Kamis, 29 Desember 2022

contoh laporan tugas akhir ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA PURWOSARI KECAMATAN BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA PURWOSARI KECAMATAN BATANGHARI NUBAN

 LAMPUNG TIMUR

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL LUAR ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iv

DAFTAR ISI......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ ix

 

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian.................................................................................... 6

1.3 Kerangka Pemikiran............................................................................... 6

 

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Usahatani.................................................................................. 8

2.2 Fungsi Produksi..................................................................................... 8

2.3 Faktor Faktor Produksi.......................................................................... 9

2.3.1 Fungsi Produksi Cobb-Douglas........................................................ 12

2.4 Penelitian Terdahulu............................................................................ 13

 

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 17

3.2 Rancangan Penelitian................................................................................ 17

3.2.1 Metode Pengumpulan Data.............................................................. 17

3.2.2 Metode Penentuan Sampel............................................................... 17

3.3 Metode Analisis Data............................................................................... 18

3.3.1 Analisis Efisiensi............................................................................... 22

3.4 Definisi Operasional Variabel.............................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

 

 

Tabel 1 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut Provinsi Tahun 2022         2

Tabel 2 Luas panen, produksi, dan produktivitas padi di Kecamatan Batanghari Nuban     4

Tabel 3 Kajian Penelitian Terdahulu....................................................................... 14

Tabel 4 Menunjukkan bahwa jumlah...................................................................... 18


DAFTAR GAMBAR

 

 

Gambar                                                                                                     Halaman

Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur      7


DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran                                                                                                  Halaman

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


1.     PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan didukung oleh iklim yang bagus untuk perkembangan usaha pertanian Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen tinggi terhadap pembangunan ketahanan pangan sebagai komponen strategis dalam pembangunan nasional. Menurut Notarianto, (2011) pembangunan sektor pertanian sebagai sektor pangan utama di Indonesia sangat penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini karena lebih dari 55% penduduk Indonesia bekerja dan melakukan kegiatannya di sektor pertanian.

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa, yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia adalah padi yang hasil produksinya masih menjadi bahan makanan pokok.

Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, baik itu pada pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa negara, maupun penyerapan tenaga kerja. Selain itu, peranan sektor pertanian dapat dilihat sebagai penyedia pangan bagi masyarakat sehingga memiliki peran secara strategis dalam menciptakan ketahanan pangan nasional (food security), penstabilisasi ekonomi, penstabilisasi politik, serta keamanan dan ketahanan sosial. Sektor pertanian menghasilkan bahan baku yang dapat digunakan untuk meningkatkan dalam sektor industri dan jasa dan juga sektor pertanian dapat menghemat devisa suatu negara yang diperoleh dari produk subtitusi impor (Marsa, 2018).

Komoditi tanaman pangan yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan ketahanan pangan adalah tanaman padi. Tanaman padi yang kemudian menghasilkan beras adalah salah satu produk pertanian dan menjadi makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia hampir 97 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras. Tingginya konsumsi beras yang ada di Indonesia disebabkan adanya anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa beras merupakan makanan pokok yang belum dapat digantikan. Keadaan ini mengindikasikan ketergantungan terhadap beras sangat tinggi. Beras juga merupakan komoditi yang sangat penting dan strategis, karena beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia dan strategis yang dapat memepengaruhi stabilitas ekonomi melalui inflasi (gejolak harga) dan stabilitas nasional (Juliet et al., 2013).

Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting di berbagai negara- negara berkembang. Selain itu juga padi merupakan tanaman budidaya yang sangat penting bagi seluruh penjuru masyarakat karena hampir seluruh masyarakat tergantung kepada komoditas ini karena padi merupakan salah satu sumber pangan. Hampir seluruh masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan pangannya dari komoditas padi ini. Salah satunya ialah masyarakat mengkonsumsi beras untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya agar mendapatkan energi untuk menjalankan aktivitasnya (Hessie, 2009). Indonesia merupakan salah satu penghasil padi terbesar ketiga di dunia. Dengan jumlah rata-rata produksi per tahunnya 70,8  juta ton (Kompas, 2015).

Tabel 1 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut Provinsi Tahun 2022

 

Provinsi

Luas Panen (Ha)

Produktivitas (Ku/Ha)

Produksi (Ton)

1

Aceh

276622.14

55.03

1533138.00

2

Sumatera Utara

423522.28

52.00

2131672.00

3

Sumatera Barat

288510.67

48.36

1422874.00

4

Riau

54317.04

40.98

227346.30

5

Jambi

63760.91

46.29

289276.80

6

Sumatera Selatan

516259.59

51.44

2759343.00

7

Bengkulu

58663.78

48.67

290155.90

8

Lampung

516910.01

50.77

2661363.00

9

Kep. Bangka Belitung

15908.70

38.57

62641.49

10

Kep. Riau

196.53

31.65

589.68

11

Dki Jakarta

535.63

58.03

2741.38

12

Jawa Barat

1685295.13

56.81

9620534.00

13

Jawa Tengah

1699436.08

56.69

9579069.00

14

Di Yogyakarta

112148.00

51.77

580686.00

15

Jawa Timur

1704759.48

56.02

9686760.00

16

Banten

338454.39

50.38

1776812.00

17

Bali

114790.87

58.83

691818.90

18

Nusa Tenggara Barat

269827.26

51.39

1456923.00

19

Nusa Tenggara Timur

185737.54

41.85

776867.10

20

Kalimantan Barat

272115.99

31.90

814743.30

21

Kalimantan Tengah

109756.22

30.28

353864.60

22

Kalimantan Selatan

225483.04

39.97

873130.30

23

Kalimantan Timur

64031.22

36.92

232143.50

24

Kalimantan Utara

10550.13

33.74

37966.25

25

Sulawesi Utara

59081.54

39.35

253478.90

26

Sulawesi Tengah

173238.56

47.59

771524.90

27

Sulawesi Selatan

1042107.35

51.67

5341021.00

28

Sulawesi Tenggara

119662.53

41.57

494855.90

29

Gorontalo

48497.60

48.12

249708.90

30

Sulawesi Barat

71470.11

52.05

364683.20

31

Maluku

23991.26

41.24

92640.14

32

Maluku Utara

6408.19

36.05

24705.38

33

Papua Barat

5475.82

41.98

24031.60

34

Papua

48987.63

44.05

191109.20

 

Indonesia

10606513.22

52.26

55670219.00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022

 

Data Tabel 1 menunjukan tingkat produktivitas di beberapa Provinsi yang ada di Indonesia. Tabel 1 menunjukan bahwa Lampung adalah penghasil padi terbesar di Indonesia di peringkat kedelapan. Lampung memiliki berbagai sentra produksi beberapa komoditas nasional salah satunya yaitu padi, pada tahun 2020 Lampung berhasil memproduksi 2,65 juta ton gabah kering giling (GKG) dan menjadikannya sebagai wilayah dengan produksi GKG terbesar ke enam di tingkat nasional.

Menurut BPS, Kabupaten Lampung Timur memiliki total areal persawahan 61,960 ha. Produksi padi sawah di Kabupaten Lampung Timur setiap tahun selalu meningkat dimana produksi padi pada 2020 sebesar 2,65 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 486,20 ribu ton atau 22,47 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 2,16 juta ton GKG. Jika dilihat menurut subround, terjadi peningkatan produksi padi pada subround Mei-Agustus dan September-Desember 2020, yaitu masing-masing sebesar 239,98 ribu ton GKG (41,66 persen) dan 426,15 ribu ton GKG (74,89 persen) dibandingkan 2019. Penurunan hanya terjadi pada subround Januari-April, yakni sebesar 179,92 ribu ton GKG (17,66 persen). (BPS Kabupaten Lampung Timur, 2020).

Adapun data menurut BPS mengenai kecamatan Batanghari Nuban khususnya di Desa Purwosari merupakan desa yang mempunyai luas wilayah menurut penggunaannya sebesar 780 ha dengan luas panen 335 ha yang memiliki produksi 17.420 ton/ha. Desa purwosari merupakan daerah yang berpotensi sebagai salah satu penghasil tanaman pangan khususnya padi sawah. Peningkatan produktivitas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pendapatan keluarga petani padi sawah di Desa Purwosari. Peningkatan produksi dan pendapatan petani padi sawah tidak terlepas dari proses pemeliharaan yang diberikan oleh tiap-tiap petani baik secara tradisional maupun modern. Luas panen, produksi dan hasil Kecamatan Batanghari Nuban dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Luas panen, produksi, dan produktivitas padi di Kecamatan Batanghari Nuban 

Tahun

Luas Panen (ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

2017

5 949

32.987,15

5.54

2018

4.762

29.762,50

6.25

2019

5.176

23.763,00

4.59

Rata-Rata

5.296

28.837,55

5.46

 

Sumber : BPS Kecamatan Dalam Angka 2018, 2019, 2020

Tabel 2 menunjukkan produksi padi di Kecamatan Batanghari Nuban  pada tahun 2018, produksi padi di daerah ini adalah sebanyak 29.762,50 ton, dengan luas panen sebesar 4.762 hektar. Jumlah produksi tersebut menurun dibanding tahun lalu. Rata-rata produktivitas padi dari tahun 2017- 2019 sebesar 5.46 ton/ha. Produktivitas padi dari tahun 2018-2019 mengalami fluktuasi. Produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 6.25 ton per hektare, kemudian menurun menjadi 4.59 ton per hektare pada tahun 2019. Fluktuasi produktivitas yang terjadi merupakan indikasi adanya penggunaan faktor-faktor produksi yang belum maksimal di Kecamatan Batanghari Nuban.

Purwosari adalah salah satu Desa di Kecamatan Batanghari Nuban yang menjadikan padi sebagai komoditas pertama tanaman pangan yang diprioritaskan. Dimana mayoritas penduduk masyarakat desa purwosari menjadikan usahatani padi sawah sebagai mata pencaharian utamanya. Komoditas padi ini dikembangkan oleh masyarakat setempat karena dapat bertahan hidup di daerah tersebut, selain itu produksinya cukup tinggi sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi petani. Luas wilayah Kabupaten Lampung Timur yaitu sebesar 5 325,03 kilometer persegi (BPS, 2016).

Peningkatan produksi suatu usahatani merupakan indikator keberhasilan  dari usahatani yang bersangkutan, namun demikian tingginya produksi suatu komoditas yang diperoleh per satuan luas lahan belum menjamin tingginya pendapatan usahatani padi sawah yang dipengaruhi oleh harga yang diterima oleh petani, biaya-biaya penggunaan input usahatani dan masih banyak petani yang belum menggunakan bibit unggul dalam usahataninya. Besarnya produksi belum menjamin pula besarnya tingkat pendapatan (Atnan & Tangkesalu, 2017).

Penurunan hasil produksi pertanian bisa dikarenakan penggunaan faktor - faktor produksi (input) yang belum optimal oleh para petani. Ketidakoptimalan penggunaan luas lahan, jumlah tenaga kerja, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCL, pestisida, dan bibit pada usahatani padi juga dapat mempengaruhi hasil produksi padi petani di Desa Purwosari. Permasalahan yang dihadapi oleh petani di Desa Purwosari adalah produktivitas belum sesuai dengan potensi sebesar 5.46 ton/ha yang seharusnya sebesar 6,1 ton/ha dan faktor-faktor produksi mempengaruhi pendapatan petani padi sawah di Desa Purwosari.

Efisiensi adalah usaha yang mengharuskan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu, cepat dan memuaskan. Menurut (Sedarmayanti, 2014) efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat atau sedikit penggunaan sumberdaya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien. Petani perlu memanfaatkan faktor produksi secara efektif dan efisien untuk produksi usahataninya. Penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis jika faktor produksi yang digunakan menghasilkan produksi maksimum.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu pengaruh penggunaan faktor faktor produksi terhadap usahatani padi dan bagaimana   faktor produksi untuk mencapai produksi padi sawah secara efisisensi di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur?

 

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakaannya penelitian ini yaitu :

1.             Menganalisis pengaruh penggunaan faktor produksi usahatani padi sawah di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur.

2.             Menganalisis tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani padi sawah di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur.

1.3 Kerangka Pemikiran

Usahatani adalah kegiatan untuk memproduksi di lingkungan pertanian  yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh. Penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien dalam usahatani padi yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan modal pertanian akan berpengaruh pada pendapatan yang dihasilkan oleh petani.

Produksi adalah sebuah kegiatan yang mengubah input menjadi output. Input dalam kegiatan usahatani padi sawah diantaranya lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Output yang dihasilkan dalam usahatani padi sawah tersebut adalah padi. Penggunaan input dalam kegiatan usahatani padi sawah tersebut berpengaruh terhadap produksi padi yang dihasilkan oleh petani. Produksi padi yang dihasilkan dapat menjadi acuan dalam menentukan efisiensi, dan tingkat produktivitas dalam usahatani padi sawah yang dilakukan.

Produksi merupakan fungsi dari faktor produksi (input) sehingga bisa disimpulkan bahwa perubahan produksi dipengaruhi oleh adanya perubahan faktor produksi (input) yang digunakan. Pada pnelitian yang dilakukan ini, salah satu cara yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara produksi yang dihasilkan dengan faktor produksi yang digunakan yaitu dengan me nggunakan analisis fungsi Cobb-Douglas. Pada fungsi Cobb-Douglas ini akan diperoleh hasil koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besaran elastisitas.

Adanya penelusuran penelitian ini akan dapat dipastikan ruang lingkup yang dapat diteliti, dengan harapan penelitian ini tidak tumpang tindih dan tidak terjadi penelitian ulang dengan penelitian terdahulu. Demi mempermudah pelaksanaan penelitian agar tercapai tujuan yang dimaksud, digunakan kerangka pemikiran pada gambar 1 berikut ini.


 

Fungsi Produksi Cobb Dougglas

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi

Usahatani padi di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Faktor Produksi

Luas Lahan

Benih Padi

Pupuk

Pestisida

Tenaga Kerja

Penentuan Efisiensi Produksi Usahatani Padi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban Lampung Timur


II. TINJAUAN PUSTAKA

 

 

2.1         Definisi Usahatani

Pertanian adalah kegiatan pertanian seseorang yang berhubungan dengan proses produksi akan menghasilkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh manusia dan berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang disertai dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak dan mempertimbangkan faktor ekonomis. Sehingga ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam melakukan kegiatan pertanian disebut ilmu usahatani (Ken, 2015).

Ilmu usahatani adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menentukan, mengorganisasikandan mengkoordinasikan dalam menggunakan sumberdaya dengan efektif dan efisien sehingga pendapatan yang diperoleh petani lebih tinggi (Wanda et al., 2015). Klasifikasi usahatani terbentuk dengan adanya perbedaan beberapa faktor dalam kegiatan pertanian, pertama yaitu faktor fisik yang terdiri dari letak geografi dan topografi suatu lahan, kondisi iklim dan jenis tanah yang dapat menyebabkan perbedaan tanaman yang dapat ditanam oleh para petani. Kedua yaitu faktor ekonomis yang terdiri dari biaya, modal yang dimiliki petani, penawaran pasar, permintaan pasar dan resiko yang dihadapi. Sehingga faktor ekonomis tersebut akan memberikan batas kepada petani dalam melakukan usahatani. Terakhir, ketiga yaitu faktor lainnya yang terdiri dari kondisi sosial, hama dan penyakit tanaman dan lain-lain yang juga dapat menghambat kegiatan usahatani yang dilakukan oleh para petani (Saeri, 2018).

2.2 Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Jadi fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu yang selalu dinyatakan dalam bentuk persamaan Q = f (K, I, R, T) (Sukirno, 2006).

Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa mencapai suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih banyak, dan suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit input tanpa mengurangi tingkat outputnya. Pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaahan yang banyak diminati dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan karena beberapa hal, antara lain:

a.  Mengenai fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

b.  Berkenaan dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara variabel yang dijelaskan (dependent variable), Y, dan variabel yang menjelaskan (independent variable), X, serta sekaligus mengetahui hubungan antar variabel penjelas. Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan dan dirumuskan sebagai berikut:

Y = f (X1, X2,….. Xn)

Keterangan :

Y                     : Produksi fisik

X1…X2 : Faktor-faktor produksi

Berdasarkan fungsi produksi di atas, maka hubungan Y dan X dapat diketahui dan sekaligus hubungan X1, X2,… Xn juga dapat diketahui. Untuk menggambarkan fungsi produksi secara jelas dan untuk menganalisa peranan masing-masingfaktor produksi, maka sejumlah faktor-faktor produksi dianggap variabel (berubah-berubah), sedangkan faktor-faktor produksi yang lainnya dianggap tetap atau konstan. Kurva produksi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara faktor produksi dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Kurva produksi dan hubungan antara PT, PM, dan PR dapat dilihat pada gambar 2 (Hernanto & Fadholi, 1991).

2.3         Faktor Faktor Produksi

Faktor Produksi dalam suatu kegiatan usahatani selalu melibatkan faktor- faktor produksi (input) untuk menghasilkan suatu produk (output). Produksi pertanian dalam pengusahaanya selalu menggunakan input untuk menghasilkan output, dimana input merupakan segala sesuatu yang diikutsertakan dalam proses produksi seperti penggunaan tanah (lahan), tenaga kerja, modal, sarana produksi, dan pengelolaan. Oleh karena itu, perkembangan usahatani atau tingkat dari suatu produksi tidak terlepas dari perkembangan faktor-faktor tersebut (Mubyarto, 1989).

Lahan

Luas lahan adalah merupakan luas lahan pertanian atau areal tanaman yang didalamnya terdapat bagian tanaman yang sedang mengeluarkan hasil, bagian tanaman yang sudah tua atau yang tidak menghasilkan lagi atau bagian tanaman yang belum berbuah atau yang baru ditanam. Luas lahan menghasilkan adalah merupakan luas lahan tanaman pertanian yang terdapat pokok-pokok yang mengeluarkan hasil. Luas lahan menghasilkan pada satu periode (jangka waktu) tertentu adalah tergantung kepada keputusan untuk menanam pada masa lalu.

Benih Padi

Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (AAK, 2006). Sumber benih yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat dari keadaan fisik benih dan kemurnian benih. Benih yang bersertifikat atau berlabel dapat diperoleh pada kios-kios atau toko pertanian maupun penyalur benih. Benih tersebut merupakan benih sebar (extension seed) yang dihasilkan dan disebarkan oleh para penangkar benih atau kebun-kebun benih. Varietas yang ditanam hendaknya selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula aspek kecocokan lahan, umur tanaman dan ketahanan terhadap lama serta penyakit (AAK, 2006).

Pupuk Urea

Menurut (Fajrin, 2016) Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi sebesar 45%-56%.Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Unsur nitrogen di dalam pupuk urea sangat bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya antara lain pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar. Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun (klorofil). Berdasarkan hal tersebut dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih mudah melakukan fotosintesis, pupuk urea juga mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain). Serta, pupuk urea juga mampu menambah kandungan protein di dalam tanaman.

Pupuk SP36

Pupuk SP36 merupakan pupuk fosfat buatan berbentuk butiran yang dibuat dari batuan fosfat dengan campuran asam fosfat dengan asam sulfat yang komponen utamanya mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat. Kandungan fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 sebesar 36%, yang berarti setiap 100 kg SP-36 mengandung fosfor 36 kg (BSN, 2005).

Pupuk KCL

Kalium merupakan unsur hara esensial yang terdapat dalam pupuk KCL dengan kadar 60% K2O yang memiliki peran dalam pembentukan, pemecahan, sintesis protein dan mempercepat pertumbuhan (Gunadi,2009). Selain itu kalium berguna pada tubuh tanaman dan perkembangan sel-sel tanaman, memperkuat batang tanaman sehingga tidak mudah roboh, memperkuat daun, bunga dan buah agar tidak mudah lepas dari tangkainya serta lebih tahan terhadap penyakit  (Rizqi, 2016).

Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Dalam pemakaian pestisida harus memperatikan dosis maupun ukurannya. Sebab pestisida pada hakikatnya merupakan racun apabila pemakaiannya terlalu banyak akan bersifat merugikan. Petani di Indonesia menggunakan pestisida untuk membantu program intensifikasi dalam rangka mengatasi masalah hama dan penyakit menyerang tanaman pertanian. Pestisida dapat secara cepat menurunkan populasi hama yang menyerang tanaman sehingga penurunan pertanian dapat dikurangi (Kartikasari, 2011).

Tenaga Kerja

Seorang produsen yang rasional tentunya akan mengkombinasikan faktor- faktor produksi sedemikian rupa untuk mencapai usaha tani yang efisien dan tidak akan menambah input kalau tambahan output yang dihasilkan tidak menguntung kan. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam proses produksi dimana Tenaga kerja mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produksi padi.

Faktor tenaga kerja disini dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja. Dalam usahatani tenaga kerja dibedakan atas dua macam yaitu menurut sumber dan jenisnya. Menurut sumbernya tenaga kerja berasal dari dalam keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya didasarkan atas spesialisasi pekerjaan kemampuan fisik dan keterampilan dalam bekerja yang dikenal tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga dipengaruhi oleh skala usaha, semakin besar skala usaha maka penggunaan tenaga kerja cenderung semakin meningkat. Penilaian terhadap penggunaan tenaga kerja biasanya digunakan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan hari orang kerja atau. Namun, tidak selamanya penambahan dan pengurangan tenaga kerja mempengaruhi produksi, karena walaupun jumlah tenaga kerja tidak berubah tetapi kualitas dari tenaga kerja lebih baik maka dapat mempengaruhi produksi.

2.3.1   Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel dimana variabel yang satu disebut variabel dependen, yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independen, yang menjelaskan (X). Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Dengan demikian kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam menyelesaikan fungsi Cobb-Douglas.

Sebelum dilakukan estimaasi model regresi berganda, data yang digunakan harus dipastikan terbebas dari penyimpangan asumsi klasik untuk multikolinieritas, heteroskesdisitas, dan autokorelasi (Gujarati, 2003). Uji klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekonometrika untuk melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linier klasik atau tidak.

Setelah data dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis kemudian dilakukan uji efisiensi sehingga tujuan penelitian yang kedua dapat terjawab, yaitu menghitung tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani padi.

Secara matematik, fungsi Cobb-Douglas dapat dinyatakan sebagai berikut :

Y = a𝑋1𝑏1𝑋2 . 𝑋𝑖𝑏𝑖 . 𝑋𝑛𝑏𝑛 𝑒𝑛

Bila fungsi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X maka :

Y = f (X1, X2 ….., Xi, ….., Xn)

Keterangan :

Y         = variabel yang dijelaskan

X         = variabel yang menjelaskan

a,b       = besaran yang akan diduga

u          = kesalahan (disturbance term)

e          = logaritma natural


2.4  Penelitian Terdahulu

Tabel 3. Kajian Penelitian Terdahulu

No.

Judul, Penulis, Tahun

Metode Analisis

Kesimpulan

(1)

(2)

(3)

(4)

1.

Analisis efisiensi ekonomi produksi dan pendapatan usahatani padi sawah dengan system bagi hasil (Hadiana, 2017)

1.       Analisis regresi fungsi cobb-douglass

2.       Analisis efisiensi ekonomi NPM/BKM =1

3.       Analisis pendapatan dan penerimaan atas biaya produksi

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ushatani padi adalah benih, pupuk urea, pupuk phonska, pestisida, tenaga kerja laki- laki dan tenaga kerja perempuan.

Usahatani padi sawah dapat dikatakan belum efisien.

Besar pendapatan petani penyangkap pada ushatani padi sawah lebih kecil dibandingkan dengan bagi hasil yang dapat dilihat dari presentase pendapatan pemilik lahan sebesar 79% sedangkan petani penyangkap hanya 21% dari total pendapatan keseluruhan.

2.

Analisis efisiensi ekonomi usahatani padi sawah di kecamatan jaten kabupaten karanganyar (Lestari dan Sundari, 2014)

1.   Regresi linier berganda (SPSS)

2.   Cobb-Douglas

3.   Efisiensi Ekonomi

Hasil regresi menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja (x3), pupuk Urea (x4), pupuk SP36 (x5), dan phonska (x6) secara bersam berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Penggunaan factor-faktor produksi pada usahatani padi di kecamatan jateng, kabupaten karanganyar belum mencapai efisiensi ekonomi pada . hasil pendapatan usahatani petani padi sebesar                                                                                Rp.16.494.803/Ha

3.

 

 

 

 

 

 

 

Analisis factor produksi terhadap pendapatan petani padi sawah dengan system PTT (Dunan, 2017)

 

 

1.       Metode analisis regresi linier berganda

2.       Pengujian skala hasil dan uji asumsi klasik Efisiensi ekonomi

 

 

Tingkat efisiensi teknis pada MT 1 sebesar 76,33 persen untuk lahan irigasi teknis dan 67,09 persen untuk lahan tadah hujan. Sedangkan pada MT 2 tingkat efisiensi pada lahan irigasi teknis sebesar 87,81 persen dan lahan tadah hujan sebesar 69,26 persen. Pendapatan pada MT 1 adalah Rp15.276.139/ha untuk lahan irigasi teknis danRp14.965568/ha untuk lahan tadah hujan. Pada MT 2 adalah Rp15.426.044/ha untuk lahan irigasi teknis danRp11.672.920/ha untuk lahan tadah hujan

 

 

 

 

Tabel 3. Lanjutan

(1)

(2)

(3)

(4)

4.

Analisis efisiensi ekonomi factor-faktor produksi ushatani padi sawah di Kabupaten Karanganyar (Ekowati, 2015)

 

1.       Analisis regresi fungsi produksi cobb- douglass

2.       Analisis efisiensi ekonomi menggunakan rasio nilai produk marjinal dan biaya korbanan marjinal (NPM/BKM)

Factor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah di Kabupaten Karanganyar adalah luas lahan, tenaga kerja, benih dan pupuk urea. Factor produksi luas lahan belum mencapai efisiensi ekonomi, penggunaan factor produksi tenaga kerja dan benih tidak efisien.

Pendapatan yang diperoleh petani atas biaya total adalah Rp10.177.210/ha dengan R/C 2,00 telah menguntungkan.

 

 

5.

Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dengan Pola Jajar Legowo di Desa Laantula Jaya Kecamatann Witaponda Kabupaten Morawali (Suardana et al., 2013).

Fungsi                  Produksi Cobb-Douglas    dan Analisis Pendapatan.

Y   = Produksi Padi

X1 = Luas Lahan

X2 = Benih

X3 = Pupuk

X4 = Tenaga Kerja X5 = Pengalaman Berusahatani ).

Hasil Analisis Fungsi Cobb-douglas menunjukan bahwa secara simultan (bersama-sama) faktor luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja, dan pengalaman usahatani. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan Fhitung = 198,09 dengan nilai sig 0,000 < 0,005 (α = 5 %) menunjukkan menolak hipotesis nol, artinya variabel bebas luas lahan (X1), benih (X2), pupuk (X3), tenaga kerja (X4), dan pengalaman berusahatani (X5) secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi produksi gabah kering panen di Desa Laantula Jaya Kecamatan Witaponda. Hasil analisis pendapatan menunjukan bahwa penerimaan yang diperoleh petani padi sawah di Desa Laantula Jaya adalah sebesar Rp. 17.706.084,68/ha, total biaya atau Rp. 8.939.083,95/ha sehingga diperoleh pendapatan petani  responden  sebesar  Rp.  8.767.000,73/ha  dalam  satu  kali

musim tanam.

6.

Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Bonemarawa Kecamatan Riopakava Kabupaten Donggala (Yasa & Hadayani, 2017).

Fungsi Produksi Cobb- Douglas dan Analisis Pendapatan.

(Y= Produksi Padi X1= Luas Lahan X2= Benih

X3= Pupuk

X4 = Tenaga Kerja).

Secara simultan faktor-faktor yang diamati dalam penelitian, luas lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa Bonemarawa dengan nilai Fhitung 119,554 > Ftabel 4,02 pada tingkat kepercayaan 99%.

 

 

 

 

 

Tabel 3. Lanjutan

(1)

(2)

(3)

(4)

7.

Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah (Rumintjap & Muis, 2014).

Fungsi Produksi Cobb- Douglas dan Analisis Pendapatan.

(Y = Produksi Padi X1= Luas Lahan X2 = Benih

X3 = Pupuk

X4 = Tenaga Kerja).

Secara simultan faktor-faktor yang diamati yaitu luas lahan, benih, pupuk dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah. Secara parsial terdapat tiga variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah yaitu luas lahan, benih dan pupuk, sedangkan variabel tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah yaitu luas lahan, benih dan pupuk, sedangkan variabel tenaga kerja berpengaruh tidak nyata. Pendapatan rata-rata yang diperoleh petani padi sawah adalah Rp 12.455.906/ 1,1 Ha/MT atau Rp

11.221.536,94/Ha/MT.

8.

Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Sidondo 1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi (Natalia & Lampaga, 2015).

Analisis Fungsi Cobb- Douglas dan Analisis Pendapatan.

(Y = Produksi Padi X1= Luas Panen X2 = Benih

X3 = Pupuk

X4 = Tenaga Kerja).

Hasil pengujian t-test menunjukkan bahwa secara parsial luas lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi sawah di Desa Sidondo 1 Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Pendapatan yang diperoleh petani responden adalah sebesar Rp. 34.191.323,13 /ha/MT dengan rata- rata luas lahan 1,73 ha atau Rp. 19.725.763,35/ha/MT.

9.

Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong (Anggraeni et al., 2019).

Analisis Fungsi Cobb- Douglas.

(Y = Produksi Padi X1= Luas Lahan X2 = Benih

X3 = Pupuk Urea X4 = Pupuk NPK X5 = Tenaga Kerja).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas (X1-X5) secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bariable independen (Y) produksi usahatani dari sawah. Hal ini dapat dilihat dari nilai F-Test 50,966 > F-Tabel 2,409. Hasil uji-t pada lima variabel menunjukkan bahwa secara parsial terdapat empat variabel yang memberikan pengaruh signifikan terhadap produksi usahatani padi sawah yaitu luas lahan, benih, pupuk urea dan tenaga kerja. Ketika Variabel pupuk Phonska berpengaruh negatif. Pendapatan petani padi sawah di Desa Dolago Rp18.316.637,-/1,08Ha/musim tanam atau

Rp16.976.395, /Ha/tanaman musim.



III. METODE PELAKSANAAN

 

 

3.1         Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur. Alasan pemilihan Desa Purwosari sebagai tempat penelitian yaitu karena di lokasi tempat penelitian di Desa Purwosari tersebut termasuk salah satu yang banyak melakukan usahatani padi sawah dan ini tidak terlepas dari faktor- faktor produksi dan pendapatan yang masih banyak petani belum mengenal atau cara menggunakan faktor-faktor produksi dengan tepat. Oleh karena itu peneliti meneliti analisis faktor-faktor produksi dan analisis pendapatan usahatani padi sawah di desa tersebut.

3.2    Rancangan Penelitian

3.2.1 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung terhadap petani responden. Instrument yang digunakan dalam wawancara menggunakan kuisioner terhadap responden yaitu petani padi sawah di Desa Purwosari. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini dan berbagai literatur lainnya sebagai pendukung dalam penyusunan hasil penelitian.

3.2.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang berada di Desa Purwosari, Jumlah populasi petani padi sawah sebanyak 159 Petani. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2007). sebagai berikut :

N

𝑛 =

1 + N (𝑑2)

Keterangan :

n          = Jumlah sampel

N         = Jumlah populasi

d2           = Presisi (15%)

Berdasarkan rumus tersebut, maka ukuran sampel dalam penelitian dapat ditentukan sebagai berikut :

n =

n =

n =

𝑛 = 34,735 = 34 orang

Berdasarkan hasil tersebut maka jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 34 orang dari total populasi petani padi sawah dengan pertimbangan bahwa 34 responden tersebut dapat mewakili populasi petani padi sawah yang berada di Desa Purwosari.

Berdasarkan perhitungan Proporsional Random Sampling (Sugiyono, 2014), maka jumlah sampel petani yang akan diambil dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

No

Nama Kelompok Tani

Jumlah petani

Perhitungan Proporsi

Jumlah Sampel

1

Usaha Makmur

24

24/159 x 34

5

2

Suka Maju

42

42/159 x 34

9

3

Bina Usaha

18

18/159 x 34

4

4

Bumi Makmur

21

21/159 x 34

5

5

Harapan Tani 1

29

29/159 x 34

6

6

Dewi Sri

25

25/159 x 34

5

 

Jumlah

159

 

34

 

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah sampel untuk setiap masing-masing kelompok tani di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur, jumlah sampel yang diambil 5 sampai 9 responden petani sehingga total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 sampel responden petani padi.

3.3     Metode Analisis Data

Faktor faktor yang mempengaruhi produksi petani analisis dengan menggunakan rumus Cobb Douglas. Model analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara Luas lahan (LL), Tenaga kerja (TK), Pupuk urea (PU), Pupuk SP-36 (PS), Pestisida (P), dan Benih (B) terhadap produksi padi. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah regresi linear berganda yang ditranformasikan ke logaritma berganda dengan menggunakan Logaritma Natural (ln). Bentuk persamaannya :

Ln Y = a+ β1Ln X1 + β2Ln X2 + β3Ln X3 + β4Ln X4 + β5Ln X5 +

β6Ln X6 + e

Keterangan :

Y                     = Produksi padi (kg)

X1                   = Luas Lahan (ha)

X2                   = Tenaga Kerja (HOK)

X3                   = Pupuk Urea (kg)

X4                   = Pupuk SP-36 (kg)

X5                   = Pestisida (liter)

X6                   = Benih (kg)

a                      = Konstanta

β1, β2, β3        = Koefisien regresi

e                      = Error term

A.           Koefisien Determinasi ( Nilai R² )

Model yang miliki kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam masalah yang berbeda. Maka untuk mengukur kebaikan suatu model (good fit) digunakan koefisien ditermina (R²), dimana merupakan angka yang memberikan proporsi atau presentase variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X) secara bersama-sama.

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam variabel independen (X) dalam menerangkan variabel dependen (Y). Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung seberapa besar variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen. Nilai R² paling besar 1 dan paling kecil 0 (0 < R² < 1). Bila R² sama dengan 0 maka garis regresi tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan variabel dependen, sebab variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi tidak mempunyai pengaruh variasi variabel dependen adalah 0.

B.          Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel bebas diperlukan pembuktian terhadap kebenaran hipotesis. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 

1.      Statistik Uji Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%. Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen (tenaga kerja, luas lahan, teknologi pertanian) terhadap variabel dependen (produksi padi).

2.        Statistik Uji Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen secara nyata.

Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat hipotesis berikut: H1 : β1 = 0 → tidak berpengaruh, H1 : β1> 0 → berpengaruh positif, H1 : β1 < 0 → berpengaruh negative. Dimana β1 adalah   koefisien   variabel   independen   ke-1   yaitu   nilai   parameter hipotesis. Biasanya nilai β dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y bila thitung < ttabel maka H0 diterima (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%.

C.            Uji Asumsi Klasik

Suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyaisifat- sifat tidak bias linier terbaik suatu penaksiran. Selain itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi kalsik yang terdiri dari :

a)               Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa suatu variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari uji garfik profitability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari residual sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi variabel pengganggu atau residual adalah normal, maka garis yang menggambarkan residual akan mengikuti garis diagonalnya.

b)              Uji Multikolenieritas

Uji multikolenieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinyan korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen lainnya. Menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji persial masing-masing variabel dependen. Deteksi multikolenieritas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain:

1)   Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) faktor tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kuran dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/tolerance, jika VIF = 10 maka tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance.

2)   Jika nilai kofisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun R-square di atas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka ditengarai model terkena multikolineritas.

c)               Uji Heteroskedastisitas

Uji ini muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang dianalisis tidak memiliki varians yang constant dari suatu observasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homokedastisitas atau heteroskedastisitas. Cara mendekatinya adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Untuk mendeteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafk scatterplot atau SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y pred – Y sesungguhnya) yang telah di stundedtized analisisnya.

Cara memprediksi ada tidaknya Heteroskesdastisitas pada suatu model  dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat Heteroskesdastisitas jika:

1.          Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2.          Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3.          Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

4.          melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

5.          Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

d)              Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) antara anggota serangkaian observasi atau pengamatan yang tersusun dengna rangkaian waktu (seperti dalam data time series) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti data cross section). Pada penelitian ini bentuk data cross section, apabila menggunakan data uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakan dalam model regresi linear tindakan satu responden atau sampel mempengaruhi tindakan responden yang lain atau tidak. Apabila tindakan satu responden satu mempengaruhi tindakan responden yang lainnya maka terdapat autokorelasi.

Uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersep (konstan) dalam model  regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autocorelation. Penentu letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen). Klasifikasi nilai Dw yang dapat digunalkan untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi.

3.3.1   Analisis Efisiensi

Secara ekonomis, efisiensi akan tercapai pada kondisi dimana harga sama dengan nilai produk marjinalnya. Jika harga dari faktor produksi x ke-i (Pxi) adalah biaya korbanan marjinal (BKM) dan produk marjinal dikalikan dengan tingkat harga output adalah nilai produk marjinal (NPM), maka kondisi efisiensi ekonomis tercapai pada Pmxi = BKMxi.

Untuk penggunaan faktor produksi lebih dari satu, keuntungan maksimum tercapai apabila:

 =  = 1

Jika rasio NPM dan BKM kurang dari satu, menunjukkan penggunaan faktor produksi telah melampaui batas optimal maka setiap penambahan biaya akan lebih besar dari tambahan penerimaannya. Bagi produsen yang rasional akan mengurangi penggunaan faktor produksi sehingga tercapai kondisi NPM sama dengan BKM. Pada saat rasio NPM dengan BKM lebih besar dari satu, berarti kondisi optimum belum tercapai sehingga produsen yang rasional akan menambah penggunaan faktor produksi sehingga tercapai kondisi NPM sama dengan BKM. Keterangan:

= 1, artinya penggunaan input xi sudah efisien

≠ 1, artinya penggunaan input xi belum efisien

3.4         Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional meliputi pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

1).                   Produksi (Y) adalah jumlah padi yang dihasilkan petani di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur dalam satu periode penen atau satu periode.

2).                   Luas lahan (X1) adalah ukuran luas dari areal yang dikelola oleh petani untuk bertani padi (are).

3).                   Benih (X2) adalah jumlah benih yang digunakan dalam satu musim tanam oleh petani di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur (kg)

4).                   Pupuk urea (X3) adalah jumlah pupuk urea yang digunakan dalam satu musim tanam oleh petani di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur (kg).

5).                   Pupuk Sp-36 (X4) adalah jumlah pupuk sp-36 atau fosfor yang digunakan dalam satuan musim tanam oleh petani di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur (kg).

6).                   Pestisida (X5) adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam satu tanam oleh petani di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur (liter).

7).                   Jumlah tenaga kerja (X6) adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam satu musim tanam (jiwa).

8).                   Pupuk KCL adalah jumlah pupuk KCL atau kalium yang digunakan dalam satuan musim tanam oleh petani di Desa Purwosari Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur (kg).

9).                   Pendapatan Usahatani adalah selisih antara penerimaan dan biaya usahatani

10).              Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual ditingkat petani (Rp).

11).  Biaya Tunai adalah besarnya nilai uang tunai yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja mesin, sewa alat pertanian, untuk biaya bagi hasil (sistem sakap), serta untuk membayar upah tenaga kerja keluarga dan luar keluarga (Rp).

12).  Biaya tidak tunai adalah pengeluaran yang turut diperhitungkan sebagai biaya usahatani yang meliputi biaya benih yang dibuat sendiri, biaya penyusutan alat-alat pertanian, pajak lahan dan upah tenaga kerja untuk keluarga berdasarkan tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian (Rp).

13).  Modal adalah Barang ekonomi berupa lahan, alat-alat dan mesin, tanaman dilapangan, sarana produksi dan uang tunai yang digunakan untuk menghasilkan padi

14).  Hasil Produksi adalah jumlah produksi yang dihasilkan petani padi dalam bentuk beras dan dinyatakan dalam bentuk kilogram (Kg).

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

BPS, Kabupaten Lampung Timur. 2016. Luas Daerah Menurut Kecamatan di Lampung Timur dalam angka 2016. (Online). https://lampungtimurkab.bps.go.id/subject/153/geografi.html#subjekViewTab3. Diakses pada Jumat 08 Juli 2022.

BPS, Kabupaten Lampung Timur. 2022. Produksi Tanaman Pangan (Ton), 2017- 2019.(Online). https://lampungtimurkab.bps.go.id/indicator/53/91/1/produksi-tanaman- pangan.html. Diakses pada Jumat 08 Juli 2022.

Hessie, R. 2009. Analisis Produksi dan Konsumsi Beras dalam Negeri Serta Implikasinya Terhadap Swasembada Beras di Indonesia. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipd.ac.id/bitstream/handle/14198. Dikases pada Jumat 08 Juli 2022.

Isyanto, A. Y. 2012. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Pada Usahatani Padi di Kabupaten Ciamis. Jurnal. Cakrawala Galuh Vol – 1 Nomor 8, Maret 2012. http://s3.amazonaws.com/academia.edu/31611864. Diakses pada Jumat 08 Juli 2022.

Kompas,          2015.   5          Negara Penghasil         Padi     Terbesar di Dunia.

                                      https://ekonomi.kompas.com/read/2015/09/02/095100026/Ini.5.Negara.Penghasil.Beras.Terbesar.di.Dunia?page=all. Diakses pada Jumat 08 Juli 2022.

Notarianto, D. 2011. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Organik dan Padi Anorganik. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro. http://eprints.undip.ac.id/29749. Diakses pada Jumat 08 Juli 2022.

Risna dan Yulianti, K. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Sistem Tanam Pindah di Des Siboang Kecamatn Sojol Kabupaten Donggala. Jurnal. Jurnal Pembangunan Agribisnis Vol 1 Nomor 1, Agustus 2018 http://jurnal.untad.ac.id/jurnal.index.php/jpa/article/view/67.

Diakses pada Jumat 08 Juli 2022.

Salim, Emil, 2010. Perencanaan Pembangunan Dan Pemerataan Pendapatan.

Jakarta:Inti Dayu Press

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis CobbDouglas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

 

 

 

 

 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian

 

                                                                                   Nomor :

KUESIONER

 

 

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA PURWOSARI KECAMATAN BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

 

Petunjuk Pengisian

 

Isilah jawaban pada kolom atau tempat yang tersedia sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Hasil pengisian kuesioner ini hanya ditujukan untuk penelitian ilmiah semata.

 

I.     IDENTITAS RESPONDEN

 

1.      Nama Responden                                        :

2.      Umur                                                            :

3.      No.Handphone                                            :

4.      Pendidikan Terakhir                                     :

5.      Lama Bertani Padi                                       :

6.      Sumber Modal                                             :

7.      Jumlah Tanggungan Keluarga                     :

8.      Jumlah Tenaga Kerja yang Membantu Usahatani :

9.      Status Kepemilikan Lahan                           : a) Pemilik . b) Penyewa. c) Penggarap

 

II.  DATA BIAYA USAHATANI PADI

Penggunaan Input pada Musim Kemarau

3.4.1     Biaya Tetap

 

 

No

Komponen BiayaTetap

 

Kebutuhan

 

Satuan

 

Harga

Umur Ekonomis

 

TC

 

Penyusutan

1

Lahan per Tahun

 

 

 

 

 

 

2

Cangkul

 

 

 

 

 

 

3

Hand Sprayer

 

 

 

 

 

 

4

Arit

 

 

 

 

 

 

5

Parang

 

 

 

 

 

 

6

Golok

 

 

 

 

 

 

7

Ember

 

 

 

 

 

 

8

Traktor

 

 

 

 

 

 

9

Sepatu Putih/boot

 

 

 

 

 

 

10

 

 

 

 

 

 

 

11

 

 

 

 

 

 

 

12

 

 

 

 

 

 

 

Total Biaya Tetap (Rp)

 

 

 


3.4.2        Biaya Variabel

b.1 Biaya Bahan

 

No

Komponen    Biaya Variabel

Kebutuhan

Satuan

Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

1

Benih Padi

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

2

Pupuk

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

3

Pestisida

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

 

-

 

 

 

 

5

Bambu

 

 

 

 

6

Karung Padi

 

 

 

 

Total Biaya Variabel (Rp)

 

 

b.2 Biaya Tenaga Kerja

 

 

Jenis Kegiatan

Tenaga Kerja HOK

 

Upah

 

Total Pengeluaran

Keluarga

Luar Kel./Orang lain

Jml. Orang

Jml

HOK

Jml. Orang

Jml

HOK

 

Jam

Hari

Jam

Hari

Pengolahan tanah

-           Pembersihan

-           Pencangkulan

-           Pembajakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pembibitan/penyemaian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penanaman

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemeliharaan tanaman

-         Penyiangan

-         Penyulaman

-         Pemupukan

-         Pemberantasan hama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemanenan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengelolaan hasil panen

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lain-lain

............

............

............

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

4            Produksi Padi

Produksi (Kg)                          :

Harga per kg (Rp)                    :

Penerimaan  (Rp)                     :

a) Penerimaan usahatani         :

5            Tenaga Kerja dan modal

1.        Apakah status tenaga kerja yang Bapak/Ibu pekerjakan?

a.         Upahan

b.        Dikerjakan sendiri (keluarga)

2.        Bagaimana sistem pengupahan tenaga kerja yang Bapak/Ibu lakukan?

a.         Borongan

b.        Harian

3.        Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usahatani padi?

 

6            Panen

 

No

Pertanyaan

Jawaban

1.

Apa yang Bapak/Ibu lakukan terhadap hasil panen?

 

2

Dimanakah Bapak/Ibu menjual hasil panen?

 

3.

Berapa kali Bapak/Ibu panen padi dalam satu tahun? (kali)

 

4.

Berapa rata-rata jumlah hasil panen usahatani padi dalam satu kali panen?

Jumlah hasil panen (kg)

 

5.

Berapa harga padi yang Bapak/Ibu jual ?

 

6.

Dimana Bapak/Ibu menjual hasil panen padi?

 

7.

Saat menjual hasil paen padi siapakah yang menanggung transportasi?

 

 

 


Tidak ada komentar: