PENERAPAN TEKNIK COUNTER PRESSURE
DALAM
MENGURANGI INTENSITAS NYERI PERSALINAN
KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
NY. D
DI PMB USMALANAH, Amd.Keb
BANDAR
LAMPUNG
TAHUN
2022
Oleh:
LAPORAN TUGAS AKHIR
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNG KARANG TAHUN 2022
PENERAPAN TEKNIK COUNTER PRESSURE DALAM MENGURANGI INTENSITAS
NYERI PERSALINAN
KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
NY. D
DI PMB USMALANAH, Amd.Keb
BANDAR
LAMPUNG
TAHUN
2022
Laporan tugas akhir ini diajukan sebagai salah
satu syarat tugas akhir dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Kebidanan
Tanjung Karang
Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang
Oleh:
LAPORAN TUGAS AKHIR
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNG KARANG TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai kemudahan,
petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “PENERAPAN TEKNIK COUNTER PRESSURE DALAM MENGURANGI INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA
I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA NY. D DI PMB
USMALANAH, Amd.Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022”
Laporan
tugas akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh drajat ahli madya kebidanan di jurusan kebidanan politeknik kesehatan tanjung karang. Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes, selaku direktur politeknik kesehatan tanjung karang.
2. Dr.Sudarmi, S.Pd., M.Kes, selaku ketua jurusan program studi DIII kebidanan politeknik kesehatan tanjung karang
3. Nelly Indrasari, S.SiT., M.Kes, selaku ketua program studi DIII kebidanan politeknik kesehatan tanjung karang
4. I Gusti Ayu Mirah Widhi Sastri, SST., M.Keb selaku
pembimbing I, yang
telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam
penulisan laporan
tugas akhir ini.
5. Mugiati, SKM., M.Kes, selaku pembimbing
II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi
kepada penulis sehingga laporan tugas akhir ini dapat terwujud.
6.
Risneni, S.Si.T,M.Kes, selaku ketua penguji yang juga telah memeberikan masukan, arahan serta motivasi
kepada penulis dalam penulisan Laporan tugas akhir ini.
7.
Ranny Septiani, SST.,M.Keb selaku
anggota
Penguji yang juga telah memeberikan masukan, arahan serta motivasi kepada
penulis dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
8. Usmalanah, Amd.Keb selaku kepala PMB yang telah memberi izin dan kesempatan untuk melakukan
penyusunan laporan
tugas akhir ini.
Bandar
Lampung, Juni 2022
Penulis
MOTTO
Mimpimu ada di
tanganmu, ulurkan tangan raih mimpimu, dapatkan kesuksesanmu, dari pengalamanmu.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
LUAR ............................................................................. i
HALAMAN SAMPUL
DALAM ........................................................................ ii
RINGKASAN ...................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
BIODATA
PENULIS ........................................................................................... v
LEMBAR
PERSETUJUAN .............................................................................. vi
LEMBAR
PENGESAHAN ............................................................................... vii
LEMBAR
PERNYATAAN ............................................................................. viii
KATA
PENGANTAR ........................................................................................ ix
MOTTO ................................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C.
Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
D.
Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
E.
Ruang Lingkup ..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Dasar Kasus.............................................................................
6
B.
Kewenangan Bidan
Terhadap Kasus Tersebut ................................... 15
C.
Hasil Penelitian
Terkait ....................................................................... 16
D.
Kerangka Teori .................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu
Penelitian............................................................... 19
B.
Subjek Penelitian ................................................................................. 19
C.
Instrumen
Pengumpulan Data ............................................................. 19
D.
Teknik/Cara Pengumpulan
Data.......................................................... 20
E.
Bahan dan Alat ................................................................................... 20
F.
Jadwal Kegiatan
(Matriks Kegiatan) .................................................. 21
BAB
IV HASIL TINJAUAN KASUS
A.
Hasil Tinjauan Kasus............................................................................ 23
BAB V
PEMBAHASAN
A.
Pembahasan.......................................................................................... 37
BAB
VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................................. 41
B. Saran.................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel Halaman
Tabel 1. Jadwal
perencanaan kegiatan................................................................... 21
Tabel 2. Hasil
pemantauan kemajuan persalinan kala I.......................................... 29
Tabel 3. Pemantauan
persalinan kala IV................................................................ 36
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar Halaman
Gambar 1. Numerical
rating scales, (NRS)............................................................ 11
Gambar 2. Teknik counter pressure posisi duduk.................................................. 14
Gambar 3. Teknik counter pressure posisi miring kiri............................................ 14
Gambar 4. Kerangka
teori...................................................................................... 18
Gambar 5. Numerical
rating scales, (NRS)............................................................ 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Izin Lokasi Pengambilan Studi Kasus
Lampiran 2 : Lembar Pernyataan Menjadi Subyek
Lampiran 3 : Lembar persetujuan (informed consent)
Lampiran 4 : Informed
Choice
Lampiran 5 : Izin Pengambilan Studi Kasus
Lampiran 6 : Standar Operasional Teknik Counter Pressure
Lampiran 7 :
Lembar Observasi Dilakukan Teknik Counter Pressure
Lampiran 8 : Hasil Pemantauan Skala
Nyeri Teknik Counter Pressure
Lampiran 9
: Partograf
Lampiran 10 : Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan
proses membuka dan menipisnya serviks serta turunnya Janin ke dalam jalan
lahir. Proses tersebut menyebabkan adanya kontraksi uterus, dilatasi serviks
dan peregangan segmen bawah uterus yang menyebabkan rasa nyeri (Rudiyanto, 2021).
Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi lampung tahun 2019 menunjukkan
bahwa angka kematian ibu di tahun 2019 mengalami kenaikan dibandingkan 2018
yaitu dari 102 kasus menjadi 110 kasus. Di lihat dari penyebab kasus kematian
ibu di provinsi lampung tahun 2019 disebabkan oleh perdarahan
sebanyak 29 kasus, hipertensi sebanyak 31
kasus, infeksi sebanyak 3 kasus, gangguan sistem peredaran
darah sebanyak 4 kasus, gangguan metabolik sebanyak 1 kasus dan lain-lain
sebanyak 42 kasus (Dinas Kesehatan Lampung, 2019).
Nyeri persalinan merupakan sebuah pengalaman subjektif disebabkan oleh
iskemik otot uteri, penarikan dan traksi ligament uteri, traksi ovarium, tuba
fallopii dan distensi bagian bawah uteri, otot dasar panggul dan perineum (Hasnah,
Muaningsih, 2019). Nyeri persalinan juga
dapat menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat,
kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria.
Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan
gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri (Anita,
2017).
Upaya untuk menurunkan nyeri pada
persalinan dapat dilakukan baik secara farmakologi maupun non farmakologi.
Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode non
farmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai
efek samping yang kurang baik. Sedangkan metode non farmakologi lebih murah,
simpel, efektif, dan tanpa efek yang
merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat
mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Ada beberapa contoh metode non farmakologi yang dapat
digunakan untuk menurunkan intensitas rasa nyeri antara lain teknik relaksasi,
imajinasi, pergerakan dan perubahan posisi, umpan balik biologis, abdominal lifting, effleurage, hidroterapi, hipnoterapi, homeopati, terapi musik,
akupunktur, aromaterapi dan salah satunya teknik counter pressure (juniartati, 2018).
Teknik
counter pressure melakukan tekanan
dengan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau
ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk
meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi dan memperbaiki situasi. Cara kerja
pijatan ini menekan dengan kepalan ataupun tumit tangan pada tulang sacrum
selama 20 menit saat mengalami nyeri, sehingga ketegangan pada sacrum dan otot
pelvis berkurang, maka terjadi penurunan intensitas nyeri (Harini & Fitri,
2018).
Berdasarkan penelitian yang di
lakukan oleh Zaharoh, dkk (2021) yang
berjudul teknik counter pressure
untuk mengurangi nyeri persalinan kala 1 fase aktif kesimpulan pada penelitian ini yaitu
pemijatan counter pressure selama fase aktif
persalinan bisa mengurangi nyeri persalinan secara efisien.
Berdasarkan latar belakang tersebut
erat kaitanya dengan pelaksanaan asuhan sayang ibu, terhadap ibu dalam proses
persalinan salah satunya yaitu dalam mengurangi intensitas nyeri, maka peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penerapan teknik counter pressure dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada primigravida Ny. D di PMB Usmalanah, Amd. Keb Bandar
Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
dipaparkan diatas dapat dirumuskan permasalahan “Apakah teknik counter
pressure dapat mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif di PMB Usmalanah, Amd. Keb Bandar Lampung
Tahun 2022”?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman yang nyata dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan penerapan teknik counter pressure dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala
I fase aktif pada primigravida terhadap Ny. D menggunakan pendekatan manajemen kebidanan varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan di capai adalah:
a.
Melakukan pengkajian yang terdiri dari beberapa komponen
yaitu : identitas klien, anamnesa, dan pemeriksaan fisik pada ibu bersalin di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
b.
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi masalah
ibu bersalin dengan nyeri kala I fase aktif persalinan di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
c.
Merumuskan diagnosa masalah potensial pada ibu bersalin
dengan nyeri kala I fase aktif persalinan, di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
d.
Merumuskan kebutuhan tindakan segera pada ibu bersalin
dengan nyeri kala I fase aktif persalinan, di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
e.
Menyusun rencana asuhan secara keseluruhan dengan tepat
dan rasional pada ibu bersalin dengan penerapan teknik counter pressure dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala
I fase aktif pada ibu primigravida, di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
f.
Melaksanakan asuhan kebidanan yaitu dengan penerapan teknik counter pressure dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala
I fase aktif pada primigravida terhadap pengalihan nyeri kala I fase aktif, di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
g.
Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan
pada ibu bersalin dengan penerapan teknik counter
pressure dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
pada primigravida terhadap pengalihan nyeri kala I fase aktif, di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
h.
Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan dengan SOAP.
D. Manfaat
1.
Manfaat Teoritis
Dapat di gunakan untuk
perbandingan antara teori dengan praktik langsung di lapangan, seta dapat
menambah pemahaman dalam pengembangan ilmu, bahan bacaan terhadap materi asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan penerapan teknik counter pressure dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala
I fase aktif pada primigravida.
2.
Manfaat Aplikatif
a.
Bagi Klien
Manfaat bagi klien adalah untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan
kala I fase aktif dengan penerapan teknik counter
pressure.
b.
Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar bisa meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan terhadap ibu
bersalin.
c.
Bagi Institusi Pendidikan DIII Kebidanan Poltekkes
Tanjung Karang
Sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan kebidanan serta referensi bagi mahasiswa dalam memahami
pelaksanaan asuhan kebidanan terhadap ibu bersalin, menjadi bahan pustaka
pada perpustakaan prodi kebidanan tanjung karang untuk bahan bacaan serta acuan bagi mahasiswa
selanjutnya.
d.
Bagi Penulis Lain
Sebagai bahan referensi bacaan bagi penulis lain yang
akan mengembangkan asuhan terkait penerapan teknik counter pressure dalam mengurangi intensitas nyeri persalin kala I
fase aktif pada primigravida.
E. Ruang Lingkup
Asuhan kebidanan persalinan ini dilakukan
menggunakan managemen 7 langkah varney dan menggunakan pendokumentasian dengan
metode SOAP, asuhan kebidanan ini ditunjukan kepada ibu persalin kala I fase
aktif primigravida Ny. D umur 23 tahun yang mengalami nyeri persalinan dengan penerapan
teknik counter pressure selama 20
menit jika ada kontraksi dilakukan penekanan di bagian tulang sacrum dan
berhenti jika kontraksi menghilang, dengan selang waktu 10 menit dan dilakukan
selama kala I fase aktif, untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan. Waktu
pelaksanaan asuhan pada tanggal 20 Maret 2022, dan tempat pengambilan studi kasus ini dilakukan di PMB Usmalanah, Amd. Keb Bandar Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kasus
1.
Persalinan
a.
Pengertian persalinan
Persalinan merupakan proses
pengeluaran dari hasil konsepsi yang dapat hidup didalam uterus melalui vagina
ke dunia luar, sedangkan persalinan normal ialah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir tiba-tiba dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo, 2010).
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1)
Passage (Jalan Lahir)
jalan lahir terdiri atas panggul ibu yaitu pada bagian
tulang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar pada vagina
ibu). Faktor ini merupakan penentu apakah janin dapat keluar melalui jalan lahir
secara normal atau tidak dan apakah janin dapat menyesuaikan diri dengan jalan
lahir yang akan dilalui. Hal ini dapat diketahui dengan mengetahui ukuran dan
bentuk panggul ibu sebelum persalinan (Mutmainnah; dkk, 2017:38).
2)
Power (Kekuatan)
Faktor ini yang berperan dalam mendorong janin keluar,
didukung oleh kontraksi uterus (his) yang teratur serta kekuatan ibu ketika
meneran karena terdapat efek dari kekuatan his serta refleks mengejan ibu (Mutmainnah; dkk, 2017: 56-62).
3)
Passenger (janin dan plasenta)
Terdapat 3 komponen dalam faktor ini yaitu janin, air
ketuban (menjaga janin dari trauma yg berasal dari luar kandungan, menstabilkan
suhu, sarana yang bisa membuat janin bergerak bebas di dalam rahim ibu), serta
plasenta (bagian krusial yang
mendistribusikan zat dari ibu ke janin) (Mutmainnah; dkk, 2017: 24-36).
4)
Psikologi
Faktor yang mempengaruhi proses persalinan ialah psikis
dari ibu, umumnya ibu akan mengalami perubahan psikis menjadi lebih cemas serta
takut karena akan menghadapi peristiwa persalinan (Mutmainnah; dkk, 2017: 62).
5)
Penolong
Peran penolong dalam pendukung jalannya proses persalinan
merupakan menyampaikan dukungan dan memberikan ketenangan untuk ibu secara
emosi ataupun fisik agar persalinan berjalan dengan lancar (Mutmainnah; dkk,
2017: 62).
c.
Sebab-Sebab terjadinya persalinan
Karena yang mendasari
terjadinya persalinan secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang
komplek diantaranya : Teori hormonal, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf,
nutrisi serta teori prostaglandin. hal ini yang diduga menjadi pengaruh
sehingga partus di mulai.
1)
Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim,
sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan,
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his
(Rukiyah; dkk, 2019:4).
2)
Teori Oxcytosin
Di akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah, oleh karena
itu muncul kontraksi otot-otot Rahim (Rukiyah; dkk, 2019:4).
3)
Peregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan maka makin tereganglah otot-otot
Rahim sebagai akibatnya timbulah kontraksi untuk mengeluarkan janin (Rukiyah; dkk,
2019:4).
4)
pengaruh Janin
Hipofise serta kadar suprarenal janin rupanya memegang
peranan krusial oleh sebab itu pada ancephalus kelahiran seringkali lebih lama
(Rukiyah; dkk, 2019:4).
5)
Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, diduga
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, dan extra
amnial mengakibatkan kontraksi myometrium di setiap umur kehamilan. Hal ini
juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik pada air
ketuban maupun darah perifer di ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan. Penyebab terjadinya proses persalinan masih tetap belum bisa
dipastikan, besar kemungkinan seluruh faktor bekerja bersama, sebagai akibatnya
pemicu persalinan menjadi multifaktor (Rukiyah; dkk, 2019:4).
d.
Tahapan Persalinan
Tahapan persalinan yaitu
kala I-IV persalinan (Fitriana & Nurwiandani, 2021:9).
1)
Kala I persalinan
Pada Kala I Persalinan dimulainya proses persalinan yang
digejalai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, serta mengakibatkan
perubahan pada serviks sampai mencapai pembukaan lengkap, fase Kala I
Persalinan terdiri dari 2 Fase.
a)
Fase laten yaitu fase pembukaan yang sangat lambat
dimulai dari 0 sampai dengan 3 cm yang membutuhkan waktu 8
jam.
b)
Fase aktif adalah
fase pembukaan yang cepat dan membutuhkan waktu sekitar 6 jam, dan terbagi menjadi
beberapa fase, yaitu:
1.
Fase Accelerasi, (fase percepatan),yaitu fase pembukaan
dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang di capai dalam waktu 2 jam.
2.
Fase Dilatasi Maksimal, yaitu fase pembukaan dari
pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam waktu 2 jam.
3.
Fase Decelarasi (kurangnya kecepatan), yaitu fase
pembukaan dari pembukaan 9 cm sampai dengan 10 cm yang dicapai dengan waktu 2
jam.
Tanda-Tanda kala I persalinan
a)
His belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan
tidak terlalu menggangu ibu, karena ibu masi dapat berjalan.
b)
Semakin lama his semakin kuat: Interval lebih pendek, kontraksi lebih
kuat dan lama.
c)
Bloody Show bertambah banyak.
d)
Lama kala I untuk primigravida 12 jam dan untuk multigravida
8 jam.
e)
Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah “Kemajuan
pembukaan 1cm sejam bagi primigravida dan 2 cm sejam bagi multigravida.
2)
Kala II Persalinan
Tahapan persalinan Kala II di mulai dari pembukaan
lengkap sampai lahirnya bayi.
3)
Kala III Persalinan
Tahapan persalinan kala III di mulai dari lahirnya bayi
sampai dengan lahirnya plasenta.
4)
Kala IV
Pada kala ini dimulai sejak plasenta lahir hingga 1-2
jam. Setelah plasenta lahir adalah masa di mulainya masa nifas (purperineum),
biasanya pada masa ini sering timbul perdarahan.
e.
Tanda bahaya kala I
Adapun tanda bahaya yang
harus diwaspadai saat menolong persalinan kala I adalah:
1)
Tekanan darah
lebih dari 140/90 mmHg (Pre-eklamsi).
2)
Temperatur lebih dari 36,0 0C.
3)
Nadi lebih dari 100x/menit.
4)
DJJ (100 atau >180x/menit) normal DJJ 120-160x/menit.
5)
Kontraksi kurang dari 3 kali dalam 10 menit dan
berlangsung kurang dari 40 detik.
6)
Pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
pada fase aktif (Partograf).
7)
Cairan amnion, meconium dan darah.
8)
Urine volumenya sedikit dan pekat.
Adapun Komplikasi yang muncul pada kala I yaitu: ketuban
pecah dini, tali pusat menumbung, obstrupsi plasenta, gawat janin, inersiauteri (Rukiyah; dkk, 2019:83).
2.
Nyeri persalinan
a.
Pengertian nyeri persalinan
Nyeri persalinan merupakan keadaan fisiologis dalam
persalinan yang menimbulkan rasa tidak nyaman akibat rangsangan pada
ujung-ujung saraf tertentu, Selama
persalinan dan kelahiran pervaginam (Alyensi & Arifin, 2017).
Nyeri disebabkan oleh
kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan distensi perineum. Rasa nyeri pada
persalinan muncul akibat respons psikis dan refleks fisik sehingga ibu tidak
merasa mampu akan bisa melewati nyeri tersebut dengan baik, banyak diantara ibu
merasa cepat putus asa dan tidak kuat menahan rasa sakit (Rukiyah; dkk,
2019:62).
b.
Nyeri persalinan
kala I
Nyeri persalinan kala I dikarenakan kontraksi miometrium
disertai regangan segmen bawah rahim, yang menyatu dengan kondisi psikologis
ibu selama persalinan, yaitu kecemasan, kelelahan, dan kekhawatiran sehingga
dapat memperberat nyeri fisik yang sudah ada (BD, Yefrida & Masmura, 2017).
Nyeri persalinan yang berlebihan dan terlalu lama akan
menimbulkan kecemasan dan tekanan psikologis, sehingga dapat mempengaruhi keadaan
fisik ibu bersalin, seperti peningkatan tekanan darah, frekuensi nafas dan
denyut jantung. Apabila hal ini terus terjadi, maka nyeri yang hebat selama
persalinan dapat menimbulkan kelelahan pada ibu sehingga berisiko terjadinya
partus lama yang dapat membahayakan ibu dan janin,
serta dapat menjadi salah satu penyebab kematian ibu dan anak
(Alyensi & Arifin, 2018).
Selain itu nyeri persalinan juga dapat mempengaruhi
psikologis ibu nyeri yang tidak tertangani menimbulkan rasa cemas pada ibu, dan sebaliknya rasa
cemas yang berlebihan juga dapat menambah intensitas nyeri yang dirasakan ibu
bersalin
(Aprilia, 2019).
c.
Pengukuran intensitas nyeri
Skala nyeri adalah alat yang di gunakan untuk
membantu mendiagnosa dan mengukur intensitas nyeri.
Skala penilaian numerik (Numerical Rating
Scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat
pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala
0-10. Yaitu angka 0 menunjukan tidak ada nyeri dan angka 10 menunjukkan nyeri berat. Tingkat angka yang ditunjukkan oleh klien dapat
digunakan untuk mengkaji efektifitas dari intervensi pereda rasa nyeri (Potter dan Perry, 2005).
Adapun skala yang
dipergunakan pada pengukuran nyeri yaitu:
Gambar 1.
( Numerical Rating Scales, NRS)
Sumber: https://images.app.goo.gl/968qbi8gAHmjgX3S8
Keterangan:
0
: Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri
ringan (Klien masih dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (Klien tampak
mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti printah dengan baik).
7-10 : Nyeri berat (klien terkadang tidak dapat mengikuti
printah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikkan).
d.
Manajemen nyeri non farmakologis
Penanganan nyeri persalinan dapat dilakukan dengan
berbagai metode, baik secara farmakologi dan non-farmakologi, diantaranya
teknik relaksasi, imajinasi, pergerakan serta perubahan posisi, abdominal lifting,
hipnoterapi, terapi music, aromaterapi serta teknik counter pressure. Manajemen nyeri yang di pakai pada studi kasus
ini ialah menerapkan teknik counter
pressure, teknik counter pressure adalah salah satu metode yang bisa mengurangi nyeri
tajam serta memberikan sensasi menyenangkan dan melawan rasa tidak nyaman pada
waktu kontraksi atau diantara kontraksi (Alyensi & Arifin, 2018).
3.
Teknik
Counter Pressure
a.
Definisi
Teknik
counter pressure, ialah salah satu teknik aplikasi teori gate-control,
dengan memakai teknik pijat bisa meredakan nyeri dengan menghambat sinyal
nyeri, menaikkan aliran darah serta oksigenasi kesemua jaringan. Pijatan yang
diberikan pada ibu bersalin selama 20 menit setiap kontraksi akan lebih
terbebas dari rasa sakit. Pijatan tersebut akan merangsang tubuh untuk
melepaskan endorphin yang berfungsi menjadi pereda rasa sakit serta membangun
perasaan nyaman menghasilkan relaksasi
dan memperbaiki situasi, pijat
secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, serta nyaman pada
persalinan (Erni &
Melyana, 2018)
Teknik
counter pressure artinya
pijatan tekanan kuat menggunakan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar
dari tangan atau juga memakai bola tenis, tekanan dapat diberikan pada gerakan lurus atau bulat
kecil, teknik ini efektif
menghilangkan sakit punggung akibat persalinan, tetapi perlu disadari bahwa terdapat ibu yang tidak
biasa dipijat bahkan disentuh ketika mengalami kontraksi, hal ini disebabkan
karena kontraksi sedemikian kuatnya sehingga ibu tidak bisa lagi menerima
rangsangan apapun pada tubuh, bidan wajib tahu hal ini dan menghormati keinginan ibu (Rukiyah; dkk,
2019:68).
b.
Teknik counter pressure
Teknik
counter pressure bisa dikategorikan sebagai intervensi yang aman dan cukup
efektif untuk mengurangi nyeri persalinan di kala I Fase aktif, Teknik
counter pressure dilakukan dengan memberikan tekanan pada waktu kontraksi
di tulang sakrum pasien menggunakan pangkal atau bisa juga dengan kepalan salah
satu telapak tangan dengan posisi berbaring miring kiri ataupun duduk, penekanan dilakukan saat responden mengalami kontraksi
uterus (yang mengakibatkan nyeri pinggang) di kala I fase aktif (Siti,
Rossilawati & dkk. 2021).
Teknik counter pressure ini dilakukan
pada wilayah lumbal dimana saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan
bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal
10-11-12 sampai lumbal 1 dengan begitu impuls rasa sakit ini bisa diblok yaitu
dengan memberikan ransangan pada saraf yang berdiameter besar yang
mengakibatkan gate control akan tertutup serta ransangan sakit tidak dapat diteruskan
ke korteks serebral (Erni & Melyana, 2018).
Gambar 2.
Teknik counter pressure posisi
duduk
Gambar 3.
Teknik
counter pressure miring kiri
Melalui teknik counter pressure akan menutup rangsangan nyeri yang akan dihantar menuju
medulla spinalis serta otak, senyawa endorphin akan diaktifkan pada waktu dilakukan counter pressure sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat yang
bisa menyebabkan penurunan sensasi nyeri (Erni & Melyana, 2018).
c.
Manfaat teknik
counter pressure
1)
Mengurangi nyeri
pinggang persalinan.
2)
Memperlancar
peredaran darah.
3)
Mempercepat proses
persalinan.
4)
Menghilangkan
ketegangan otot.
5)
Membantu ibu
mengatasi sensasi tekanan internal dan rasa nyeri di bagian bawah punggung (Indrayani,2016)
d.
Prinsip teknik counter pressure
Prinsip teknik
counter pressure yaitu memberikan pijatan serta tekanan yang kuat dapat mengeblok
serta mengaktifkan endhorphin yang bisa membuat relaksasi otot sebagai
akibatnya nyeri pun berkurang (Pratiwi & Nurullita, 2017).
B.
Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut
Undang-undang
no 4 tahun 2019 tentang kebidanan
Pasal 46
1.
Dalam
menyelenggarakan praktik kebidanan,
bidan bertugas memberikan pelayanan yang meliputi
a.
Pelayanan kesehatan
ibu,
b.
Pelayanan kesehatan
anak,
c.
Pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana,
d.
Pelaksanaan tugas
berdasarkan pelimpahan wewenang, dan/atau,
e.
Pelaksanaan tugas
dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2.
Tugas Bidan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama atau
sendiri.
3.
Pelaksanaan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel.
Pasal 47
1.
Dalam
menyelenggarakan praktik kebidanan,
bidan dapat
berperan sebagai
a.
Pemberi pelayanan kebidanan
b.
Pengelola pelayanan kebidanan,
c.
Penyuluh dan
konselor
d.
Pendidik,
pembimbing, dan fasilitator klinik,
e.
Penggerak peran
serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan, dan atau
f.
Peneliti.
2.
Peran bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal
49
Dalam menjalankan tugas
memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(1), bidan
berwenang:
a.
Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil,
b.
Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal,
c.
Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan
normal,
d.
Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas,
e.
Mpertolongan
pertama kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, dan rujukan, dan
f.
Melakukan deteksi
dini kasus risiko dan komplikasi pada masa kehamilan, masa persalinan, pasca
persalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran dan dilanjutkan dengan
rujukan.
C.
Hasil Penelitian Terkait
1. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh
Mahdalena Prihatin
Ningsih dan Lisa Rahmawati pada tahun 2019. Hasil penelitian ini yaitu sebelum di berikan teknik counter pressure berada di kategori
sangat berat yaitu 7,81. rata-rata sekor nyeri persalinan kala 1 fase aktif
sesudah di lakukan teknik counter
pressure berada di kategori berat yaitu 6,56, terdapat efektifitas teknik counter pressure terhadap pengurangan
skor nyeri persalinan kala 1 fase aktif,
sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat imbas
penerapan teknik counter pressure
terhadap penurunan rasa nyeri kala I persalinan.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Satria pada tahun 2018
hasil yang di dapat dari tindakan pada klinik bidan elviana. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan quasi eksperimen dengan pendekatan pretest–posttest design jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 20 orang, hasil
penelitian menunjukkan rata-rata nyeri persalinan sebelum pijatan counter pressure adalah 8 (nyeri berat) dengan skala 7-9. Rerata nyeri
sehabis dilakukan counter pressure merupakan 5 (nyeri sedang) di skala 3- 7,
berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji T-Tes, didapatkan nilai P=
0,000 dan diketahui a=0,05 hal ini
menunjukkan nilai p lebih kecil dari
nilai a atau p < a. Ada pengaruh
sebelum dan sesudah dilakukan pijat teknik counter
pressure. Analisis data menunjukkan hasil
yg signifikan jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pijat teknik
counter pressuree
fektif terhadap pengurangan nyeri ibu ketika fase aktif
kala 1 persalinan.
3.
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Zaharoh, dkk
(2021) yang berjudul teknik counter
pressure untuk mengurangi nyeri persalinan kala 1 fase aktif Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan metode untuk memahami individu
yang dilakukan secara integratif dan komprehensif untuk menyelesaikan masalah
yang dialami pasien. Penanganan nyeri yang
telah diberikan pada Ny. M menggunakan Teknik counter pressure ini dapat menurunkan
rasa nyeri proses persalinan pada kala 1 fase aktif dengan skala nyeri pada
angka 9 sebelum dilakukan terapi dan menurun ke angka 7 pada percobaan pertama
dan kembali turun menjadi 4
pada percobaan kedua selama 20 menit pada setiap pemberian terapi teknik counter
pressure yang diberikan pada pasien bersalin Ny. M dapat menurunkan nyeri hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pijatan manual secara signifikan mengurangi intensitas dan
durasi nyeri persalinan di kedua tahap, kesimpulan pada penelitian ini yaitu pemijatan counter pressure selama fase aktif
persalinan bisa mengurangi nyeri persalinan secara efisien.
D.
Kerangka Teori
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan -
Passage ( Jalan lahir ) -
Power (Kekuatan) -
Passenger ( Janin dan plasenta
) Persalinan Kala I
Fase Aktif Nyeri Persalinan non farmakologi (Metode
terapi) Teknik
counter pressure Far makologi (Metode
obat-obatan) Mengurangi
intensitas nyeri persalinan Analgetik
Gambar
4.
Kerangka Teori
Sumber:
(Yuni fitriana & windi nurwiandani, 2021)
BAB III
METODE STUDI KASUS
A.
Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi
pemberian asuhan kepada Ny. D bertempat di PMB Usmalanah, Amd.Keb di Bandar Lampung.
Waktu pelaksanaan pada
tanggal 20 Maret 2022.
B.
Subjek Penelitian
Subjek laporan
kasus diberikan pada ibu bersalin primigravida kala I fase aktif terhadap Ny. D
usia 23 tahun, hamil 39 minggu 3 hari.
C.
Instrumen Kumpilan Data
Instrument
yang digunakan adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data saat
melakukan study kasus. Alat pengunaan data yang meliputi:
1.
Alat pengukur
intensitas nyeri dengan metode pengukuran nyeri Numerical Rating Scales, (NRS).
Gambar
5.
( Numerical Rating Scales, NRS)
Sumber: https://images.app.goo.gl/968qbi8gAHmjgX3S8
2.
SOP penerapan
teknik counter pressure dalam
mengurangi intensitasi nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu primagravida.
3.
Lembar observasi
yaitu isian yang digunakan untuk mengetahui karakteristik responden yang berisi
umur, paritas, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Data penyusunan kasus ini penulis menggunakan jenis data
primer dan data skunder.
1.
Data Primer
Data yang di peroleh dari hasil wawancara,
observasi langsung, dan pemeriksaan fisik terhadap ibu
bersalin dengan langkah I varney, yaitu, pengumpulan data dasar.
2.
Data Sekunder
Data yang di peroleh
secara tidak langsung seperti dari studi kepustakaan berupa buku-buku dan
jurnal penelitian yang membahas tentang nyeri persalinan kala I fase aktif serta
dokumentasi informasi yang di peroleh dari rekam medis pasien.
Asuhan yang di lakukan
yaitu penerapan teknik counter pressure
dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada
primigravida terahadap Ny.D usia 23 tahun GIP0A0 inpartu kala I fase aktif
dengan nyeri persalinan. Pada tanggal 20 maret 2022 di PMB Usmalanah, Amd. Keb.
Teknik counter pressure dilakukan
saat kala I fase aktif berlangsung, teknik counter
pressur diberikan selama 20 menit setiap kontraksi berlangsung di lakukan
penekanan di bagian tulang sacrum ibu dan istirahat ketika kontraksi berhenti,
dengan selang waktu 10 menit untuk pemberian teknik counter pressure selanjutnya, dan di lakukan penilaian sebelum dan
sesudah di lakukan teknik counter
pressure.
E.
Bahan Dan Alat
Alat dan bahan yang di butuhkan
yaitu :
1.
Observasi
a.
format informed consent
b.
Lembar observasi
c.
Lembar partograf
2.
Alat yang di
gunakan dalam pengambilan data
a.
Handscoon
b.
Pita ukur
c.
Stetoskop
d.
Tensimeter
e.
Doppler
f.
termometer
g.
Jam tangan
3.
Alat dalam
pelaksanaan Teknik Counter Pressure
a.
Bantal
4.
Bahan dalam pelaksanaan Teknik Counter Pressure
a.
Baby oil
b.
Tisu
F.
Jadwal Kegiatan (Matriks Kegiatan)
Tabel 1. Jadwal
perencanaan
kegiatan
No |
Waktu |
Perencanaan |
Lokasi |
1. |
15 maret 2022 |
a.
Menyiapkan informed consent untuk menjadi pasien
studi kasus laporan tugas akhir b.
Memastikan
ibu mengerti dengan penjelasan mengenai pasien tugas akhir c.
Melakukan
pendekatan dengan pasien dan membina hubungan baik dengan pasien d.
Melakukan
pengkajian identitas pasien e.
Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital f.
Memberitahu
pada ibu tentang tanda-tanda persalinan g.
Memberitaukan
pada ibu tentang manfaat teknik counter pressure untuk mengurangi rasa nyeri pada persalinan h.
Memberikan
dukungan pada ibu agar tetap semangat dalam proses persalinan |
PMB Usmalanah |
2. |
20 maret 2022 |
a. Melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital b. Menjelaskan
pada ibu hasil pemeriksaan fisik dalam keadaan baik c. Memberikan
konseling kepada ibu tentang rasa nyeri yang dirasakan ibu pada saat
persalinan d. Memberikan
asuhan persalinan pengurangan rasa nyeri persalinan dengan teknik counter pressure e. Mengajarkan
kepada keluarga dan suami ibu teknik counter
pressure f. Melakukan
intervensi pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik counter pressure g. Memberikan
dukungan terhadap ibu, agar tetap semangat dalam proses persalinan h. Melakukan
pendokumentasian menggunakan metode SOAP |
PMB usmalanah |
BAB IV
HASIL TINJAUAN KASUS
A.
PERSALINAN
Anamnesa oleh : Eva Kurniawati
Hari/Tanggal : Minggu, 20 Maret 2022
Waktu : 05.00 WIB
Tempat : PMB
Usmalanah, Amd. Keb Bandar Lampung
KALA I (Pukul 05.00 – 09.00
WIB)
SUBJEKTIF (S)
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. D Tn.
E
Umur : 23 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : IRT Guru
Alamat : Jl. Padat Karya Lingsuh
Rajabasa Bandar Lampung
2. Keluhan
utama : Ibu hamil cukup bulan datang ke PMB Usmalanah, Amd.Keb
pada tanggal 20 Maret 2022 pukul 05.00 WIB mengatakan nyeri pada pinggang yang
menjalar sampai keperut dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 03.00 WIB.
3. Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan tidak kuat dengan
rasa nyeri yang dirasakannya, lalu dilakukan pengukuran skala nyeri pada
pukul 05.00 WIB dan mendapatkan sekor
nyeri yaitu 7 (Nyeri Berat ).
4. Riwayat
kehamilan sekarang
a)
HPHT :
14 Juni 2021
b)
TP : 21 Maret 2022
c)
UK : 39 Minggu 3 hari
d)
Gerakan
janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu
e)
ANC
:
Trimester I
: sebanyak 2 kali
Trimester
II : sebanyak 2 kali
Trimester
III :
sebanyak 4 kali
5. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 kali
ganti pembalut
6. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
No. |
Tahun Lahir |
Tempat Bersalin |
UK |
Jumlah/JK |
Jenis Persalinan |
PB/BB |
Ket. |
1. |
Hamil ini ! |
|
|
|
|
|
|
7. Riwayat
KB
Alat kontrasepsi yang pernah
digunakan: Ibu mengatakan tidak menggunakan alat kontasepsi.
8. Riwayat
kesehatan ibu dan keluarga
a. Data
kesehatan ibu :
Ibu
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
seperti jantung, hipertensi, asma
,hepatitis,TBC dan DM.
b. Data
kesehatan keluarga :
Ibu
mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menahun
dan menurun.
9. Riwayat psiko, sosisal, dan budaya
a.
Status
perkawinan
Kawin : 1 kali
Lama Kawin : 1 tahun
b.
Respon
ibu dan keluarga menghadapi persalinan
Ibu dan keluarga
mengharapkan kelahiran bayinya bisa berjalan dengan lancar dan selamat.
c.
Adat
istiadat
Ibu dan keluarga percaya
dengan meminum air yang sudah didoakan dapat memperlancar proses persalinannya.
10. Pola kehidupan sehari-hari
a.
Pola
nurtisi
Saat hamil
Makan : 3-4 Kali/ hari, porsi sedikit
tapi sering
Minum : 7-8 Gelas/ hari ( air putih, dan
susu)
Saat
inpartu
Makan : makan terakhir pada siang hari,
jenis makanan nasi, lauk pauk dan sayur.
Minum : 2 gelas
b.
Pola
istirahat tidur
Saat hamil
Tidur siang : Ibu tidur siang selama 1-2 jam
Tidur malam
: Ibu tidur malam selama 6-7 jam
Saat
inpartu : Ibu tidur malam selama 6-7 jam
Ibu tidak tidur siang
c. pola
aktifitas
Saat hamil : Melakukan pekerjaan rumah
seperti biasanya
Saat
inpartu : Ibu tidak melakukan
aktivitas selain berjalan-jalan
d.
pola
eleminasi
Ibu mengatakan terakhir BAB kemarin sore
OBJEKTIF (O)
A.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
Keadaan emosional :
Stabil
TTV :
TD : 110/70 mmHg R : 21 x/m
N :
81 x/m S
: 36.40C
TB :
158 cm
BB sebelum hamil :
49 kg
BB sekarang : 60 kg
Kenaikan BB :
11 kg
B.
Pemeriksaan
Fisik
1.
Wajah : Tidak oedema
2.
Konjungtiva : Merah muda
3.
Ekstremitas : Tidak oedema
4.
Anogenital
a.
Perineum : Tidak ada luka parut
b.
Vulva dan vagina : Merah
c.
Pengeluaran
pervaginam : Lendir
d.
Kelenjar bartholini : Tidak ada
pembengkakan
e.
Anus : Tidak ada haemorroid
C.
Pemeriksaan
Khusus Kebidanan
Palpasi
Leopold I : Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak
lunak, dan tidak melenting (bokong janin).
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu
teraba satu tahanan yang keras, memanjang seperti papan (punggung janin), Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian
kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian terbawah janin
teraba satu bagian keras, bulat, dan sukar digerakkan (kepala janin). Kepala
sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergen.
Penurunan :
3/5
Mc. Donald : 30 cm
TBJ (Johnson-Thausack): (TFU-n) x 155 gram
: (30-11) x 155 gram
: 2.945 gram
1.
Auskultasi
DJJ : 143 x/menit
Punctum Maximum : ± 3 jari di bawah pusat sebelah kiri
2.
Periksa dalam
Pemeriksaan
dalam pertama pukul 05.00 WIB, atas indikasi untuk mengetahui apakah ibu sudah memasuki masa
inpartu atau belum
a.
Pengeluaran :
Lendir bercampur darah
b.
Vulva Vagina :
Tidak ada varises, Tidak ada luka parut
c.
Dinding vagina : Tidak ada sistokel dan rektokel
d.
Portio : - Arah : Searah jalan lahir
-
Konsistensi : Lunak
- Pembukaan :
6 cm
- Pendataran :
60%
e.
Ketuban : positif, (+)
f. Presentasi :
kepala
g. Penurunan :
Hodge III
ANALISA DATA (A)
Diagnosa
-Ibu : Ny. D G1P0A0 hamil 39
Minggu 3 hari inpartu kala I fase aktif
-Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah: Nyeri persalinan berat
PENATALAKSANAAN
(P) .
1. Memberikan Informed
Choice dan Informed Consent
sebelum dilakukan segala tindakan dan pasien telah menyetujui segala tindakan.
2. Memberitahu pasien dan keluarga bahwa kondisi ibu dan
janin dalam keadaan baik dan ibu serta keluarga memahaminya.
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu.
TD : 110/70 mmHg
N : 81 x/menit
R : 21 x/menit
S : 36,4 0C
DJJ: 143x/m
Hasil pemeriksaan dalam
pukul 05.00 WIB pembukaan 6 cm, ibu dan
keluarga memahaminya.
4.
Memberi ibu motivasi agar dapat mengurangi kecemasan
ibu dan memunculkan rasa percaya diri dan ibu mengrti dan memahaminya.
5.
Memberitahu ibu bahwa proses persalinan adalah proses
alamiah yang terjadi pada setiap wanita hamil dan ibu memahaminya.
6.
Menghadirkan orang terdekat untuk mendampingi ibu,
selama proses persalinan dan suami berperan aktif dalam mendukung ibu.
7.
Mengajarkan kepada ibu teknik pernafasan yaitu menarik
nafas dalam melalui hidung dan membuang nafas melalui mulut jika terdapat
kontraksi untuk relaksasi, Ibu mengerti dan melakukannya.
8.
Mengajarkan ibu cara meneran yang baik yaitu kedua
kaki dibuka dan ditekuk kemudian kedua tangan merangkul paha, kepala diangkat
mata melihat perut, usahakan jangan bersuara, dan ibu mengerti cara meneran
yang baik.
9.
Menyiapkan partus set, heacting set, serta alat
pertolongan bayi segera lahir pakaian ibu, dan perlengkapan bayi. Semua
perlengkapan telah disiapkan.
10. Menanyakan pada ibu apakah bersedia untuk diberikan
penerapan teknik counter pressure
dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan kala 1, ibu mengatakan
bersedia.
11. Menerapkan teknik counter
pressure setelah masuk kala 1 fase aktif dengan memposisikan pasien
berbaring miring kekiri, kemudian melakukan penekanan pada sacrum
menggunakan kepalan tangan setiap
munculnya his atau kontraksi untuk mengurangi rasa nyeri persalinan yang
dirasakan dan ibu mengatakan nyeri yang di alami berkurang.
12. Penerapan teknik counter
pressure dilakukan selama 20 menit saat adanya kontraksi.
13. Memastikan
kandung kemih kosong.
14. Melakukan
kolaborasi dengan bidan pembimbing dalam membantu proses persalinan dengan aman
sesuai langkah asuhan persalinan normal.
15. Memantau dan
mencatat dipartograf.
Tabel 2
Hasil Pemantauan
Kemajuan Persalinan Kala I
Waktu |
TTV |
DJJ |
Kontraksi |
Pembukaan |
05.00 wib |
TD:110/70 mmHg N: 81x/m R: 21x/m S: 36,40C |
143x/menit |
3x dalam 10 menit lamanya 35 detik |
6 cm |
05.30 wib |
N: 82x/m R: 22x/m |
142x/menit |
3x dalam 10 menit lamanya 35 detik |
|
06.00 wib |
N: 80x/m R: 22x/m |
143x/menit |
4x dalam 10 menit lamanya 35 detik |
|
06.30 wib |
N: 80x/m R: 22x/m |
144x/menit |
4x dalam 10 menit lamanya 35 detik |
|
07.00 wib |
N: 82x/m R: 24x/m |
144x/menit |
4x dalam 10 menit lamanya 40 detik |
|
07.30 wib |
N: 83x/m R: 21x/m |
140x/menit |
4x dalam 10 menit lamanya 40 detik |
|
08.00 wib |
N:81x/m R:22x/m |
144x/menit |
5x dalam 10 menit lamanya 45 detik |
|
08.30 wib |
N: 80x/m R:22x/m |
145x/menit |
5x dalam 10 menit lamanya 45 detik |
|
09.00 wib
|
TD:110/80
mmHg N:84 x/m R:22x/m S: 36,80C |
142x/menit |
5x dalam 10 menit lamanya 45 detik |
10 cm |
KALA II (Pukul 09.00
– 09.15 WIB)
A.
SUBJEKTIF (S)
Ibu
mengatakan ingin mengejan dan merasa seperti ingin buang air besar (BAB), rasa
sakit semakin kuat dan sering, ketuban pecah spontan.
B.
OBJEKTIF (O)
1.
Dari vagina ibu keluar lendir bercampur darah (bloodshow) yang bertambah banyak
disertai keluar air ketuban berwarna jernih. Tanda-tanda persalinan, yaitu: dorongan
ingin meneran, tekanan pada anus perineum
menonjol dan vulva membuka.
2.
Pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
S : 36,8 0C
R : 22 x/menit
N : 84 x/menit
3.
DJJ :
142 xmenit
4.
HIS : 5x/10
menit, lamanya 45 detik.
5.
Pemeriksaan dalam dilakukan pada (Pukul 09.00 WIB)
Atas
indikasi pecah ketuban dan memastikan bukaan lengkap.
Pengeluaran : Lendir
bercampur darah semakin banyak
Dinding vagina : Tidak terdapat sistokel
dan rektokel
Portio : Tidak
teraba
Pembukaan : 10 (lengkap)
Ketuban : Pecah, warna jernih, pecah spontan pukul 09.00
Presentasi : Kepala
Penunjuk : UUK
Posisi : UUK Depan
Molase : Tidak Ada
Penurunan : hodge IV
C.
ANALISA DATA
Diagnosa Ibu : Ny. D G1P0A0 hamil 39 minggu 3 hari inpartu kala II
Janin : Tunggal, hidup
intrauterine, presentasi kepala
D.
PENATALAKSANAAN
1.
Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa hasil
pemeriksaan normal dan ibu dapat memahaminya.
2.
Memberi sebuah dukungan psikologis pada ibu dengan cara
memberikan kata-kata motivasi dan ibu menjadi lebih tenang
3.
Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dalam
bahwa pembukaan sudah lengkap (10 cm) dan ibu sudah diperbolehkan untuk meneran
saat ada his dengan dipimpin oleh penolong dan ibu dapat memahaminya.
4.
Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memilih posisi
yang nyaman pada saat proses persalinan dan ibu mengerti lalu ibu memilih
dengan posisi berbaring.
5.
Mengajarkan kepada ibu bernafas dan mengedan yang baik
dan benar saat ada dorongan, dan ibu memahaminya.
6.
Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan
standar APN.
7.
Melakukan
penilaian awal bayi baru lahir dengan cara memegang bayi dengan posisi kepala
lebih rendah 150 dari tubuh bayi lahir spontan pukul 09:15 WIB, bayi
langsung menangis, warna kulit kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin
laki-laki.
8.
Penanganan
bayi baru lahir, meletakkan bayi diatas perut ibu dan segera mengeringkan tubuh
bayi dengan handuk, melakukan penjepitan tali pusat kurang lebih 3 cm dari tali pusat bayi dan 2 cm dari
klem pertama. Memotong tali pusat bayi diantara klem, menjaga kehangatan bayi
dengan mengganti kain basah menggunakan kain kering, melakukan IMD dengan
meletakkan bayi diatas dada ibu letakkan bayi secara tengkurap dan kepala bayi
menengok kesalah satu payudara ibu, selimuti bayi agar bayi tetap hangat,
lakukan IMD selama 1 jam.
9.
Memantau
perdarahan kala II.
10. Mencatat kedalam lembar partograf.
KALA
III (Pukul 09.15 – 09.30 WIB)
A. SUBJEKTIF
(S)
a.
Ibu
merasa senang karena bayinya sudah lahir
b.
Ibu
mengatakan perutnya masih terasa mulas dan lemas setelah melahirkan
B. OBJEKTIF
(O)
1.
Pemeriksaan
umum
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan
Emosional: Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
R : 22 x/menit
N : 84 x/menit
S :
36,6 0C
2.
Pemeriksaan
abdomen
TFU : Sepusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
Plasenta : Belum Lahir
Uterus : Membulat
C. ANALISA
DATA (A)
Diagnosa Ibu : Ny. D P1A0 inpartu
kala III
D. PENATALAKSANAAN
(P)
1.
Melakukan
palpasi pada abdomen ibu untuk memastikan apakah ada janin kedua atau tidak, dan
telah melakukannya.
2.
Menjelaskan
kepada ibu bahwa rasa mulas yang dialaminya saat ini adalah hal yang normal karena kontraksi rahim
sehingga plasenta akan segera lahir, ibu dapat memahaminya.
3.
Melakukan
menajemen aktif kala III dan telah melakukannya.
a. Memberikan suntik oksitosin 10 IU di 1/3 paha kanan
bagian luar secara intramuskuler.
b.Memindahkan klem tali pusat hingga jarak 5 cm dari
vulva.
c. Melakukan satu tangan pada perut ibu bagian bawah, setelah
uterus berkontraksi tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati dan
perlahan.
d.
Melihat
tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya uterus globuler, tali pusat semakin
memanjang dan adanya semburan darah secara tiba-tiba.
e. Membantu melahirkan plasenta dengan cara menegangkan
tali pusat dan mengarahkan tali pusat sejajar dengan lantai, mengikuti poros
jalan lahirnya.
f. Pada saat plasenta sudah berada pada intuitus vagina,
lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menyangga plasenta
dengan tangan lainya kemudian putar pilin searah jarum jam dengan lembut dan
perlahan-lahan untuk mencegah tertinggalnya selaput ketuban di jalan lahir,
plasenta lahir lengkap pukul 09.30 WIB, kemudian letakan plasenta pada wadah
plasenta.
4. Melakukan
massase uterus segera setelah plasenta lahir selama 15 detik agar kontraksi
uterus baik dan mencegah terjadinya pendarahan, dan telah melakukannya.
5. Memeriksa
kelengkapan plasenta, plasenta lahir lengkap dengan selaput dan kotiledonya, panjang
tali pusat 50 cm, insersi tali
pusat sentralis, dan telah memeriksannya.
6. Memantau
pendarahan kala III, dan telah dilakukan
pemantauan.
7. Memeriksa jalan
lahir untuk memastikan ada laserasi atau tidak. Tidak terdapat laserasi, dan
ibu dapat memahaminya.
8. Melakukan
pendokumentasian partograf, dan telah dilakukan.
(Plasenta lahir
lengkap pukul 09.30 WIB panjang tali pusat kurang lebih 50 cm tidak terdapat laserasi pada perineum, pendarahan
kala III kurang lebih 150 cc).
KALA IV (Pukul 09.30
– 11.30 WIB)
A. SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan perutnya
masih terasa mules dan ibu masih merasa lemas.
B.
OBJEKTIF (O)
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan
emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70mmHg
R :
22x/m
N :
80x/m
S :36,70C
TFU : 2 jari dibawah
pusat
Kontraksi : Baik
Kandung
Kemih : Kosong
Perineum : Tidak ada laserasi
Plasenta
lahir lengkap pukul 09.30 WIB
Panjang tali pusat : 50 cm
Diameter
plasenta : 19 cm
Insersi
tali pusat : Sentralis
C.
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Ny. D P1A0 inpartu
kala IV
Masalah : Tidak ada masalah
D. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan
penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, dan ibu dapat memahaminya.
2. Menjelaskan
kepada ibu tentang kondisinya bahwa rasa mulas yang dirasakannya adalah hal
yang wajar, rasa mulas yang timbul karena pergerakan otot-otot uterus atau
kontraksi yang mencegah terjadinya pendarahan, dan ibu mengerti serta
memahaminya.
3. Mengajarkan
kepada ibu dan keluarga cara memeriksa uterus dan massase uterus yaitu dengan
tangan ibu melakukan gerakan memutar searah jarum jam diatas fundus uterus
sampai rahim teraba keras kembali untuk mencegah pendarahan pasca persalinan.
Ibu dan keluarganya telah mengerti, dan melakukan anjuran.
4. Memberikan rasa
nyaman dengan membersihkan tubuh ibu termasuk vulva dan vagina dari darah
dengan air dtt, memakaikan pembalut, kain serta menggantikan pakaian bersih dan,
ibu merasa nyaman.
5. Memberikan ibu
untuk makan dan minum sebagai pengganti tenaga ibu yang berkurang selama proses
persalinan, dan ibu telah makan dan minum.
6. Memberikan
therapy obat vitamin A 1 kapsul, Fe dengan dosis 60 mg 3x1, paraceptamol 500 mg
3x1, amoxcilin 500 mg 3x1. Dan ibu mengerti dan meminum obat yang diberikan.
7. Memberitahu ibu
untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa terjadwal (on demand) dan tetap memberikan ASI tanpa makanan tambahan lainnya
sampai bayi berusia 6 bulan dan ibu dapat memahaminya.
8. Menganjurkan ibu
untuk mobilisasi dini dan ibu sudah dapat miring ke kanan, dan ke kiri dan ibu
dapat mengerti.
9. Memberitahu ibu
tanda bahaya kala IV seperti pendarahan aktif, demam, pusing berlebihan, lemas
berlebihan, kesulitan dalam menyusui, nyeri panggul dan perut berlebihan, bau
busuk dari vagina dan ibu dapat mengerti serta memahaminya.
10. Melakukan
pemantauan 2 jam kala IV untuk mengetahui keadaan ibu dan telah dilakukan.
11. Melakukan
pendokumentasian dengan partograf dan telah dilakukan pendokumentasian.
Tabel 3
Pemantauan
Persalinan Kala IV
Jam ke |
Waktu |
Tekanan darah |
Nadi |
Suhu |
Tinggi fundus uterus |
Kontraksi uterus |
Kandung kemih |
Pendarahan |
1 |
09.45 |
100/70 |
82x/m |
36,60C |
2 jari ↓ pusat |
Baik |
Kosong |
40cc |
|
10.00 |
100/70 |
82x/m |
|
2 jari ↓ pusat |
Baik |
Kosong |
30 cc |
|
10.15 |
110/80 |
80x/m |
|
2 jari ↓ pusat |
Baik |
Kosong |
20 cc |
|
10.30 |
100/70 |
82x/m |
|
2 jari ↓ pusat |
Baik |
Kosong |
20 cc |
2 |
11.00 |
110/70 |
80x/m |
36,40C |
2 jari ↓ pusat |
Baik |
Kosong |
10 cc |
|
11.30 |
110/80 |
82x/m |
|
2 jari ↓ pusat |
Baik |
Kosong |
10 cc |
BAB V
PEMBAHASAN
A. PERSALINAN
Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tetang sebuah penerapan
teknik counter pressure dalam
mengurangi intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada primigravida terhadap Ny. D GIP0A0 yang
berusia 23 Tahun, di PMB Usmalanah, Amd.Keb, menggunakan sebuah metode SOAP dan
dengan pola pikir varney.
Dari hasil sebuah pengkajian yang di lakukan oleh penulis pada tangggal
20 Maret 2022 pukul 05.00 WIB, terdapat hasil pemeriksaan sebagai berikut, Ny.D
usia 23 tahun, hamil 39 minggu 3 hari, dari hasil pemeriksaan fisik ibu dalam
kondisi baik, kesadaran composmentis,
keadaan emosi ibu setabil, tekanan darah :110/70 mmHg, Suhu : 36,4 0C
, Nadi: 81 x/menit, lalu Ny. D mengeluh nyeri perut yang menjalar ke pinggang
dan merasa takut dan cemas dalam menghadapi proses persalinan.
Dilakukan pemeriksaan abdomen : Pada
bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting (bokong
janin).
Pada bagian kiri perut ibu teraba
satu tahanan yang keras, memanjang seperti papan (punggung janin). Pada bagian
kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil (ekstremitas janin). Pada bagian terbawah
janin teraba satu bagian keras, bulat, dan sukar digerakkan (kepala janin).
Kepala sudah masuk PAP (Divergen).
Dilakukan pemeriksaan Djj: 143 x/menit, dengan punctum maximum kurang
lebih 3 jari di bawah pusat sebelah kiri, lalu di lakukan pemeriksaan dalam
dengan hasil : pengeluaran pervaginam berupa lender bercampur darah, vulva
vagina tidak ada kelainan, porsio searah jalan lahir, tidak ada sistokel dan
retokel, pembukaan 6 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala penunjuk
ubun-ubun kecil, hal ini sesuai dengan tanda-tanda persalinan, pada studi kasus
ini diagnosa yang dapat di tegakkan adalah Ny. D G1P0A0 hamil 39 minggu 3 hari
inpartu kala I fase aktif , janin tunggal hidup intrauterine, presentasi
kepala. Masalah yang terjadi adalah nyeri perut yang menjalar kepinggang, hal
ini terjadi karena adanya kontraksi rahim, dilatasi dan penapisan serviks serta
penurunan kepala janin selama proses persalinan.
Nyeri perut yang di rasakan Ny. D di sebabkan oleh kontraksi rahim,
dilatasi serviks, dan distensi perineum, rasa nyeri pada persalinan muncul
akibat respon psikis dan refleks fisik (Rukiyag; dkk, 2019:62). Namun nyeri
persalinan yang di alami Ny. D ini tidak terdapat pada nomenklatur kebidanan,
sehingga hal ini di masukkan ke dalam masalah dan bukan termasuk dalam
kegawatdaruratan, maka tidak membutuhkan tindakan segera atau berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainya. Penulis berencana
memberikan asuhan yang dapat
mengatasi nyeri persalinan Ny. D nyeri persalinan
dapat diatasi dengan dua metode yaitu metode farmakologi dan
metode nonfarmakologi (Alyensi dan Arifin
2018).
Penulis berencana
memberikan asuhan menggunakan teknik counter
pressure dalam membantu mengurangi nyeri pada ibu bersalin terhadap Ny. D teknik conter presure
adalah melakukan tekanan dengan
tangan
pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan
gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, cara kerja pijatan ini adalah
menekan dengan kepalan ataupun tumit tangan pada tulang sacrum selama 20 menit
saat mengalami nyeri, sehingga ketegangan pada sacrum dan otot pelvis berkurang
maka terjadi penurunan intensitas nyeri (Harini & Fitri, 2018). Teknik counter
pressure tersebut akan merangsang tubuh untuk melepaskan
endorphin yang berfungsi
untuk menjadi pereda rasa sakit serta membangun perasaan
nyaman menghasilkan relaksasi dan
memperbaiki situasi (Erni
& Melyana, 2018).
Penulis telah melakukan asuhan penerapan teknik counter pressure dalam membantu mengurangi intensitas rasa nyeri
pada ibu bersalin sejak pukul 05.00 WIB dengan pembukaan 6 cm. Sebelum dilakukan
intervensi, penulis melakukan pengkajian sekala nyeri menggunakan form skala
nyeri dengan melihat kondisi ibu dan seberapa berat nyeri yang dirasakan, hasil
pengkajian skala nyeri pada pukul 05.00 WIB di dapatkan skala nyeri 7 ( nyeri
berat ) setelah dilakukan pengkajian skala nyeri penulis melakukan teknik counter pressure pada Ny. D dengan
memberikan tekanan pada daerah sakrum dengan menggunakan kepalan tangan secara
teratur dan seirama saat adanya kontraksi.
Penulis menganjurkan ibu untuk
menarik napas dari hidung dan mengeluarkan melalui mulut saat adanya kontraksi
hal ini dapat membuat ibu merasa rileks dan disaat itu juga penulis melakukan
teknik counter pressure dalam
membantu mengurngi rasa nyeri pada ibu bersalin. Kemudian penulis menganjurkan
ibu untuk tenang karena dengan adanya kecemasan, nyeri yang dirasakannya akan
semakin meningkat. Kemudian penulis melakukan pengukuran skala nyeri pada
percobaan pertama setelah dilakukannya teknik counter pressure dan didapatkan hasil skala 5 (nyeri sedang).
Setelah dilakukan beberapa kali
teknik counter pressure dari pukul 05.00
– 08.50 WIB dan mendapatkan hasil akhir sekala nyeri sebelum di lakukan teknik counter pressure yaitu 9 (nyeri berat)
dan setelah di lakukan teknik counter
pressure mendapatkan hasil akhir sekala 6 (nyeri sedang), dan mendapatkan
hasil nilai rata-rata skala nyeri sebeleum dan sesudah dilakukan teknik counter pressure yaitu 2. Serta ibu
mengatakan rasa nyeri yang dialaminya sedikit demi sedikit berkurang dan dapat
mengontrol rasa nyeri yang dirasakannya. Ibu juga mengatakan saat dilakukan
teknik counter pressure ibu berasa
nyaman dan merasa lebih tenang dari sebelumnya.
Dari pengkajian
yang telah dilakukan penulis dan didukung dengan berdasarkan penelitian yang di lakukan
oleh Satria
pada tahun (2018)
hasil yang di dapat dari tindakan pada klinik Bidan Elviana.
Penelitian ini dilakukan
menggunakan rancangan quasi eksperimen dengan pendekatan pretest–posttest design Jumlah Sampel pada penelitian ini
sebanyak 20 orang, hasil penelitian menunjukkan rata-rata nyeri persalinan
sebelum pijatan counter pressure adalah 8 (nyeri berat) dengan skala 7-9. Rerata nyeri
sehabis dilakukan counter pressure merupakan 5 (nyeri sedang) di skala 3- 7,
berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji T-Tes, didapatkan nilai P=
0,000 dan diketahui a= 0,05 hal ini
menunjukkan nilai p lebih kecil dari
nilai a atau p < a. ada pengaruh
sebelum dan sesudah dilakukan pijat teknik counter
pressure. Analisis data menunjukkan hasil
yg signifikan jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pijat teknik
counter pressuree
efektif terhadap
pengurangan nyeri ibu ketika fase aktif kala 1 persalinan.
Adapun
hasil penelitian Zaharoh, dkk (2021) yang berjudul teknik counter pressure untuk mengurangi nyeri
persalinan kala 1 fase aktif
metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan metode untuk memahami
individu yang dilakukan secara integratif dan komprehensif untuk menyelesaikan
masalah yang dialami pasien.
Penanganan nyeri yang telah diberikan pada Ny. M menggunakan teknik counter
pressure ini dapat menurunkan rasa nyeri proses persalinan pada kala 1 fase
aktif dengan skala nyeri pada angka 9 sebelum dilakukan terapi dan menurun ke
angka 7 pada percobaan pertama dan kembali turun menjadi 4 pada percobaan kedua selama 20
menit pada setiap pemberian terapi teknik counter
pressure yang diberikan pada pasien bersalin Ny. M dapat menurunkan nyeri hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pijatan manual secara signifikan mengurangi intensitas dan
durasi nyeri persalinan di kedua tahap. kesimpulan pada penelitian yang di lakukan Zaharoh, dkk ini yaitu pemijatan counter pressure selama fase aktif
persalinan bisa mengurangi nyeri persalinan secara efisien.
Berdasarkan
teori dan hasil penelitian terkait, penulis menjabarkan bahwa terdapat
keterkaitan dalam penerapan teknik
counter pressure yang dilakukan terhadap Ny. D di PMB Usmalanah, Amd. Keb
Bandar Lampung bahwa ada pengaruh yang signifikan teknik counter pressure terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala
I fase aktif.
Hasil observasi dan penerapan teknik counter
pressure yang telah dilakukan penulis terhadap Ny. D di PMB Usmalanah, Amd.Keb
Bandar Lampung, ibu mengatakan rasa nyeri yang dirasakannya berkurang. Oleh
karena itu penerapan teknik counter pressure
efektif dalam mengurangi intensitas nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif. Dan disarankan
dapat di terapkan di fasilitas kesehatan seperti klinik bersalin/PMB.
BAB VI
SIMPULAN DAN
SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian asuhan
kebidanan persalinan terhadap Ny. D dengan penerapan teknik counter pressure dalam mengurangi
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Melakukan
pengkajian yang terdiri atas identitas klien, anamnesa dan pemeriksaan fisik
pada Ny. D yaitu ibu bersalin nyeri pada kala I fase aktif skala nyeri berat 7.
2. Dilakukan
interpretasi data untuk mengidentifikasi masalah ibu bersalin dengan nyeri pada
kala I fase aktif yaitu ibu bersalin hanya rasa tidak nyaman pada nyeri kala I
fase aktif ibu G1P0A0 hamil 39 minggu 3 hari dengan nyeri persalinan.
3. Dirumuskan
diagnosa atau masalah potensial pada Ny. D di PMB Usmalanah, Amd. Keb telah
dilakukan dan tidak ditemukan masalah potensial.
4. Pada
kasus Ny. D tidak diperlukan tindakan segera karena tidak termasuk
kegawatdaruratan.
5. Dilakukan
rencana asuhan secara keseluruhan dengan tepat yang telah dibuat pada kasus
kebidanan pada ibu bersalin terhadap Ny. D dengan melakukan penerapan teknik counter pressure.
6. Pelaksanaan
tindakan asuhan kebidanan pada kasus Ny. D telah dilakukan sesuai dengan
rencana asuhan kebidanan dengan penerapan teknik counter pressure selama 20 menit jika ada kontraksi dilakukan
penekanan dibagian tulang sacrum dan berhenti jika kontraksi menghilang, dengan
selang waktu 10 menit dan dilakukan selama kala I fase aktif.
7. Dilakukan
Evaluasi hasil asuhan kebidanan tindakan keadaan dan status ibu bersalin pada
kala I fase aktif menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penerapan teknik counter pressure skala nyeri yang diukur
dengan skala nyeri yaitu 7 nyeri berat. Dan setelah dilakukan penerapan teknik couter pressure dengan cara melakukan
penekanan dibagian tulang sacrum. Skala nyeri berkurang menjadi 6 nyeri sedang,
berdasarkan hasil asuhan ibu bersalin kala I fase aktif persalinan yang telah penulis berikan kepada Ny. D dapat disimpukan bahwa
penerapan teknik counter pressure dapat
mengurangi rasa nyeri pada saat kala I fase aktif persalinan.
8. Mendokumentasikan
hasil asuhan kebidanan yang diberikan terhadap Ny.D dengan nyeri persalinan
kala I fase aktif, dalam bentuk SOAP.
B.
SARAN
1. Bagi klien
Dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan pengalaman
untuk ibu, serta ibu dapat berbagi mengenai pengalamanya dalam mengatasi nyeri
persalinan dengan menggunakan penerapan teknik counter pressure.
2.
Bagi lahan praktik (PMB
Usmalanah, Amd.Keb)
Dalam
rangka penerapan asuhan kebidanan pada kasus ibu bersalin dengan penerapan
teknik counter pressure untuk
mengurangi nyeri pada ibu bersalin sebaikanya dalam pelayanan di PMB Usmalanah,
Amd.Keb diterapkan teknik counter
pressure dan terus mempertahankan mutu pelayanan yang diberikan serta terus
mengupdate informasi terbaru untuk pelayanan kebidanan yang mengalami nyeri
pada saat persalinan menggunakan penerapan teknik counter pressure.
3.
Bagi institusi pendidikan
Teknik
counter pressure digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri pada persalinan kala I fase aktif, dan dapat diperluas
lagi sehingga dapat diterapkan oleh
mahasiswa kebidanan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
4.
Bagi penulis lainnya
Data ini dapat digunakan sebagai
data dasar maupun referensi tambahan untuk pemberian asuhan pada ibu bersalin
dengan teknik counter pressure dalam
mengurangi nyeri pada persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Alyensi, F. &. (2018). Pengaruh Terapi Murottal Qur’an Terhadap
Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Bidan Praktik Mandiri (Bpm)
Ernita Kota Pekanbaru Tahun 2017. Jurnal
Kebidanan, 8(1), 31–39.
Anita, W.
(2017). “Techniques of Pain Reduction in
the Normal Labor Process : Systematic Review.”. Jurnal Endurance , 362.
Aprilia, Y. (2019). GENTLE
BIRTH Cara Lembut Dan Nyaman Sambut Buah Hati. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Asiyah, S.,
Rossilawati, & Titisari, I. (2021). Efek
pemberian acupressure dan counter pressuer pada nyeri kala I fase aktif ibu
primipara di RS aura Syifa kabupaten kediri. Journal for Quality in Women's health, 175-182.
BD, F., Yefrida, Y., & Masmura, S. (2017). Pengaruh Terapi Murottal Alqur’an Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan 2017. Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan,
1(1), 63–69.
Dinkes Provinsi Lampung. (2020) Profil kesehatan provinsi
Lampung. [diakses 2020].
Fitri, H.
&. (2018). Persalinan Kala 1 Fase
Aktif Pada Ibu Primigravida (Counterpressure And Its Effect Towards Labor Pain
During 1st Active Phase In Primigravida Mother) . Vol. 5 Nomor 1, 29–33.
Fitria, Y.,
& Nurwiandani, W. (2021). Asuhan Persalinan Konsep Persalinan Secara
Komprehensif Dalam Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
Harini & Fitri. (2018). Persalinan Kala 1 Fase Aktif Pada Ibu
Primigravida (Counterpressure And Its Effect Towards Labor Pain During 1st
Active Phase In Primigravida Mother). Vol. 5 Nomor 1, 29–33.
Indrayani, Djami, M, E, U. 2016. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Juniartati,
E., & Widyawati, M. (2019). Penerapan
Teknik Counter Pressuer Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala 1. Jurnal kebidanan, 112-119.
M.A.R Kb, H.
M. (2019). “Literatur Review: Tinjauan Tentang Efektifitas Terapi Non
Farmakologi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I.”. Journal of Islamic Nursing, 45.
Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan. jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Pratiwi, D., & Nurullita,
U. (2017). Perbedaan Efektifitas Tehnik
Counterpressuredan Kompres Hangat Terhadap Penurunannyeri Persalinan Kala I
Fase Aktifdi Rsud Sunan Kalijaga Demak. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan
Rudiyanto, R.
C. (2021). Kombinasi Pijat Endorphin Dan
Auditori Murottal Terhadap Kualitas Nyeri Persalinan Kala I: Literature Review.
Professional Health Journal,
64–74.
Rukiyah, A.,
Yulianti, L., & dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta Timur:
CV.Trans Info Media.
Satria , M.
(2018). Pengaruh Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Pijat Punggung Teknik Counterpressure Terhadap Pengurangan. Menara Ilmu, 85-92.
Sri Murniati. (2018) Efektifitas Teknik Counter Pressure untuk
Mengurangi Rasa Nyeri Persalinan Kala I. Skripsi, Politeknik Kesehatan
Medan, Kabupaten Langkat.
Zaharoh, A.,
Adriyani, F., & Yanti, L. (2021). Teknik
Counter Pressure untuk Mengurangi Nyeri. Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM),
1009-1013.
Pratiwi, D., & Nurullita,
U. (2017). Perbedaan Efektifitas Tehnik
Counterpressuredan Kompres Hangat Terhadap Penurunannyeri Persalinan Kala I
Fase Aktifdi Rsud Sunan Kalijaga Demak. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu Keperawatan
Rudiyanto, R.
C. (2021). Kombinasi Pijat Endorphin Dan Auditori
Murottal Terhadap Kualitas Nyeri Persalinan Kala I: Literature Review. Professional Health Journal, 64–74.
Rukiyah, A.,
Yulianti, L., & dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta Timur: CV.Trans Info Media.
Satria , M.
(2018). Pengaruh Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Pijat Punggung Teknik Counterpressure Terhadap Pengurangan. Menara Ilmu, 85-92.
Sri Murniati. (2018) Efektifitas Teknik Counter Pressure untuk
Mengurangi Rasa Nyeri Persalinan Kala I. Skripsi, Politeknik Kesehatan
Medan, Kabupaten Langkat.
Zaharoh, A.,
Adriyani, F., & Yanti, L. (2021). Teknik
Counter Pressure untuk Mengurangi Nyeri. Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM),
1009-1013.
Lampiran 6
Lampiran 6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) PENERAPAN
TEKNIK COUNTER PRESSURE DALAM
MENGURANGI INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
NY. D DI PMB USMALANAH, Amd. Keb BANDAR LAMPUNG TAHUN
2022 |
||
1. |
Pengertian |
Teknik counter
pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan tekanan yang
terus menerus pada tulang sakrum pasien dengan pangkal atau kepalan salah
satu telapak tangan, teknik counter pressure dapat diberikan dalam gerakan
lurus atau lingkaran kecil. |
2. |
Tujuan |
1. Menurunkan rasa nyeri saat
kontraksi pada daerah pinggaang bagian belakang. 2. Meminimalisir ketegangan otot. |
3. |
Kebijakan |
Klien dengan gangguan rasa tidak nyaman yaitu nyeri
pada ibu bersalin kala satu fase aktif . |
4. |
Petugas |
Bidan |
5. |
Peralatan |
1. Baby oil 2. Bantal 3. Tisu |
6. |
Persiapan penolong |
Mencuci tangan dengan 6 langkah |
7. |
Persiapan ruangan |
1. Menutup gorden/jendela dan pintu 2. Pastikan privasi klien terjaga |
8. |
Prosedur pelaksanaan |
1. Memberitahu ibu bahwa tindakan akan segera dimulai 2. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman seperti duduk atau
berbaring miring kiri 3. Berikan baby oil pada daerah tulang sakrum 4.
Lakukan pijatan tekanan
kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau kepalan salah satu tangan dan
lakukan tekanan pada tulang sacrum ibu, selama 20
menit dan istirahat jika tidak ada kontraksi, dan dengan selang waktu 10
menit 5.
Mengevaluasi
teknik counter pressure tersebut pada akhir proses teknik counter pressure 6.
Lakukan teknik counter pressure selama kontraksi
berlangsung dalam proses persalinan kala I fase aktif. 7.
Rapikan pasien. 8.
Memberitahu
pasien bahwa tindakan telah selesai dilakukan. 9.
Membereskan
alat. 10. Memcuci tangan dan dokumentasi. |
Lampiran 7
LEMBAR SKALA PENGUKURAN INTENSITAS NYERI
A.
Kuesioner Nyeri
Bagaimana nyeri his yang di rasakan oleh ibu bersalin
kala 1 fase aktif, lingkarilah salah satu angka berikut yang menggambarkan
nyeri yang sesungguhnya pada ibu.
Keterangan:
0
: Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri
ringan (Klien masih dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (Klien tampak
mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti printah dengan baik).
7-10 : Nyeri berat (klien terkadang tidak dapat mengikuti
printah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikkan.
Lampiran 8
LEMBAR SKALA PENGUKURAN INTENSITAS NYERI
0
: Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri
ringan (Klien masih dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (Klien tampak
mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti printah dengan baik).
7-10 : Nyeri berat (klien terkadang tidak dapat mengikuti
printah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikkan).
Hasil Skala
Pemantauan Nyeri
Waktu |
Intensitas Nyeri |
Penurunan
Nyeri |
|
Sebelum |
Sesudah |
||
05.00-05.20
WIB |
7 |
5 |
2 |
05.30-05.50
WIB |
7 |
5 |
2 |
06.00-06.20
WIB |
7 |
6 |
1 |
06.30-06.50
WIB |
8 |
5 |
3 |
07.00-07.20
WIB |
8 |
7 |
1 |
07.30-07.50
WIB |
8 |
6 |
2 |
08.00-08.20
WIB |
9 |
7 |
2 |
08.30-08.50
WIB |
9 |
6 |
3 |
Hasil |
∑ 7,875 |
∑ 5,875 |
∑ 2 |
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar