PEMBERIAN
AIR REBUSAN DAUN BINAHONG TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS
DI
PMB Hj KARTINI (NURHAMIDAH)
PERSEMBAHAN
Alhamdulilahirobbil’alamin,
rasa syukur yang berlimpah ku haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala nikmat, rahmat dan karunia yang tak tertandingi oleh apapun, juga
kemudahan dalam setiap langkahku, menjadi tempat ku bergantung memohon dan mencurahkan
segala isi hati dan keluh kesah ku selama ini dalam menjalani kehidupan ini,
sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini, yang aku persembahkan
untuk:
1. Ayah
dan Ibu ku terkasih, tersayang, tersegalanya dua malaikatku Ayah Suryadi dan
Ibu Yanti Supapti ku ucapkan terimakasih teramat tulus dari dalam hati untuk
yang paling dalam terimakasih atas segala kasih sayang, doa, dukungan,
kesabaran, semangat dan atas semua yang selalu kalian berikan untukku. Ayah dan
Ibu adalah alasanku untuk tetap semangat dan tak menyerah selama ini, kalian
adalah motivasi ku untuk terus bangkit dan berusaha sekuat mungkin untuk
menjalankan kehidupan ini di setiap aku ingin menyerah aku selalu mengingat
pengorbanan kalian yang sudah banyak memberikan yang terbaik untukku apapun
kalian akan lakukan demi sekolahku selama ini, sejauh ini aku belum bisa
memberikan apa-apa belum bisa membalas semua atas apa yang Ayah dan Ibu berikan
untukku. Ya Allah ampunilah dosa kedua orang tua ku, sehatkanlah kedua orang
tua ku, berikanlah waktu hidup yang lama dan berkah agar aku bisa membahagiakan
kedua orang tua ku sampai aku sukses, jauhkanlah orang tua ku dari mara bahaya,
limpahkanlah mereka rezeki yang berkah, jauhkan dari siksa kubur dan izinkanlah
kami kelak berkumpul di surga mu ya Allah, Aamiin... Terimakasih Yah Bu aku
sayang kalian.
2. Terimaksih
untuk “Ariya Dwi Rama” karena telah begitu baik dan simpati, saya berhasil
mengatasi semua tantangan ini dan sekarang saya memiliki harapan untuk masa
depan yang lebih baik. you are the best partner
3. Terimakasuh
untuk Teman-teman saya, Novi Agustina, Tri Utami, Sindi Anjalita, Dhia Safira
you are my bestfriend, dan juga teman-teman saya yang belum disebut namanya
4. Untuk
D III Kebidanan Tanjungkarang angkatan XXII terimakasih telah menjadi bagian
dari cerita hidupku, terimakasih untuk kenangan yang telah kita lakukan saat di
asrama maupun di kampus, terimakasih untuk segalanya yang tidak bisa aku
sebutkan satu-satu, aku doakan semoga kita semua menjadi bidan yang hebat dan
sukses....Aamiin....Dan terakhir teruntuk diriku sendiri, terimakasih sudah
bertahan sejauh ini, terimakasih sudah bisa diajak kompromi untuk selalu kuat
menghadapi apapun dalam kehidupan ini, bisa bertahan sampai sejauh ini aku
sangat bangga kepada diriku sendiri, terimakasih untuk selalu mencoba kuat
melewati banyak hal dan tidak pernah menyerah dibalik semua cobaan yang telah
dilalui. Terimakasih telah membuktikan ke orang banyak bahwa kamu bisa sampai
di titik ini. Maaf untuk segala lelah dan paksaan yang selama ini dihadapi.
Terimakasih sudah menjadi versi terbaik dan terhebat dari diriku sendiri.
Tetaplah kuat untuk segala hal yang akan dihadapi kedepannya ingat akan selalu
ada Allah bersamamu.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN BINAHONG TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS"
Laporan Tugas Akhir ini penulis
susun untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh derajad Ahli Madya
Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang. Dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
:
1.
warjidin Aliyanto SKM.,M.Kes, selaku Direktur
Politeknik kesehatan Tanjungkarang.
2.
DR.Sudarmi S.PD.,M.KES selaku ketua Jurusan Kebianan
Politknik Kesehatan Tanjungkarang.
3.
Nelly Indrasari, S.SiT.,M.Kes
selaku Dosen Pembimbing I dan ketua program Studi DIII
Kebidanan Tanjungkarang Politeknik Kesehatan TanjungKarang.
4.
Ika Fitria
Elmeida, SSiT.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membrikan bimbingan,
arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terwujud
5.
Mugiati, SKM, M.Kes selaku
Ketua Penguji Utama yang
juga tealah memberikan masukan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini,
6.
PMB Hj
Kartini (Nurhamidah) yang telah memberi izin dan kesempatan untuk
melakukan penyusunan Lapora Tugas Akhir
Bandar Lampung,2022
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL LUAR.............................................................................. i
HALAM
SAMPUL DALAM............................................................................... ii
HALAMANPERSETUJUAN............................................................................. iii
KATA
PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR
ISI…….................................................................................................. v
DAFTAR
TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR
GAMBAR.......................................................................................... vii
DAFTAR
LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan
masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 3
1. Tujuan
umum......................................................................................... 3
2. Tujuan
khusus........................................................................................ 3
D. Manfaat....................................................................................................... .3
1. Manfaat
Teoristis................................................................................... 3
2. Manfaat
Aplikatif.................................................................................. 4
E. Ruang
Lingkup............................................................................................ 4
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep
Dasar Kasus.................................................................................... 5
B. Kewenangan
Bidan Terhadap Kasus Tersebut.......................................... 14
C. Hasil
Penelitian Terkait.............................................................................. 15
D. Kerangka
Teori........................................................................................... 18
BAB
III METODE PENELITIAN
A. Lokasi
dan Waktu Penelitian..................................................................... 19
B. Subjek
Laporan Kasus............................................................................... 19
C. Instrument
Pengumpulan Data.................................................................. 19
D. Teknik/Cara
Pengumpulan Data................................................................ 19
E. Bahan
dan Alat.......................................................................................... 21
F. Jadwal kegiatan.......................................................................................... 22
BAB
IV HASIL TINJAUAN KASUS............................................................... 22
BAB V PEMBAHSAN........................................................................................ 33
BAB
VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.................................................................................................... 38
B. Saran.......................................................................................................... 39
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Tabel
1 Jadwal Kegiatan (Matriks Kegiatan)......................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Daun Binahong..................................................................................... 10
Gambar 2 Batang Binahong................................................................................... 10...........
Gambar 3 Bunga Binahong.................................................................................... 11...........
Gambar 4 Akar Binahong...................................................................................... 11
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 Sop rebusan air
daun binahong
DAFTAR
SINGKATAN
AKI Angka Kematian Ibu
ASI Air Susu Ibu
BAB Buang Air Besar
BAK Buang Air Kecil
PB Panjang Badan
BB Berat Badan
SOAP Subjektif, Objektif, Analisa,
Penataaksanaan
WHO World Health Organisation
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hampir
setiap pross persalinan pervagnam pada ibu kehamilan primigravida mengalami
perlukaan pada perineum, karena kebanyakan kehamilan primigravida perineum kaku
dan ibu masih belum pandai mengejan yang enar. Luka perineum adalah robekan
pada perineum yang terjadi sewaktu persalinan sehingga terjadi robekan jaringan
yang tidak teratur dan mengakibatkan rusaknya jaringan secara ilmiah karena
proses persalinan sehngga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. Luka
perineum dapat terjadi karena adanya ruotur spontan maupun episiotomy.
(Purwoastuti & Elizabeth, 2015)
Berdasarkan
informasi dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, sekitar 830
wanita meninggal setiap hari karena karena komplikasi selama kehamilan atau
persalian. Untuk mengurangi bahaya kematian ibu secara universal dari 216,1
juta kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 70 untuk setiap 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2030. Target SDGs akan membutuhkan laju penurunan tahunan di
seluruh dunia pada dasarnya 7,5% yang merupakan beberapa kali laju penurunan
tahunan yang diharapkan tercapai di suatu tempat dikisaran tahun1990 dan 2015.
Sebagian besar kematian ibudapat dicegah karena mediasi klinis yang diperlukan
diketahui (Coverage HS, 2017)
Angka
kematian ibu di Lampung tahun 2017 masih tinggi 115,8 per 100.000 kelahiran
hidup (Dinas Kesehatan Pivinsi Lampung, 2017). Bila dilihat berdasarkan kasusu
kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun 2017 berdasarkan laporan dari kabupaten
terlihat bahwa kasus kematian ibu yaitu terjadi selama (kematian ibu pada saat
hamil, saat melahirkan dan nifas) seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus
kematian ibu terbesar (59,78%) terjadi pada saat persalinan dan 70,95% terjadi
pada usia 20-34 tahun (Profil Dinkes Lampung, 2017)
Upaya mencegah terjadinya infeksi pada luka perineum dapat diberikan dengan
terapi farmakologi adalah terapi dengan pemberian antibiotik atau antiseptik
(povidone iodine) yang memiliki efek samping bagi ibu seperti alergi,
menghambat pembuatan kolagen yang berfungsi penyembuhan luka perineum. Sedangkan
terapi non farmakologi adalah terapi dengan pemberian dengan menggunakan daun
binahong untuk mempercepat penyembuhan luka perineum yang tidak mengakibatkan
infeksi (Susetya, 2015)
Daun
binahong mengandung saponin, alkoid dan polifenol. Saponinadalah campuran
dinamis pemukaan seperti pembersih ekstraksi senyawa sapoin akan memberikan
hasil yang lebih baiksebagai musuh bakteri bila menggunakan pelarut polar,
misalnya zat 70% pada daun binahong. Dilihat dari konstruksinya ada duamacam
saponin, yaitu steroid spesifik dan triterpenoid saponin steroid ditemukan di
monokotil dan saponin titerpenoid ditemukan di dikotil. Saponin merangsang
perkembangan kolagen, yang merupakan protein utama yang berperan dalam proses
penyembuhan luka (Susetya D, 2015)
Bedasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pemberian Air Rebusan Daun Binahong Terhadap Penyembuhan Luka
Perineum Pada Ibu Nifas” di Klinik Hj Kartini (Nurhamidah) Kecamatan Tj.
Karang, Kota Bandar Lampung
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan terdapat ibu nifas yang mengalami luka perineum yang dapat
mengakibatkan infeksi perineum pada masa nifas hingga menyebabkan kematian.
Salah satu ibu nifas yang mengalami luka perineum yaitu Ny.x. sehingga rumusan
masalah pada laporan tugas akhir ini adalaha apakah dengan air rebusan daun binahong
dapat mempercepat penyembuhan luka perineum pada Ny.X PA nifas di PMB Hj
Kartini (Nurhamidah) Bandar Lampung?
Untuk penyembuhan
luka perineum pada ibu nifas maka penulis ingin memberikan Asuhan Kebidanan
pada ibu nifas dengan rumusan masalah “Bagaimana upaya pemberian air rebusan
daun binahong untuk penyembuhan luka perineum pada ibu nifas?”
C.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Dilakukan asuhan kebidanan dengan penerapan rebusan
daun binahong untuk mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas
2. Tujuan
Khusus
a) Dilakukan
pengkajian data ibu nifas dengan perawatan luka perineum menggunakan rebusan
daun binahong secara menyeluruh
b) Dilakukan
identifikasi diagnosa atau masalah perawatan luka perineum dengan rebusan daun
binahong
c) Dilakukan
diagnose atau masalah pada perawatan luka perineum dengan rebusan daun binahong
d) Dilakukan
kebutuhan tindakan segera secara mandiri, berdasarkan kondisi pasien dengan
perawatan luka perineum menggunakan rebusan daun binahong
e) Dilakukan
asuhan kebidanan pada perawatan luka perineum menggunakan rebusan daun binahong
f) Dilakukan
rencana tindakan asuhan kebidanan pada perawatan luka
g) Dilakukan
hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum
menggunakan rebusan daun binahong
h) Dilakukan
hasil asuhan kebidanan padaibu nifas dalam bentuk SOAP
D.
Manfaat
1. Manfaat
Teoritis
Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk menambah
ilmu pengetahuan, menerapkan ilmu yang telah dipelajari, sebagai pengalaman
serta bahan evaluasi terhadap teori mengenai efektivitas penerapan personal
hygiene pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong terhadap
penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB Hj Kartini (Nurhaidah),
Bandar Lampung
2. Manfaat
Aplikatif
a) Bagi
lahan praktik
Sebagai tempat
penerapan secara nyata mengenai rebusan daun binahong terhadap penyembuhan luka
perineum. Sehingga resiko terinfeksi pada ibu postpartum dapat di minimalisir
terutama dilahan praktik
b) Bagi
Instusi Pendidikan
Sebagai sarana tempat
pengembangan dan referensi mengenai efektivitas penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong terhadap penyembuhan luka
perineum
E.
Ruang
Lingkup
Metode
asuhan kebidanan yang digunakan yaitu menggunakan manajemen tujuh langkah varney
dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP. Sasaran dari asuhan ini yaitu Ny. PA
yang mengalami luka perineum Objek dalam studi kasusu ini adalah menggunakan
rebusan daun binahong untuk mempercepat penyembuhan luka perineum. Lokasi
penelitian di PMB Hj Kartini (Nurhamidah), Bandar Lampung. Waktu pelaksanaan
dilakukan pada
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Konsep
Dasar Kasus
1. Masa
nifas
a. Penegrtian
Masa Nifas
Masa
nifas adalah masa pulih kembali. Mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, nifas (puerperium) berasal dari bahasa
latin. Purperium berasal dari 2 suku kata yakni puer dan parous. Puer berarti
bayi dan parous berarti melahirkan. Jadi dapat disimpulkan puerperium merupakan
masa setelah melahirkan (Asih Yusari dan Risneni, 2016)
b. Tahapan
Masa Nifas
Masa nifas terbagi
menjadi tiga priode, yaitu:
1) Periode
pasca salin segera (immediate postpartum) 0-24 jam
Masa segera setelah
plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak
masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu, tenaga
kesehatan harus dengan teratur melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah dan suhu.
2) Periode
pasca salin awal (early postpartum) 24 jam-1 minggu
Pada periode ini tenaga
kesehatan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lochea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan maknan dan
cairan, serta ibu dapat menyusi bayinya dengan baik.
3) Periode
pasca salin lanjut (late postpartum) 1 minggu-6minggu
Pada periode ini tenaga
kesehatan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling
KB (Asih Yusari dan Risneni, 2016)
c. Tanda
bahaya pada ibu masa nifas
1. Perdarahan
lewat jalan lahir
2. Keluar
cairan berbau pada jalan lahir
3. Bengkak
diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang
4. Demam
lebih dari dua hari
5. Payudara
bengkak, merah disertai rasa sakit
6. Ibu
terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi). (buku KIA, 2018)
d. Tujuan
Asuhan Masa Nifas
a) Mendeteksi
adanya perdarahan pada nifas
Tujuan perawatan masa nifas
adalah untuk menghindarkan atau mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan
postpartum, dan infeksi, dan hal ini penolong persalinan tetap waspada,
sekurang-kurangnya satu jam post partum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
komplikasi persalinan
b) Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya
Menjaga kesehatan ibu
dan bayinya baik fisik maupun psikologi, harus diberikan petugas atau penolong
persalinan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan
ibu bersalin bagaimana membersihkan daerah kemaluan dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu,
dari epan ke belakang dan baru membersihkan daerah sekitar anus.
Sarankan untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin
c) Melaksanakan
skrining secara komperehensif
Melakukan skrining yang
komperehensif dengan mengatasi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupu bayinya. Disini seorang bidan bertugas untuk melaukan pengawasan
kala IV yang meliputi pemeriksaan plasenta, pengawasan tinggi fundus uteri,
pengawasan dari vagina, pengawasan konsistensi Rahim dan pengawasan keadaan
umum ibu. Bila ditemukan masalah maka harus segera melakukan tindakan sesuai
standar pelayanan pada penatalaksanaan masa nifas
d) Meberikan
pendidikan kesehatan diri
Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat
e) Memberikan
pendidikan tentang laktasi dan perawatan payudara
Laktasi dan perawatan
payudara yaitu dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering, menggunakan BH
yang menyokong payudara, apabila payudara lecet oleskan kolestrum yang keluar
pada sekitar putting, lakukan pengompresan apabila bengkak dan menyusui harus
dilakukan (dalam dua jam pertama) memberikan pelayanan KB
f) Konseling
tentang KB
Idealnya pasangan harus
menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Sebelum
menggunakan KB sebaiknya dijelaskan efektifitas, efek samping serta kelebihan
dan keuntungan KB yang akan digunakan
(Asih Yusari, dkk,
2016)
2. Perineum
a. pengertian
Perineum
adalah area kulit antara liang vagina dengan anus (dubur) yang dapat robek
ketika melahirkan atau sengaja digunting guna melebarkan jalan lahir keluar
bayi (episiotomi). Perineum itu terletak di antara vulva dan anus yang
panjangnya rata-rata 4 cm. perineum adalah area kulit dan otot antara diantara
anus dan vagina, yang menyokong organ internal rongga panggul dan dapat
meregang untuk memfasilitasi kelahiran bayi (Wulandari, 2020)
Robekan
perineum terbagi menjadi empat drajat yaitu:
1. Derajat
I
Luasnya robekan hanya
sampai mukosa vagina, komisura posterior tanpa mengenai kulit perineum. Tidak
perlu dijahit jika tida ada perdarahan
2. Derajat
II
Robekan yang terjadi
lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum
dan otot perineum. Jahit menggunakan teknik penjahitan laserasi
3. Derajat
III
Robekan yang terjadi
mengenai mukosa vagina, komisura posterior, otot perineum hingga otot sfinger
ani
4. Derajat
IV
Robekan yang terjadi
lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot sfingter ani sampai ke dinding depan rectum. Penolong asuhan persalinan
normal tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum derajat
tiga atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan (Siswosudarmo dkk 2018)
b. Penyebab
robekan perineum
Robekan
perineum terjadi pada hamper semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan perineum disebabkan oleh dua fakor yaitu:
1. Factor
dari ibu
a. Pasien
atau ibu bersalin tidak mampu berhenti meneran
b. Adanya
dorongn fundus yang terlalu kuat sehingga janin keluar terlalu cepat
c. Adanya
kelainan vulva disebabkan adanya perlekatan oleh jaringan perut setelah pasien
mengalami cidera dan pembedahan
d. Arkus
pubis yang terlalu sempit
e. Episiotomy
2. Faktor
dari janin
a. Janin
besar
b. Posisi
kepala abnormal
c. Terjadinya
ekstraksi pada bayi seperti hidrosephalus yaitu penumbuhan cairan dalam
vertikel
(Fitriana & Widy,
2018)
c. Cara
pengobatan luka perineum
Cara pengobatan luka
perineum dibagi menjadi:
1. Cara
Farmatologi
a. Pemberian
antibiotic, untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. obat ini bekerja
dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak
b. Pemberian
betadine atau iodin
c. Porvidon,
antiseptic yang digunakan sebagai disinfektan pada luka untuk mencegah
pertumbuhan dan membunuh kuman penyebab infeksi
2. Cara
Nonfermatologi/ Herbal
a. Daun
binahong, mengandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan sponin
yang secara ilmiah dapat membantu mempercepat pertumbuhan luka perineum
b. Daun
sirih, mengandung kavikol yang dapat digunakan untuk membunuh kuman,
antioksidasi, fungisida dan anti jamur
c. Bunga
calendula, memiliki sifat antiseptic dan antimikroba yang dapat mengobati luka
ringan sampai luka terbakar
d. Lidah
buaya, tidak hanya dimanfaatkan untuk kecantikan juga memiliki kandungan anti
radang yang dapat menyembuhkan luka
(Kristiana, 2018)
3. Daun
Binahong
a. Pengertian
daun binahong
Binahong
atau madeira vine (Anredera cordifolia) adalah tanaman herbal yang paling
sering digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit di sejumlah negara
asia, seperti Vietnam, Taiwan, Cina, Korea dan Indonesia. Kandungan dalam
tanaman ini, terutama daunnya, sering digunakan sebagai obat herbal. Para ahli
kesehatan di Indonesia membuktikan bahwa tanaman ini dapat mengobati diabetes
mellitus, TBC, rematik, asam urat, asma, tifoid, hipertensi, wasir,dan
digunakan sebagai diuretic, pemulihan pasca persalinan, penyembuhan luka dan
operasi pasca khitan, gastritis, kolitis, dan kanker (Lukiswanto, 2017).
Binahong
mengandung senyawa aktif yang memiliki aktivitas sebagai anti bakteri,
antiviral, antifungi, analgesic, dan anti inflamasi. Kandungan senyawa
metabolit sekunder pada binahong yaitu flavonoid, triterpenoid, steroid,
alkaloid, fenol, dan saponin. Senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai anti
inflamasi dan penghambat bakteri yang bersifat patogen dan menginfeksi.
Senyawa-senyawa ini sangat jelas terkandung pada daun binahong dengan cara
dibuktikan menggunakan uji golongan. Uji senyawa alkaloid, flavonoid,
triterpenoid, steroid dilakukan pada ekstrak dan ditetesi pereaksi dragendorff
pada plat tetes sehingga terbentuk endapan coklat muda yang dikatakan positif
mengandung alkaloid. (Hasri,2017).
Daun
binahong (Anredera cordifolia) mengandung asam askorbat, oleanolic saponin,
flavonoid, alkaloid, triterpenoid, protein, vitamin C, dan fitoestrogen. Daun
binahong adalah jenis tanaman yang hidup dengan cara merambat dengan batang
yang ramping, melilit dan berwarna hijau (Sakti, et al., 2019).
Gambar
1 Daun Binahong Gambar 2 Batang Binahong
Gambar
3 Bunga Binahong Gambar 4 Akar Binahong
b. Kandungan dan manfaat daun binahong
Daun
binahong memiliki kandungan asam oleanolic yang memiliki sifat anti inflamasi,
sehingga dapat mengurangi rasa sakit pada luka luar. Daun binahong juga
memiliki kandungan lainnya seperti asam askorbat, saponin, alkaloid, polifenol,
flavonoid, dan mono polisakarida. Asam askorbat yang terkandung dalam tanaman
ini memiliki peran penting untuk mengaktifkan prolil hidroksilase yang menunjang
tahap hidroksilasi dalam pembentukan kolagen. Saponin yang juga terkandung
dalam tanaman ini berperan sebagai pembersih, merangsang pembentukan kolagen
dan protein yang berperan dalam proses penyembuhan luka (Sri Murni, 2017).
Ekstrak
daun binahong dengan konsentrasi 5% menunjukan hasil yang optimal pada proses
penyembuhan luka laserasi dikarenakan beberapa kandungannya Antara lain
saponin, tanin dan asam askorbat. Ekstrak daun binahong dapat mempercepat
penyembuhan luka, daripada luka yang tidak diberikan ekstrak terutama luka yang
telah terinfeksi. Pemberian ekstrak secara topikal lebih efektif untuk
mempercepat proses penyembuhan luka, dapat menyebabkan tingkat IL-6 lebih
tinggi dan meningkatkan produksi pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) terhadap luka.
(Dika Sotya Sakti, 2019)
Kandungan daun binahong antara lain
sebagai berikut:
a.
Asam Askorbat
Asam
askorbat adalah zat pereduksi dan antioksidan yang sangat kuat dalam menangani
infeksi bakteri, reaksi detoksifikasi, dan berperan dalam pembentukan kolagen
dalam jaringan (Pakaya, 2014)
b.
Asam Oleanolic
Asam
oleanolic memiliki kandungan analog triterpenoid yang sangat kuat yang
berfungsi sebagai penghambat proses inflamasi pada sel (Basir, 2018)
c.
flavonoid
Flavonoid
adalah zat alami yang memiliki struktur fenol dengan berbagai variasi.
Flavonoid adalah senyawa yang dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran,
biji-bijian, kulit kayu, akar, batang, bunga. Flavonoid menjadi komponen yang
sangat penting dan diperlukan dalam berbagai aplikasi nutraceutical, farmasi,
karena sifat antioksidan, antiinflamasi dan antikarsinogenik (Panche, 2016).
d.
Sponin
Saponin
memiliki peran dalam bidang farmakologis, yaitu sebagai ekspektoran,
antiinflamasi, vasoprotektif,
hiper kolesterolemia.
Saponin yang juga terkandung dalam tanaman ini berperan sebagai pembersih,
merangsang pembentukan kolagen dan protein yang berperan dalam proses
penyembuhan luka Saponin memiliki peran dalam farmakologis, yaitu sebagai
ekspektoran, antiinflamasi, vasoprotektif, hiperkolesterolemia, imunomodulator,
hipoglikemik (Nurzaman, 2018)
e.
Polifenol
Polifenol adalah metabolit sekunder
tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan dan memiliki pengaruh terhadap
pertahanan radiasi ultraviolet atau agresi oleh patogen (Ibrahim, 2016)
Manfaat daun binahong untuk
mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitanan, segala
luka dalam, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan
darah (Widyaningrum dkk, 2019)
c.
Cara Pembuatan Daun
Binahong
Daun
binahong diambil sebanyak 50 gram, kemudian daun yang sudah dikumpulkan,
dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan melakukan pencucian menggunakan
air mengalir. Sediaan yang akan dibuat adalah sediaan infusa, yaitu dengan cara
merebus daun binahong dalam air mendidih selama 15 menit. Jumlah air yang
digunakan untuk merebus yaitu 4 gelas air (800 ml) yang didihkan kemudian daun
binahong sebanyak 50 gram dimasukan dalam air yang mendidih selama 15 menit
hingga tersisa air rebusan sebanyak 2 gelas saja (400 ml). air rebusan tersebut
didiamkan hingga suhu mencapai 35-40˚C (hangat-hangat kuku), selanjutnya
disaring sehingga hanya tersisa airnya saja, dan digunakan untuk membersihkan
daerah kewanitaan sampai habis. Air rebusan daun binahong yang sudah dipakai
hanya sekali pakai saja, dan diganti dengan daun binahong yang baru setiap kali
akan digunakan untuk membersihkan perineum (Wijayanti dan Rahayu, 2016).
Air
rebusan daun binahong diberikan pada ibu postpartum yang mempunyai luka
laserasi/episiotomy di daerah perineum (yang ada jahitan luka). Cara
penggunaanya adalah air rebusan tersebut dipakai untuk membersihkan daerah
kewanitaan (perineum) setiap hari sebanyak 2 kali, yaitu pada waktu pagi dan
sore hari. Cara menggunakan air rebusan daun binahong untuk membersihkan area
perineum dengan membasahi perineum dari arah depan ke belakang. Air rebusan ini
diberikan sebagai pembilas, setelah ibu membersihkan area perineum. Area
perineum selanjutnya dikeringkan menggunakan handuk kecil, dengan cara ditekan-tekan
ringan, dan tidak diusapkan pada daerah perineum, karena dikhawatirkan akan
merusak jahitan luka yang belum kering secara sempurna. Tindakan ini dilakukan
mulai hari ke-2 sampai hari ke-7 ibu post partum (Wijayanti dan Rahayu, 2016).
B.
Kewenangan
Bidan Terhadap Kasusu Tersebut
1. Menurut
UU RI nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan pasal 49 mengatakan bahwa dalam
menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam
pasal 46 ayat (1) huruf di, bidan berwenang:
a. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
b. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal
c. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan normal
d. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa nifas
e. Melakukan
pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan rujukan
2. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017.
a. Pasal
18
Dalam penyelenggaraan
praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan:
1) Pelayanan
kesehatan ibu
2) Pelayanan
kesehatan anak, dan
3) Pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
b. Pasal
19
1) Pelayanan
kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a pada masa sebelum
hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara
dua kehamilan
2) Pelayanan
kesehatan ibu sebagai maksud pada ayat (1) meliputi pelayanan:
a) Konseling
pada masa sebelum hamil
b) Antenatal
pada kehamilan normal
c) Persalinan
normal
d) Ibu
menyusui, dan
e) Konseling
pada masa antara dua kehamilan
3. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bidan
berwenang melakukan:
a. Episiotomy
b. Pertolongan
persalinan normal
c. Penjahitan
luka jalan lahir tingkat I dan II
d. Penanganan
kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
e. Pemberian
tablet tambah darah pada ibu hamil
f. Pemberian
vitamin A dosis tertinggi pada masa nifas
g. Fasilitas/bimbingan
inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
h. Pemberian
uteronika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
i.
Bimbingan pada keompok
ibu hamil, dan
j.
Pemberian keterangan kehamilan
dan kehamilan
C.
Penelitian
terkait
Dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis sedikit banyaknya terinspirasi dan
mereferensi dan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar
belakang masalah pada laporan tugas akhir.antara lain:
1. Hasil
penelitian dari Riyanti & Risneni, 2018. Hasil anlisa didapat rata-rata
lamanya penyembuhan luka paling cepat 3 hari sebanyak 42,5%, 5 hari sebanyak
50%, dan 7 hari sebanyak 7,5% sehingga penelitian tersebut dapat menimpulkan
bahwa perawatan luka perineum dengan menggunakan air rebusan daun binahong
lebih cepat kering 3-5 hari
2. Hasil
penelitian Yuliana dkk, 2019. Hasil penelitian menunjukkan daun binahong lebih
efektif untuk penyembuhan jahitan luka
perineum pada ibu post partum dibandingkan dengan penggunaan povidene lodine
10%
3. Hasil
penelitian dari Raden & Yusniar, 2018. Hasil penelitian menunjukkan lama
penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu postpartum yang tidak mengkonsumsi
ekstrak daun binahong hampir seluruhnya mengalami penyembuhan yang lambat yaitu
90% sedangkan yang mengkonsumsi daun binahong hampir seluruhnya mengalami penyembuhan
dengan cepat yaitu 85%
4. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Raden Roro Siti Hatati Surjantini dan Yusniar
Siregar Efektifitas Air Rebusan Daun Binahong (anedara cordifolia (tenore)
steen) untuk penyembuhan luka perineum pada ibu nifas diklnik murniarti
kecamatan kota kisaran barat tahun 2018. Data dikumpulkan menggunakan lembar
ceklis dan di analisa dengan mann Whitney— Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberi simplisia daun binahong
lama luka sembuh luka perineum mayoritas cepat sedangkan yang tidak diberikan
simplisia daun binahong lama sembuh luka perineum normal. Hasil uji statistic
dengan Mann-Whitney Test nilai p< 0,05 disimpulkan bahwa simplisia daun
binahong efektifitas mempercepat kesembuhan luka perineum. Kepada petugas
kesehatan khususnya pelayanan kebidanan, perlu memberikan pendidikan kesehatan
tentang cara perawatan luka jahitan perineum saat dirumah dengan mengaplikasikan
terapi komplementer termasuk daun binahong untuk membantu mempercepat
penyembuhan luka, karena pemberian air rebusan daun binahong membuat
penyembuhan luka yang lebih baik.
5. Penelitian
yang dilakukan Wijayanti dan Rahayu (2016) tentang efektivitas air rebusan daun
binahong terhadap penyembuhan ruptur perineum pada 22 responden didapatkan
hasil 90,9% penyembuhan ruptur perineum kategori baik. Hasil penelitian yang di
lakukan oleh Milandiyah (2017) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun binahong
mampu menyambuhkan luka lebih baik dari pada povidoe iodine pada kulit kelinci.
Penelitian tersebut juga didukung oleh Kaur (2016), menyatakan bahwa aplikasi
pasta daun binahong secara topical menunjukkan hasil lebih baik dalam proses
penyambuhan luka dibandingkan dengan Na Cl 0,9% dan povidone iodine 5% pada
kulit tikus, sehingga bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan luka di
rumah yang bersifat tradisional. Penelitian lain juga mendukung hal tersebut
yaitu dilakukan oleh Oriza (2015), yang menyatakan bahwa ekstrak daun binahong
dapat memperecepat penyembuhan luka sayat pada tikus putih dengan dosis efeltif
yaitu konsentrasi 30%, dibandingkan dengan povidone iodine. Penelitian lain
dilakukan oleh Firzanah (2017), yang menyatakan bahwa ada pengaruh mengkonsumsi
air rebusan daun binahong terhadap penyembuhan ruptur perineum pada ibu nifas.
D.
Kerangka
Teori
Di Sebabkan
Karena : Robekan Jalan Lahir/ Episiotomi
|
LUKA PERINEUM |
Cara
Penatalaksaan Farmakologi
: 1)
Pemberian Antibiotik 2) Pemberian
Betadine
|
Cara
Penatalaksaan Non Fermakologi/Herbal : 1) Daun binahong 2)
Daun sirih 3)
Daun sirih merah 4)
Bunga calendula 5)
Lidah buaya
|
Penyembuhan Luka
Perineum |
(Kristiani, 2018)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Lokasi
pemberian Auhan Kebidanan pada Ny.X Bertempatan di PMB Hj Kartini pemberian
asuhan diberikan sejak tanggal…
B.
Subjek
Laporan Kasus
Subjek
asuhan kebidanan pada studi kasus ini adalah ibu nifas pada Ny.X PA berdasarkan
wawancara terhadap Ny.X Umur tahun mengeluh luka perineum pada ibu nifas.
C.
Instrumen
Pengumpulan Data
Instrument
yang digunakan adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada saat
melakukan studi kasus. Alat penggunaan data yang digunakan meliputi:
1. Format
pendokumentasian asuhan kebidanan yang digunakan dalam pengkajian data
2. Buku
KIA (Keshatan Ibu dan Anak) sebagai sumber dokumentasi dalam pengumpulan untuk
penelitian serta sebagai dokumentasi hasil asuhan untuk ibu hamil sampai
postpartum
3. Alat
dan bahan yang digunakan adalah stetoskop dan tensimeter
D.
Teknik
/ Cara Pengumpulan Data
Dalam penyusunan kasus
ini penulis menggunakan jenis data primer dan skunder
1. Data
primer
Data
primer yaitu data yang secara langsung diambil dari subjektif atau objektif
oleh perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh dari tujuh langkah
varney:
a. Langkah
1 (pertama) : mengumpulkan data
Pada langkah ini
dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.
b. Langkah
II (kedua) : interpretasi data dasar
Pada langkah ini
dilakukan interprestasi data yang benar terhadap diagnose atas masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
c. Langkah
III (ketiga) : mengidentifikasi diaognosa atau masalah potensional
Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi.
d. Langkah
IV (keempat) : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera
Mengietifikasi perlunya
tindakan oleh bidan/dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani besama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai kondisi klien.
e. Langkah
V (kelima) : merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini
diencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkahini merupakan kelanjutan menejamen terhadap diagnose atau masalah yang
telah di identifikasikan atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data
dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
f. Langkah
VI (keenam) : Melaksanakan Peencanaan
Pada langkah
keenaminirencana menyeluruh seperti yangtelah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakn
secara efisien dan aman
g. Langkah
VII (terakhir) : Evaluasi
Pada langkah ke 7 ini
dilakukan evaluasi kefeltifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa.
2. Data
Skunder
Data Skunder adalah data yang didapat tidak secara
langsung dari objek kasus. Data sekunder dapat dari buku KIA dan data kohort
ibu nifas di PMB
E.
Bahan
dan Alat
Saat
melakukan studi kasus dengan judul Efektivitas Air Rebusan Daun Binahong
Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas
Penulis
menggunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Observasi
a. Lembar
panduan observasi
2. Pemeriksaan
fisik
a. Thermometer
b. Tensimeter
dan stetoskop
c. Jam
tangan penunjuk detik
3. Penerapan
personal hygiene pada perawatan perineum
a. Daun
binahong
b. Air
rebusan
c. Handuk
d. Pembalut
4. Wawncara
dan alat yang digunakan
a. Format
pengkajian pemerkosaan fisik
b. Buku
tulis dan pena
5. Dokumentasi
a. Status
catatan pada ibu nifas
BAB
IV
TINJAUAN
KASUS
A.
6
JAM POST PARTUM
Anamnesa
oleh : Almunadiya Intan Putri
Hari/tanggal : Senin 14-03-2022
Waktu : 21.30 WIB
1. Nyeri
kepala hebat :
tidak
2. Penglihatankabur : tidak
3. Bengkak
pada ekstremitas dan wajah : tidak
4. Nyeri
epigastrium :
tidak
5. Terjadi
perdarahan :
tidak
SUBJEKTIF (S)
Identitas
Nama : Ny.S : Tn.F
Umur : 31 Tahun : 31 Tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Lampung :
Lampung
Pendidikan : SMA :
SMA
Pekerjaan : IRT :
IRT
Alamat : Jl Adi Sucipto No 31,
Kebon Jeruk
Anamnesa
a. Keluhan
utama
Ibu mengatakan
perut nya masih terasa mulas, ASI telah keluar berwarna kekuning-kuningan, ibu
mengeluh nyeri pada luka perineum setelah melahirkan dan masih takut untuk BAB
dan BAK
b. Riwayat
Menstruasi
Ibu mengatakan
mengalami menarche pada umur 12 tahun, siklus 28 hari teratur, lamanya 5-7
hari, banyaknya 2-3x ganti pembalut dalam sehari, sifat darahnya cair, dan
tidak ada keluhan, ibu mengatakn HPHT 07-06-2021 dengan TP 14-03-2022, usia
kehamilan 40 minggu
c. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu:
No. |
Tahun
Lahir |
Tempat
Bersalin |
UK |
Jumlah/JK |
Jenis
Persalinan |
PB/BB |
Ket. |
1
|
2019 |
PMB |
38 mgg |
perempuan |
spontan |
49/3100 |
- |
d. Riwayat
kehamilan ini
P2A0
ANC :
tratur di PMB setiap bulan
Imunisasi TT : TT5
Penyakit kehamilan: tidak ada
e. Riwayat
persalinan ini
Tempat melahirkan: PMB
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Kompliasi : Tidak ada
f. Lama
persalinan
Kala I : 3 jam 30
menit
kala II : 0 jam 30
menit
kala III : 0 jam 15
menit
jumlah : 6 jam 15 menit
g. Jumlah
perdarahan : normal ± 150 cc
Obat-obat yang diberikan
Amoxilin : 3x1 tablet
Mefenamic acid : 3x1 tablet
h. Bayi
Jenis kelamin : Perempuan
Berat Badan : 3500 gr
Panjang badan : 49 cm
Plasenta : Diameter :
±18 cm
Berat :
± 500 gram
Tebal :
± 2,5 cm
i.
Tali pusat
Panjang : 50 cm
Insersi : sentralis
Perineum : robekan derajat 2
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional: Stabil
TTV :
TD : 120/80 mmhg R: 20x/m
N :
80x/m S:
36ºc
B. Pemeriksaan
fisik
Wajah :
Tidak oedema an tidak pucat
Konjungtiva : Merah muda
Payudara
Pembesaran :
ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : menonjol
Benjolan :
tidak ada
Pengeluaran : colostrum
Palpasi :
kontraksi baik, uterus teraba bulat dank eras, TFU
2 jari dibawah Pusat
Kandung kemih : Tidak penuh
Anogenital
Vulva dan vagina : tidak ada tanda-tanda
infeksi
Pengeluaran pervaginam :
lochea rubra
Ekstremitas :
tidak ada oedema
ANALISA DATA (A)
Diagnosa :
ibu P2A0 usia 31 tahun 6 jam post partum normal
Masalah :
perut ibu terasa sedikit mulas, terasa sakit pada perineum,
dan ibu merasa sedikit cemas
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan pnjelasan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu normal
2. Menjelaskan
pada ibu tentang rasa mulas yang dirasakannya adalah hal yang normal dikarnakan
proses pengembalian rahim ke bentuk semula
3. Mengajarkan
pada ibu dan keluarga cara melakukan mesase fundus uterus yaitu dengan
meletakkan telapak tangan difundus ibu yaitu bagian diatas simpisis yang teraba
bulat dan keras dengan cara melakukan mesase dengan gerakan melingkar searah
jarum jam sebanyak 15 kali selama 15 detik
4. Meminta
ibu untuk melihat dan melaporkan jika merasa pusing dan jika darah yang
keluarterus menerus
5. Melakukan
mobilisasi dini dengan gerakan ringan seperti miring kekanan atau kekiri,
menggerakkan kaki, duduk di tepi ranjang, dan berjalan di sebelah tempat tidur
6. Memotovasi
ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara eksklusif selama 6 bulan dengan
perlekatan (bounding attachment)
7. Mengajarkan
ibu tentang teknik cara menyusui yang benar seperti posisi duduk dan posisi
berbaring dan jangan lupa untuk menyendawakan bayinya setelah selesai menyusui
8. Mengajarkan
ibu cara perawatan payudara agar dapat menyusui dengan lancar dan mencegah
masalah-masalah yang sering timbul pada saat menyusui meliputi:
a.
Kompres putting susu
dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit. Lakukan pengurutan
payudara sebagai berikut:
1)
Penurutan pertama
Licinkan
kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara,
pengurutan dilakukan dimulai kea rah atas, lalu telapak tangan kiri kearah sisi
kiri dan telapak kanan kea rah sisikanan. Lakukan terus pengurutan ke bawah dan
ke samping.
Ulangi
masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara
2)
Pengurutan kedua
Sokong
payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan
kanan urut payudara dari pangkal hingga putting susu.lakukan jugauntuk payudara
sebalah kanan.
Ulang
masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap
payudara
3)
Pengurutan ketiga
Sokong
payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut
dengan buku-buku jari pangkal kea rah putting susu. Lakukan juga untuk payudara
sebelah kanan, ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara
4)
Pengurutan keempat
Pegang
pangkal payudara dengan kedua tangan lalu dari pangkal payudara kearah putting
susu sebanyak satu kali
5)
Pengurtan kelima
Pijat
putingsusu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan tempat yang bersih /
gelas
b.
Pengompresan
Kompres
kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit, lalu ganti dengan
kompres air dingin 2 menit danyangkompres lagi dengan air hangat selama 2 menit
9. Memberikan
dan menganjurkan ibu untuk minum obat antibiotic 3x1 untuk mencegah terjadinya
infeksi terjadinya infeksi, amoxilin, Mefenamic acid
10. Mengajarkan
ibu personal hygiene yakni membasuh bagian kemaluan menggunakan air hangat dan
selalu menjaga agar tetap bersih dan kering serta sering mengganti pakaian
dalamnya
11. Menjelakan
tanda bahaya masa nifas kepada ibu seperti demam, perdarahan setelah
melahirkan, depresi, sakit kepala, penglihatan kabur dll
12. Meminta
ibu untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila terjadi tanda bahaya
masa nifas
B. 6 HARI POST PARTUM
Hari/tanggal : Senin. 21-03-2022
Waktu :
09.00 WIB
Tempat :
Rumah Ny.S
1.
Nyeri kepala hebat : tidak
2.
Penglihatan kabur : tidak
3.
Bengkak pada ekstemitas
dan wajah : tidak
4.
Nyeri epigastrium : tidak
5.
Terjadi perdarahan : tidak
SUBEKTIF
(S)
Anamnesa
Dari kunjungan hari ke-6 ibu
mengatakan pengeluaran ASI lancar dan pada saat malam hari nya bayinya kuat
menyusu hingga ibu kurang tidur, tali pusat sudah puput atau lepas degan baik
tanpa adanya perdarahan. Ibu mengatakan setelah pulang ke rumah diberi obat
antibiotic. Penggunakan air rebusan daun binahong selama 5 hari dilakukan 2x
sehari pada pagi dan sore hari saat mani, ibu merasabagian vagina tidak licin
dan terasa kesat, lebih nyaman dari sebelum menggunakan air rebusan daun
binahong
Objektif
(O)
a.
Pemeriksaan umum
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan
emosional: Stabil
TTV : TD : 120/70 mmhg R: 24x/menit
N :
80x/menit S:
36,3ºC
b.
Pemeriksaan fisik
1.
Wajah : Tidak oedema dan
tidak pucat
2.
Konjungtiva : Pucat
3.
Payudara
Pembesaran : Ya, simetris kanan dan kiri
Putting
susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : ASI
4.
Palpasi : Kontraksi baik, TFU
pertengahan simpisis pusat
5.
Kandung kemih : Tidak penuh
6.
Anogenital
Vulva
dan vagina : tidak ada
tanda-tanda infeksi
Pengeluaran
pervaginam : lochea sanuinolenta
7.
Ektremitas : tidak ada oedema
8.
Pola Eliminasi : BAK sudah lancer seperti sebelum
melahirkan namun
BAB masih sedikit sulit
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : ibu P2A0 31 tahun
postpartum hari ke 6 normal
Masalah : ibu mengeluh kurang tidur
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan penjelsan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
2.
Menilai adanya
tanda-tana demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3.
Menyarankan ibu untuk tidur
juga pada saat bayinya tidur sehingga pola tidur ibu tidak terganggu
4.
Menyarankan pada suami
maupun keluarga untuk memberikan dukungan serta membantu ibu dalam mengurus
bayinya
5.
Menganjurkan kepada ibu
untuk menjaga kebersihan kemaluannya, serta menggunakan air rebusan daun
binahong unuk membasuh lukanya setiap setelah BAK dan BAB
6.
Menganjurkan ibuuntuk
tetap menggunakan air rebsan daun
bnahong sampai 7 hai untuk mendapatkan hasil yang maksimal
7.
Mengingatkan pada ibu
untuk tetap memberikan ASI saja kepada bayinya mengingatkan kepada ibu untuk
tidak pantang makanan, makan makanan yang bergizi seimbang, memperbanyak minum
air putih, serta istirahat yang cukup
8.
Menyarankan kepada ibu
untuk menyusui bayinya 2-3 jam sekali agar kebuthan cairan bayi terpenuhi
9.
Mengingatkan ibu untuk
selalu menyendwakan bayinya seelah selesai menyusui
10.
Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup
11.
Meminta ibu untuk
segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila tanda bahaya masa nifas
C. 2 MINGGU POSTPARTUM
Hari/tanggal : Senin. 28-03-2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat
: Rumah Ny.S
1.
Nyeri kepala hebat : tidak
2.
Penglihatan kabur : tidak
3.
Bengkak pada ekstemitas
dan wajah : tidak
4.
Nyeri epigastrium : tidak
5.
Terjadi perdarahan : tidak
SUBJEKTIF (S)
Anamnesa
Dari
hasil kunjungan ke-2 minggu. Ibu mengatakan tidak ada keluhan
OBJEKTIF (F)
a.
Pemeriksaan Umum
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Cmposmentis
Keadaan
Emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70mmHg R: 23 x/menit
N :78
x/menit S: 36,5ºC
b.
Pemeriksaan Fisik
1.
Wajah : Tidak oedema dan tidak
pucat
2.
Konjungtiva : Merah muda
3.
Payudara
Pembesaran : Ya, simetris kanan dan kiri
Puting
Susu : Menonjol
Benjolan : Tidak Ada
Pengeluaran : ASI
4.
Palpasi : Kontraksi Baik, TFU tidak
teraba
5.
Kandung Kemih : Tidak penuh
6.
Anogenital
Vulva
dan Vagina : Tidak ada
tanda-tanda infeksi
Pengeluaran
Pervaginam : Lochea serosa
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Ibu P2A0 usia 31
tahun 2 minggu postpartum normal
Masalah : Tidak ada
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan penjelasan
kepada ibu tentang hasil pemeriksan
2.
Dari hasil pemeriksaan
di dapatkan data bahwa luka jahitan perineum ibu tidak ada tanda-tanda infeksi
dan kemerahan
3.
Menganjurkan pada ibu
untuk membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas setiap bulan untuk mendapat
imunisasi dasar dan pemantauan pertumbuhan bayi
4.
Memberikan penjelasan
kepada ibu tentang kembalinya masa subur dan menganjukan ibu untuk memulai
hubungan seksual setelah selesai masa nifas
5.
Memberikan penjelasan
kepada ibu mengenai Keluarga Berencana (KB)
6.
Menganjurkan ibu untuk
imuisasi BCG bayinya setelah 1 bulan
7.
Menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI ekslusif selama 6 bulan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada pembahasana ini penulis akan menjelaskan tentang
hasil asuhan yang diberikan kepada Ny.S umur 31 tahun di PMB Kartini alamat Jl
Adi Sucipto No 31, Kebon Jeruk, Bandar Lampung. Penulis melakukan Asuhan
Kebidanan penerapan Personal Hygiene pasa luka perineum menggunakan Air Rebusan Daun Binahong Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas.
Pada kasus Ny.S pengkajian dilakukan dengan
pengumpulan daa subjektif danobjektif yang
dilakukan pada hari Senin tanggal 14-03-2022 pukul
21.30 WIB. Ny.S umur 31 tahun P2A0
sampai 8 jam post partum. Dari hasil anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu
mengatakan perutnya masih terasa mulas, merasa lemas, nyeri pada kemaluannya,
sudah BAK, ASI sudah keluar berwarna kekuning-kuningan, dan bayinya meyusu
dengan kuat. Lamanya waktu persalinan pada kala I 3 jam 30 menit, kala II 30
menit, kala III 15 menit dan kala IV 2 jam. Jadi jumlah kseluruhan lmanya
persalinan Ny.S 6 jam 15 menit, dengan robekan jalan lahirspontan derajat 2.
Dari hasil pemeriksaan kondisi ibubaik, dengan tanda-tanda vital TD : 120/80
mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC. hasil dari pemeriksaan fisik baik, wajah
idak ada oedema dan tidak pucat, konjungtiva merah muda, pembesaran payudara
simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol serta pengeluaan kolostrum. Palpasi
kontraksi baik yaitu uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari dibawah pusat,
kndung kemih kosong dan pengelaran drh pervaginam normal, lochea rubra.
Dengan
kondisi Ny.S 6 jam post partum normal penulis menjelaskan bahwa Ny.S akan
diberikan asuhan kebidanan yaitu penerapan personal hygiene pada luka perineum
menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu post partum. Penulis menjelskan
pendidikan kesehatan mengenai tanda bahaya infeksi pada masa nifas, menjelaskan
penddikan kesehatan mengenai penerapan personal hygiene serta perawatan luka
perineum dalam masa nifas, degan mengajarkan Ny.S cara mengolah serta
menggunakan air rebusan daun binahong untuk cebok/membasuh luka perineum agar
lebih cepat kering dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari saat
mandi secara teratur selama 7 hari. Serta menjelaskan pendidikan kesehatan
mengenai kebutuhan gizi terutama protein saat masa nifas.
Pada
kunjungan hari pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 15-03-2022, pukul
09.30 WIB dirumah Ny.S. penulis memberikan air rebusan daun binahong. Setelah
itu dilakukan pengkajian ibu mengatakan susah tidur dan masih merasakan nyeri
pada perineum data obyektif TTV normal TD
: 120/80 mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC, TFU 2 jari dibawah pusat,
pengeluaran pervaginam normal, lochea rubra berwarna merah kuniing berisi darah
lender dan jahitan lukamasih basah tidak lepas, normal.
Pada
kunjungan hari kedua dilakukan pada hari rabu tangal 16-03-2022, pukul 10.00
WIB dirumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah itu
dilakukan pengkjian ibu mengatakan rasa nyeri semakin berkurang, TTV normal TD:
120/80 mmHg, R: 20x/m, N: 80x/m, S: 36 ºC, TFU 3jari dibawah pusat, pengeluaran
pervaginam normal, lochea sanguilenta berwarba merah kuning berisi darah lender,
dan jahitan luka sedikit mulai mongering dengan baik tidak ada tanda-tanda
infeksi.
Pada
kunjungan hari ketiga dilakukan pada hari kamis tangal 17-03-2022. Pukul 10.00
WIB di rumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah itu
dilakukan pengkajian ibu mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada perineum,
TTV normal TD : 120/80 mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC, TFU pertengahan
simpisis pusat, pengeluaran pervaginam normal, lochea sanguilenta berwarna meah
kuning berisi darah kendir, dan luka perineum mulai mongering dengan baik tanpa
ada indikasi infeksi.
Pada
kunjungan hari keempat dilakukan pada hari jum’at tanggal 18-03-2022, pukul
10.00 WIB dirumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah dilakukan pengkajian, ibu mengatakan
sudah tidak lagi mersakan nyeri pada luka perineum, TTV normal TD : 120/80
mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC, TFU pertengahan simpisis pusat,
pengeluaran pervaginam normal, lochea sanguilenta berwarna merah kuning
brisidarah lendir, dan luka perineum sudah mulai mengering sempurna dengan baik
tanpa ada masalah.
Pada
kunjungan hari kelima dilakukan pada hari sabtu tanggal 19-03-2022, pukul 10.00
WIB dirumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah itu dilakukan pengkajian, ibu
mengatakan sudah tidak merasakan nyeri
pada luka perineum, TTV normal TD : 120/80 mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC,
TFU pertengahan simpisis pusat, pengeluaran pervaginam normal, lochea
sanguilenta berwarna merah kuning brisidarah lendir, dan luka perineum sudah
benar-benar kering. Namun pemberian air rebusan daun binahong akan terus
diberikan sampai hari ke 7 untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan
pemantauan mengunakan skala reda didapatkan bahwa Ny.S mengalami percepatan
penyembuhan luka perineum yang semakin membaik. Dari pemberian awal air rebusan
daun binahong hingga akhir didapatkan bahwa hasilnya lukaperineum semakin membaik dan akhirnya mongering sempurna di 7
hari pemberian yaitu pada hari senin tangal 21-03-2022.
Hasil
setelah dilakukan asuhan kebidanan penerapan personal hygiene pada lluka
perineum menggunakan aor rebusan daun binahong pada ibu postpartum secara rutin
selama7 hari yang dimulai pada hari selasa tanggal 15-03-2022. Luka perineum
Ny.S mengalami penyembuhan yang baik dan lebih cepat dibandingkan perawatan
luka perineum menggunakan air biasa maupun obat-obatan seperti povidoe iodine
sesuai dengan hasil penelitian-penelitian diantaranya.
Hasil
penelitian dari Riyanti & Risnen, 2018. Hasil analisa didapat rata-rata
lamanya penyembuhan luka paling cepat 3 hari sebanyak 42,5%, 5 hari sebanyak
50% menyimpulkan bahwa perawatan luka perineum dengan menggunakan air rebusan
daun binahong lebih cepat kering 3-5 hari.
Kemudian
sejalan Hasil penelitian Yuliana dkk, 2019. Hasil penelitian menunjukkan daun
binahong lebih efektif untuk penyembuhan
jahitan luka perineum pada ibu post partum dibandingkan dengan penggunaan
povidene lodine 10% menyimpulkan bahwa perawatan luka perineum dengan
menggunakan air rebusan daun binahong lebih cepat 5 hari dan maksimal 7 hari.
dibandingkan waktu rata-rata penyembuhan ruptur perineum menggukan air biasa
waktu minimum penyembuhan adalah 7 hari dan maksimal 9 hari.
Hasil
penelitian dari Raden & Yusniar, 2018. Hasil penelitian menunjukkan lama
penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu postpartum yang tidak mengkonsumsi
ekstrak daun binahong hampir seluruhnya mengalami penyembuhan yang lambat yaitu
90% sedangkan yang mengkonsumsi daun binahong hampir seluruhnya mengalami
penyembuhan dengan cepat yaitu 85%.
Asuhan
kebidanan yang dilakukan oleh penulis merupakan asuhan pertama kali di PMB Hj
Kartini. Sebelumnya belum ada yang melakukan asuhan kebidanan penerapan
personal hygiene pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada
ibu postpartum di PMB tersebut. Pada praktik klink kebidanan III ini maka
penulis mengambil asuhan kebidanan penerapan personal hygiene pada luka
perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu postpartum terhadap
Ny.S di PMB Hj Kartini. Bandar Lampung.
Berdasarkan
penatalaksanaan yang telah diberikan, asuhan kebidanan yang di berikan kepada
klien yaitu Ny.S, umur 31 tahun dengan riwayat persalinan P2A0 untuk
mempercepat proses penyembuhan luka perineum. Pemberian asuhan tersebut
dianjurkan dapat diberikan scara rutin yaitu 2 kali dalam sehari pada saat
mandi sehingga dapat di berikan hasil yang maksimal.
Setelah
dianalisis oleh penulis keberhasilan asuhan penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong ini tidak semata-mata hanya
dari peberian air rebusan daun bnahong selama 7 hari saja, melainkan karena
adanya beberapa faktor pendukung seperti penerapan personal hygiene yang bagus,
dimana ibu selalu melakukan pembasuhan kemaluannya menggunakan air rebusan daun
binahong dan rajin mengganti pembalut sehinga kemaluannya terjaga kebersihan
nya. Selain bersih itupun mendatangkan rasa nyaman tersendiri terhadap Ny.S
selaku yang menerapkan asuhan
Faktor
pendukung berikutnya adalah moblisasi dini paien yang baik, setelah beberapa
jam pasca melahirkan, setelah Ny.S dipersilahkan untuk miring kanan, miring
kiri Ny.S, langsung bergerak sesuai dengan arahan yang diberikan. Kemudian
faktor pendukung lainnya adalah nutrisi ataupun maknana yang di konsumsi oleh
Ny.S, dimana Ny.S sangat suka makan sayur-sayuran hijau, buah-bahan yang kaya
serat dan vitamin serta rajin mengkonsumsi protein tinggi, baik dari ikan gabus
maupun putih telur.
Selain
karna faktor nutrisi ibu yang baik, Ny.S menerapkan pola kebutuhan cairan yang
baik yaitu dengan memperbanyak minum air putih minimal 8 gelas dalam sehari
sehingga rentan mengalami dehidrasi. Ny.S juga menerapkan pola isirhat yang
cukup sehingga tubuhnya lebih sehat. Faktor pendukung lainnya yaitu faktor dari
orang-orang terdekat, seperti dukungan suami maupun keluarga Ny.S sangat baik,
semua itu terlihat dari respon keluarga mengenai asuhan yang diberikan terhadap
Ny.S yaitu penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunakan air
rebusan daun binahong pada ibu postpartum ini sangat diterima dengan baik oleh
suami maupun keluarga Ny.S.
Dalam
hal ini berdasarkan penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunkan
air rebusan daun binahng yang telah diberikan kepada Ny.S umur 31 tahun P2A0
dapat diterapkan di PMB Hj Kartini, Bandar Lampung karena hasil yang
didapatkan terbukti terbukti untuk mempercepat penyembuhan luka perineum
sehingga dapat bermanfaat bagi ibu yang mengalami rupture perineum
BAB
VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.S dengan penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu postpartum dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penulis
telah melakukan pengkajian yang menyeluruh tediri dari identitas klien,
anamnesa dan pemeriksaan fisik pada Ny.S di PMB Hj Kartini. Bandar Lampung
tahun 2022. Dilakukan sesuai standart.
2. Penulis
telah melakukan diagnosa masalah dan kebutuhan pada ibu nifas yaitu Ny.S P2A0
post partum pada 6-8 jam dengan penerapan personal hygiene pada luka
perineum menggunakan air rebusan daun binahong sasuai dengan nomenkalatur
kebidanan.
3. Penulis
telah mengindentifikasi masalah potensial pada Ny.S dengan penerapan personal
hygiene pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu
postpartum di PMB Hj Kartini. Bandar Lampung tahun 2022 dan dinyatakan tidak
ada masalah potensial.
4. Terencananya
antisipasi atau tindakan yang sesuai dengan pengkajian data secara dengan tepat
dan rasional berdasarkan perawatan luka perineum di PMB Hj Kartini. Bandar
Lampung tahun 2022, sesuai dengan manajemen kebidanan.
5. Terlaksananya
tindakan menyeluruh sesuai dengan prosedur, penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunkan air rebusan daun binahong pada ibu post partum pada
Ny.S yang dilakukan sesuai langkah-langkah berdasarkan jurnal-jurnal penelitian
lain tentang teknik perawatan luka perineum luka perineum menggunakan air
rebusan daun binahong dengan pelaksanaan di mulai padahari kedua post partum,
dan Ny.S meminta untuk dilanjutkan sendiri dirumh sampai luka puih sepenuhnya
atau sembuh serta didukung dan di motivasi oleh keluarga, suami serta bidan
6. Mengevaluasi
hasil pemberian asuhan kebidanan dengan dilakukannya penerapan personal hygiene
pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu post partum
di dapatkan hasil maksimal karena dilakukan secara rutin, luka mengering dan
rasa sakit menghilang sempurna pada hari kelima-keenam
7. Mendokumentsikan
asuhan kebidanan menurut 7 langkah varney dalam bentuk SOAP yang telah
diberikan atau dilaksanakan pada Ny.S dengan perawatan luka perineum
menggunakan air rebusan daun binahong di PMB Hj Kartini.
B.
Saran
Berdasarkan
hasil tinjauan kasus dan pembahasan, penulis memberikan sedikit saran yang
diharapkan dapat memotivasi serta bermanfaat.
1. Saran
teorisris
a. Bagi
instiutsi pendidikan
Diharapkan dapat
memberikan referensi terbaru untuk menambah wawasan dalam pengembangan ilmu
terhadap teknik perawatan luka perineum menggunakan bahan alami/nonfarmalogi
dengan metode penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunakan air
rebusan daun binahong pada ibu post partum sehingga dapat diterapkan oleh
mahasiswa dalam melaksnakan asuhan kebidanan untuk mempercepat penyembuhan luka
perineum
b. Bagi
Mahasiswa
Lebih menggali lagi
dari berbagai sumber terpercaya dan mampu mengaplikasikan ilmuu dan penetahuan
yang sudah didapatkan selama berlangsungnya asuhan kebidanan tidak hanya pada
Ny.S tetapi juga untuk masyarakat lain yang belum mengetahui tentang manfaat
penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunakan air rbusan daun binahong
pada ibu post partum
2. Saran
aplikatif
a. Bagi
lahan praktik
Sebgai bahan informasi,
tempat praktik penerapan ilmu seara nyata, evaluasi, menambah referensi dalam
melakukan asuhan kebidanan dan perbaikan secara langsung terhadap ibu nifas
yang mengalami rupture perineum menggunakan bahan alami, yaitu air rebusan daun
binahong sebagai penerapan personal hygiene pada penyembuhan luka perineum yang
di dapat dari jurna-jurnal penelitian yang hasilnya sudah terbukti nyata
sehingga dapat memberikan inspirasi serta referensi kepada bidan serta nakes
lainnya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
F.
Jadwal
Kegiatan (Matriks Kegiatan)
NO |
Hari dan tanggal |
Perencanaan |
1. |
Rabu 02-03-2022 |
Kunjungan ANC Pertama a. Memperkenalkan
diri kepada pasien b. Memberi
penjelasan kepada pasien bahwa akan menjadi pasien study kasus laporan tugas
akhir c. Memastikan
ibu mengerti dengan penjelasan kepada pasien dan membina hubungan baik dengan
pasien d. Melakukan
pengkajian pasien e. Menjelaskan
pemeriksaan tanda-tanda vital menjelaskan hasil pemeriksaan |
2. |
Kamis 10-03-2022 |
Kunjungan ANC Kedua a. Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital b. Melakukan
pemeriksaan fisik c. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan semua pemeriksaan fisik
dalam keadaan baik |
3. |
Kamis 16-03-2022 |
Postoartum hari ke 2 kunjungan pertama a. Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital b. Melakukan
pemeriksaan fisik c. Memberi
pendidikan kesehatan mengenai tanda bahaya infeksi dalam nifas d. Memberikan
pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka perineum dalam nifas dengan
mengajarkan ibu untuk menggunakan rebusan air daun binahong selama 5-10 menit
setelah dingin cebokkan keluka perineum agar luka cepat kering e. Memberikan
pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan gizi terutama protein |
4. |
Minggu 20-03-2022 |
Kunjungan hari ke 6 postpartum a. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dansemua pemeriksaan fisik
dalam keadaan baik b. Memeriksa
luka jahitan ibuhasil pemeriksaan luka jahitan sudah kering c. Memeriksa
tali pusat, menganjurkan ibu untuk ketenaga kesehatan segera jika mendapati
tanda-tanda bahaya |
5. |
Senin 28-03-2022 |
Kunjungan 2 minggu postpartum a. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan semua pemeriksaan fisik
dalam keadaan baik dan kadaannya sudah mulai putih b. Mengajarkan
ibu untuk membawa bayinya ke posyand uatau puskesmas setiap bulan untuk mendapatkan
imunisasi dasar dan pemantauan pertumbuhan bayi c. Memberikan
penjelasan kepda ibu tentang kembalinya masa-masa subur dan melanjutkan
hubungan seksual setelah selesai masa nifas, serta kebutuhan pengendalian
kehamilannya |
DAFTAR
PUSTAKA
Asih,
Yusari dan Risneni. 2016. Asuhan
Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:Trans Info Media
Purwoastuti,
Endang dan Elizabeth Siwi Walyani. 2015 Panduan
Materi Kesehatan
Reproduksi & Keluarga Berencana. Indonesia:
Pustaka Baru Press
Converage
HS, Protection F. 2017. Health SDG 2017
SD. 2017;3:13-6 Profil Dinkes
2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta.
Susetya
D. Khasiat dan Manfaat Daun Ajaib Daun Binahong. Yogyakarta: Pustaka Baru;2015.
Wulandari,
Nur Furi. 2020. HAPPY EXCLUCIVE
BREASTFEEEDING. Yogyakata: Laksana
Fitri,
Yuni dan Widy Nuwiandani. 2018 ASUHAN PERSALINAN Konsep Persalinan Secara
Komperehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Elvia Era Liesmayanti dkk.2019. efektifitas air rebusan binahong dengan kesembuhan luka perineum
peinaum pada ibu nifas tahun 2019
jurnal ilmiah kebidanan Vol. 1 Nomor 2, ISSN
: 2774-4671
Maidina Putri dkk. Efektifitas air rebusan daun binahong (andredera cordifolia (tenore)
steen) terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas tahun 2021 jurnal
stindo professional, ISSN : 2443-0536
Rina
Hanum dkk. Efektifits air rebusan daun
binahong dengan kesembuhan luka perineum padaibu nifas tahun 2019, Vol.VI
No 11 Agustus 2020- jurnal kesehatan almuslim. ISSN : 2460-7134
Tiara
Indrayani dkk.efektifitas air rebusan
daun binahong terhadap penyembuhan rupture perineum pada ibu bersalin, Vol.
3 No 2 September 2020 jurnal for quality in women’s health. ISSN : 2615-6644
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pembuatan Air rebusan Daun Binahong
SOP PEMBUATAN
AIR REBUSAN DAUN BINAHONG
|
|
PENGERTIAN |
Air rebusan binahong
yang dipakai untuk cebok/dibasahi berguna untuk mempercepat penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas |
TUJUAN |
Mempercepat proses
penyembuhan luka perineum dan mengurangi rasa nyeri nifas |
KEBIJAKAN |
Ibu nifas di PMB Hj Kartini
(Nurhamidah) |
PERALATAN |
1.
Daun Binahong 2.
Air 500 ml atau 2
gelas 3.
Handuk bersih 4.
Panci 5.
Kompor gas 6.
Saringan |
PROSEDUR |
A.
Sikap dan prilaku 1.
Menyabut pasien, memberi
salam dan memperkenalkan diri 2.
Menawarkan bantuan 3.
Menjelaskan maksud
dan tujuan 4.
Menjaga privasi klien 5.
Memberikan KIE pada
ibu bahwa daun binahong ini dapat dilakukan 2-3 kali dalam sehari digunakan
unuk cebok B.
ISI/CONTENT 1.
Ambil 50 gram daun
(tidak terlalu muda, tidak terlalu tua) cuci bersih 2.
Rebus 2 gelas air
daun binahong selama 20 menit setelah air mendidih 3.
Kemudian air rebusan di
diamkan sampai dingin dan dipergunakan untuk vulva hygiene 4.
Jika terlalu basah
keringkan dengan handuk 5.
Pakai pembalut kembal 6.
Lakukan ini selama
6-8 hari dan 2-3 kali dalam sehari agar mendapatkan hasil yang maksimal |
Prosedur pemeriksaan penyembuhan Luka Perineum
Persiapan Alat dan Bahan:
1. Tempt
tidur dan selimut
2. Lampu
sorot
3. Sarung
tangan DTT
4. Kapas
DTT
5. Air
DTT
6. Tempat
sampah
Langkah pemeriksaan:
1. Cuci
tangan sebelum pemeiksaan
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
3. Posisikan
ibu bebaring miring kiri atau kanan dengan lutut ditekuk
4. Pastikan
pencahayaan cukup untuk memeriksa perineum
5. Pakai
sarung DTT
6. Bersihkan
daerah perineum dengan kapas DTT jika perlu
7. Periksa
perineum dengan cermat, periksa adanya kemerahan pada kedua sisi area luka
perineum
8. Periksa
adanya oedema pada perineum
9. Periksa
adanya ekonomis pada sisi luka perineum
10. Periksa
adanya pengeluaran cairan dari daerah luka
11. Periksa
penyatuan luka perineum
12. Lepas
sarung tangan, masukkan kotak sampah
13. Rapihkan
ibu kembali
14. Cuci
tangan, catat dan jelaskan hasil pemeriksaan
LEMBAR OBSERVASI
PENYEMBUHAN LUKA
PERINEUM
NO |
Item Penyembuhan |
Hasil |
|||||||||||
|
|
Kunjungan
I
|
Kunjungan
II |
Kunjungan
III |
|||||||||
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
||
1. |
Radense (kemerahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Edema (pembengkakan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Ecchymosis (bercak perdarahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Discharge (pengeluaran) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Approximation (penyatuan luka) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
0 |
0 |
0 |
NO |
Item Penyembuhan |
Hasil |
|||||||||||
|
|
Kunjungan
VI
|
Kunjungan
V |
Kunjungan
IV |
|||||||||
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
||
1. |
Radense (kemerahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Edema (pembengkakan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Ecchymosis (bercak perdarahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Discharge (pengeluaran) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Approximation (penyatuan luka) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
jumlah |
0 |
0 |
0 |
NO |
Item Penyembuhan |
Hasil |
|||
|
|
Kunjungan
VII
|
|||
0 |
1 |
2 |
3 |
||
1. |
Radense (kemerahan) |
|
|
|
|
2. |
Edema (pembengkakan) |
|
|
|
|
3. |
Ecchymosis (bercak perdarahan) |
|
|
|
|
4. |
Discharge (pengeluaran) |
|
|
|
|
5. |
Approximation (penyatuan luka) |
|
|
|
|
jumlah |
0 |
Jumlah Nilai:
0 :
Penyembuhan luka baik
1-5 :
penyembuhan luka kurang baik
>5 :
penyembuhan luka buruk
PEMBERIAN
AIR REBUSAN DAUN BINAHONG TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS
DI
PMB Hj KARTINI (NURHAMIDAH)
PERSEMBAHAN
Alhamdulilahirobbil’alamin,
rasa syukur yang berlimpah ku haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala nikmat, rahmat dan karunia yang tak tertandingi oleh apapun, juga
kemudahan dalam setiap langkahku, menjadi tempat ku bergantung memohon dan mencurahkan
segala isi hati dan keluh kesah ku selama ini dalam menjalani kehidupan ini,
sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini, yang aku persembahkan
untuk:
1. Ayah
dan Ibu ku terkasih, tersayang, tersegalanya dua malaikatku Ayah Suryadi dan
Ibu Yanti Supapti ku ucapkan terimakasih teramat tulus dari dalam hati untuk
yang paling dalam terimakasih atas segala kasih sayang, doa, dukungan,
kesabaran, semangat dan atas semua yang selalu kalian berikan untukku. Ayah dan
Ibu adalah alasanku untuk tetap semangat dan tak menyerah selama ini, kalian
adalah motivasi ku untuk terus bangkit dan berusaha sekuat mungkin untuk
menjalankan kehidupan ini di setiap aku ingin menyerah aku selalu mengingat
pengorbanan kalian yang sudah banyak memberikan yang terbaik untukku apapun
kalian akan lakukan demi sekolahku selama ini, sejauh ini aku belum bisa
memberikan apa-apa belum bisa membalas semua atas apa yang Ayah dan Ibu berikan
untukku. Ya Allah ampunilah dosa kedua orang tua ku, sehatkanlah kedua orang
tua ku, berikanlah waktu hidup yang lama dan berkah agar aku bisa membahagiakan
kedua orang tua ku sampai aku sukses, jauhkanlah orang tua ku dari mara bahaya,
limpahkanlah mereka rezeki yang berkah, jauhkan dari siksa kubur dan izinkanlah
kami kelak berkumpul di surga mu ya Allah, Aamiin... Terimakasih Yah Bu aku
sayang kalian.
2. Terimaksih
untuk “Ariya Dwi Rama” karena telah begitu baik dan simpati, saya berhasil
mengatasi semua tantangan ini dan sekarang saya memiliki harapan untuk masa
depan yang lebih baik. you are the best partner
3. Terimakasuh
untuk Teman-teman saya, Novi Agustina, Tri Utami, Sindi Anjalita, Dhia Safira
you are my bestfriend, dan juga teman-teman saya yang belum disebut namanya
4. Untuk
D III Kebidanan Tanjungkarang angkatan XXII terimakasih telah menjadi bagian
dari cerita hidupku, terimakasih untuk kenangan yang telah kita lakukan saat di
asrama maupun di kampus, terimakasih untuk segalanya yang tidak bisa aku
sebutkan satu-satu, aku doakan semoga kita semua menjadi bidan yang hebat dan
sukses....Aamiin....Dan terakhir teruntuk diriku sendiri, terimakasih sudah
bertahan sejauh ini, terimakasih sudah bisa diajak kompromi untuk selalu kuat
menghadapi apapun dalam kehidupan ini, bisa bertahan sampai sejauh ini aku
sangat bangga kepada diriku sendiri, terimakasih untuk selalu mencoba kuat
melewati banyak hal dan tidak pernah menyerah dibalik semua cobaan yang telah
dilalui. Terimakasih telah membuktikan ke orang banyak bahwa kamu bisa sampai
di titik ini. Maaf untuk segala lelah dan paksaan yang selama ini dihadapi.
Terimakasih sudah menjadi versi terbaik dan terhebat dari diriku sendiri.
Tetaplah kuat untuk segala hal yang akan dihadapi kedepannya ingat akan selalu
ada Allah bersamamu.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN BINAHONG TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS"
Laporan Tugas Akhir ini penulis
susun untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh derajad Ahli Madya
Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang. Dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
:
1.
warjidin Aliyanto SKM.,M.Kes, selaku Direktur
Politeknik kesehatan Tanjungkarang.
2.
DR.Sudarmi S.PD.,M.KES selaku ketua Jurusan Kebianan
Politknik Kesehatan Tanjungkarang.
3.
Nelly Indrasari, S.SiT.,M.Kes
selaku Dosen Pembimbing I dan ketua program Studi DIII
Kebidanan Tanjungkarang Politeknik Kesehatan TanjungKarang.
4.
Ika Fitria
Elmeida, SSiT.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membrikan bimbingan,
arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terwujud
5.
Mugiati, SKM, M.Kes selaku
Ketua Penguji Utama yang
juga tealah memberikan masukan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini,
6.
PMB Hj
Kartini (Nurhamidah) yang telah memberi izin dan kesempatan untuk
melakukan penyusunan Lapora Tugas Akhir
Bandar Lampung,2022
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL LUAR.............................................................................. i
HALAM
SAMPUL DALAM............................................................................... ii
HALAMANPERSETUJUAN............................................................................. iii
KATA
PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR
ISI…….................................................................................................. v
DAFTAR
TABEL................................................................................................ vi
DAFTAR
GAMBAR.......................................................................................... vii
DAFTAR
LAMPIRAN...................................................................................... viii
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan
masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 3
1. Tujuan
umum......................................................................................... 3
2. Tujuan
khusus........................................................................................ 3
D. Manfaat....................................................................................................... .3
1. Manfaat
Teoristis................................................................................... 3
2. Manfaat
Aplikatif.................................................................................. 4
E. Ruang
Lingkup............................................................................................ 4
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep
Dasar Kasus.................................................................................... 5
B. Kewenangan
Bidan Terhadap Kasus Tersebut.......................................... 14
C. Hasil
Penelitian Terkait.............................................................................. 15
D. Kerangka
Teori........................................................................................... 18
BAB
III METODE PENELITIAN
A. Lokasi
dan Waktu Penelitian..................................................................... 19
B. Subjek
Laporan Kasus............................................................................... 19
C. Instrument
Pengumpulan Data.................................................................. 19
D. Teknik/Cara
Pengumpulan Data................................................................ 19
E. Bahan
dan Alat.......................................................................................... 21
F. Jadwal kegiatan.......................................................................................... 22
BAB
IV HASIL TINJAUAN KASUS............................................................... 22
BAB V PEMBAHSAN........................................................................................ 33
BAB
VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.................................................................................................... 38
B. Saran.......................................................................................................... 39
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Tabel
1 Jadwal Kegiatan (Matriks Kegiatan)......................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Daun Binahong..................................................................................... 10
Gambar 2 Batang Binahong................................................................................... 10...........
Gambar 3 Bunga Binahong.................................................................................... 11...........
Gambar 4 Akar Binahong...................................................................................... 11
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 Sop rebusan air
daun binahong
DAFTAR
SINGKATAN
AKI Angka Kematian Ibu
ASI Air Susu Ibu
BAB Buang Air Besar
BAK Buang Air Kecil
PB Panjang Badan
BB Berat Badan
SOAP Subjektif, Objektif, Analisa,
Penataaksanaan
WHO World Health Organisation
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hampir
setiap pross persalinan pervagnam pada ibu kehamilan primigravida mengalami
perlukaan pada perineum, karena kebanyakan kehamilan primigravida perineum kaku
dan ibu masih belum pandai mengejan yang enar. Luka perineum adalah robekan
pada perineum yang terjadi sewaktu persalinan sehingga terjadi robekan jaringan
yang tidak teratur dan mengakibatkan rusaknya jaringan secara ilmiah karena
proses persalinan sehngga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. Luka
perineum dapat terjadi karena adanya ruotur spontan maupun episiotomy.
(Purwoastuti & Elizabeth, 2015)
Berdasarkan
informasi dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, sekitar 830
wanita meninggal setiap hari karena karena komplikasi selama kehamilan atau
persalian. Untuk mengurangi bahaya kematian ibu secara universal dari 216,1
juta kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 70 untuk setiap 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2030. Target SDGs akan membutuhkan laju penurunan tahunan di
seluruh dunia pada dasarnya 7,5% yang merupakan beberapa kali laju penurunan
tahunan yang diharapkan tercapai di suatu tempat dikisaran tahun1990 dan 2015.
Sebagian besar kematian ibudapat dicegah karena mediasi klinis yang diperlukan
diketahui (Coverage HS, 2017)
Angka
kematian ibu di Lampung tahun 2017 masih tinggi 115,8 per 100.000 kelahiran
hidup (Dinas Kesehatan Pivinsi Lampung, 2017). Bila dilihat berdasarkan kasusu
kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun 2017 berdasarkan laporan dari kabupaten
terlihat bahwa kasus kematian ibu yaitu terjadi selama (kematian ibu pada saat
hamil, saat melahirkan dan nifas) seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus
kematian ibu terbesar (59,78%) terjadi pada saat persalinan dan 70,95% terjadi
pada usia 20-34 tahun (Profil Dinkes Lampung, 2017)
Upaya mencegah terjadinya infeksi pada luka perineum dapat diberikan dengan
terapi farmakologi adalah terapi dengan pemberian antibiotik atau antiseptik
(povidone iodine) yang memiliki efek samping bagi ibu seperti alergi,
menghambat pembuatan kolagen yang berfungsi penyembuhan luka perineum. Sedangkan
terapi non farmakologi adalah terapi dengan pemberian dengan menggunakan daun
binahong untuk mempercepat penyembuhan luka perineum yang tidak mengakibatkan
infeksi (Susetya, 2015)
Daun
binahong mengandung saponin, alkoid dan polifenol. Saponinadalah campuran
dinamis pemukaan seperti pembersih ekstraksi senyawa sapoin akan memberikan
hasil yang lebih baiksebagai musuh bakteri bila menggunakan pelarut polar,
misalnya zat 70% pada daun binahong. Dilihat dari konstruksinya ada duamacam
saponin, yaitu steroid spesifik dan triterpenoid saponin steroid ditemukan di
monokotil dan saponin titerpenoid ditemukan di dikotil. Saponin merangsang
perkembangan kolagen, yang merupakan protein utama yang berperan dalam proses
penyembuhan luka (Susetya D, 2015)
Bedasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pemberian Air Rebusan Daun Binahong Terhadap Penyembuhan Luka
Perineum Pada Ibu Nifas” di Klinik Hj Kartini (Nurhamidah) Kecamatan Tj.
Karang, Kota Bandar Lampung
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan terdapat ibu nifas yang mengalami luka perineum yang dapat
mengakibatkan infeksi perineum pada masa nifas hingga menyebabkan kematian.
Salah satu ibu nifas yang mengalami luka perineum yaitu Ny.x. sehingga rumusan
masalah pada laporan tugas akhir ini adalaha apakah dengan air rebusan daun binahong
dapat mempercepat penyembuhan luka perineum pada Ny.X PA nifas di PMB Hj
Kartini (Nurhamidah) Bandar Lampung?
Untuk penyembuhan
luka perineum pada ibu nifas maka penulis ingin memberikan Asuhan Kebidanan
pada ibu nifas dengan rumusan masalah “Bagaimana upaya pemberian air rebusan
daun binahong untuk penyembuhan luka perineum pada ibu nifas?”
C.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Dilakukan asuhan kebidanan dengan penerapan rebusan
daun binahong untuk mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas
2. Tujuan
Khusus
a) Dilakukan
pengkajian data ibu nifas dengan perawatan luka perineum menggunakan rebusan
daun binahong secara menyeluruh
b) Dilakukan
identifikasi diagnosa atau masalah perawatan luka perineum dengan rebusan daun
binahong
c) Dilakukan
diagnose atau masalah pada perawatan luka perineum dengan rebusan daun binahong
d) Dilakukan
kebutuhan tindakan segera secara mandiri, berdasarkan kondisi pasien dengan
perawatan luka perineum menggunakan rebusan daun binahong
e) Dilakukan
asuhan kebidanan pada perawatan luka perineum menggunakan rebusan daun binahong
f) Dilakukan
rencana tindakan asuhan kebidanan pada perawatan luka
g) Dilakukan
hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perawatan luka perineum
menggunakan rebusan daun binahong
h) Dilakukan
hasil asuhan kebidanan padaibu nifas dalam bentuk SOAP
D.
Manfaat
1. Manfaat
Teoritis
Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk menambah
ilmu pengetahuan, menerapkan ilmu yang telah dipelajari, sebagai pengalaman
serta bahan evaluasi terhadap teori mengenai efektivitas penerapan personal
hygiene pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong terhadap
penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum di PMB Hj Kartini (Nurhaidah),
Bandar Lampung
2. Manfaat
Aplikatif
a) Bagi
lahan praktik
Sebagai tempat
penerapan secara nyata mengenai rebusan daun binahong terhadap penyembuhan luka
perineum. Sehingga resiko terinfeksi pada ibu postpartum dapat di minimalisir
terutama dilahan praktik
b) Bagi
Instusi Pendidikan
Sebagai sarana tempat
pengembangan dan referensi mengenai efektivitas penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong terhadap penyembuhan luka
perineum
E.
Ruang
Lingkup
Metode
asuhan kebidanan yang digunakan yaitu menggunakan manajemen tujuh langkah varney
dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP. Sasaran dari asuhan ini yaitu Ny. PA
yang mengalami luka perineum Objek dalam studi kasusu ini adalah menggunakan
rebusan daun binahong untuk mempercepat penyembuhan luka perineum. Lokasi
penelitian di PMB Hj Kartini (Nurhamidah), Bandar Lampung. Waktu pelaksanaan
dilakukan pada
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Konsep
Dasar Kasus
1. Masa
nifas
a. Penegrtian
Masa Nifas
Masa
nifas adalah masa pulih kembali. Mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, nifas (puerperium) berasal dari bahasa
latin. Purperium berasal dari 2 suku kata yakni puer dan parous. Puer berarti
bayi dan parous berarti melahirkan. Jadi dapat disimpulkan puerperium merupakan
masa setelah melahirkan (Asih Yusari dan Risneni, 2016)
b. Tahapan
Masa Nifas
Masa nifas terbagi
menjadi tiga priode, yaitu:
1) Periode
pasca salin segera (immediate postpartum) 0-24 jam
Masa segera setelah
plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak
masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu, tenaga
kesehatan harus dengan teratur melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah dan suhu.
2) Periode
pasca salin awal (early postpartum) 24 jam-1 minggu
Pada periode ini tenaga
kesehatan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan,
lochea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan maknan dan
cairan, serta ibu dapat menyusi bayinya dengan baik.
3) Periode
pasca salin lanjut (late postpartum) 1 minggu-6minggu
Pada periode ini tenaga
kesehatan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling
KB (Asih Yusari dan Risneni, 2016)
c. Tanda
bahaya pada ibu masa nifas
1. Perdarahan
lewat jalan lahir
2. Keluar
cairan berbau pada jalan lahir
3. Bengkak
diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang
4. Demam
lebih dari dua hari
5. Payudara
bengkak, merah disertai rasa sakit
6. Ibu
terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi). (buku KIA, 2018)
d. Tujuan
Asuhan Masa Nifas
a) Mendeteksi
adanya perdarahan pada nifas
Tujuan perawatan masa nifas
adalah untuk menghindarkan atau mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan
postpartum, dan infeksi, dan hal ini penolong persalinan tetap waspada,
sekurang-kurangnya satu jam post partum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
komplikasi persalinan
b) Menjaga
kesehatan ibu dan bayinya
Menjaga kesehatan ibu
dan bayinya baik fisik maupun psikologi, harus diberikan petugas atau penolong
persalinan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan
ibu bersalin bagaimana membersihkan daerah kemaluan dengan sabun dan air.
Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu,
dari epan ke belakang dan baru membersihkan daerah sekitar anus.
Sarankan untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin
c) Melaksanakan
skrining secara komperehensif
Melakukan skrining yang
komperehensif dengan mengatasi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupu bayinya. Disini seorang bidan bertugas untuk melaukan pengawasan
kala IV yang meliputi pemeriksaan plasenta, pengawasan tinggi fundus uteri,
pengawasan dari vagina, pengawasan konsistensi Rahim dan pengawasan keadaan
umum ibu. Bila ditemukan masalah maka harus segera melakukan tindakan sesuai
standar pelayanan pada penatalaksanaan masa nifas
d) Meberikan
pendidikan kesehatan diri
Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat
e) Memberikan
pendidikan tentang laktasi dan perawatan payudara
Laktasi dan perawatan
payudara yaitu dengan menjaga payudara tetap bersih dan kering, menggunakan BH
yang menyokong payudara, apabila payudara lecet oleskan kolestrum yang keluar
pada sekitar putting, lakukan pengompresan apabila bengkak dan menyusui harus
dilakukan (dalam dua jam pertama) memberikan pelayanan KB
f) Konseling
tentang KB
Idealnya pasangan harus
menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Sebelum
menggunakan KB sebaiknya dijelaskan efektifitas, efek samping serta kelebihan
dan keuntungan KB yang akan digunakan
(Asih Yusari, dkk,
2016)
2. Perineum
a. pengertian
Perineum
adalah area kulit antara liang vagina dengan anus (dubur) yang dapat robek
ketika melahirkan atau sengaja digunting guna melebarkan jalan lahir keluar
bayi (episiotomi). Perineum itu terletak di antara vulva dan anus yang
panjangnya rata-rata 4 cm. perineum adalah area kulit dan otot antara diantara
anus dan vagina, yang menyokong organ internal rongga panggul dan dapat
meregang untuk memfasilitasi kelahiran bayi (Wulandari, 2020)
Robekan
perineum terbagi menjadi empat drajat yaitu:
1. Derajat
I
Luasnya robekan hanya
sampai mukosa vagina, komisura posterior tanpa mengenai kulit perineum. Tidak
perlu dijahit jika tida ada perdarahan
2. Derajat
II
Robekan yang terjadi
lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum
dan otot perineum. Jahit menggunakan teknik penjahitan laserasi
3. Derajat
III
Robekan yang terjadi
mengenai mukosa vagina, komisura posterior, otot perineum hingga otot sfinger
ani
4. Derajat
IV
Robekan yang terjadi
lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot sfingter ani sampai ke dinding depan rectum. Penolong asuhan persalinan
normal tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum derajat
tiga atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan (Siswosudarmo dkk 2018)
b. Penyebab
robekan perineum
Robekan
perineum terjadi pada hamper semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan perineum disebabkan oleh dua fakor yaitu:
1. Factor
dari ibu
a. Pasien
atau ibu bersalin tidak mampu berhenti meneran
b. Adanya
dorongn fundus yang terlalu kuat sehingga janin keluar terlalu cepat
c. Adanya
kelainan vulva disebabkan adanya perlekatan oleh jaringan perut setelah pasien
mengalami cidera dan pembedahan
d. Arkus
pubis yang terlalu sempit
e. Episiotomy
2. Faktor
dari janin
a. Janin
besar
b. Posisi
kepala abnormal
c. Terjadinya
ekstraksi pada bayi seperti hidrosephalus yaitu penumbuhan cairan dalam
vertikel
(Fitriana & Widy,
2018)
c. Cara
pengobatan luka perineum
Cara pengobatan luka
perineum dibagi menjadi:
1. Cara
Farmatologi
a. Pemberian
antibiotic, untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. obat ini bekerja
dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak
b. Pemberian
betadine atau iodin
c. Porvidon,
antiseptic yang digunakan sebagai disinfektan pada luka untuk mencegah
pertumbuhan dan membunuh kuman penyebab infeksi
2. Cara
Nonfermatologi/ Herbal
a. Daun
binahong, mengandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan sponin
yang secara ilmiah dapat membantu mempercepat pertumbuhan luka perineum
b. Daun
sirih, mengandung kavikol yang dapat digunakan untuk membunuh kuman,
antioksidasi, fungisida dan anti jamur
c. Bunga
calendula, memiliki sifat antiseptic dan antimikroba yang dapat mengobati luka
ringan sampai luka terbakar
d. Lidah
buaya, tidak hanya dimanfaatkan untuk kecantikan juga memiliki kandungan anti
radang yang dapat menyembuhkan luka
(Kristiana, 2018)
3. Daun
Binahong
a. Pengertian
daun binahong
Binahong
atau madeira vine (Anredera cordifolia) adalah tanaman herbal yang paling
sering digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit di sejumlah negara
asia, seperti Vietnam, Taiwan, Cina, Korea dan Indonesia. Kandungan dalam
tanaman ini, terutama daunnya, sering digunakan sebagai obat herbal. Para ahli
kesehatan di Indonesia membuktikan bahwa tanaman ini dapat mengobati diabetes
mellitus, TBC, rematik, asam urat, asma, tifoid, hipertensi, wasir,dan
digunakan sebagai diuretic, pemulihan pasca persalinan, penyembuhan luka dan
operasi pasca khitan, gastritis, kolitis, dan kanker (Lukiswanto, 2017).
Binahong
mengandung senyawa aktif yang memiliki aktivitas sebagai anti bakteri,
antiviral, antifungi, analgesic, dan anti inflamasi. Kandungan senyawa
metabolit sekunder pada binahong yaitu flavonoid, triterpenoid, steroid,
alkaloid, fenol, dan saponin. Senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai anti
inflamasi dan penghambat bakteri yang bersifat patogen dan menginfeksi.
Senyawa-senyawa ini sangat jelas terkandung pada daun binahong dengan cara
dibuktikan menggunakan uji golongan. Uji senyawa alkaloid, flavonoid,
triterpenoid, steroid dilakukan pada ekstrak dan ditetesi pereaksi dragendorff
pada plat tetes sehingga terbentuk endapan coklat muda yang dikatakan positif
mengandung alkaloid. (Hasri,2017).
Daun
binahong (Anredera cordifolia) mengandung asam askorbat, oleanolic saponin,
flavonoid, alkaloid, triterpenoid, protein, vitamin C, dan fitoestrogen. Daun
binahong adalah jenis tanaman yang hidup dengan cara merambat dengan batang
yang ramping, melilit dan berwarna hijau (Sakti, et al., 2019).
Gambar
1 Daun Binahong Gambar 2 Batang Binahong
Gambar
3 Bunga Binahong Gambar 4 Akar Binahong
b. Kandungan dan manfaat daun binahong
Daun
binahong memiliki kandungan asam oleanolic yang memiliki sifat anti inflamasi,
sehingga dapat mengurangi rasa sakit pada luka luar. Daun binahong juga
memiliki kandungan lainnya seperti asam askorbat, saponin, alkaloid, polifenol,
flavonoid, dan mono polisakarida. Asam askorbat yang terkandung dalam tanaman
ini memiliki peran penting untuk mengaktifkan prolil hidroksilase yang menunjang
tahap hidroksilasi dalam pembentukan kolagen. Saponin yang juga terkandung
dalam tanaman ini berperan sebagai pembersih, merangsang pembentukan kolagen
dan protein yang berperan dalam proses penyembuhan luka (Sri Murni, 2017).
Ekstrak
daun binahong dengan konsentrasi 5% menunjukan hasil yang optimal pada proses
penyembuhan luka laserasi dikarenakan beberapa kandungannya Antara lain
saponin, tanin dan asam askorbat. Ekstrak daun binahong dapat mempercepat
penyembuhan luka, daripada luka yang tidak diberikan ekstrak terutama luka yang
telah terinfeksi. Pemberian ekstrak secara topikal lebih efektif untuk
mempercepat proses penyembuhan luka, dapat menyebabkan tingkat IL-6 lebih
tinggi dan meningkatkan produksi pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) terhadap luka.
(Dika Sotya Sakti, 2019)
Kandungan daun binahong antara lain
sebagai berikut:
a.
Asam Askorbat
Asam
askorbat adalah zat pereduksi dan antioksidan yang sangat kuat dalam menangani
infeksi bakteri, reaksi detoksifikasi, dan berperan dalam pembentukan kolagen
dalam jaringan (Pakaya, 2014)
b.
Asam Oleanolic
Asam
oleanolic memiliki kandungan analog triterpenoid yang sangat kuat yang
berfungsi sebagai penghambat proses inflamasi pada sel (Basir, 2018)
c.
flavonoid
Flavonoid
adalah zat alami yang memiliki struktur fenol dengan berbagai variasi.
Flavonoid adalah senyawa yang dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran,
biji-bijian, kulit kayu, akar, batang, bunga. Flavonoid menjadi komponen yang
sangat penting dan diperlukan dalam berbagai aplikasi nutraceutical, farmasi,
karena sifat antioksidan, antiinflamasi dan antikarsinogenik (Panche, 2016).
d.
Sponin
Saponin
memiliki peran dalam bidang farmakologis, yaitu sebagai ekspektoran,
antiinflamasi, vasoprotektif,
hiper kolesterolemia.
Saponin yang juga terkandung dalam tanaman ini berperan sebagai pembersih,
merangsang pembentukan kolagen dan protein yang berperan dalam proses
penyembuhan luka Saponin memiliki peran dalam farmakologis, yaitu sebagai
ekspektoran, antiinflamasi, vasoprotektif, hiperkolesterolemia, imunomodulator,
hipoglikemik (Nurzaman, 2018)
e.
Polifenol
Polifenol adalah metabolit sekunder
tanaman yang berfungsi sebagai antioksidan dan memiliki pengaruh terhadap
pertahanan radiasi ultraviolet atau agresi oleh patogen (Ibrahim, 2016)
Manfaat daun binahong untuk
mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitanan, segala
luka dalam, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan
darah (Widyaningrum dkk, 2019)
c.
Cara Pembuatan Daun
Binahong
Daun
binahong diambil sebanyak 50 gram, kemudian daun yang sudah dikumpulkan,
dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan melakukan pencucian menggunakan
air mengalir. Sediaan yang akan dibuat adalah sediaan infusa, yaitu dengan cara
merebus daun binahong dalam air mendidih selama 15 menit. Jumlah air yang
digunakan untuk merebus yaitu 4 gelas air (800 ml) yang didihkan kemudian daun
binahong sebanyak 50 gram dimasukan dalam air yang mendidih selama 15 menit
hingga tersisa air rebusan sebanyak 2 gelas saja (400 ml). air rebusan tersebut
didiamkan hingga suhu mencapai 35-40˚C (hangat-hangat kuku), selanjutnya
disaring sehingga hanya tersisa airnya saja, dan digunakan untuk membersihkan
daerah kewanitaan sampai habis. Air rebusan daun binahong yang sudah dipakai
hanya sekali pakai saja, dan diganti dengan daun binahong yang baru setiap kali
akan digunakan untuk membersihkan perineum (Wijayanti dan Rahayu, 2016).
Air
rebusan daun binahong diberikan pada ibu postpartum yang mempunyai luka
laserasi/episiotomy di daerah perineum (yang ada jahitan luka). Cara
penggunaanya adalah air rebusan tersebut dipakai untuk membersihkan daerah
kewanitaan (perineum) setiap hari sebanyak 2 kali, yaitu pada waktu pagi dan
sore hari. Cara menggunakan air rebusan daun binahong untuk membersihkan area
perineum dengan membasahi perineum dari arah depan ke belakang. Air rebusan ini
diberikan sebagai pembilas, setelah ibu membersihkan area perineum. Area
perineum selanjutnya dikeringkan menggunakan handuk kecil, dengan cara ditekan-tekan
ringan, dan tidak diusapkan pada daerah perineum, karena dikhawatirkan akan
merusak jahitan luka yang belum kering secara sempurna. Tindakan ini dilakukan
mulai hari ke-2 sampai hari ke-7 ibu post partum (Wijayanti dan Rahayu, 2016).
B.
Kewenangan
Bidan Terhadap Kasusu Tersebut
1. Menurut
UU RI nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan pasal 49 mengatakan bahwa dalam
menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam
pasal 46 ayat (1) huruf di, bidan berwenang:
a. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil
b. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal
c. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan normal
d. Memberikan
asuhan kebidanan pada masa nifas
e. Melakukan
pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan rujukan
2. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017.
a. Pasal
18
Dalam penyelenggaraan
praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan untuk memberikan:
1) Pelayanan
kesehatan ibu
2) Pelayanan
kesehatan anak, dan
3) Pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
b. Pasal
19
1) Pelayanan
kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a pada masa sebelum
hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara
dua kehamilan
2) Pelayanan
kesehatan ibu sebagai maksud pada ayat (1) meliputi pelayanan:
a) Konseling
pada masa sebelum hamil
b) Antenatal
pada kehamilan normal
c) Persalinan
normal
d) Ibu
menyusui, dan
e) Konseling
pada masa antara dua kehamilan
3. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bidan
berwenang melakukan:
a. Episiotomy
b. Pertolongan
persalinan normal
c. Penjahitan
luka jalan lahir tingkat I dan II
d. Penanganan
kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
e. Pemberian
tablet tambah darah pada ibu hamil
f. Pemberian
vitamin A dosis tertinggi pada masa nifas
g. Fasilitas/bimbingan
inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
h. Pemberian
uteronika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
i.
Bimbingan pada keompok
ibu hamil, dan
j.
Pemberian keterangan kehamilan
dan kehamilan
C.
Penelitian
terkait
Dalam
penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis sedikit banyaknya terinspirasi dan
mereferensi dan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar
belakang masalah pada laporan tugas akhir.antara lain:
1. Hasil
penelitian dari Riyanti & Risneni, 2018. Hasil anlisa didapat rata-rata
lamanya penyembuhan luka paling cepat 3 hari sebanyak 42,5%, 5 hari sebanyak
50%, dan 7 hari sebanyak 7,5% sehingga penelitian tersebut dapat menimpulkan
bahwa perawatan luka perineum dengan menggunakan air rebusan daun binahong
lebih cepat kering 3-5 hari
2. Hasil
penelitian Yuliana dkk, 2019. Hasil penelitian menunjukkan daun binahong lebih
efektif untuk penyembuhan jahitan luka
perineum pada ibu post partum dibandingkan dengan penggunaan povidene lodine
10%
3. Hasil
penelitian dari Raden & Yusniar, 2018. Hasil penelitian menunjukkan lama
penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu postpartum yang tidak mengkonsumsi
ekstrak daun binahong hampir seluruhnya mengalami penyembuhan yang lambat yaitu
90% sedangkan yang mengkonsumsi daun binahong hampir seluruhnya mengalami penyembuhan
dengan cepat yaitu 85%
4. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Raden Roro Siti Hatati Surjantini dan Yusniar
Siregar Efektifitas Air Rebusan Daun Binahong (anedara cordifolia (tenore)
steen) untuk penyembuhan luka perineum pada ibu nifas diklnik murniarti
kecamatan kota kisaran barat tahun 2018. Data dikumpulkan menggunakan lembar
ceklis dan di analisa dengan mann Whitney— Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberi simplisia daun binahong
lama luka sembuh luka perineum mayoritas cepat sedangkan yang tidak diberikan
simplisia daun binahong lama sembuh luka perineum normal. Hasil uji statistic
dengan Mann-Whitney Test nilai p< 0,05 disimpulkan bahwa simplisia daun
binahong efektifitas mempercepat kesembuhan luka perineum. Kepada petugas
kesehatan khususnya pelayanan kebidanan, perlu memberikan pendidikan kesehatan
tentang cara perawatan luka jahitan perineum saat dirumah dengan mengaplikasikan
terapi komplementer termasuk daun binahong untuk membantu mempercepat
penyembuhan luka, karena pemberian air rebusan daun binahong membuat
penyembuhan luka yang lebih baik.
5. Penelitian
yang dilakukan Wijayanti dan Rahayu (2016) tentang efektivitas air rebusan daun
binahong terhadap penyembuhan ruptur perineum pada 22 responden didapatkan
hasil 90,9% penyembuhan ruptur perineum kategori baik. Hasil penelitian yang di
lakukan oleh Milandiyah (2017) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun binahong
mampu menyambuhkan luka lebih baik dari pada povidoe iodine pada kulit kelinci.
Penelitian tersebut juga didukung oleh Kaur (2016), menyatakan bahwa aplikasi
pasta daun binahong secara topical menunjukkan hasil lebih baik dalam proses
penyambuhan luka dibandingkan dengan Na Cl 0,9% dan povidone iodine 5% pada
kulit tikus, sehingga bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan luka di
rumah yang bersifat tradisional. Penelitian lain juga mendukung hal tersebut
yaitu dilakukan oleh Oriza (2015), yang menyatakan bahwa ekstrak daun binahong
dapat memperecepat penyembuhan luka sayat pada tikus putih dengan dosis efeltif
yaitu konsentrasi 30%, dibandingkan dengan povidone iodine. Penelitian lain
dilakukan oleh Firzanah (2017), yang menyatakan bahwa ada pengaruh mengkonsumsi
air rebusan daun binahong terhadap penyembuhan ruptur perineum pada ibu nifas.
D.
Kerangka
Teori
Di Sebabkan
Karena : Robekan Jalan Lahir/ Episiotomi LUKA PERINEUM Cara
Penatalaksaan Farmakologi
: 1)
Pemberian Antibiotik 2) Pemberian
Betadine Cara
Penatalaksaan Non Fermakologi/Herbal : 1) Daun binahong 2)
Daun sirih 3)
Daun sirih merah 4)
Bunga calendula 5)
Lidah buaya Penyembuhan Luka
Perineum
(Kristiani, 2018)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Lokasi
pemberian Auhan Kebidanan pada Ny.X Bertempatan di PMB Hj Kartini pemberian
asuhan diberikan sejak tanggal…
B.
Subjek
Laporan Kasus
Subjek
asuhan kebidanan pada studi kasus ini adalah ibu nifas pada Ny.X PA berdasarkan
wawancara terhadap Ny.X Umur tahun mengeluh luka perineum pada ibu nifas.
C.
Instrumen
Pengumpulan Data
Instrument
yang digunakan adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada saat
melakukan studi kasus. Alat penggunaan data yang digunakan meliputi:
1. Format
pendokumentasian asuhan kebidanan yang digunakan dalam pengkajian data
2. Buku
KIA (Keshatan Ibu dan Anak) sebagai sumber dokumentasi dalam pengumpulan untuk
penelitian serta sebagai dokumentasi hasil asuhan untuk ibu hamil sampai
postpartum
3. Alat
dan bahan yang digunakan adalah stetoskop dan tensimeter
D.
Teknik
/ Cara Pengumpulan Data
Dalam penyusunan kasus
ini penulis menggunakan jenis data primer dan skunder
1. Data
primer
Data
primer yaitu data yang secara langsung diambil dari subjektif atau objektif
oleh perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh dari tujuh langkah
varney:
a. Langkah
1 (pertama) : mengumpulkan data
Pada langkah ini
dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.
b. Langkah
II (kedua) : interpretasi data dasar
Pada langkah ini
dilakukan interprestasi data yang benar terhadap diagnose atas masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
c. Langkah
III (ketiga) : mengidentifikasi diaognosa atau masalah potensional
Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi.
d. Langkah
IV (keempat) : mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera
Mengietifikasi perlunya
tindakan oleh bidan/dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani besama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai kondisi klien.
e. Langkah
V (kelima) : merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini
diencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkahini merupakan kelanjutan menejamen terhadap diagnose atau masalah yang
telah di identifikasikan atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data
dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
f. Langkah
VI (keenam) : Melaksanakan Peencanaan
Pada langkah
keenaminirencana menyeluruh seperti yangtelah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakn
secara efisien dan aman
g. Langkah
VII (terakhir) : Evaluasi
Pada langkah ke 7 ini
dilakukan evaluasi kefeltifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa.
2. Data
Skunder
Data Skunder adalah data yang didapat tidak secara
langsung dari objek kasus. Data sekunder dapat dari buku KIA dan data kohort
ibu nifas di PMB
E.
Bahan
dan Alat
Saat
melakukan studi kasus dengan judul Efektivitas Air Rebusan Daun Binahong
Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas
Penulis
menggunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Observasi
a. Lembar
panduan observasi
2. Pemeriksaan
fisik
a. Thermometer
b. Tensimeter
dan stetoskop
c. Jam
tangan penunjuk detik
3. Penerapan
personal hygiene pada perawatan perineum
a. Daun
binahong
b. Air
rebusan
c. Handuk
d. Pembalut
4. Wawncara
dan alat yang digunakan
a. Format
pengkajian pemerkosaan fisik
b. Buku
tulis dan pena
5. Dokumentasi
a. Status
catatan pada ibu nifas
BAB
IV
TINJAUAN
KASUS
A.
6
JAM POST PARTUM
Anamnesa
oleh : Almunadiya Intan Putri
Hari/tanggal : Senin 14-03-2022
Waktu : 21.30 WIB
1. Nyeri
kepala hebat :
tidak
2. Penglihatankabur : tidak
3. Bengkak
pada ekstremitas dan wajah : tidak
4. Nyeri
epigastrium :
tidak
5. Terjadi
perdarahan :
tidak
SUBJEKTIF (S)
Identitas
Nama : Ny.S : Tn.F
Umur : 31 Tahun : 31 Tahun
Agama : Islam : Islam
Suku/Bangsa : Lampung :
Lampung
Pendidikan : SMA :
SMA
Pekerjaan : IRT :
IRT
Alamat : Jl Adi Sucipto No 31,
Kebon Jeruk
Anamnesa
a. Keluhan
utama
Ibu mengatakan
perut nya masih terasa mulas, ASI telah keluar berwarna kekuning-kuningan, ibu
mengeluh nyeri pada luka perineum setelah melahirkan dan masih takut untuk BAB
dan BAK
b. Riwayat
Menstruasi
Ibu mengatakan
mengalami menarche pada umur 12 tahun, siklus 28 hari teratur, lamanya 5-7
hari, banyaknya 2-3x ganti pembalut dalam sehari, sifat darahnya cair, dan
tidak ada keluhan, ibu mengatakn HPHT 07-06-2021 dengan TP 14-03-2022, usia
kehamilan 40 minggu
c. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu:
No. |
Tahun
Lahir |
Tempat
Bersalin |
UK |
Jumlah/JK |
Jenis
Persalinan |
PB/BB |
Ket. |
1 |
2019 |
PMB |
38 mgg |
perempuan |
spontan |
49/3100 |
- |
d. Riwayat
kehamilan ini
P2A0
ANC :
tratur di PMB setiap bulan
Imunisasi TT : TT5
Penyakit kehamilan: tidak ada
e. Riwayat
persalinan ini
Tempat melahirkan: PMB
Penolong : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Kompliasi : Tidak ada
f. Lama
persalinan
Kala I : 3 jam 30
menit
kala II : 0 jam 30
menit
kala III : 0 jam 15
menit
jumlah : 6 jam 15 menit
g. Jumlah
perdarahan : normal ± 150 cc
Obat-obat yang diberikan
Amoxilin : 3x1 tablet
Mefenamic acid : 3x1 tablet
h. Bayi
Jenis kelamin : Perempuan
Berat Badan : 3500 gr
Panjang badan : 49 cm
Plasenta : Diameter :
±18 cm
Berat :
± 500 gram
Tebal :
± 2,5 cm
i.
Tali pusat
Panjang : 50 cm
Insersi : sentralis
Perineum : robekan derajat 2
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional: Stabil
TTV :
TD : 120/80 mmhg R: 20x/m
N :
80x/m S:
36ºc
B. Pemeriksaan
fisik
Wajah :
Tidak oedema an tidak pucat
Konjungtiva : Merah muda
Payudara
Pembesaran :
ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu : menonjol
Benjolan :
tidak ada
Pengeluaran : colostrum
Palpasi :
kontraksi baik, uterus teraba bulat dank eras, TFU
2 jari dibawah Pusat
Kandung kemih : Tidak penuh
Anogenital
Vulva dan vagina : tidak ada tanda-tanda
infeksi
Pengeluaran pervaginam :
lochea rubra
Ekstremitas :
tidak ada oedema
ANALISA DATA (A)
Diagnosa :
ibu P2A0 usia 31 tahun 6 jam post partum normal
Masalah :
perut ibu terasa sedikit mulas, terasa sakit pada perineum,
dan ibu merasa sedikit cemas
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan pnjelasan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu normal
2. Menjelaskan
pada ibu tentang rasa mulas yang dirasakannya adalah hal yang normal dikarnakan
proses pengembalian rahim ke bentuk semula
3. Mengajarkan
pada ibu dan keluarga cara melakukan mesase fundus uterus yaitu dengan
meletakkan telapak tangan difundus ibu yaitu bagian diatas simpisis yang teraba
bulat dan keras dengan cara melakukan mesase dengan gerakan melingkar searah
jarum jam sebanyak 15 kali selama 15 detik
4. Meminta
ibu untuk melihat dan melaporkan jika merasa pusing dan jika darah yang
keluarterus menerus
5. Melakukan
mobilisasi dini dengan gerakan ringan seperti miring kekanan atau kekiri,
menggerakkan kaki, duduk di tepi ranjang, dan berjalan di sebelah tempat tidur
6. Memotovasi
ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara eksklusif selama 6 bulan dengan
perlekatan (bounding attachment)
7. Mengajarkan
ibu tentang teknik cara menyusui yang benar seperti posisi duduk dan posisi
berbaring dan jangan lupa untuk menyendawakan bayinya setelah selesai menyusui
8. Mengajarkan
ibu cara perawatan payudara agar dapat menyusui dengan lancar dan mencegah
masalah-masalah yang sering timbul pada saat menyusui meliputi:
a.
Kompres putting susu
dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit. Lakukan pengurutan
payudara sebagai berikut:
1)
Penurutan pertama
Licinkan
kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara,
pengurutan dilakukan dimulai kea rah atas, lalu telapak tangan kiri kearah sisi
kiri dan telapak kanan kea rah sisikanan. Lakukan terus pengurutan ke bawah dan
ke samping.
Ulangi
masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara
2)
Pengurutan kedua
Sokong
payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan
kanan urut payudara dari pangkal hingga putting susu.lakukan jugauntuk payudara
sebalah kanan.
Ulang
masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap
payudara
3)
Pengurutan ketiga
Sokong
payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut
dengan buku-buku jari pangkal kea rah putting susu. Lakukan juga untuk payudara
sebelah kanan, ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara
4)
Pengurutan keempat
Pegang
pangkal payudara dengan kedua tangan lalu dari pangkal payudara kearah putting
susu sebanyak satu kali
5)
Pengurtan kelima
Pijat
putingsusu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan tempat yang bersih /
gelas
b.
Pengompresan
Kompres
kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit, lalu ganti dengan
kompres air dingin 2 menit danyangkompres lagi dengan air hangat selama 2 menit
9. Memberikan
dan menganjurkan ibu untuk minum obat antibiotic 3x1 untuk mencegah terjadinya
infeksi terjadinya infeksi, amoxilin, Mefenamic acid
10. Mengajarkan
ibu personal hygiene yakni membasuh bagian kemaluan menggunakan air hangat dan
selalu menjaga agar tetap bersih dan kering serta sering mengganti pakaian
dalamnya
11. Menjelakan
tanda bahaya masa nifas kepada ibu seperti demam, perdarahan setelah
melahirkan, depresi, sakit kepala, penglihatan kabur dll
12. Meminta
ibu untuk segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila terjadi tanda bahaya
masa nifas
B. 6 HARI POST PARTUM
Hari/tanggal : Senin. 21-03-2022
Waktu :
09.00 WIB
Tempat :
Rumah Ny.S
1.
Nyeri kepala hebat : tidak
2.
Penglihatan kabur : tidak
3.
Bengkak pada ekstemitas
dan wajah : tidak
4.
Nyeri epigastrium : tidak
5.
Terjadi perdarahan : tidak
SUBEKTIF
(S)
Anamnesa
Dari kunjungan hari ke-6 ibu
mengatakan pengeluaran ASI lancar dan pada saat malam hari nya bayinya kuat
menyusu hingga ibu kurang tidur, tali pusat sudah puput atau lepas degan baik
tanpa adanya perdarahan. Ibu mengatakan setelah pulang ke rumah diberi obat
antibiotic. Penggunakan air rebusan daun binahong selama 5 hari dilakukan 2x
sehari pada pagi dan sore hari saat mani, ibu merasabagian vagina tidak licin
dan terasa kesat, lebih nyaman dari sebelum menggunakan air rebusan daun
binahong
Objektif
(O)
a.
Pemeriksaan umum
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan
emosional: Stabil
TTV : TD : 120/70 mmhg R: 24x/menit
N :
80x/menit S:
36,3ºC
b.
Pemeriksaan fisik
1.
Wajah : Tidak oedema dan
tidak pucat
2.
Konjungtiva : Pucat
3.
Payudara
Pembesaran : Ya, simetris kanan dan kiri
Putting
susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : ASI
4.
Palpasi : Kontraksi baik, TFU
pertengahan simpisis pusat
5.
Kandung kemih : Tidak penuh
6.
Anogenital
Vulva
dan vagina : tidak ada
tanda-tanda infeksi
Pengeluaran
pervaginam : lochea sanuinolenta
7.
Ektremitas : tidak ada oedema
8.
Pola Eliminasi : BAK sudah lancer seperti sebelum
melahirkan namun
BAB masih sedikit sulit
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : ibu P2A0 31 tahun
postpartum hari ke 6 normal
Masalah : ibu mengeluh kurang tidur
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan penjelsan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
2.
Menilai adanya
tanda-tana demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3.
Menyarankan ibu untuk tidur
juga pada saat bayinya tidur sehingga pola tidur ibu tidak terganggu
4.
Menyarankan pada suami
maupun keluarga untuk memberikan dukungan serta membantu ibu dalam mengurus
bayinya
5.
Menganjurkan kepada ibu
untuk menjaga kebersihan kemaluannya, serta menggunakan air rebusan daun
binahong unuk membasuh lukanya setiap setelah BAK dan BAB
6.
Menganjurkan ibuuntuk
tetap menggunakan air rebsan daun
bnahong sampai 7 hai untuk mendapatkan hasil yang maksimal
7.
Mengingatkan pada ibu
untuk tetap memberikan ASI saja kepada bayinya mengingatkan kepada ibu untuk
tidak pantang makanan, makan makanan yang bergizi seimbang, memperbanyak minum
air putih, serta istirahat yang cukup
8.
Menyarankan kepada ibu
untuk menyusui bayinya 2-3 jam sekali agar kebuthan cairan bayi terpenuhi
9.
Mengingatkan ibu untuk
selalu menyendwakan bayinya seelah selesai menyusui
10.
Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup
11.
Meminta ibu untuk
segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat bila tanda bahaya masa nifas
C. 2 MINGGU POSTPARTUM
Hari/tanggal : Senin. 28-03-2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat
: Rumah Ny.S
1.
Nyeri kepala hebat : tidak
2.
Penglihatan kabur : tidak
3.
Bengkak pada ekstemitas
dan wajah : tidak
4.
Nyeri epigastrium : tidak
5.
Terjadi perdarahan : tidak
SUBJEKTIF (S)
Anamnesa
Dari
hasil kunjungan ke-2 minggu. Ibu mengatakan tidak ada keluhan
OBJEKTIF (F)
a.
Pemeriksaan Umum
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Cmposmentis
Keadaan
Emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70mmHg R: 23 x/menit
N :78
x/menit S: 36,5ºC
b.
Pemeriksaan Fisik
1.
Wajah : Tidak oedema dan tidak
pucat
2.
Konjungtiva : Merah muda
3.
Payudara
Pembesaran : Ya, simetris kanan dan kiri
Puting
Susu : Menonjol
Benjolan : Tidak Ada
Pengeluaran : ASI
4.
Palpasi : Kontraksi Baik, TFU tidak
teraba
5.
Kandung Kemih : Tidak penuh
6.
Anogenital
Vulva
dan Vagina : Tidak ada
tanda-tanda infeksi
Pengeluaran
Pervaginam : Lochea serosa
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Ibu P2A0 usia 31
tahun 2 minggu postpartum normal
Masalah : Tidak ada
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan penjelasan
kepada ibu tentang hasil pemeriksan
2.
Dari hasil pemeriksaan
di dapatkan data bahwa luka jahitan perineum ibu tidak ada tanda-tanda infeksi
dan kemerahan
3.
Menganjurkan pada ibu
untuk membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas setiap bulan untuk mendapat
imunisasi dasar dan pemantauan pertumbuhan bayi
4.
Memberikan penjelasan
kepada ibu tentang kembalinya masa subur dan menganjukan ibu untuk memulai
hubungan seksual setelah selesai masa nifas
5.
Memberikan penjelasan
kepada ibu mengenai Keluarga Berencana (KB)
6.
Menganjurkan ibu untuk
imuisasi BCG bayinya setelah 1 bulan
7.
Menganjurkan ibu untuk memberikan
ASI ekslusif selama 6 bulan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada pembahasana ini penulis akan menjelaskan tentang
hasil asuhan yang diberikan kepada Ny.S umur 31 tahun di PMB Kartini alamat Jl
Adi Sucipto No 31, Kebon Jeruk, Bandar Lampung. Penulis melakukan Asuhan
Kebidanan penerapan Personal Hygiene pasa luka perineum menggunakan Air Rebusan Daun Binahong Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas.
Pada kasus Ny.S pengkajian dilakukan dengan
pengumpulan daa subjektif danobjektif yang
dilakukan pada hari Senin tanggal 14-03-2022 pukul
21.30 WIB. Ny.S umur 31 tahun P2A0
sampai 8 jam post partum. Dari hasil anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu
mengatakan perutnya masih terasa mulas, merasa lemas, nyeri pada kemaluannya,
sudah BAK, ASI sudah keluar berwarna kekuning-kuningan, dan bayinya meyusu
dengan kuat. Lamanya waktu persalinan pada kala I 3 jam 30 menit, kala II 30
menit, kala III 15 menit dan kala IV 2 jam. Jadi jumlah kseluruhan lmanya
persalinan Ny.S 6 jam 15 menit, dengan robekan jalan lahirspontan derajat 2.
Dari hasil pemeriksaan kondisi ibubaik, dengan tanda-tanda vital TD : 120/80
mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC. hasil dari pemeriksaan fisik baik, wajah
idak ada oedema dan tidak pucat, konjungtiva merah muda, pembesaran payudara
simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol serta pengeluaan kolostrum. Palpasi
kontraksi baik yaitu uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari dibawah pusat,
kndung kemih kosong dan pengelaran drh pervaginam normal, lochea rubra.
Dengan
kondisi Ny.S 6 jam post partum normal penulis menjelaskan bahwa Ny.S akan
diberikan asuhan kebidanan yaitu penerapan personal hygiene pada luka perineum
menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu post partum. Penulis menjelskan
pendidikan kesehatan mengenai tanda bahaya infeksi pada masa nifas, menjelaskan
penddikan kesehatan mengenai penerapan personal hygiene serta perawatan luka
perineum dalam masa nifas, degan mengajarkan Ny.S cara mengolah serta
menggunakan air rebusan daun binahong untuk cebok/membasuh luka perineum agar
lebih cepat kering dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari saat
mandi secara teratur selama 7 hari. Serta menjelaskan pendidikan kesehatan
mengenai kebutuhan gizi terutama protein saat masa nifas.
Pada
kunjungan hari pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 15-03-2022, pukul
09.30 WIB dirumah Ny.S. penulis memberikan air rebusan daun binahong. Setelah
itu dilakukan pengkajian ibu mengatakan susah tidur dan masih merasakan nyeri
pada perineum data obyektif TTV normal TD
: 120/80 mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC, TFU 2 jari dibawah pusat,
pengeluaran pervaginam normal, lochea rubra berwarna merah kuniing berisi darah
lender dan jahitan lukamasih basah tidak lepas, normal.
Pada
kunjungan hari kedua dilakukan pada hari rabu tangal 16-03-2022, pukul 10.00
WIB dirumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah itu
dilakukan pengkjian ibu mengatakan rasa nyeri semakin berkurang, TTV normal TD:
120/80 mmHg, R: 20x/m, N: 80x/m, S: 36 ºC, TFU 3jari dibawah pusat, pengeluaran
pervaginam normal, lochea sanguilenta berwarba merah kuning berisi darah lender,
dan jahitan luka sedikit mulai mongering dengan baik tidak ada tanda-tanda
infeksi.
Pada
kunjungan hari ketiga dilakukan pada hari kamis tangal 17-03-2022. Pukul 10.00
WIB di rumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah itu
dilakukan pengkajian ibu mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada perineum,
TTV normal TD : 120/80 mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC, TFU pertengahan
simpisis pusat, pengeluaran pervaginam normal, lochea sanguilenta berwarna meah
kuning berisi darah kendir, dan luka perineum mulai mongering dengan baik tanpa
ada indikasi infeksi.
Pada
kunjungan hari keempat dilakukan pada hari jum’at tanggal 18-03-2022, pukul
10.00 WIB dirumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah dilakukan pengkajian, ibu mengatakan
sudah tidak lagi mersakan nyeri pada luka perineum, TTV normal TD : 120/80
mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC, TFU pertengahan simpisis pusat,
pengeluaran pervaginam normal, lochea sanguilenta berwarna merah kuning
brisidarah lendir, dan luka perineum sudah mulai mengering sempurna dengan baik
tanpa ada masalah.
Pada
kunjungan hari kelima dilakukan pada hari sabtu tanggal 19-03-2022, pukul 10.00
WIB dirumah Ny.S penulis memberikan air rebusan daun binahong setelah itu dilakukan pengkajian, ibu
mengatakan sudah tidak merasakan nyeri
pada luka perineum, TTV normal TD : 120/80 mmHg, R: 20x/m, N : 80x/m, S: 36 ºC,
TFU pertengahan simpisis pusat, pengeluaran pervaginam normal, lochea
sanguilenta berwarna merah kuning brisidarah lendir, dan luka perineum sudah
benar-benar kering. Namun pemberian air rebusan daun binahong akan terus
diberikan sampai hari ke 7 untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan
pemantauan mengunakan skala reda didapatkan bahwa Ny.S mengalami percepatan
penyembuhan luka perineum yang semakin membaik. Dari pemberian awal air rebusan
daun binahong hingga akhir didapatkan bahwa hasilnya lukaperineum semakin membaik dan akhirnya mongering sempurna di 7
hari pemberian yaitu pada hari senin tangal 21-03-2022.
Hasil
setelah dilakukan asuhan kebidanan penerapan personal hygiene pada lluka
perineum menggunakan aor rebusan daun binahong pada ibu postpartum secara rutin
selama7 hari yang dimulai pada hari selasa tanggal 15-03-2022. Luka perineum
Ny.S mengalami penyembuhan yang baik dan lebih cepat dibandingkan perawatan
luka perineum menggunakan air biasa maupun obat-obatan seperti povidoe iodine
sesuai dengan hasil penelitian-penelitian diantaranya.
Hasil
penelitian dari Riyanti & Risnen, 2018. Hasil analisa didapat rata-rata
lamanya penyembuhan luka paling cepat 3 hari sebanyak 42,5%, 5 hari sebanyak
50% menyimpulkan bahwa perawatan luka perineum dengan menggunakan air rebusan
daun binahong lebih cepat kering 3-5 hari.
Kemudian
sejalan Hasil penelitian Yuliana dkk, 2019. Hasil penelitian menunjukkan daun
binahong lebih efektif untuk penyembuhan
jahitan luka perineum pada ibu post partum dibandingkan dengan penggunaan
povidene lodine 10% menyimpulkan bahwa perawatan luka perineum dengan
menggunakan air rebusan daun binahong lebih cepat 5 hari dan maksimal 7 hari.
dibandingkan waktu rata-rata penyembuhan ruptur perineum menggukan air biasa
waktu minimum penyembuhan adalah 7 hari dan maksimal 9 hari.
Hasil
penelitian dari Raden & Yusniar, 2018. Hasil penelitian menunjukkan lama
penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu postpartum yang tidak mengkonsumsi
ekstrak daun binahong hampir seluruhnya mengalami penyembuhan yang lambat yaitu
90% sedangkan yang mengkonsumsi daun binahong hampir seluruhnya mengalami
penyembuhan dengan cepat yaitu 85%.
Asuhan
kebidanan yang dilakukan oleh penulis merupakan asuhan pertama kali di PMB Hj
Kartini. Sebelumnya belum ada yang melakukan asuhan kebidanan penerapan
personal hygiene pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada
ibu postpartum di PMB tersebut. Pada praktik klink kebidanan III ini maka
penulis mengambil asuhan kebidanan penerapan personal hygiene pada luka
perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu postpartum terhadap
Ny.S di PMB Hj Kartini. Bandar Lampung.
Berdasarkan
penatalaksanaan yang telah diberikan, asuhan kebidanan yang di berikan kepada
klien yaitu Ny.S, umur 31 tahun dengan riwayat persalinan P2A0 untuk
mempercepat proses penyembuhan luka perineum. Pemberian asuhan tersebut
dianjurkan dapat diberikan scara rutin yaitu 2 kali dalam sehari pada saat
mandi sehingga dapat di berikan hasil yang maksimal.
Setelah
dianalisis oleh penulis keberhasilan asuhan penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong ini tidak semata-mata hanya
dari peberian air rebusan daun bnahong selama 7 hari saja, melainkan karena
adanya beberapa faktor pendukung seperti penerapan personal hygiene yang bagus,
dimana ibu selalu melakukan pembasuhan kemaluannya menggunakan air rebusan daun
binahong dan rajin mengganti pembalut sehinga kemaluannya terjaga kebersihan
nya. Selain bersih itupun mendatangkan rasa nyaman tersendiri terhadap Ny.S
selaku yang menerapkan asuhan
Faktor
pendukung berikutnya adalah moblisasi dini paien yang baik, setelah beberapa
jam pasca melahirkan, setelah Ny.S dipersilahkan untuk miring kanan, miring
kiri Ny.S, langsung bergerak sesuai dengan arahan yang diberikan. Kemudian
faktor pendukung lainnya adalah nutrisi ataupun maknana yang di konsumsi oleh
Ny.S, dimana Ny.S sangat suka makan sayur-sayuran hijau, buah-bahan yang kaya
serat dan vitamin serta rajin mengkonsumsi protein tinggi, baik dari ikan gabus
maupun putih telur.
Selain
karna faktor nutrisi ibu yang baik, Ny.S menerapkan pola kebutuhan cairan yang
baik yaitu dengan memperbanyak minum air putih minimal 8 gelas dalam sehari
sehingga rentan mengalami dehidrasi. Ny.S juga menerapkan pola isirhat yang
cukup sehingga tubuhnya lebih sehat. Faktor pendukung lainnya yaitu faktor dari
orang-orang terdekat, seperti dukungan suami maupun keluarga Ny.S sangat baik,
semua itu terlihat dari respon keluarga mengenai asuhan yang diberikan terhadap
Ny.S yaitu penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunakan air
rebusan daun binahong pada ibu postpartum ini sangat diterima dengan baik oleh
suami maupun keluarga Ny.S.
Dalam
hal ini berdasarkan penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunkan
air rebusan daun binahng yang telah diberikan kepada Ny.S umur 31 tahun P2A0
dapat diterapkan di PMB Hj Kartini, Bandar Lampung karena hasil yang
didapatkan terbukti terbukti untuk mempercepat penyembuhan luka perineum
sehingga dapat bermanfaat bagi ibu yang mengalami rupture perineum
BAB
VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.S dengan penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu postpartum dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penulis
telah melakukan pengkajian yang menyeluruh tediri dari identitas klien,
anamnesa dan pemeriksaan fisik pada Ny.S di PMB Hj Kartini. Bandar Lampung
tahun 2022. Dilakukan sesuai standart.
2. Penulis
telah melakukan diagnosa masalah dan kebutuhan pada ibu nifas yaitu Ny.S P2A0
post partum pada 6-8 jam dengan penerapan personal hygiene pada luka
perineum menggunakan air rebusan daun binahong sasuai dengan nomenkalatur
kebidanan.
3. Penulis
telah mengindentifikasi masalah potensial pada Ny.S dengan penerapan personal
hygiene pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu
postpartum di PMB Hj Kartini. Bandar Lampung tahun 2022 dan dinyatakan tidak
ada masalah potensial.
4. Terencananya
antisipasi atau tindakan yang sesuai dengan pengkajian data secara dengan tepat
dan rasional berdasarkan perawatan luka perineum di PMB Hj Kartini. Bandar
Lampung tahun 2022, sesuai dengan manajemen kebidanan.
5. Terlaksananya
tindakan menyeluruh sesuai dengan prosedur, penerapan personal hygiene pada
luka perineum menggunkan air rebusan daun binahong pada ibu post partum pada
Ny.S yang dilakukan sesuai langkah-langkah berdasarkan jurnal-jurnal penelitian
lain tentang teknik perawatan luka perineum luka perineum menggunakan air
rebusan daun binahong dengan pelaksanaan di mulai padahari kedua post partum,
dan Ny.S meminta untuk dilanjutkan sendiri dirumh sampai luka puih sepenuhnya
atau sembuh serta didukung dan di motivasi oleh keluarga, suami serta bidan
6. Mengevaluasi
hasil pemberian asuhan kebidanan dengan dilakukannya penerapan personal hygiene
pada luka perineum menggunakan air rebusan daun binahong pada ibu post partum
di dapatkan hasil maksimal karena dilakukan secara rutin, luka mengering dan
rasa sakit menghilang sempurna pada hari kelima-keenam
7. Mendokumentsikan
asuhan kebidanan menurut 7 langkah varney dalam bentuk SOAP yang telah
diberikan atau dilaksanakan pada Ny.S dengan perawatan luka perineum
menggunakan air rebusan daun binahong di PMB Hj Kartini.
B.
Saran
Berdasarkan
hasil tinjauan kasus dan pembahasan, penulis memberikan sedikit saran yang
diharapkan dapat memotivasi serta bermanfaat.
1. Saran
teorisris
a. Bagi
instiutsi pendidikan
Diharapkan dapat
memberikan referensi terbaru untuk menambah wawasan dalam pengembangan ilmu
terhadap teknik perawatan luka perineum menggunakan bahan alami/nonfarmalogi
dengan metode penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunakan air
rebusan daun binahong pada ibu post partum sehingga dapat diterapkan oleh
mahasiswa dalam melaksnakan asuhan kebidanan untuk mempercepat penyembuhan luka
perineum
b. Bagi
Mahasiswa
Lebih menggali lagi
dari berbagai sumber terpercaya dan mampu mengaplikasikan ilmuu dan penetahuan
yang sudah didapatkan selama berlangsungnya asuhan kebidanan tidak hanya pada
Ny.S tetapi juga untuk masyarakat lain yang belum mengetahui tentang manfaat
penerapan personal hygiene pada luka perineum menggunakan air rbusan daun binahong
pada ibu post partum
2. Saran
aplikatif
a. Bagi
lahan praktik
Sebgai bahan informasi,
tempat praktik penerapan ilmu seara nyata, evaluasi, menambah referensi dalam
melakukan asuhan kebidanan dan perbaikan secara langsung terhadap ibu nifas
yang mengalami rupture perineum menggunakan bahan alami, yaitu air rebusan daun
binahong sebagai penerapan personal hygiene pada penyembuhan luka perineum yang
di dapat dari jurna-jurnal penelitian yang hasilnya sudah terbukti nyata
sehingga dapat memberikan inspirasi serta referensi kepada bidan serta nakes
lainnya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
F.
Jadwal
Kegiatan (Matriks Kegiatan)
NO |
Hari dan tanggal |
Perencanaan |
1. |
Rabu 02-03-2022 |
Kunjungan ANC Pertama a. Memperkenalkan
diri kepada pasien b. Memberi
penjelasan kepada pasien bahwa akan menjadi pasien study kasus laporan tugas
akhir c. Memastikan
ibu mengerti dengan penjelasan kepada pasien dan membina hubungan baik dengan
pasien d. Melakukan
pengkajian pasien e. Menjelaskan
pemeriksaan tanda-tanda vital menjelaskan hasil pemeriksaan |
2. |
Kamis 10-03-2022 |
Kunjungan ANC Kedua a. Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital b. Melakukan
pemeriksaan fisik c. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan semua pemeriksaan fisik
dalam keadaan baik |
3. |
Kamis 16-03-2022 |
Postoartum hari ke 2 kunjungan pertama a. Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital b. Melakukan
pemeriksaan fisik c. Memberi
pendidikan kesehatan mengenai tanda bahaya infeksi dalam nifas d. Memberikan
pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka perineum dalam nifas dengan
mengajarkan ibu untuk menggunakan rebusan air daun binahong selama 5-10 menit
setelah dingin cebokkan keluka perineum agar luka cepat kering e. Memberikan
pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan gizi terutama protein |
4. |
Minggu 20-03-2022 |
Kunjungan hari ke 6 postpartum a. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dansemua pemeriksaan fisik
dalam keadaan baik b. Memeriksa
luka jahitan ibuhasil pemeriksaan luka jahitan sudah kering c. Memeriksa
tali pusat, menganjurkan ibu untuk ketenaga kesehatan segera jika mendapati
tanda-tanda bahaya |
5. |
Senin 28-03-2022 |
Kunjungan 2 minggu postpartum a. Menjelaskan
kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan semua pemeriksaan fisik
dalam keadaan baik dan kadaannya sudah mulai putih b. Mengajarkan
ibu untuk membawa bayinya ke posyand uatau puskesmas setiap bulan untuk mendapatkan
imunisasi dasar dan pemantauan pertumbuhan bayi c. Memberikan
penjelasan kepda ibu tentang kembalinya masa-masa subur dan melanjutkan
hubungan seksual setelah selesai masa nifas, serta kebutuhan pengendalian
kehamilannya |
DAFTAR
PUSTAKA
Asih,
Yusari dan Risneni. 2016. Asuhan
Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:Trans Info Media
Purwoastuti,
Endang dan Elizabeth Siwi Walyani. 2015 Panduan
Materi Kesehatan
Reproduksi & Keluarga Berencana. Indonesia:
Pustaka Baru Press
Converage
HS, Protection F. 2017. Health SDG 2017
SD. 2017;3:13-6 Profil Dinkes
2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta.
Susetya
D. Khasiat dan Manfaat Daun Ajaib Daun Binahong. Yogyakarta: Pustaka Baru;2015.
Wulandari,
Nur Furi. 2020. HAPPY EXCLUCIVE
BREASTFEEEDING. Yogyakata: Laksana
Fitri,
Yuni dan Widy Nuwiandani. 2018 ASUHAN PERSALINAN Konsep Persalinan Secara
Komperehensif Dalam Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Elvia Era Liesmayanti dkk.2019. efektifitas air rebusan binahong dengan kesembuhan luka perineum
peinaum pada ibu nifas tahun 2019
jurnal ilmiah kebidanan Vol. 1 Nomor 2, ISSN
: 2774-4671
Maidina Putri dkk. Efektifitas air rebusan daun binahong (andredera cordifolia (tenore)
steen) terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas tahun 2021 jurnal
stindo professional, ISSN : 2443-0536
Rina
Hanum dkk. Efektifits air rebusan daun
binahong dengan kesembuhan luka perineum padaibu nifas tahun 2019, Vol.VI
No 11 Agustus 2020- jurnal kesehatan almuslim. ISSN : 2460-7134
Tiara
Indrayani dkk.efektifitas air rebusan
daun binahong terhadap penyembuhan rupture perineum pada ibu bersalin, Vol.
3 No 2 September 2020 jurnal for quality in women’s health. ISSN : 2615-6644
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pembuatan Air rebusan Daun Binahong
SOP PEMBUATAN
AIR REBUSAN DAUN BINAHONG |
|
PENGERTIAN |
Air rebusan binahong
yang dipakai untuk cebok/dibasahi berguna untuk mempercepat penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas |
TUJUAN |
Mempercepat proses
penyembuhan luka perineum dan mengurangi rasa nyeri nifas |
KEBIJAKAN |
Ibu nifas di PMB Hj Kartini
(Nurhamidah) |
PERALATAN |
1.
Daun Binahong 2.
Air 500 ml atau 2
gelas 3.
Handuk bersih 4.
Panci 5.
Kompor gas 6.
Saringan |
PROSEDUR |
A.
Sikap dan prilaku 1.
Menyabut pasien, memberi
salam dan memperkenalkan diri 2.
Menawarkan bantuan 3.
Menjelaskan maksud
dan tujuan 4.
Menjaga privasi klien 5.
Memberikan KIE pada
ibu bahwa daun binahong ini dapat dilakukan 2-3 kali dalam sehari digunakan
unuk cebok B.
ISI/CONTENT 1.
Ambil 50 gram daun
(tidak terlalu muda, tidak terlalu tua) cuci bersih 2.
Rebus 2 gelas air
daun binahong selama 20 menit setelah air mendidih 3.
Kemudian air rebusan di
diamkan sampai dingin dan dipergunakan untuk vulva hygiene 4.
Jika terlalu basah
keringkan dengan handuk 5.
Pakai pembalut kembal 6.
Lakukan ini selama
6-8 hari dan 2-3 kali dalam sehari agar mendapatkan hasil yang maksimal |
Prosedur pemeriksaan penyembuhan Luka Perineum
Persiapan Alat dan Bahan:
1. Tempt
tidur dan selimut
2. Lampu
sorot
3. Sarung
tangan DTT
4. Kapas
DTT
5. Air
DTT
6. Tempat
sampah
Langkah pemeriksaan:
1. Cuci
tangan sebelum pemeiksaan
2. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
3. Posisikan
ibu bebaring miring kiri atau kanan dengan lutut ditekuk
4. Pastikan
pencahayaan cukup untuk memeriksa perineum
5. Pakai
sarung DTT
6. Bersihkan
daerah perineum dengan kapas DTT jika perlu
7. Periksa
perineum dengan cermat, periksa adanya kemerahan pada kedua sisi area luka
perineum
8. Periksa
adanya oedema pada perineum
9. Periksa
adanya ekonomis pada sisi luka perineum
10. Periksa
adanya pengeluaran cairan dari daerah luka
11. Periksa
penyatuan luka perineum
12. Lepas
sarung tangan, masukkan kotak sampah
13. Rapihkan
ibu kembali
14. Cuci
tangan, catat dan jelaskan hasil pemeriksaan
LEMBAR OBSERVASI
PENYEMBUHAN LUKA
PERINEUM
NO |
Item Penyembuhan |
Hasil |
|||||||||||
|
|
Kunjungan
I |
Kunjungan
II |
Kunjungan
III |
|||||||||
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
||
1. |
Radense (kemerahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Edema (pembengkakan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Ecchymosis (bercak perdarahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Discharge (pengeluaran) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Approximation (penyatuan luka) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
0 |
0 |
0 |
NO |
Item Penyembuhan |
Hasil |
|||||||||||
|
|
Kunjungan
VI |
Kunjungan
V |
Kunjungan
IV |
|||||||||
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
0 |
1 |
2 |
3 |
||
1. |
Radense (kemerahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Edema (pembengkakan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Ecchymosis (bercak perdarahan) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Discharge (pengeluaran) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Approximation (penyatuan luka) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
jumlah |
0 |
0 |
0 |
NO |
Item Penyembuhan |
Hasil |
|||
|
|
Kunjungan
VII |
|||
0 |
1 |
2 |
3 |
||
1. |
Radense (kemerahan) |
|
|
|
|
2. |
Edema (pembengkakan) |
|
|
|
|
3. |
Ecchymosis (bercak perdarahan) |
|
|
|
|
4. |
Discharge (pengeluaran) |
|
|
|
|
5. |
Approximation (penyatuan luka) |
|
|
|
|
jumlah |
0 |
Jumlah Nilai:
0 :
Penyembuhan luka baik
1-5 :
penyembuhan luka kurang baik
>5 :
penyembuhan luka buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar