinan manusia mengesankan bahwa terdapat
lebih dari satu faktor yang berperan.
Progesteron sangat penting untuk
pemeliharaan kehamilan dini dan hilangnya progesteron akan mengakibatkan
berakhirnya kehamilan. Progesteron menyebabkan hiperpolarisasi miometrium,
mengurangi amplitudo potensial aksidan mencegah kontraksi efektif.
Progesteron mengurangi reseptor-reseptor
adrenergik alfa dan menghambat sintesis reseptor oksitosin. Progesteron juga
menghambat sintesis reseptor estrogen, membantu penyimpanan prekursor
prostaglandin di desidua dan membran janin, dan menstabilkan lisosom-lisosom
yang mengandung enzim-enzim pembentuk
prostaglandin. Estrogen merupakan lawan progesteron untuk efek-efek ini dan
mungkin memiliki peran independen dalam pematangan serviks uteri dan membantu
kontraktilitas uterus. progesteron telah dibuktikan mendahului persalinan. Jadi
untuk sebagian individu, suatu penurunan kadar progesteron ataupun peningkatan
estrogen dapat memulai persalinan.
Hormon Oksitosin
Infus oksitosin sering diberikan untuk
menginduksi ataupun membantu persalinan. Kadar oksitosin ibu maupun janin
keduanya meningkat spontan selama persalinan, namun tidak satupun yang dengan
yakin dapat dibuktikan meningkat sebelum persalinan dimulai. Data-data pada
hewan mengesankan bahwa peran oksitosin dalam mengawali persalinan adalah
akibat meningkatnya kepekaan uterus terhadap oksitosin dan bukan karena
peningkatan kadar hormon dalam plasma. Bahkan wanita dengan diabetes insipidus
masih sanggup melahirkan tanpa penambahan oksitosin : jadi hormon yang berasal
dari ibu bukan yang paling penting di sini.
15. Hormon Prostaglandin
Prostaglandin F2 a yang
diberikan intra-amnion ataupun intravena merupakan suatu abortifum yang efektif
pada kehamilan sedini 14 minggu. Pemberian prostaglandin E2
pervagina akan merangsang persalinan pada kebanyakan wanita hami trimester
ketiga. Amnion dan korion mengandung asam arakidonat dalam kadar tinggi, dan
desidua mengandung sintetase prostaglandin yang aktif. Prostaglandin hampir
pasti terlibat dalam pemeliharaan proses setelah persalinan dimulai.
Prostaglandin juga penting dalam memulai
persalinan pada beberapa keadaan, misalnya pada amnionitis atau bila selaput
ketuban "dipecahkan" oleh dokter ataupun bidan. Prostaglandin merupakan bagian dari persalinan. Hormon
Katekolamin
Tidak
ada bukti bahwa
perubahan-perubahan katekolamin ataupun reseptornya mengawali persalinan,
namun tampaknya perubahan-perubahan seperti ini membantu mempertahankan
persalinan bila sudah dimulai. Obat adrenergik beta ritodrin telah dibuktikan
bermanfaat dalam penatalaksanaan persalinan prematur. Obat-obat adrenergik alfa
tidak bermanfaat untuk induksi persalinan dikarenakan efek samping
kardiovaskular yang ditimbulkannya.
2. Perubahan
Psikologis pada Kala I
Menurut pengamatan kami selama praktik
di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 ibu
bersalin. Pasien sudah melahirkan lebih dari 1 kali, ada juga yang sudah
melahirkan 2 kali , ibu tidak merasa cemas justru senang menunggu kelahiran
anaknya. Ketika meneran ibu tidak memperdulikan sekitarnya, ibu hanya fokus
untuk meneran dan melahirkan bayinya.
Pada masa persalinan seorang wanita ada
yang tenang dan bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut.
Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
a.
Panik dan terkejut dengan apa yang
terjadi pada saat pembukaan lengkap
b.
Bingung dengan adanya apa yang terjadi
pada saat pembukaan lengkap
c.
Frustasi dan marah
d.
Tidak memperdulikan apa saja dan siapa
saja yang ada di kamar bersalin
e.
Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
f.
Fokus pada dirinya sendiri ( sumarah et
al, 2009).
3. Perubahan
Fisiologis Kala II
Menurut pengamatan kami selama praktik di
PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 ibu
bersalin. Ibu merasa ingin meneran, sakit pada bagian perut dan punggung ,
pernafasan semakin tidak teratur, ini adalah hal yang normal.
a.
His semakin kuat, dengan interval 2
sampai 3 menit
b.
Ibu merasa ingin meneran bersamaan
dengan terjadinya kontraksi
c.
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan
pada rektum dan/atau vagina
d.
Perineum terlihat menonjol
e.
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat
membuka
f.
Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
4. Perubahan
Psikologis Kala II
Menurut pengamatan kami selama praktik
di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 ibu
bersalin. Ibu merasa ingin meneran, dan sakit pada bagian perut, punggung, dan
panggul. Tetapi ada 1 pasien disat meneranTetapi ada 1 pasien yang BAB saat
meneran, unu adalah hal yang normal karena bayi menekan rektum.
Pada kala II, his terkoordinasi kuat,
cepat, dan lebih lama; kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan
masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekanan rektum,
ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu
terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum
meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan lahir kepala diikuti
oleh seluruh badan janin.
5. Perubahan
Fisiologis Kala III
Menurut pengamatan kami selama praktik
di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 ibu
bersalin. Setelah bayi dan plasenta lahir, uterus mengecil dan dilakukan masase
uterus supaya uterus berkontraksi dengan baik.
Perubahan fisiologis kala III pada
persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan implantasi plasenta karena tempat implantasi menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk,
menebal, kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah terlepas, plasenta akan
turun kebagian bawah uterus atau bagian atas vagina ( APN, 2007).
6. Perubahan
Psikologis Kala III
Menurut pengamatan kami selama praktik
di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 ibu
bersalin. Setelah kelahiran bayinya ibu, bayi ditempatkan didada ibu untuk IMD.
Ibu mencium dan memeluk anaknya dengan kasih sayang.
a.
Ibu ingin melihat, menyentuh, dan
memeluk bayinya.
b.
Merasa gembira, lega, dan bangga akan
dirinya; juga merasa sangat lelah
c.
Memusatkan diri dan kerap bertanya
apakah vaginanya perlu dijahit
d.
Menaruh perhatian terhadap plasenta.
7. Perubahan
Psikologis Kala IV
Menurut pengamatan kami selama praktik
di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 ibu
bersalin. Setelah kelahiran bayinya ibu, bayi ditempatkan didada ibu untuk IMD.
Ibu mencium dan memeluk anaknya dengan kasih sayang.Setelah melakukan IMD,kami
melakukan pengukuran antropometri pada bayi .
a.
Ibu mengatakan bahwa ibu merasakan
adanya nyeri sedikit pada jahitan jalan lahir
b.
Ibu merasa bahagia dan ingin mengetahui
terkait hasil pengukuran antropometri bayinya.Salah satunya berat badan bayi dan panjang badan bayi. Ibu aktif
bertanya tentang manfaat suntik vitamin K pada bayinya
c.
Ibu merasa bahagia dapat memberikan ASI
serta ikatan kasih kepada bayinya setelah dilakukan pengukuran
antropometri
d.
Ibu juga merasa sangat bahagia
memberikan sentuhan atau Bounding Attachement pada bayinya untuk meningkatkan
hubungan baik antara ibu dan bayi. Kemudian membiarkan terjadinya kontak mata
dan mengajak bayinya berbicara.
e.
Ibu terlihat dapat menerima bayinya
serta keluarga yang mendampingi menyambut hangat bayinya
C.Adaptasi
Fisiologis dan Psikologis Ibu Nifas
Perubahan
Fisiologis Ibu Nifas
1.
Perubahan
Sistem Reproduksi
Selama
masa nifas, alat-alat internal maupun eksterna berangsur-angsur kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genitalia ini disebut
involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya,
perubahan-perubahan yang terjadi antara lain sebagai berikut:
a. Perubahan uterus
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
pasien ibu melahirkan. Dari ke empat pasien yang kami temui, setelah melahirkan
bayinya uterus ibu mulai mengecil dan dilakukannya masase fundus uteri untuk
mempertahankan kontraksi uterus tetap baik. Setelah 2 jam dilakukan pengukuran
TFU pada ibu hasilnya adalah tinggi fundus uteri 2
jari dibawah pusat.
Proses Involusi Uterus
Waktu Involusi |
Tinggi Fundus |
Berat Uterus |
Bayi lahir |
Sepusat |
1000 gram |
Plasenta lahir |
2 jari dibawah pusat |
750 gram |
7 hari ( 1 minggu ) |
Pertengahan pusat shympisis |
500 gram |
14 hari ( 2 minggu ) |
Tak teraba di atas shympisis |
350 gram |
42 hari ( 6 minggu ) |
Bertambah kecil |
50 gram |
56 hari ( 8 minggu ) |
Normal |
30 gram |
Menurut Rusam Muchtar,1995
Rata-rata
involusi bisa dinilai dengan penurunan rata-rata fundus uteri. Pada hari
pertama tinggi di atas simpysis pubis sekitar lebih dari 12 cm. Terdapat
penurunan yang stabil pada tinggi fundus yaitu sekitar 1 cm/hari sehingga pada
hari ketujuh tinggi fundus sekitar 5 cm dan pada hari ke-10 fundus hampir dapat
dipalpasi pada tingkat simphysis pubis.
Perubahan
uterus ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan pada miometrium. Pada
miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil proses
ini dilahirkan melalui pembuluh getah bening. Desidua tertinggal dalam uterus
setelah separasi dan ekpulsi plasenta dan membran yang terdiri dari lapisan
zona spongiosa pada desidua basalis (tempat implantasi) dan desidua parietalis
(lapisan sisa uterus). Desidua yang
tersisa menyusun kembali menjadi dua lapisan sebagai hasil invasi leukosit.(Rustam
Muchtar, 1995)
b. Lochea
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
pasien ibu melahirkan. Keesokan harinya sebelum pasien pulang kerumah dilakukan
pengecekan lochea oleh bidan hasilnya normal,darah
yang keluar dari vagina berwarna merah segar dan terdapat sisa -sisa dari
plasenta atau disebut lochea rubra.
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas.
Pengeluaran lochea dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :
1) Lochea rubra adalah lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa
postpartum. Cairan yang keluar warna merah karena berisi darah
segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut
bayi), dan mekonium.
2) Lochea sanguilenta adalah cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
3) Lochea serosa adalah lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit,dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.
4) Lochea alba, mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks dan serabut jaringan mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu
postpartum.
5) Lochea purulenta, terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
6) Lochiostasis adalah lochea yang tidak lancar keluarnya. (Buku asuhan kebidanan
nifas dan menyusui, 2018).
c. Serviks
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
pasien ibu melahirkan. Serviks terbuka hingga mudah dimasukkan 2-3 jari. Pada
saat dilakukannya eksplorasi oleh bidan atau tindakan untuk memastikan tidak
ada selaput ketuban yang tertinggal, tidak terdapat kesulitan untuk memasukkan
tangan ke dalam rahim ibu.
Serviks kembali ke bentuk semula pada hari pertama
dan pelunakan serviks menjadi berkurang. Robekan yang kadang terjadi disebabkan
karena dilatasi serviks selama persalinan, serviks tidak pernah kembali pada
keadaan yang sama sebelum hamil. Serviks dapat dimasukkan 2 jari sekitar
seminggu, tetapi kemudian hanya masuk 1 jari dan terhenti pada os internal. Os
eksternal mulai kembali pada bentuk tidak hamil di minggu keempat pasca salin.
Serviks bentuknya seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri yang
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga pada
perbatasan antara korpus uteri dan serviks terbentuk cincin. Muara serviks yang
berdilatasi 10 cm saat persalinan, menutup secara bertahap, pada minggu ke-6 pasca
salin serviks menutup. (Buku asuhan kebidanan nifas dan menyusui, 2018).
d. Perubahan pada Sistem Pencernaan
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
pasien ibu melahirkan. Setelah melahirkan pasien merasa kelelahan, kemudian diberikan teh hangat dan air mineral untuk mencegah
terjadinya dehidrasi karena kelelahan saat melahirkan bayinya. Setelah beberapa
saat terlihat bahwa pasien mulai memakan camilan sambil berbincang dengan keluarganya.
Wanita kemungkinan besar akan mengalami kelaparan
dan mulai makan 1 sampai dengan 2 jam setelah melahirkan. Keletihan yang
dialami pada ibu akibat persalinan dapat menyebabkan menghilangnya nafsu makan
selama 1-2 hari. Seiring waktu berjalan kondisi kekuatan ibu mulai membaik,
maka nafsu makan ibu akan kembali normal bahkan meningkat karena dipengaruhi
oleh laktasi.
Ibu postpartum sering mengalami konstipasi. Hal ini
umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya serat selama persalinan,
adanya rasa takut untuk buang air besar, dan juga takut akan rasa nyeri. Buang
air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Bila masih juga terjadi
konstipasi dan BAB mungkin keras ibu dapat makan-makanan yang tinggi serat,
minum banyak air putih, berjongkok ditoliet
atau berendam dengan air hangat selama 3-10 menit, bila cara tersebut sudah
dilakukan tetapi ibu masih susah BAB dapat diberikan obat laksan peroral atau
per rektal. (Buku asuhan kebidanan nifas dan menyusui, 2018).
e. Perubahan Perkemihan
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
pasien ibu melahirkan. Setelah melahirkan ibu tidak merasa takut untuk BAB atau
BAK, ada 1 pasien yang setelah melahirkan langsung BAK sambil ditemani oleh
orang tuanya.
Pada masa nifas, sistem perkemihan juga mengalami
perubahan. Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu setelah
melahirkan, tergantung pada keadaan/status sebelum melahirkan. Pelvis ginjal
dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan kembali normal pada
akhir minggu keempat setelah melahirkan. Akibat persalinan kandung kemih
mengalami edema, kongesti dan hipotonik yang berdampak overdistensi,
pengosongan yang tidak lengkap dan residu urine. Uretra jarang mengalami
obstruksi. Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24
jam pascapartum kecuali ibu mengalami infeksi.
Diuresis mulai segera setelah melahirkan hingga hari
kedua pascapartum. Pengeluaran urine + 3000 ml/hari. Diuresis ini merupakan
keadaan fisiologi sebagai upaya tubuh mengeluarkan kelebihan cairan
interstitial dan kelebihan volume darah. (Buku asuhan kebidanan
nifas dan menyusui, 2018).
2.
Perubahan
Tanda-Tanda Vital pada Masa Nifas
Pada ibu
pasca persalinan, terdapat beberapa perubahan tanda-tanda vital sebagai
berikut:
a. Suhu: menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria selama 2 minggu dari tanggal 16
oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 pasien ibu melahirkan. Selama dilakukan
pemantauan suhu setiap 4 jam sekali suhu ibu normal berkisar 37,0°C sampai 37,1°C.
Selama 24 jam pertama, suhu mungkin meningkatkan
menjadi 38°C, sebagai akibat meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan
hormonal. Jika terjadi peningkatan suhu 38°C yang menetapkan 2 hari setelah 24
jam melahirkan, maka perlu dipikirkan adanya infeksi seperti sepsis puerperalis
(infeksi selama postpartum), infeksi saluran kemih, edometritis (peradangan
endometrium), pembengkakan payudara, dan lain-lain. (Buku asuhan kebidanan
nifas dan menyusui, 2018).
b. Nadi: menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria selama 2 minggu dari tanggal 16
oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 pasien ibu melahirkan. Selama dilakukan
pemantauan nadi setiap 30 menit sekali. Nadi ibu dalam batas normal berkisar
80-86 x/menit. Nadi normal 80-100 kali permenit. (Buku asuhan kebidanan
nifas dan menyusui, 2018).
c. Tekanan darah: menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
pasien ibu melahirkan. Selama dilakukan pemantauan tekanan darah dalam batas
normal 110/70mmHg sampai dengan 120/70mmHg.
Hasil pengukuran
tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan yaitu sistolik antara
90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. (Buku asuhan kebidanan nifas dan
menyusui, 2018).
d. Pernafasan: menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
pasien ibu melahirkan. Selama dilakukan pemantauan pernafasan dalam batas normal yaitu 19-20
x/menit.
Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat
sebelum hamil pada bulan ke enam setelah melahirkan. (Buku asuhan kebidanan
nifas dan menyusui, 2018).
Adaptasi
Psikologi Masa Nifas
Menurut Rubin dalam Varney (2007) adaptasi psikologi
ibu pasca partum dibagi menjadi 3 fase yaitu:
1.
Fase Taking In
(fase mengambil)/ketergantungan
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria selama 2 minggu dari tanggal 16
oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4 pasien ibu melahirkan. Setelah ibu dan
bayi dipindahkan ke ruangan rawat inap, ibu di besuk oleh keluarganya. Keluarga
pasien bertanya tentang bagaimana proses kelahirannya lancar
tidak. Ibu menceritakan proses kelahiran bayinya dengan senang dan
mengatakan anaknya tampan. Ini adalah hal yang normal karena merasa senang.
Pada fase
ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali
menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Melihat
betapa lucu anaknya dan berinteraksi dengan anaknya. Ketidaknyamanan fisik yang
dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur
dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut
membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang
mungkin dialami, seperti mudah tersinggung dan menangis. Kondisi ini mendorong
ibu cenderung menjadi pasif. Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan
pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik.
2.
Fase Taking Hold/ketergantungan mandiri
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria selama 2 minggu dari tanggal 16
oktober sampai 30 oktober 2022, ada 1 ibu postpartum hari ke 7 yang memeriksakan jahitan perineum dan
diberikan asuhan oleh bidan tentang cara merawat luka jahitan yaitu dengan sering mengganti
pembalut, menjaga kebersihan vagina,
mandi menggunakan air hangat. Keadaan ibu juga baik, ibu bisa beraktivitas seperti biasa, keadaan bayinya
juga sehat.
Fase ini
terjadi pada hari ketiga sampai hari ke sepuluh postpartum, secara bertahap
tenaga ibu mulai meningkat dan merasa nyaman, ibu sudah mulai mandiri namun
masih memerlukan bantuan, ibu sudah mulai memperlihatkan perawatan diri dan
keinginan untuk belajar merawat bayinya. Pada fase ini pula ibu timbul rasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu
mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang
marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi dengan ibu. Dukungan moril
sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas
kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan
berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas. Tugas
kita adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusu yang benar, cara
merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang
dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.
3.
Fase letting go/saling ketergantungan
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria selama 2 minggu dari tanggal 16
oktober sampai 30 oktober 2022, ada 2 pasien ibu postpartum datang untuk
imunisasi bayinya, dan bertanya kepada bidan apakah imunisasi BCG ini membuat demam atau tidak, dijelaskan oleh bidan
bahwa imunisasi BCG ini membuat
demam pada bayi tapi hanya berlangsung beberapa jam dan akan turun setelahnya. Ibu
juga melakukan konseling masa nifas, ibu mengatakan mengurus anak 3 lumayan melelahkan,
bidan memberikan saran agar ibu banyak beristirahat , untuk mengurus anak bisa
dibantu dengan orang tua dan suami.
Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh
disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk
merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya
diri dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada
fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi
kebutuhan diri dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan
oleh ibu. Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan
rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat
yang cukup, sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat
bayinya.
D.Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Bayi
Baru Lahir
Adaptasi
Fisiologi Bayi Baru Lahir
Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, terdapat 4 bayi yang
dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan bayi langsung menangis. Kemudian oleh bidan bayi disuntik vitamik K dipaha kiri untuk mencegah
perdarahan di otak dan 2 jam setelah pemberian vitamin K disuntik imunisasi Hb
0 dipaha kanan bayi untuk mencegah penyakit hepatitis B karena sistem imun bayi
yang lemah. Setelah 30 menit sejak kelahiran, bayi langsung BAB dan BAK.
Setelah ibu dan bayi dipindahkan keruangan rawat inap bayi mulai tertidur.
1. Adaptasi sistem pernafasan
Sistem
pernafasan adalah sistem paling tertantang ketika perubahan dari lingkungan
intra uteri ke lingkungan eksrauterin. Organ yang bertanggung jawab untuk
oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta janin mengembangkan
otot-otot yang diperlukan untuk bernafas dan menunjukkan gerakan bernafas
sepanjang TM II dan TM III cairan yang mengisi mulut dan trachea keluar
sebagian dan udara mulai mengisi saluran trachea. Pernafasan pertama pada bayi
baru lahir normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah bayi lahir. Usaha bayi
pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang
dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara
tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan dengan
diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalamnya belum teratur.
Apabila surfaktan berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku
sehingga terjadi atelektasis. Dalam keadaananoksia neonatus masih dapat
mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerob. (Buku asuhan
kebidanan persalinan dan bayi baru lahir,2016).
2.
Adaptasi
sistem sirkulasi peredaran darah.
Aliran
darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan ini
meniadakan suplay oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi
dalam paru sebagai respons terhadap tarikan nafas pertama. Setelah lahir darah
BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi
melalui tubuh guna mengantarkan oksigen keseluruh jaringan. (Buku asuhan
kebidanan persalinan dan bayi baru lahir,2016)
3.
Perubahan
sistem pencernaan
Pada
saat janin masih dalam kandungan melakukan kegiatan menghisap dan menekan pada
usia kehamilan aterm sedangkan refleks gumoh dan batuk baru terbentuk pada sat
persalinan. Reflek menghisap dan menelan ASI sudah dapat dilakukan bayi saat
bayi diberikan kepada ibunya untuk menyusu. Reflek ini terjadi akibat adanya
sentuhan pada langit-langit mulut bayi yang memicu bayi untuk menghisap serta
adanya kerja peristaltik lidah dan rahang yang memeras air susu dan payudara ke
kerongkongan bayi sehingga memicu refleks menelan. Kemampuan bayi baru lahir
cukup bulan menelan dan mencerna makanan selain ASI masih terbatas. Kemampuan
sistem pencernaan untuk mencerna protein, lemak dan karbohidrat belum efektif.
Hubungan oesofagus bawah dan lambung belum sempurna , sehingga sering
menimbulkan terjadinya gumoh pada bayi baru lahir, apabila mendapatkan ASI yang
terlalu banyak, lebih dari kapasitas lambung. (Buku asuhan
kebidanan persalinan dan bayi baru lahir,2016)
4.
Perubahan
sistem imun
Sistem
imun bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan
terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imun yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Bayi baru lahir diberikan suntik
vitamin K1 mg di paha kiri bayiuntuk mencegah perdarahan yang mungkin terjadi
dan Hb 0dipaha kanan bayi 2 jam setelah pemberian vitamin K untuk mencegah
penyakit hepatitis B. (Buku asuhan kebidanan persalinan
dan bayi baru lahir,2016).
5.
Sistem
Ginjal
Ginjal
bayi belum matur sehingga menyebabkan laju filtrasi glomerulus rendah dan
kemampuan reabsorbsi tubular
terbatas. Urin pertama keluar dalam 24 jam pertama dan dengan frekuensi yang
semakin sering sesuai intake. (Buku asuhan kebidanan persalinan
dan bayi baru lahir,2016).
6.
Metabolisme
Luas
permukaan tubuh bayi baru lahir, relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa,
sehingga metabolisme basal per KgBB akan lebih besar, sehingga BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru artinya energi diperoleh dari
metabolisme karbohidrat dan lemak. Agar berfungsi dengan baik otak memerlukan
glukosa dalam jumlah tertentu. Pada saat kelahiran, begitu tali pusat diklem,
seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
setiap bayi baru lahir, kadar glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2
jam). (Buku
asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir,2016)
Adaptasi
Psikologi Bayi Baru Lahir
Karakteristik perilaku terlihat nyata selama
jam transisi segera setelah lahir. Masa transisi ini mencerminkan suatu
kombinasi respon setelah lahir. Masa transisi ini mencerminkan suatu kombinasi
respons simpatik terhadap tekanan persalinan (tachypnea, tachycarnia) dan
respons parasimpatik (sebagai repons yang diberikan oleh kehadiran mucus,
muntah dan gerak peristaltic). Periode transisi dibagi menjadi 3, yaitu:
1.
Reaktivitas
I (The First Period of Reactivity)
Dimulai
pada masa persalinan dan berakhir setelah 30 menit.Menurut pengamatan kami selama praktik di PMB Lia
Maria selama 2 minggu dari tanggal 16 oktober sampai 30 oktober 2022, ada 4
bayi yang dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan bayi langsung BAB itu adalah hal yang normal yang menunjukkan bahwa
anus dalam keadaan baik. Bayi diletakkan
di dada ibu untuk dilakukan IMD.
Selama
periode ini detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat jelas. Warna kulit
terlihat sementara sianosis atau akrosianosis. Selama periode ini mata bayi
membuka dan bayi memperlihatkan perilaku siaga. Bayi mungkin menangis, terkejut
atau terpaku. Selama periode ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan
kontak bayi dan ibu. Membiarkan ibu memegang bayi untuk mendukung proses pengenalan.
Beberapa bayi akan disusui selama periode ini. Bayi sering mengeluarkan kotoran
dengan seketika setelah persalinan dan suara usus pada umumnya terdengar
setelah usia 30 menit. Bunyi usus menandakan sistem pencernaan berfungsi dengan
baik. Keluarnya kotoran sendiri, tidak menunjukkan kehadiran gerak peristaltic
hanya menunjukkan bahwa anus dalam keadaan baik. (Midwifery, 2004
dalam Armini 2017).
2.
Fase
tidur (Periode of Unresponsive Sleep)
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, terdapat 4 bayi yang dilahirkan. Setelah ibu dan bayi dipindahkan
keruang rawat inap, bayi mulai tertidur. Ini adalah hal yang normal.
Berlangsung
selama 3 menit sampai 2 jam persalinan. tingkat pernapasan menjadi lebih
lambat. Bayi dalam keadaan tidur, suara usus muncul tapi berkurang. Selama masa
tidur adalah
kesempatan bayi untuk memulihkan diri dari proses persalinan dan periode transisi
ke kehidupan di luar uterin. (Midwifery, 2004
dalam Armini 2017).
3.
Periode
Reaktivitas II (The Second Period of Reactivity)/ Transisi keIII
Menurut
pengamatan kami selama praktik di PMB Lia Maria dari tanggal 16 oktober sampai
30 oktober 2022, ada 4 bayi yang dilahirkan. Setelah ibu dan bayi dipindahkan
keruang rawat inap. Bayi mulai belajar menyusu dipayudara ibu dengan nyaman,
ini adalah hal yang normal karena bayi butuh asupan makanan.
Berlangsung
selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung bayi labil dan terjadi
perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus lingkungan. Tingkat
pernapasan bervariasi tergantung pada aktivitas. Bayi baru lahir mungkin membutuhkan makanan dan harus
menyusu. Pemberian makan awal penting dalam pencegahan hipoglikemia dan
stimulasi pengeluaran kotoran dan pencegahan penyakit kuning. Pemberian makan
awal juga menyediakan kolonisasi bakteri isi perut yang mengarahkan pembentukan
vitamin K oleh traktus instinal. Bayi baru lahir mungkin bereaksi terhadap
makanan pertama dengan cara memuntahkan susu bersama mukus. Ibu harus diajari
cara menyendawakan bayinya. (Midwifery, 2004 dalam Armini 2017).
E. Pelayanan Baby Spa
Di PMB Lia Maria
Gambar 1. 8 Baby Spa
1.
Pengertian
Baby Spa
Definisi
spa berasal dari bahasa latin memiliki arti solus (pengobatan/perawatan), per
(dengan), aqua (air). Spa merupakan suatu upaya pelayanan kesehatan tradisional
dengan perawatan menyeluruh dengan menggunakan keterampilan terapi air atau
hidroterapi, pijat, aromaterapi, serta ditambahkan pelayanan makanan, minuman
serta olah aktifitas fisik. Sedangkan perawatan kesehatan yang dikhususkan
untuk bayi yaitu baby spa,
perawatan kesehatan modern yang dilakukan menggunakan air beserta perawatan
pijat, menggunakan ramuan minyak aromaterapi. (Psikolog, June
19. 2022)
2.
Manfaat Baby Spa
Gambar 1. 9 Baby Spa
Pada setiap perawatan kesehatan memiliki
manfaat masing-masing, berikut adalah beberapa manfaat dari baby spa:
a. Melancarkan peredaran darah
Gerakan yang dilakukan bayi ketika berada didalam
air akan melancarkan peredaran darah dan meningkatkan kesehatan jantung bayi,
gerakan tanpa tekanan atau paksaan dapat menghindari bayi dari stress dan
membuat bayi lebih ceria dan aktif bergerak.
b. Meningkatkan kualitas daya tanggap bayi
Gerakan yang dilakukan akan membuat bayi
lebih cepat tanggap dan berkembang dalam menerima respon ketika melihat benda
yang dilihat dan disentuhnya, kondisi ini membuat bayi lebih mandiri, ceria,
cerdas dan juga tidak mudah menangis.
c. Meningkatkan kualitas tidur bayi
Bayi akan terhindar dari kejang otot serta
nyeri pada daerah persendian karena jaringan otot akan menjadi lebih lentur,
kuat, dan sehat sehingga bayi akan cepat tidur pulas.
d. Meningkatkan nafsu makan
Ketika melakukan baby spa bayi akan banyak bergerak dan merasa
sedikit kelelahan, maka bayi akan merasa lapar. Kondisi ini dapat membuat nafsu
makan bayi meningkat, pada sistem pencernaannyapun akan lebih baik disertai
dengan buang air besar yang lancar.
e. Meningkatkan ikatan batin dan komunikasi
Ikatan batin akan meningkatkan komunikasi
antara anak dan ibu secara bertahap, bayi akan memahami sang ibu ketika
melakukan komunikasi seperti gerakkan tangan yang menyentuh benda-benda yang
berada di dekatnya, contohnya bola-bola atau mainan bebek karet.
f. Pijatan lembut yang memberikan rileksasi
Pijatan lembut yang dilakukan dapat membuat
tubuh melepaskan hormon oksitosin dan endorfin yang akan membuat tubuh merasa
rileks dan nyaman.
g. Memperbaiki sistem pernafasan
Sistem pernafasan bayi akan teratur dan
denyut jantung berdetak normal ketika rasa takut dan khawatir bayi terhadap air
perlahan hilang pada saat bayi mulai bergerak dan merasakan nyaman berada di
dalam air.
h. Menurunkan kadar hormogen adrenalin
Hormogen adrenalin atau rasa stress berlebih
akan berkurang ketika dilakukannya babyspa, hal ini dikarenakan babyspa mampu
mengaktifkan kinerja neurotransmitterserotine yang dapat meningkatkan daya
tahan dan sistem imun tubuh yang kuat.
i.
Membuat
bayi aktif bergerak
Ketika di dalam air bayi akan bergerak dengan
aktif secara alami, hal ini akan memudahkannya belajar merangkak, duduk,
berdiri dan juga berjalan dikemudian hari.
j.
Meningkatkan
berat badan
Perawatan babyspa dimulai dengan pemijatan
atau masage pada tubuh bayi, hal ini sangat erat kaitannya dengan berat badan
bayi. Field melakukan penelitian bahwa kenaikan berat badan bayi yang melakukan
baby spa akan meningkat sekitar 47% perharinya.
k. Meningkatkan kesehatan kulit
Para ahli kesehatan mengatakan pemijatan atau
massage yang dilakukan dengan menggunakan minyak bunga matahari atau minyak
kelapa memiliki efek yang lebih cepat karena minyak tersebut akan lebih cepat
menyerap ke dalam jaringan kulit dan akan membuat kulit lebih lembab, serta
menstabilkan suhu panas pada kulit. Bagi yang lahir prematur akan lebih mudah
terserang atau mengalami hipotermia (suhu tubuh di bawah normal) maka dari itu
pemijatan ini akan sangat bermanfaat agar suhu tubuh tetap hangat dan stabil.
l.
Mempercepat
pertumbuhan tulang
Pemijatan tubuh disertai berenang di dalam
air akan melatih otot dan tulang bayi yang akan meningkatkan kepadatan tulang
dan mempercepat pertumbuhan tulang, karena pemijatan tubuh dapat memicu
pertumbuhan tulang lebih cepat.
m. Perkembangan bayi lebih cepat
Perkembangan bayi yang melakukan babyspa
tentu akan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang tidak melakukan babyspa,
hal ini dapat dilihat dari perkembangan dari segi kognitif (mental), motorik
(gerakan), dan perilaku bayi. (Psikolog, June 19. 2022)
3.
Alasan Baby Spa Di
PMB Lia Maria Sudah 1 Tahun Tidak
Berjalan
Di PMB Lia Maria menyediakan berbagai macam
treatment yang berkaitan dengan entrepreneur kebidanan salah satunya baby spa. Disini
kami akan membahas baby spa yang ada di PMB Lia Maria yang sudah selama setahun
tidak berjalan. Sebenarnya baby spa di PMB Lia Maria ini sangat bagus dan ramai
ibu yang ingin anaknya untuk dilakukan baby spa, tetapi dikarenakan bidan yang
bertugas melakukan baby spa sedang cuti untuk melanjutkan pendidikannya, untuk
sementara baby spa di PMB Lia Maria tidak berjalan. Tetapi setelah beliausudah
menyelesaikan pendidikannya dan kembali aktif bekerja, baby spa di PMB Lia
Maria akan aktif seperti biasanya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.Kesimpulan
Adaptasi fisiologi
ibu nifas adalah dimana ibu dalam
tahap pemulihan organ-organ kembali ke keadaan semula saat sebelum hamil,
seperti sistem
reproduksi, sistem perkemihan, system pencernaan. Adaptasi psikologi
ibu nifas dibagi menjadi 3 yaitu fase taking in, fase taking hold, dan fase letting go.
Adaptasi fisiologi
bayi baru lahir yaitu ada system pernafasan, system peredaran darah, system
pencernaan, system imun, system ginjal dan system metebolisme. Adaptasi
psikologi bayi baru lahir dibagi menjadi 3 yaitu reaktivitas I, fase tidur, dan
periode reaktivitas II.
Spa merupakan suatu upaya pelayanan kesehatan
tradisional dengan perawatan menyeluruh dengan menggunakan keterampilan terapi
air atau hidroterapi, pijat, aromaterapi, serta ditambahkan pelayanan makanan,
minuman serta olah aktifitas fisik. Sedangkan perawatan kesehatan yang
dikhususkan untuk bayi yaitu babyspa, perawatan kesehatan modern yang dilakukan
menggunakan air beserta perawatan pijat, menggunakan ramuan minyak aromaterapi.
B.Saran
Dari
laporan praktik klinik konsep normal kebidanan & entrepreneur diatas
penulis berharap agar laporan ini bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi
para pembaca. Semoga setelah membaca laporan praktik klinik konsep normal kebidanan & entrepreneur ini pembaca dapat lebih banyak mengetahui tentang adaptasi
fisiologi dan psikologi yang berkaitan ibu nifas,bayi baru lahir dan pengaplikasian teknologi tepat guna
dengan berbagai teknik dan metode yang berkaitan dengan entrepreneur kebidanan.
Saran untuk PMB Lia
Maria mungkin bisa mencari pengganti bidansementara untuk melakukan baby spa
sembari menunggu bidan yang sedang cuti kembali aktif bekerja, karena sangat
disayangkan jika pelayanan baby spa
harus berhenti bertahun-tahun lamanya.
Lampiran
1.8 Tabal Jenis Peralatan
Yang Ada Di PMB Lia Maria
No |
JENIS PERALATAN |
JUMLAH MINIMUM |
JUMLAH YANG DITEMUI DI PMB |
I.
Set
Pemeriksaan Obstetri Gynekologi |
|||
1 |
Bak instrumen dengan tutup |
1 buah |
6 buah |
2 |
Baki logam tempat alat steril bertutup |
1 buah |
2 buah |
3 |
Palu refles |
1 buah |
1 buah |
4 |
Pen lancet |
1 buah |
3 buah |
5 |
Sphygmomanometer dewasa |
1 buah |
2 buah |
6 |
Stetoskop dewasa |
1 buah |
2 buah |
7 |
Sudip lidah |
2 buah |
1 buah |
8 |
Termometer dewasa |
1 buah |
2 buah |
9 |
Timbangan dewasa |
1 buah |
2 buah |
10 |
Torniket karet |
1 buah |
1 buah |
11 |
Doppler |
1 buah |
2 buah |
12 |
Gunting benang |
1 buah |
3 buah |
13 |
Gunting episiotomi |
1 buah |
3 buah |
14 |
Gunting tali pusat |
1 buah |
3 buah |
15 |
Gunting verband |
1 buah |
3 buah |
16 |
Klem kasa (korentang) |
1 buah |
1 buah |
17 |
Tempat klem kasa (korentang) |
1 buah |
1 buah |
18 |
Lampu periksan halogen |
1 buah |
2 buah |
19 |
Masker oksigen + kanula nasal dewasa |
1 buah |
2 buah |
20 |
Meja instrumen |
1 buah |
2 buah |
21 |
Needleholdermatheiu |
1 buah |
4 buah |
22 |
Pelvimeterobstetrik |
1 buah |
1 buah |
23 |
Pinset jaringan (sirugis) |
1 buah |
2 buah |
24 |
Pinset kasa (anatomi) |
1 buah |
2 buah |
25 |
Pinset bedah |
1 buah |
2 buah |
26 |
Setengah kocher |
1 buah |
3 buah |
27 |
Spekulum (sims) |
1 buah |
1 buah |
28 |
Spekulum cocor bebek |
1 buah |
5 buah |
29 |
Standar infus |
2 buah |
2 buah |
30 |
Stetoskop dewasa |
1 buah |
3 buah |
31 |
Stetoskop janin/bayi |
1 buah |
1 buah |
32 |
Tabung oksigen dan regulator |
1 buah |
2 buah |
II.
Set
Pemeriksaan Kesehatan Anak |
|||
1 |
Alat pengukur panjang bayi |
1 buah |
2 buah |
2 |
Lampu periksa |
1 buah |
2 buah |
3 |
Pengukur lingkar kepala |
1 buah |
1 buah |
4 |
Pengukur tinggi badan anak |
1 buah |
1 buah |
5 |
Timbangan bayi |
1 buah |
2 buah |
III.
Set
Pelayanan KB |
|||
1 |
Baki logam tempat alat steril bertutup |
1 buah |
2 buah |
2 |
Implan kit |
1 buah |
2 buah |
3 |
IUD kit |
1 buah |
1 buah |
4 |
Aligator ekstraktor
AKDR |
1 buah |
1 buah |
5 |
Gunting mayo CVD |
1 buah |
1 buah |
6 |
Klem kasa lurus (spongefosterstraight) |
1 buah |
1 buah |
7 |
Klem penarik benang AKDR |
1 buah |
1 buah |
8 |
Sonde uterus sims |
1 buah |
2 buah |
9 |
Tenakulum schroeder |
1 buah |
1 buah |
10 |
Scapel |
1 buah |
1 buah |
11 |
Trochar |
1 buah |
1 buah |
IV.
Set
Imunisasi |
|||
1 |
Vaccine carrier |
1 buah |
1 buah |
2 |
Vaccine refrigerator |
1 buah |
1 buah |
V.
Set
Resusitasi Bayi |
|||
1 |
Baby Suction Pump Portable |
1 set |
1 set |
2 |
Meja resusitasi dengan pemanas (infant radiant warmer) |
1 set |
1 set |
3 |
Penghisap lendir DeLee (neonatus) |
1 buah |
2 buah |
VI.
Peralatan
Bayi |
|||
1 |
Bantal |
3 buah |
30 buah |
2 |
Celemek plastik |
1 buah |
6 buah |
3 |
Kacamata google |
1 buah |
2 buah |
4 |
Sepatu boot |
1 pasang |
4 buah |
5 |
Penutup rambut |
1 buah |
4 buah |
6 |
Duk bolong |
2 buah |
2 buah |
7 |
Kasur |
3 buah |
10 buah |
8 |
Lemari alat |
1 buah |
3 buah |
9 |
Lemari obat |
1 buah |
2 buah |
10 |
Meteran (untuk mengukur tinggi fundus) |
1 buah |
2 buah |
11 |
Perlak |
5 buah |
10 buah |
12 |
Pispot |
2 buah |
1 buah |
13 |
Pita pengukur lila |
1 buah |
2 buah |
14 |
Seprei |
3 buah |
30 buah |
15 |
Set tumbuh kembang anak |
1 buah |
1 buah |
16 |
Sikat untuk membersihkan peralatan |
1 buah |
2 buah |
17 |
Tempat sampah tertutup yang dilengkapi injakan
pembuka penutup |
2 buah |
8 buah |
18 |
Tirai |
3 buah |
3 buah |
19 |
Toples kapas/kasa steril |
3 buah |
2 buah |
20 |
Tromol kasa/kain steril |
3 buah |
1 buah |
21 |
Waskom kecil |
1 buah |
2 buah |
22 |
Bengkok |
3 buah |
1 buah |
23 |
Pengukur tinggi badan (microtoise) |
1 buah |
2 buah |
24 |
Pisau pencukur |
1 buah |
2 buah |
25 |
Handuk pembungkus neonatus |
Sesuai
kebutuhan |
Sesuai
kebutuhan |
26 |
Kantong metode kanguru sesuai ukuran neonatus |
1 set |
1 set |
27 |
Lemari kecil pasien |
1 buah |
6 buah |
28 |
Selimut bayi |
2 buah |
6 buah |
29 |
Selimut dewasa |
3 buah |
10 buah |
30 |
Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan
injakan pembuka penutup |
3 buah |
8 buah |
31 |
Sterilisator |
1 set |
1 set |
1.9 Tabel Daftar
Obat-Obatan Yang Ditemui Di PMB Lia Maria
NO |
JENIS
OBAT |
SEDIAAN |
JUMLAH
YANG DITEMUI DI PMB |
1 |
Desogestrel |
Tablet |
1 tablet |
2 |
Kombinasi desogestrel dan etinilestradiol |
Tablet |
1 tablet |
3 |
Kombinasi levonorgestrel dan ethinylestradiol |
Tablet |
1 tablet |
4 |
Lynestrenol |
Tablet |
1 tablet |
5 |
Kombinasi cyproteroneacetat dan ethynylestradiol |
Tablet |
1 tablet |
6 |
Kombinasi gestodene dan ethynylestradiol |
Tablet |
1 tablet |
7 |
Levonorgestrel |
Tablet |
1 tablet |
8 |
Kombinasi drospirenone dan ethynylestradiol |
Tablet |
1 tablet |
9 |
Kombinasi ethynylestradiol dan lynestrenol |
Tablet |
1 tablet |
KONTRASEPSI
SUNTIK |
|||
10 |
Medroxyroprogesteroneacetate (DMPA) |
Vial |
25vial |
11 |
Kombinasi medroxyroprogesteroneacetate (DMPA) dan
estradiolcypionate |
Vial |
25vial |
KONTRASEPSI
IMPLAN |
|||
12 |
Levonorgestrel |
Rods |
5 rods |
13 |
Eetonogestrel |
Rods |
2 rods |
KONTRASEPSI
AKDR |
|||
14 |
IUD Cu T 380 A |
Set |
3 set |
15 |
IUD Levonogestrel |
Set |
2 set |
KONDOM |
|||
16 |
Kondom |
Buah |
2 buah |
OBAT
KEGAWAT DARURATAN DAN OBAT LAIN |
|||
17 |
OksitosinInj |
Ampul |
1 Kotak ampul |
18 |
MetilergometrinInj. |
Ampul |
10 ampul |
19 |
MgSO4 40% Inj. |
Ampul |
4 ampul |
20 |
Kalsium Glukonat 10% Inj. |
Ampul |
2 ampul |
21 |
Nifedipin/amlodipin |
|
2 ampul |
22 |
Metildopa |
|
1 buah |
23 |
Vitamin A dosis tinggi |
Softgel |
4 buah |
24 |
Tablet tambah darah |
Tablet |
1 buah |
25 |
Vitamin K 1 injeksi |
Ampul |
1 buah |
26 |
Salep mata Gentamicin |
Tube |
12 buah |
1.10 Tabel Standar Prosedur
Operasional (SPO) sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, minimal tersedia
di PMB Lia Maria
No |
Jenis Pelayanan |
Jumlah |
Jumlah yang Ditemui Di PMB |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 |
SPO Pelayanan Antenatal SPO Pelayanan Persalinan SPO Pelayanan Nifas SPO Penanganan Bayi Baru Lahir Lahir SPO Pelayanan KB SPO Penanganan PER, PEB, Eklamsi SPO Penatalaksanaan Rujukan SPO Hemmoragic Ante Partum SPO Hemmoragic Post Partum SPO Penanganan Bayi Asfiksia SPO mengatasi Syok SPO Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) |
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 |
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 |
1.11 Tabel Bahan Habis Pakai
Yang Ditemui Di PMB Lia Maria
BAHAN HABIS PAKAI |
||
NO |
NAMA |
JUMLAH YANG DITEMUKAN DI PMB |
1 |
Alkohol |
6 botol |
2 |
Cairan desinfektan |
6 buah |
3 |
Kain steril |
3 buah |
4 |
Kapas |
1 Gulung |
5 |
Kasa non steril |
1 Gulung |
6 |
Kasa steril |
1 kotak |
7 |
Lidi kapas steril |
2 Kotak |
8 |
Masker |
1Kotak |
9 |
Podofilintinctura 25% |
1 buah |
10 |
Sabun tangan atau antiseptik |
2 buah |
11 |
Benang chromiccatgut |
1 Kotak |
12 |
Gelang bayi |
1 Kotak |
13 |
Infus set dewasa |
5 buah |
14 |
Infus set dengan wing needle untuk anak dan bayi nomor 23 dan 25 |
3 buah |
15 |
Jarum jahit |
1 buah |
16 |
Kantong urin |
5 buah |
17 |
Kateter folley dewasa |
4 buah |
18 |
Kateter nelaton |
2 buah |
19 |
Pembalut |
12 buah |
20 |
Pengikat tali pusat |
1 Kotak |
21 |
Plester |
2 buah |
22 |
Sabun cair untuk cuci tangan |
2 buah |
23 |
Sarung tangan |
3 Kotak |
24 |
Sarung tangan panjang (manual plasenta) |
10 Buah (5
Pasang) |
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2017. Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta: Kemenkes Republik Indonesia.
Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Standar Profesi Bidan
Triana Septianti
Purwanto, Nuryani, Teta Puji Rahayu, 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Surabaya: Poltekkes Kemenkes Surabaya
Ari Kurniarum,
2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Kemenkes
Republik Indonesia
Heni Puji
Wahyuningsih, 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Kemenkes
Republik Indonesia.
https://books.google.co.id/books/about/Home_Baby_Spa.html?id=2IkOBwAAQBAJ&redir_esc=y
Tidak ada komentar:
Posting Komentar