Selasa, 27 Desember 2022

PENDARAHAN POSTPARTUM

 

MAKALAH

PENDARAHAN POSTPARTUM

(Kelompok 2)

 

LOGO POLTEKKES TJK.png 

 

 

 

 

 

 

 



POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepadadosen pembimbing yaitu Ibu Ns. Sunarsih, S.Kep., MM. atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini juga kepada kedua orang tua yang selalu memberi semangat serta rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Perdarahan Postpartum”. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

 

Bandar Lampung, 25 September 2022

 

 

 

Kelompok 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah................................................................................................
1.3
Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1 Definisi.................................................................................................................

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perdarahan Postpartum...............................
2.3
Macam-macam Perdarahan Postpartum...............................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................

 


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perdarahan post partum (PPP) merupakan perdarahan yang terjadi karena hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala dua persalinan. Perdarahan post partum merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu dan menempati persentase tertinggi sebesar 28%. Di berbagai negara, paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10-60% (WHO, 2018). Secara nasional menurut penyebab utama kematian ibu disebabkan komplikasi persalinan 45%, retensio plasenta 20%, robekan jalan lahir 19%, partus lama 11%, perdarahan dan cklampsia masing-masing 10%, komplikasi selama nifas 5%. Dan demam nifas 4% (Kemenkes RI, 2017).

Seorang ibu dengan perdarahan dapat meninggal dalam waktu kurang dari satu jam. Kondisi kematian ibu secara keseluruhan diperberat oleh tiga terlambat yaitu terlambat dalam pengambilan keputusan, terlambat mencapai tempat rujukan dan terlambat mendapatkan pertolongan yang tepat di fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2017). Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami perdarahan post partum, namun ia akan mengalami kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Marlina, 2017). Melihat akibat yang ditimbulkan dari perdarahan post partum, maka sangat perlu dilakukan pencegahan terhadap terjadinya perdarahan post partum pada ibu hamil. Antenatal Care (ANC) yang baik dapat mencegah terjadinya perdarahan post partum.

 

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa Saja  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perdarahan Postpartum

B.  Apa Saja Macam-macam Perdarahan Postpartum

 

1.3 Tujuan    

a. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perdarahan Postpartum

b. Untuk Mengetahui Apa Saja Macam-macam Perdarahan Postpartum


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Perdarahan postpartum mencakup semua perdarahan yang terjadi setelah kelahiran bayi, sebelum, selama, dan sesudah keluarnya plasenta. Kehilangan darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama disebut perdarahan postpartum (Oxorn & Forte, 2010). Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 cc setelah persalinan pervaginam dan lebih dari 1.000 ml untuk persalinan abdominal (Oktarina, 2016). Perdarahan postpartum adalah adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi yang lahir melewati batas fisiologis normal. Secara fisiologis, seorang ibu yang melahirkan akan mengeluarkan darah sampai 500 ml tanpa menyebabkan gangguan homeostatis. Jumlah perdarahan dapat diukur menggunakan bengkok besar (1 bengkok + 500 cc). Oleh sebab itu, secara konvensional dikatakan bahwa perdarahan lebih dari 500 ml dikategorikan sebagai perdarahan postpartum dan perdarahan mencapai 1000 ml secara kasat mata harus segera ditangani secara serius (Nurhayati, 2019).

 

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perdarahan postpartum merupakan perdarahan berlebihan yang terjadi setelah melahirkan sebanyak lebih dari 500 ml. Berdasarkan waktu terjadinya, perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a.    Perdarahan postpartum awal (early postpartum hemorrhage) yaitu perdarahan yang terjadi sampai 24 jam setelah persalinan.

b.    Perdarahan postpartum lambat (late postpartum hemorrhage) yaitu perdarahan yang terjadi sampai 28 jam setelah persalinan.

 

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perdarahan Postpartum

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum adalah partus lama, paritas, peregangan uterus yang berlebihan, dan anemia (Cunningham, 2010). Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi perdarahan postpartum, yaitu ;

 

a.    Partus lama

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi. Partus lama menyebabkan terjadinya inersia uteri yaitu, keadaan yang menunjukkan kontraksi rahim melemah atau kekuatan kontraksi rahim tidak sesuai dengan besarnya pembukaan mulut rahim. Hal ini dapat mengakibatkan kelelahan pada otot-otot uterus sehingga rahim berkontraksi lemah setelah bayi lahir.

b.    Paritas

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudutperdarahan postpartum. Paritas satu dan paritas lebih dari tiga mempunyai angka kejadian perdarahan postpartum paling tinggi. Pada paritas satu,ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama merupakan faktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Pada paritas lebih dari tiga, perdarahan postpartum dapat disebabkan karena fungsi reproduksi yang mengalami penurunan.

c.    Peregangan Uterus

Peregangan uterus disebabkan oleh kehamilan ganda, polihidramnion,dan makrosomia. Sebab-sebab tersebut akan mengakibatkan uterus tidak mampu berkontraksi segera setelah plasenta lahir

d.   Oksitosin Drip

Stimulasi dengan oksitosin drip dengan pemberian dosis yang tinggi dapat menyebabkan tetania uteri terjadi trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan serta inversion uteri.

e.    Anemia

Kadar hemoglobin <11 gr/dl akan cepat terganggu kondisinya bila terjadi kehilangan darah. Anemia dihubungkan dengan kelemahan yang dapat dianggap sebagai penyebab langsung perdarahan postpartum.

f.     Usia

Ibu yang hamil berumur < 20 tahun dan > 35 tahun lebih beresiko mengalami perdarahan pasca persalinan. Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun lebih berisiko karena rahim dan panggul ibu belum siap bereproduksi dengan baik, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit dan kehamilan yang bisa berakibat terjadinya komplikasi persalinan.Sebaliknya jika terjadi kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun kurang siap untuk menghadapi kehamilan dan persalinan cenderung mengalami perdarahan, hipertensi, obesitas, diabetes, mioma uterus persalinan lama dan penyakit-penyakit lainnya (Megasari M, 2013).

g.    Jarak kehamilan

Jarak persalinan adalah waktu antara persalinan terakhir dengan kehamilan  sekarang.

Idealnya jarak kehamilan adalah lebih dari 2 tahun (2-5 tahun). Pengaturan jarak kehamilan merupakan salah satu usaha agar pasangan dapat lebih siap dalam menerima dan siap untuk memiliki anak. Jarak kehamilan harus dihindari antara lain 4T yaitu : terlalu muda untuk hamil (<20 tahun), terlalu sering hamil (anak > 3 orang beresiko tinggi,terlalu dekat jarak kehamilan.

Perhitungan tidak kurang dari 9 bulan ini atas dasar pertimbangan kembalinya organ-organ reproduksi pada keadaan semula. Maka dari itu ada istilah masa nifas,yaitu masa organ-organ reproduksi kembali ke masa sebelum hamil. Namun masa nifas berlangsung hanya empat puluh hari, sementara organ-organ reproduksi baru kembali pada keadaan semula minimal 3 bulan (Prawirohardjo S, 2011).

 

2.3 Macam-macam Perdarahan Postpartum

 

Macam-macam perdarahan post partum dibagi menjadi dua (Nurhayati, 2019) yaitu :

a.    Perdarahan Postpartum Primer (Primery Postpartum Haemorrhage)

Perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebabnya antara lain :

 

1)     Atonia Uteri

 

Atonia uteri adalah kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek, dan tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah.Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh darah yang terbuka pada bekas menempelnya plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan.

Miometrium adalah lapisan tengah dari dinding rahim yang terdiri dari sel- sel otot polos dan mendukung jaringan stroma dan pembuluh darah. Miometrium merupakan bagian uterus yang memegang peranan penting dan terdiri dari banyak jaringan otot. Selama

kehamilan, serat otot miometrium menjadi berbeda dan strukturnya lebih terorganisir dalam rangka persiapan kinerjanya saat persalinan. Miometrium lapisan tengah tersusun sebagai anyaman dan ditembus oleh pembuluh darah. Masing-masing serabut mempunyai dua buah lengkungan sehingga tiap-tiap dua buah serabut kira-kira berbentuk angka delapan. Ketidakmampuan miometrium untuk berkontraksi akan menyebabkan perdarahan postpartum. Penyebab atonia uteri adalah akibat dari partus lama, pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil, multiparitas, anestesi yang dalam, serta anestesi lumbal. Atonia uteri juga dapat disebabkan karena salah penanganan kala III persalinan. Kesalahan tersebut yaitu memijat uterus dan mendorongnya kebawah dalam usaha melahirkan plasenta, yang seharusnya belum terlepas dari dinding uterus.

 

2)     Retensio Plasenta

 

Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir 30 menit setelah janin lahir. Kondisi tersebut disebabkan karena plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.Penyebab plasenta belum lepas dari dinding uterus yaitu karena kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (placenta adhesiva), plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus desidua sampai miometrium (plasenta akreta), serta plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus sampai dibawah peritoneum (plasenta perkreta).

 

3)     Retensio Sisa Plasenta

 

Retensio sisa plasenta adalah keadaan plasenta yang tidak lepas sempurna dan meninggalkan sisa. Keadaan tersebut dapat berupa fragmen plasenta atau selaput ketuban yang dapat menimbulkan perdarahan. Inspeksi segera setelah persalinan bayi harus menjadi tindakan rutin. Jika ada bagian plasenta yang hilang, uterus terus dieksplorasi dan potongan plasenta dikeluarkan.

 

4)     Robekan Jalan Lahir

Robekan jalan lahir selalu memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Sumber perdarahan dapat berasal dari perineum, vagina, serviks,dan robekan uterus (rupture uteri).

 

5)     Inversion Uteri

 

Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri terjadi secara mendadak atau perlahan. Pada inversio uteri bagian atas, uterus memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri bagian dalam menonjol kedalam kavum uteri. Penyebab inversion uteri adalah kesalahan dalam memimpin kala III, yaitu menekan fundus uteri terlalu kuat dan menarik tali pusat pada plasenta yang belum terlepas dari insersinya.

 

b.    Perdarahan Postpartum Sekunder (Secondary Postpartum Haemorrhage)

Perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah bayi lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari postpartum. Dibawah ini merupakan penyebab perdarahan postpartum sekunder (Etiology of secondary Postpartum haemorhage)antara lain :

1)     Sub Involusi

 

Sub involusi adalah kemacetan atau kelambatan involusio yang disertai pemanjangan periode pengeluaran lokhea dan kadang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Proses ini dapat diikuti oleh keputihan yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. Uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya.

 

2)     Hematoma Vulva

 

Hematoma adalah adalah gumpalan darah sebagai akibat cidera atau robeknya pembuluh darah wanita hamil aterm tanpa cidera mutlak pada lapisan jaringan luar. Penyebab hematoma vulva adalah akibat dari pertolongan persalinan, karena tusukan pembuluh darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan dapat juga karena penjahitan luka episiotomi atau rupture perineum yang kurang sempurna.

 

3)     Retensio Sisa Plasenta

 

Retensio sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim pada perdarahan postpartum lambat gajalanya yaitu perdarahan yang berulang atau berlangsung terus dan berasal dari rongga rahim.

 

 

 

Normalnya Ibu nifas akan mengalami beberapa tanda dan gejala

 

1)      Lelah dan sulit tidur

2)      Adanya tanda infeksi puerperalis (demam)

3)      Nyen/panas saat berkemih, nyeri abdomen 4. Sembelit, hemoroid

4)      Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, dan edema 6. Lokia berbau busuk yang sangat banyak (lebih dari 2 pembalut dalam1 jam) dan dibarengi nyeri abdomen 7. Puting susu pecah dan mamae bengkak

5)      8. Sulit menyusui

6)      9. Rabun senja

7)      10. Edema, sakit, dan panas pada tungkai Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pascapersalinan Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu dan keluarganya mengenal tanda bahaya dan perlu mencari pertolongan kesehatan.

 

Beberapa bahaya ibu nifas, meliputi

 

1)      Perdarahan per vaginam yang luar biasa banyak atau yang tiba-tiba

2)      bertambah banyak (lebih banyak dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam)

3)      Pengeluaran per vaginam yang baunya menusuk 3. Rasa sakit bagian bawah abdomen atau punggung

4)      Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan

5)      Pembengkakan di wajah atau tangan

6)      Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau merasa tidak

7)      enak badan

8)      Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit

9)      Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama 9. Rasa sakit, merah, nyeri tekan, dan/atau pembengkakan kaki

10)  Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri

11)  Merasa sangat letih atau napas terengah-engah

 

 

 

PERDARAHAN PER VAGINAM

 

Perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pascapersalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini, yaitu:

 

a)      Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut ber campur cairan amnion atau urine. Darah tersebar pada spon, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai.

 

b)      Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekurangan darah dapat diketahui dari kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar b normal dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah

 

c)      Perdarahan dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian risiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penanganan aktif kala III sebaik nya dilakukan pada semua wanita yang bersalin. Hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pascapersalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pascapersalinan harus dipantau dengan ketat untuk kemungkinan per darahan fase persalinan.

 

INFEKSI MASA NIFAS

 

     Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pascapersalinan. Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu (AKI). Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas ke saluran urinari payudara dan pembedahan merupakan penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu pembengkakan takikardia dan malaise. Gejala lokalnya berupa uterus lembek, kemerahan, rasa nyeri pada payudara, atau adanya disuria.

 

     Ibu berisiko infeksi postpartum karena adanya luka pada bekas sesaria pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital, termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina, dan serviks. Infeksi pascaseksio mungkin terjadi. Penyebab infeksi adalah bakteri endogen dan eksogen, Faktor predisposisi meliputi nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, dan seksio sesaria. Gejala klinis endometritis tampak pada hari ke-3 postpartum disertai suhu yang mencapai 39°C dan takikardia, sakit kepala, kadang terdapat uterus yang lembek. Ibu yang mengalami kondisi ini harus diisolasi.

 

 

PERDARAHAN DALAM MASA NIFAS

 

Penyebab perdarahan dalam masa nifas adalah sebagai berikut.

 

1)      Sisa plasenta dan polip plasenta.

2)      2. Endometritis puerperalis.

3)      Sebab sebab fungsional.

4)      Perdarahan luka.

 

 

a).   Sisa Plasenta dan Polip Plasenta.

 

Sisa plasenta dalam nifas menyebabkan perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta. Jika pada pemeriksaan plasenta ternyata jaringan plasenta tidak lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dari cavum uteri.

Potongan-potongan plasenta yang ketinggalan tanpa diketahui biasanya menimbulkan perdarahan postpartum lambat.

 

b).   Terapi

 

Dengan perlindungan antibiotik sisa plasenta dikeluarkan secara digital atau dengan kuret besar. Jika ada demam ditunggu dulu sampai suhu turun dengan pemberian antibiotik dan 3-4 hari kemudian rahim dibersihkan, namun jika perdarahan banyak, maka rahim segera dibersihkan walaupun ada demam.

 

 

Perdarahan oleh Sebab-sebab Fungsional

 

Hal yang termasuk perdarahan oleh sebab-sebab fungsional antara lain sebagai berikut.

1. Perdarahan karena hiperplasia glandularis yang dapat terjadi yang berhubungan dengan siklus anovulatorius dalam nifas.

2. Perubahan dinding pembuluh darah Pada golongan ini tidak ditemukan sisa plasenta, endometritis, ataupun luka.

3. Perdarahan Karena Luka. Kadang-kadang robekan serviks atau robekan rahim tidak didiagnosis sewaktu persalinan, karena perdarahan pada waktu itu tidak menonjol. Beberapa hari setelah postpartum dapat terjadi perdarahan yang banyak.

 

INFEKSI SALURAN KEMIH

 

Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relatif tinggi dan hal ini dihubungkan dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan, pemeriksaan dalam yang terlalu sering, kotaminasi kuman dari perineum, atau kateterisasi yang sering.

 

Sistitis biasanya memberikan gejala berupa nyeri berkemih (disuria), sering berkemih, dan tak dapat menahan untuk berkemih. Demam biasanya jarang terjadi. Adanya retensi urine pascapersalinan umumnya merupakan tanda adanya infeksi.

 

Pielonefritis memberikan gejala yang lebih berat, demam, mengigil, serta perasaan mual dan muntah. Selain disuria, dapat juga terjadi piuria dan hematuria.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 

Perdarahan post partum (PPP) merupakan perdarahan yang terjadi karena hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala dua persalinan. Perdarahan post partum merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu dan menempati persentase tertinggi sebesar 28%. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum adalah partus lama, paritas, peregangan uterus yang berlebihan, anemia, usia, dan jarak kehamilan (Cunningham, 2010) Macam-macam perdarahan post partum dibagi menjadi dua (Nurhayati, 2019) yaitu : Perdarahan Postpartum Primer (Primery Postpartum Haemorrhage) dan Perdarahan Postpartum Sekunder (Secondary Postpartum Haemorrhage).


DAFTAR PUSTAKA

 

 

https://www.halodoc.com/kesehatan/perdarahan-postpartum

Saleha, Sitti. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas/Sitti Saleha -Jakarta: Salemba Medika, 2009

Simanjuntak.(2020). Perdarahan Postpartum.Jurnal Visi Eksakta (JVIEKS)

Vol.1, No.1, Juli 2020, pp. 1-10


LAMPIRAN

2022-09-29 06:06:30.5410002022-09-29 06:06:59.2830002022-09-29 06:07:41.264000

2022-09-29 06:09:12.176000/private/var/mobile/Containers/Data/Application/78AEDB63-9803-45DC-9CDD-81A9B8BE1A9B/tmp/insert_image_tmp_dir/2022-09-29 06:11:42.390000.png2022-09-29 06:11:42.390000/private/var/mobile/Containers/Data/Application/78AEDB63-9803-45DC-9CDD-81A9B8BE1A9B/tmp/insert_image_tmp_dir/2022-09-29 06:12:01.316000.png2022-09-29 06:12:01.316000

2022-09-29 06:12:17.077000

2022-09-29 06:12:48.372000

2022-09-29 06:13:07.970000

2022-09-29 06:14:07.992000

Tidak ada komentar: