LAPORAN
HASIL
PRAKTIK
KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF TERHADAP NY. N DI PMB FITRI HAYATI S.ST
BANDAR
LAMPUNG
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D-III
KEBIDANAN
TANJUNGKARANG
TAHUN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program Studi Diploma III Kebidanan Tanjungkarang,
merupakan salah satu Program Studi yang ada pada Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang yang menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang
professional, unggul dan mandiri serta berwawasan entrepreneur. Untuk mencapai
tujuan tersebut, salah satu mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa
berupa Praktik Klinik Kebidanan III dengan beban SKS (8 SKS).
Praktik Klinik Kebidanan III merupakan praktik
klinik di lapangan yang memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan
berbagai tatanan klinik kebidanan sebagai kandidat bidan yang meliputi asuhan
kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui, keluarga berencana, neonatus, bayi,
balita dan prasekolah, dan kesehatan reproduksi. Kegiatan praktik ini
menggunakan prinsip mentoring yaitu
sebuah metode yang bersifat pengalaman individual yang mencoba membagikan
pengetahuan dan ketrampilan serta kompetensinya kepada seseorang yang mempunyai
pengalaman kerja lebih sedikit dengan situasi hubungan yang penuh kepercayaan
dan menguntungkan. Pada kegiatan praktik mahasiswa dibimbing oleh Mentor yaitu
seseorang yang melalui tindakan dan pekerjaannya membantu mahasiswa untuk
memaksimalkan potensi yang dimilikinya.
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari kegiatan
praktik ini adalah mahasiswa mampu menjadi kandidat bidan sehingga dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam praktik kebidanan
serta mampu mengambil keputusan klinik dengan prinsip partnership serta mampu
menyelesaikan masalah praktik kebidanan prosedural meliputi asuhan kehamilan,
persalinan, nifas, menyusui, KB, neonatus, bayi balita dan prasekolah, dan kesehatan
reproduksi dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja mandiri
maupun kelompok.
B.TUJUAN
1.
Umum
Setelah
melakukan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan III di lahan praktik, mahasiswa
mampu melakukan asuhan kebidanan yang meliputi asuhan kehamilan, persalinan,
nifas dan menyusui, keluarga berencana, neonatus, bayi, balita dan prasekolah,
komunitas, dan kesehatan reproduksi secara mandiri atau kelompok baik di
Praktik Mandiri Bidan (PMB)
maupun dimasyarakat dengan menjalankan Social
distancing serta protocol pencegahan
covid-19.
2.
Khusus
Setelah mengikut kegiatan raktik di Praktik Mandiri Bidan(PMB),mahasiswa
mampu:
a.
Memberikan asuhan kebidanan pada
kehamilan secara mandiri dan berdasarkan Evidance Based dengan menjalankan Social distancing serta protocol pencegahan covid-19.
b.
Memberikan asuhan kebidanan pada
persalinan secara mandiri
dengan menjalankan Social distancing
serta protocol pencegahan covid-19.
c.
Memberikan asuhan kebidanan pada nifas
dan menyusui secara mandiri
dengan menjalankan Social distancing
serta protocol pencegahan covid-19.
d.
Memberikan asuhan kebidanan pada KB
secara mandiri dengan
menjalankan Social distancing serta
protocol pencegahan covid-19.
e.
Memberikan asuhan kebidanan pada
neonatus secara mandiri
dengan menjalankan Social distancing
serta protocol pencegahan covid-19.
f.
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi
secara mandiri dengan
menjalankan Social distancing serta
protocol pencegahan covid-19.
g.
Memberikan asuhan kebidanan pada Balita
dan pra sekolah secara mandiri
dengan menjalankan Social distancing
serta protocol pencegahan covid-19.
h.
Memberikan asuhan kebidanan pada
kesehatan reproduksi secara mandiri dan berspektif gender dengan menjalankan Social distancing serta protocol pencegahan covid-19.
i.
Melakukan
pencatatan pada bidang KIA (kohort ibu dan kohort bayi)
j.
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan
Praktik Klinik Kebidanan III di Praktik Mandiri Bidan.
C.
KOMPETENSI YANG HARUS DICAPAI
Mahasiswa secara individu
harus :
a. Melengkapi target pencapaian kompetensi yang belum
lengkap
b. Asuhan kebidanan secara komprehensif berkelanjutan : 1
laporan (SOAP)
D.
METODE
1.
Pre Conference dan Post Comference
2.
Bedside Teaching
3.
Demontrasi
4.
Diskusi
5.
Observasi
6. Praktik
Langsung
E.
PESERTA
PRAKTIK
Mahasiswa tingkat III semester VI
berjumlah 147 orang, yang terdiri dari :
1.
Reguler 1 : 50
Orang
2.
Reguler 2 : 50
Orang
3.
Reguler 3 : 47
orang
F.
WAKTU
DAN TEMPAT PRAKTIK
1.
Waktu Praktik di Praktik Mandiri Bidan (
PMB ):
a.
Bobot SKS : 8 SKS x 16 minggu x 170 menit = 363 jam/8 jam = 46 hari efektif.
b.
Pelaksanaan praktik dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu:
-
Tahap
I : 15 Februari 2022 s.d 06 Maret 2022, dilanjutkan
-
Tahap
II : 29 Maret s.d 01 Mei 2022
c.
Pelaksanaan dinas : hari Senin – Sabtu
(6 hari efektif)
d.
Jadwal praktik dan libur diserahkan pada
masing-masing lahan praktik
e.
Selama
praktik mahasiswa tidak diperbolehkan pulang dan/atau dijenguk oleh keluarga.
2.
Tempat Praktik
Kegiatan
praktik dilaksanakan di PMB wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Selatan,Tulang Bawang,
dan Tulang Bawang Barat.
G.
STRATEGI
1.
Persiapan
a.
Menyusun kerangka acuan praktik
b.
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan
Lampung Selatan
c.
Koordinasi dengan Ketua IBI cabang
Lampung Selatan
d.
Pengarahan kepada mahasiswa.
e.
Menyiapkan perangkat praktik (format
pengkajian, loog book dll)
f.
Pertemuan pembimbing institusi dan lahan
praktik
g.
Mahasiswa melapor ke pembimbing
institusi dan lahan praktik sebelum pelaksanaan kegiatan praktik.
2.
Pelaksanaan
a.
Mahasiswa melakukan orientasi tempat
kegiatan praktik.
b.
Mahasiswa melakukan pertemuan awal
dengan pembimbing institusi dan lahan praktik.
c.
Mahasiswa mengisi daftar hadir selama
kegiatan praktik
d.
Mahasiswa aktif dalam melaksanakan
kegiatan praktik dengan
menjalankan Social distancing serta
protocol pencegahan covid-19.
e.
Mahasiswa melakukan asuhan kebidanan
dalam lingkup asuhan kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui, keluarga
berencana, neonatus, bayi, balita dan prasekolah, komunitas, kesehatan
reproduksi dan pertolongan pada kegawatdaruratan maternal neonatal secara
mandiri atau kelompok
dengan menjalankan Social distancing
serta protocol pencegahan covid-19..
f.
Mahasiswa menulis kegiatan pada buku
laporan kegiatan harian (Buku Folio Bergaris)
g.
Mahasiswa mengisi buku pencapaian
praktik (logbook) sesuai dengan ketrampilan yang dikerjakan.
3.
Tindak Lanjut
a.
Mahasiswa mengumpulkan buku laporan
kegiatan harian, loog book dan laporan kegiatan praktik klinik pada Praktik
Mandiri Bidan
b.
Mahasiswa melaporkan pencapaian target
kepada pembimbing institusi (pencapaian target terlampir).
c.
Pembimbing klinik dan institusi
menyerahkan nilai hasil praktik mahasiswa kepada bagian akademik Prodi D III
Kebidanan Tanjungkarang.
H. PENILAIAN
1.
Penilaian diperoleh dari :
a.
Penampilan klinik dengan bobot 80%
meliputi :
Ø Pengetahuan
diperoleh dari tanya jawab yang dilakukan pada saat proses praktik klinik atau
pada akhir kegiatan.
Ø Ketrampilan
diperoleh dari kemampuan mahasiswa dalam melakukan ketrampilan sesuai dengan
asuhan yang diberikan dan dilakukan tidak hanya sekali penilaian..
Ø Sikap
diperoleh dari performan mahasiswa dalam memberikan asuhan kepada klien, dan
dilakukan tidak hanya sekali penilaian.
b.
Laporan kegiatan dan laporan kegiatan
praktik klinik kebidanan di Bidan Praktik Mandiri dan Puskesmas dengan bobot
20%.
2.
Batas nilai lulus, minimal 75-100 {3,00(B) – 4,00 (A)}
I. SUMBER DANA
Kegiatan Praktik Kebidanan III (Komprehensif) ini
menggunakan dana yang bersumber pada anggaran BLU Program Studi Diploma III
Kebidanan Tanjungkarang tahun 2022.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan
1.
Pengertian
Menurut
federasi obstetric ginekologi internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester pertama berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua minggu ketiga belas hingga kedua puluh tujuh,
dan trimester ketiga minggu ke dua puluh delapan hingga minggu ke empat puluh.
(Prawirohardjo, 2014 : 213)
2. Tanda
dan Gejala Kehamilan
a. Tanda Dugaan Kehamilan
1)
Amenore (terlambat datang bulan)
2)
Mual dan muntah (emesis)
3)
Ngidam wanita hamil sering menginginkan
makanan tertentu.
4)
Sinkope atau pingsan
5)
Payudara tegang
6)
Konstipasi atau obstipasi
7)
Pigmentasi kulit
8)
Epulis
b. Tanda tidak pasti kehamilan
1)
Rahim membesar, sesuai dengan tuanya
hamil
2)
Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda
hegar, tanda Chadwick, tanda piskaseck, kontraksi Braxton hicks dan teraba
ballottement.
3)
Pemeriksaan tes biologis kehamilan
positif. Tetapi kemungkinan positif palsu.
c. Tanda-Tanda Pasti Kehamilan
1)
Gerakan janin dalam rahim
2)
Terlihat dan teraba gerakan janin,
teraba bagian-bagian janin.
3) Terdapat
denyut jantung janin.
(Manuaba, 2010 : 107-109)
3.
Perubahan Psikologi dan Fisiologi Pada Ibu Hamil
a.
Perubahan
Psikologi Ibu Hamil
1)
Perubahan
psikologi pada trimester I (Periode Penyesuaian)
a)
Ibu
merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b)
Kadang
muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan.
c)
Setiap
perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama
d)
Oleh
karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin
akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya.
2)
Perubahan
psikologis pada trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a)
Ibu
merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
b)
Ibu
sudah bisa menerima kehamilannya merasakan gerakan anak
c)
Merasa
terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
d)
Libido
meningkat
e)
Menuntut
perhatian dan cinta
f)
Merasa
bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
g)
Hubungan
sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru
menjadi ibu hamil
h)
Ketertarikan
dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahirandan persiapan untuk peran
baru
3)
Perubahan
psikologis pada trimester III
a)
Rasa
tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik
b)
Merasa
tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c)
Takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya
d)
Khawatir
bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan
perharian dan kekhawatirannya
e)
Merasa
sedih karena akan terpisah dari bayinya merasa kehilangan perhatian
f)
Perasaan
mudah terluka (sensitif)
g)
Libido
menurun.
(Nurul
Jannah, 2012: 107-110)
b.
Perubahan Fisiologi Ibu Hamil
Perubahan
fisiologis tersebut meliputi :
1)
Uterus
a)
Ukuran
Tabel 1
TFU menurut penambahan per tiga jari
Usia Kehamilan (Minggu) |
Tinggi Fundus Uteri (TFU) |
12 16 20 24 28 32 36 40 |
3
jari di atas simfisis Pertengahan
pusat-simfisis 3
jari di bawah pusat Setinggi
pusat 3
jari di atas pusat Pertengahan
pusat-prosesus xiphoideus (px) 3
jari di bawah prosesus xiphoideus (px) Pertengahan
pusat-prosesus xiphoideus (px) |
Sumber: Sulistyawati,
2012:60
b) Berat
Berat
uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada akhir bulan.
Tabel
2
Bentuk
Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
Usia kehamilan |
Bentuk dan
konsisitensi uterus |
Bulan pertama |
Seperti buah
alpukat Isthmus rahim
menjadi hipertropi danbertambah panjang bila diraba terasa lebihlunak,
keadaan ini yang disebut dengan tandaHegar |
2 bulan |
Sebesar telur bebek |
3 bulan |
Sebesar telur angsa |
4 bulan |
Berbentuk bulat |
5 bulan |
Rahim teraba
seperti berisi cairan ketuban, rahim terasa tipis, itulah sebabnya mengapa
bagian-bgian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding perut |
Sumber
: Ari Sulistyawati, 2011: 60
c) Posisi
Rahim Dalam Kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam
posisi antefleksi dan retrofleksi,pada saat 4 bulan kehamilan, rahim tetap
berada dalam rongga pelvis,setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati. Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile,
lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
d)
Serviks uteri
Bertambah
vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut dengan tanda
goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus.
Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid
dan ini disebut dengan tanda chadwick.
2)
Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih
terdapat korpus luteum gravidatus sampai terbentuknya plasenta yang akan
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron, selama 16 minggu sampai
plasenta terbentuk sempurna.
3)
Vagina Dan Vulva
Adanya hormon estrogen terjadi hypervaskularisasi pada vulva dan vagina sehingga pada bagian
tersebut lebih merah dan kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda Chadwick.
(Nurul Jannah, 2012: 87-90)
4)
Sistem Kardiovaskuler
Peningkatan
curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan
dalam aliran darah ke rahim, janin yang harus tumbuh menyebabkan darah lebih
banyak dikirim kerahim ibu pada akhir usia kehamilan rahim menerima seperlima
dari darah ibu.
Selama
trimester dua biasanya tekanan darah menurun akan tetapi akan kembali normal
setelah trimester tiga, selama kehamilan volume darah dalam peredaran darah
meningkat sampai 50% tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen
hanya meningkat 25-30%. Untuk itu belum jelas alasannya, jumlah sel darah putih
yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi, agak meningkat selama kehamilan,
saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan. (Sulistyawati, 2011:61)
5)
Sistem Urinaria
Selama
kehamilan ginjal berkerja lebih berat, ginjal menyaring darah volumenya
meningkat 30-50% yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai
sesaat sebelum persalinan. Dalam keadaan normal aktivitas ginjal meningkat
ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada
saat kehamilan karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika
mencoba untuk berbaring, pada akhir kehamilan peningkatan aktivitas ginjal yang
lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring, tidur miring
mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai
sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan
aktivitas ginjal dan curah jantung. (Sulistyawati, 2011:62)
6)
Sistem Gastrointestinal
Rahim
semakin besar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga menjadi
sembelit atau konstipasi, sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam
usus, diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. Wanita hamil sering
mengalami rasa panas di dada dan sendawa yang kemungkinan terjadi karena makanan
lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaxsasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir
kembali ke kerongkongan (Sulistyawati, 2011:63).
7)
Sistem Metabolisme
Janin
membutuhkan janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya
dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan
kalsium sangat diperlikan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan kebutuhan
kalsium mencapai 70% dari diet biasanya.
Kebutuhan
zat besi wanita hamil kurang lebih 1000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk
meningkatkan massa sel darah merah 300 mg untuk transportasi ke fetus ketika
kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan
yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5
mg/hari.
(Sulistyawati, 2011:63-64)
8)
Sistem Muskuloskeletal
Estrogen
dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis
pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan
kemampuan menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran
ligamen pada simpisis pubis dan sakro iliaka akan menghilang karena berelaksasi
sebagai efek dari estrogen. Simpisis pubis melebar sampai l4 mm pada usia
kehamilan 32 minggu,dan sakro koksigeus tidak teraba di ikuti terabanya
koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
9)
Kulit
Topeng
kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang
nampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi
disekeliling puting susu, sedangkan diperut bagian bawah bagian tengah biasanya
tampak garis gelap, pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robekan serabut elastis dibawah kulit, sehingga menimbulakan stirae gravidarum,
bila terjadi peregangan yang hebat misalnya hydramnion dan gamelli
dapat menjadi dapat terjadi diatesis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada
linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut sebagai linea nigra. Adanya
vasodilatasi kulit menyebabkan ibu mudah berkeringat. (Sulistyawati, 2011:65).
10)
Payudara
Payudara
mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan asi dan
laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat di lepaskan dari pengaruh hormon
saat kehamilan yaitu estrogen dan progesteron dan somatomamotropin.
Payudara sebagai organ target untuk
proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin
lahir, beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah:
a)
Selama kehamilan payudara bertambah
besar, tegang dan berat
b)
Dapat teraba nodul-nodul, akibat hypertropi
kelenjar alvioli
c)
Bayangan vena lebih membiru
d)
Hyperpigmentasi pada puting susu dan
areola
e)
Jika diperas akan keluar air susu
berwarna kuning.
(Sulistyawati, 2011:65)
11) Sistem
Endokrin
Selama
siklus mentruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH merangsang
folikel degraff untuk menjadi matang dan berpindah ke permukaan ovarium dimana
ia dilepaskan folikel yang kosong dikenal dengan korpus luteum dirangsang oleh
LH untuk memproduksi progesteron. Estrogen dan progesteron merangsang poliferasi
dari desidua, dalm mempersiapkan implementasi, jika kehamilan terjadi. Plasenta
yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi setelah 10 minggu setelah
pembuahan terjadi, akan mengalihkan tugas korpus luteum untuk memproduksi
estrogen dan progesteron. (Sulistyawati, 2011:66).
4. Kebutuhan
Kesehatan Ibu Selama Hamil
a. Nutrisi
1) Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi
ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500 kalori. Pengetahuan tentang
berbagai jenis makanan yang dapatmemberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya
dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para ibu hamil
dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabakan obesitas dan
hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah
pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
2) Protein
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein
sebanyak 68%. Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan untuk menambah
asupan protein menjadi 12% per hari atau 75-100 gram, bahan pangan yang
dijadikan sebagai sumber protein sebaiknya bahan pangan dengan nilai biologis
yang tinggi seprti daging, ikan, telur, susu, dan untuk protein yang berasal
dari tumbuhan nilai biologisnya rendah jadi cukup sepertiga bagian saja.
(Sulistyawati, 2011 : 108)
3) Kalsium
Pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium dari ibu ke fetus
mencapai 50mg/hari dan mencapai puncaknya apabila mendekati kelahiran yaitu
330mg/hari. RDA untuk kalsium selama kehamilan adalah 1.200 mg. Kebutuhan
kalsium meningkat dari 800 mg menjadi 1.200/1.500 mg per hari. Kalsium
dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak
usia kehamilan 8 minggu. Sumber kalsium adalah susu dan produk susu lainnya,
seperti keju, yogurt, teri, udang kecil dan kacang-kacangan.
4) Zat
besi
Zat besi penting untuk membuat
hemoglobin dan protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke
jaringan tubuh lain, membantu mencegah anemia dan perdarahan saat melahirkan,
serta mencegah cacat janin. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat
dibandingkan sebelum hamil dari 18 mg menjadi 30-60 mg per hari. Kebutuhan itu
dapat dipenuhi dari makanan seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning
telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan sereal. Kebutuhan
zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg
lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. (Arisman,
2014:16)
5) Asam
folat
Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal
pencegahan terjadinya defek tubaneural seperti spina bifida dan anensefali yang
sangat berbahaya bagi perkembangan selanjutnya. RDA folat untuk wanita hamil
yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi peningkatan sebanyak 10% dari
sebelumnya. Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai pada sayuran
hijau, jus jeruk, asparagus dan brokoli. Selain zat besi,
sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam
folat yang diperlukan ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam
folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil. (Prawirohardjo,
2014:286)
6) Vitamin
a)
Vitamin A berfungsi untuk meningkatkaan
pertubuhan dan kesehatan sel serta jaringan janin
b)
Vitamin B6 membantu protein
untuk membentuk sel-sel baru
c)
Vitamin C membantu penyerapan Fe
d)
Vitamin D membantu penyerapan Ca
e)
Asam folat trimester 1 diperlukan
untuk pembentukan sel darah
(Sunarsih,
2010:127)
b.
Obat – Obatan
Sebenarnya
jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi untuk
diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan
keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan
perawatan saja. (Sulistyawati, 2011:108-110)
c. Perawatan
payudara
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam
perawatan payudara adalah sebagai berikut :
1)
Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang
terlalu ketat dan yang mengunakan busa, karena akan menggangu penyerapan
keringat di payudara
2)
Gunakan bra yang dengan bentuk yang
menyangga payudara
3)
Hindari pembersihan puting susu dengan
sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi. Bersihkan puting
4)
Bersihkan susu dengan baby oil atau
minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat
Langkah Perawatan Payudara dengan
Pemijatan (massage)
Pemijatan payudara ibu hamil bisa
dilakukan saat mandi. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1)
Siapkan di waskom air hangat
dan air dingin, minyak kelapa yang bersih atau baby oil, handuk, dan kapas
2)
Bersihkan payudara memakai
air, lalu lakukan pemijatan dengan kedua tangan menggunakan minyak. Pemijatan
dilakukan di sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian
berbalik arah/berlawanan dengan arah jarum jam.
3)
Lakukan pengurutan dari
bawah menuju puting, namun untuk putting tidak perlu dipijat karena tidak
mempunyai kelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu.
4)
Setelah dipijat,
ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung ruas jari. Hal ini
berguna agar sirkulasi darah pada payudara bekerja lebih baik.
5)
Bersihkan putting payudara
dengan menggunakan kapas dan minyak. Minyak ini berguna melenturkan dan
melembabkan puting agar saat menyusui puting tidak mudah terluka.
6)
Bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin. Sehingga sirkulasi darah kembali lancar. Terakhir, keringkan payudara
indah anda dengan menggunakan handuk.
(Maryunani Anik, 2015)
d. Perawatan
gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi
selama kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Penjadualan untuk
trimester pertama terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang
berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga. Sementara
itu, pada trimester ketiga, terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang
merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah
makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis. (Prawirohardjo, 2014:287)
e. Lingkungan
yang bersih
f.
Pakaian
Beberapa hal yang perlu
di perhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini :
1)
Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak
ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
2)
Bahan pakaian usahakan yang mudah
menyerap keringat.
3)
Pakai bra yang menyokong payudara.
4)
Memakai sepatu dengan hak yang rendah.
5)
Pakaian dalam yang selalu bersih.
g.
Istirahat dan rekreasi
h. Eliminasi
Keluhan yang dirasakan pada kehamilan
biasanya konstipasi dan sering buang air kecil. Konstipasi terjadi karena
adanya pengaruh hormon progestrin yang mempunyai efek rileks terhadap otot
polos, salah satunya adalah otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran
janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum
air putih hangat ketika lambung dalam keadaan kosong yang berfungsi untuk
merangsang gerak peristaltik usus. Sering buang air kecil merupakan keluhan
yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada TM I dan III. Hal tersebut
adalah kondisi yang fisiologis. Pada trimester III terjadi pembesaran janin
yang menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan
untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan
dehidrasi.
i.
Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut :
1)
Sering abortus dan kelahiran prematur
2)
Perdarahan pervaginam
3)
Koitus harus dilakukan secara hati-hati
terutama pada minggu terakhir kehamilan
4)
Bila ketuban sudah pecah, dilarang
koitus karena dapat menyebabkan infeksi janin intra uteri.
j.
Sikap tubuh yang baik
Tubuh akan mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan
ukuran janin, perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung
bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang di banding
sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering di alami adalah rasa pegal
di punggung dan kram kaki ketika tidur malam hari. Hal yang perlu di perhatikan
untuk masalah ini adalah tidak memakai sepatu hak tinggi, posisi tegak saat
mengangkat beban, tidur dengan posisi kaki di tinggikan, duduk dengan posisi
punggung tegak, dan hindari duduk atau berdiri terlalu lama.
k.
Memantau kesejahteraan janin
Salah satu indikator kesejahteraan
janin yang dapat dipantau adalah gerakan janin dalam 24 jam. Gerakan janin
dalam 24 jam minimal 20 kali.
l.
Penjelasan tentang tanda bahaya pada
kehamilan
Beberapa tanda bahaya yang penting untuk di
sampaikan kepada pasien dan keluarga adalah sebagai berikut :
a)
Perdarahan pervaginam
b)
Sakit kepala hebat
c)
Masalah penglihatan
d)
Bengkak pada muka dan tangan
e)
Nyeri perut yang hebat
f)
Bayi tidak bergerak
(Sulistyawati,
2011:117-128)
m.
Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang dicanangkan
pemerintah bertujuan memantau kehamilan menuju persalinan yang aman dan selamat
pada tingkat pelayanan dasar dengan sasarannya adalah seluruh ibu hamil.
Indikator P4K adalah dengan pemasangan stiker P4K yang mencantumkan penolong
persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi, dan calon
donor darah.
Komponen P4K dengan
stiker :
1)
Nama Ibu Hamil
2)
Taksiran Persalinan
3)
Penolong Persalinan
4)
Tempat Persalinan
5)
Pendamping Persalinan
6)
Transportasi
7)
Calon Pendonor Darah
(Buku
Ajar Kesehatan Ibu dan Anak, 2014)
5.
Ketidaknyamanan Pada ibu Hamil
Ketidaknyamanan yang terjadi pada
kehamilan adalah sebagai berikut.
a.
Sakit kepala
a.
Pembengkakan kaki
Pembengkakan yakni penimbunan cairan akibat kadar garam yang
terlalu tinggi dalam tubuh.
Cara mengatasi
pembengkakan dikaki
1)
Mengurangi makanan yang banyak
mengandung garam, misalnya telur asin, ikan asin dll
2)
Setelah bangun pagi, angkat kaki selama
beberapa saat. Dapat juga ibu mengganjal kaki dengan bantal agar aliran darah
tidak sempat berkumpul di pergelangan dan telapak kaki
3)
Sering-seringlah mengangkat kaki, agar
cairan di kaki mengalir ke bagian atas tubuh
4)
Bagi ibu yang bekerja di kantor dan
banyak duduk, jaga agar posisi kaki lebih tinggi. Gunakan bangku kecil atau
tumpukan buku sebagai penopang kaki.
5)
Naikkan kaki di atas bangku kecil atau
sfa selama duduk. Lakukan sesering mungkin untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau aliran darah pada kedua
kaki lancar-lancar saja, berbagai keluhan akan langsung hilang
6)
Jangan menyilangkan kaki ketika duduk
tegak, sebab akan menghambat aliran darah di kaki
7)
Jika upaya-upaya yang dilakukan di atas
tidak berhasil maka segera periksakan diri ibu ke bidan/dokter/tenaga kesehatan
untuk mendterus apatkan pemeriksaan dan pengobatan.
(Kemenkes RI, 2014:14)
b.
Frekuensi kemih meningkat
Penyebab:
1)
Tekanan uterus atas kandung kemih
2)
Nokturia akibat ekskresi sodium yang
meningkat dengan kehilangan air yang wajib dan bersamaan
3)
Air dan sodium terperangkap didalam
tungkai bahwa selama siang hari karena statis vena, sedangkan pada malam hari
terdapat aliran kembali vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah
output
Cara
mengatasi frekuensi berkemih
1)
Penjelasan mengenai sebab-sebabnya
2)
Kosongkan kandung kemih saat terasa
dorongan untuk berkemih
3)
Perbanyak minum pada siang hari
4)
Kurangi minum mendekati waktu tidur pada
malam hari untuk mencegah nokturia
(Sunarsih, 2010:143)
6.
Asuhan Standar 10T
Standar
pelayanan yang harus diperoleh oleh ibu hamil dengan “10T” adalah :
a.
Timbang
Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan (T1)
b.
Ukur
Tekanan Darah (T2)
c.
Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LiLA) (T3)
d.
Ukur
Tinggi Fundus Uteri (T4)
e.
Tentukan Presentasi Janin dan Denyut
Jantung Janin (DJJ) (T5)
f.
Skrining Status Imunisasi Tetanus dan
Berikan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila Diperlukan (T6)
Tabel 3
Rentang
waktu pemberian imunisasi TT dan lama perlindungannya
Imunisasi TT |
Selang Waktu Minimal |
Lama
perlindungan |
TT1 |
|
Langkahawal
pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus |
TT2 |
1
bulan setelah TT 1 |
3 tahun |
TT3 |
6 bulan
setelah TT2 |
5 tahun |
TT4 |
12bulan setelah TT |
10 tahun |
TT5 |
12
bulan setelah TT4 |
≥25 tahun |
Sumber : Buku
Kesehatan Ibu dan Anak, 2016
g.
Beri
Tablet Tambah Darah (Tablet Besi) (T7)
h.
Periksa Laboratorium (Rutin dan Khusus) (T8)
i.
Tatalaksana / Penanganan Kasus (T9)
j.
Temu Wicara (Konseling) (T10) (Kemenkes RI, 2014)
B. Asuhan Kebidanan Persalinan
1.
Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri. Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. (Sulistyawati,
2012 : 04)
Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan
asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga kelangsungan hidup dan
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. (Sulistyawati, 2012 : 09)
2.
Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan
berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
a.
Persalinan spontan, bila persalinan
seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b.
Persalinan buatan, bila proses
persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c.
Persalinan anjuran (partus prepitatus). (Manuaba, 2010:164)
3.
Tanda-Tanda Persalinan
Tanda persalinan dapat
di tandai dengan:
a.
Kekuatan his makin sering terjadi dan
teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b.
Dapat terjadi pengeluaran membawa tanda
(pengeluaran lendir bercampur darah).
c.
Disertai ketuban pecah.
d.
Pada pemeriksaan dalam dijumpai
perubahan serviks (perlunakan serviks, pendataran serviks, terjadi pembukaan
serviks).
(Manuaba, 2010:169)
4.
Permulaan Persalinan
a.
Tanda persalinan sudah dekat
1)
Lightening
Menjelang
minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uterus karena kepala
bayi sudah masuk kedalam panggul. Penyebabnya sebagai berikut:
a)
Kontraksi Braxton hicks.
b)
Ketegangan dinding perut.
c)
Ketegangan ligamentum rotundum.
d)
Gaya berat janin , Kepala kearah bawah
uterus.
Masuknya
kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan
tanda-tanda sebagai berikut:
a)
Terasa ringan dibagian atas dan rasa
sesak berkurang.
b)
Dibagian bawah terasa penuh dan
mengganjal.
c)
Kesulitan saat berjalan.
d)
Sering berkemih.
2)
Terjadinya His Permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxtron Hicks yang terkadang dirasakan
sebagai keluhan karena rasa sakit yang ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh
adanya rasa sakit dipinggang dan terasa sangat mengganggu, terutama pada pasien
dengan ambang rasa sakit yang rendah. Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan oksitosin
semakin meningkat dan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif untuk
meninmbulkan kontraksi atau his permulaan. His permulaan ini sering
diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Rasa nyeri ringan dibagian bawah.
b)
Datang tidak teratur.
c)
Tidak ada perubahan pada serviks atau
tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan.
d) Durasi
pendek.
e)
Tidak bertambah bila berakivitas.
(Sulistyawati, 2010:06)
5.
Faktor Yang Mengaruhi Persalinan
a.
Passage
(Jalan
Lahir)
1)
Panggul.
2)
Pintu atas panggul (PAP).
3)
Kavum pelvik (berada diantara PAP dan
PBP).
4)
Pintu bawah panggul (PBP).
5)
Dasar panggul.
b.
Power
(kekuatan)
1)
His (kontraksi otot-otot rahim pada
persalinan).
2)
Tenaga meneran.
c.
Passenger
(Janin dan plasenta)
1)
Janin (ukuran kepala janin).
2)
Moulage (Molase) kepala janin.
3)
Plasenta dan talipusar.
4)
Air ketuban. (Maternity, 2016: 14)
6.
Tahapan Persalinan
a.
Kala I (pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala I, jika
sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2x dalam
10 menit selama 40 detik. Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase,
yaitu: fase laten (8 jam) dimana seviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7
jam) dimana seviks membuka dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering
terjadi selama fase aktif.
Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak
begitu kuat sehingga partusient (ibu
yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lama nya kala 1 untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada multigravida 2 cm per jam.
Sehingga waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan. (Sulistyawati, 2012 : 07)
b.
Kala II ( Pengeluaran Bayi)
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lengkap bayi
lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi
hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan satu
jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II di tegakkan dengan
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala
janin sudah tampak divulva dengan diameter 5-6 cm.
Gejala
utama kala II adalah sebagai berikut :
1)
His semakin kuat dengan interval 2-3
menit, dengan durasi 50-100 detik.
2)
Menjelang akhir kala I, tuban pecah yag
ditandai dengan mengeluarkan cairan secara mendadak.
3)
Ketuban pecah pada pembukaan mendekati
lengkap di ikuti keinginan meneran karena tertekannya fleksus frankenhouser.
4)
Dua kekuatan, yaitu his dan meneran akan
mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu; suboksiput bertindak
sebagai hipomochlion. Berturut-turut
lahir ubun-ubun besar. Dahi, hidung, dan
muka, serta kepala seluruhnya.
5)
Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh
putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung
6)
Setelah putaran paksi luar berlangsung,
maka persalinan bayi ditolong dengan jalan berikut:
a)
Pegang kepala pada tulang oksiput dan
bagian bawah dagu, kemudian ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan,
dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
b)
Setelah ke dua bahu bayi lahir, ketiak
dikait utuk melahirkan sisa badan bayi.
c)
Bayi lahir di ikutin oleh sisa air
ketuban.
7)
Lama nya kala II untuk primigravida 50
menit dan multi gravida 30 menit. (Sulistyawati, 2012:07)
c.
Kala III ( pelepasan plasenta)
Waktu untuk pelepasan dan pengluaran plasenta.
Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus
berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahir nya bayi dan proses retraksi uterus,
maka plasenta lepas dari lapisan nitabuch.
Lepas nya plasenta sudah dapat di perkirakan dengan
memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut:
1)
Uterus menjadi berbentuk bundar.
2)
Uterus terdorong keatas, karena plasenta
di lepas kesegmen bawah rahim.
3)
Tali pusar bertambah panjang.
4) Terjadinya
perdarahan.
Naiknya
fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh dalam segmen bawah rahim atau
bagian atas vagina dan dengan demikian mengangkat uterus yang berkontraksi
dengan sendirinya dengan lepasnya placenta bagian tali pusat yang lahir menjadi
lebih panjang. Lamanya kala uri lebih kurang 8,5 menit, dan pelepasan plasenta
hanya memakan waktu 2-3 menit. Perdarahan yang terjadi lebih kurang 250 cc,
dianggap patologis jika > 500 cc.
(Sulistyawati,
2012:08)
d. Kala
IV (observasi)
Dimulai
dari lepasnya plasenta hingga 2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap
perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1)
Tingkat kesadaran pasien.
2)
Pemeriksaan tanda-tanda vital.
3)
Kontraksi uterus.
4)
Jumlah perdarahan (jahit robekan
perineum, awasi perdarahan).
Pada kala IV perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi
400 sampai 500cc. (Manuaba, 2010:174)
Tabel
4
lama persalinan pada primigravida dan multigravida.
Kala
persalinan |
Primigravida |
Multigravida |
Kala I Kala II Kala III Kala IV |
10-12 jam 1-1,5 jam 10 menit 2 jam |
6-8 jam 0,5-1 jam 10 menit 2 jam |
Jumlah |
10-12 jam |
8-10 jam |
(Sumber: Manuaba, 2010:175)
7.
Asuhan
Sayang Ibu dalam Proses Persalinan:
a.
Panggil
ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.
b.
Jelaskan
semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.
c.
Jelaskan
proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
d.
Anjurkan
ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan khawatir.
e.
Dengarkan
dan tanggapi pertanyaan dan kehawatiran ibu.
f.
Beri
dukungan,besarkan hati nya dan tentramkan perasaan ibu dan anggota keluarganya.
g.
Anjurkan
ibu untuk ditemani suami atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan
kelahiran bayinya.
h.
Ajarkan
suami dan anggota-anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat
memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.
i.
Secara
konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik.
j.
Hargai
privasi ibu.
k.
Anjurkan
ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi.
l.
Anjurkan
ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia menginginkannya.
m.
Hargai
dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu.
n.
Hindari
tindakan berlebihan dan mungkin membahayakanseperti episiotomi,pencukuran,dan klisma.
o.
Anjurkan
ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin.
p.
Membantu
memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayinya.
q.
Siapkan
rencana rujukan (bila perlu).
r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi
dengan baik dan bahan-bahan perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan.Siap untuk melakukan resusitasi
bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi
(Prawirahardjo, 2014: 336)
8.
Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa
tahap gerakan kepala janin didasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh
anggota badan bayi.
a.
Penurunan kepala
Terjadi selama proses persalinan karena
daya dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran
dari pasien
b.
Penguncian (engagement)
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietral dari kepala janin
telah melalui lubang masuk panggul pasien.
c.
Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin
kedalam panggul, fleksi menjadi hal
yang sangat penting karena dengan fleksi diameter
kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar
panggul.
d.
Putaran paksi dalam
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior (yang lebih panjang)
dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien. Kepala akan berputar dari arah
diameter kanan, miring kearah diameter PAP dari panggul tetapi bahu tetap
miring kekiri,dengan demikian hubungan normal antara as panjang kepala janin
dengan as panjang dari bahu akan berubah dan leher akan berputar 45 derajat.
e.
Lahirnya kepala dengan cara ekstensi
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan
posisi oksiput posterior. Proses ini
terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut membentuk
lengkungan carus, yang mengarahkan kepala keatas menuju lorong vulva.
f.
Resitusi
Resitusi ialah perputaran kepala sebesar
45 derajat bai kekanan ataupun kekiri, bergantung kepada arah dimana ia
mengikuti perputaran menuju posisi oksiputanterior.
g.
Putaran paksi luar
Putaran ini terjadi secara bersamaan
dengan putaran internal dari bahu.
h.
Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan
bayi
Bahu posterior
akan menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan,
seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus.(Sulistyawati, 2012:110)
Gambar
2.1 Mekanisme persalinan normal
9. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama
persalinan, tujuan utama menggunakan partograf adalah untuk:
a. Mencatat
hasil observasi dan kemajuan
persalinan
b. Mendeteksi
apakah proses persalinan berjalan secara normal
Dengan demikian juga dapat dilaksanakan deteksi
secara dini, setiap kemungkinan terjadinya partus
lama. Selain itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan janin.
(Prawirohardjo, 2014 : 315)
Partograf
hanya digunakan untuk untuk persalinan yang tidak mempunyai penyulit dan harus
segera di ambil tindakan definitif bila
berhadapan dengan perubahan pola partograf. (Manuaba, 2010 : 162)
Gambar
2.2
Lembar depan Partograf
b. Lembar
Belakang Partograf
Bagian untuk mencatat hal-hal yang
terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang
dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV. Itulah sebabnya bagian ini
disebut sebagai catatan persalinan. Selain itu, catatan persalinan (yang sudah
diisi lengkap dan tepat) dapat pula dignakan untuk menilai atau memantau sejauh
mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.
Catatan ini terdiri atas unsur-unsur berikut:
1) Data
dasar
2) Kala
I
3) Kala
II
4) Kala
III
5) Bayi
baru lahir
6) Kala
IV (Prawirohardjo, 2014 : 323)
Gambar 2.3 Lembar belakang Partograf
C.
Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir
Dalam sehari bayi dapat tidur sampai total
20 jam, yang terpecah dalam periode-periode tidur 20 menit hingga 4 jam.
Usahakan kamar bersuhu sejuk, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, dan
mendapat cahaya serta ventilasi cukup. Posisi tidur yang dianjurkan adalah
posisi terlentang karena dapat mencegah terjadinya sindrom kematian mendadak
bayi atau sudden infant death syndrome (SIDS). Tempat tidur
bayi sebaiknya menggunakan alas yang rata dan tidak terlalu lembut. Hindari
menggunakan benda-benda yang dapat menutupi kepala bayi.
Bagaimana merawat tali pusat? Setelah dipotong, tali pusat dibiarkan terbuka dan kering dan tidak
perlu dikompres dengan kasa yang mengandung cairan antiseptik. Saat ingin
merawat tali pusat, cuci tangan terlebih dahulu, jangan oleskan apapun pada
tali pusat, tidak perlu ditutup dengan kasa dan jangan ditutup dengan popok
maupun gurita. Usahakan agar tali pusat tidak basah, tidak terkena air seni
maupun tinja bayi. Jika tali pusat kotor, segera cuci bersih dengan air yang
bersih dan sabun lalu keringkan dengan kain bersih. Biarkan tali pusat terlepas
sendiri. Jika terdapat tanda infeksi seperti kemerahan dan atau bengkak pada
pusat ataupun kulit disekitarnya, berbau busuk dan terlihat nanah, segera
kontrol ke tenaga kesehatan terdekat.
Memandikan bayi, saat lahir, bayi belum perlu dimandikan. Bayi masih memiliki lapisan
pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang berfungsi untuk
menjaga suhu bayi. Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air hangat saja.
Sebelum tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan dengan kain lap atau spon.
Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air,
hati-hati kepala terendam dalam air. Gunakan air hangat-hangat kuku, sabun dan
sampo khusus bayi. Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu
sore. Saat melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan seminimal
mungkin zat-zat yang berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih sangat
sensitif.
Memilih pakaian bayi, pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku.
Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut dan topi jika bayi
kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena membatasi gerak bayi.
Selain itu, tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan maupun
kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada
bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak menggunakan
otot-otot perut.
Pola buang air besar (BAB) dan buang
air kecil bayi (BAK), Bayi normal akan BAK
dalam 24 jam pertama dan BAB paling telat dalam 48 jam pertama. Jika ini tidak
terjadi, bayi perlu diperiksa lebih lanjut. Selanjutnya bayi akan BAK 5-6 kali
per hari dan BAB 3-4 kali per hari. Warna BAK yang baik adalah jernih tidak
berwarna pekat, sedangkan warna BAB akan berubah dari warna hitam pekat,
menjadi hijau dan akhirnya berwarna kekuningan pada sekitar usia 5 hari. Jika
tidak terjadi perubahan warna BAB, harus dilakukan evaluasi kecukupan asupan
ASI. Jika ibu menemukan darah pada kemaluan bayi perempuan saat awal-awal
kelahiran, ibu tidak perlu khawatir, karena hal itu disebabkan bayi masih
dipengaruhi hormon ibu. Keadaan tersebut masih dianggap normal.
Membersihkan popok dan kemaluan bayi, Bersihkan kemaluan dari bagian depan ke belakang dengan
menggunakan kapas yang sudah dibasahi air bersih ataupun handuk basah. Jangan
membersihkan popok dari bagian bawah anus ke kemaluan.
Mengenali isyarat lapar bayi, Bayi lapar akan menunjukkan tanda-tanda seperti memasukkan tangan
ke dalam mulut, menggemgam tangan, mengeluarkan suarh seperti mengecap-ngecap,
ah uh ah. Jangan tunggu bayi menangis baru menyusuinya. Berikan ASI sesuai
kemauan bayi, jangan dijadwal. Normalnya bayi akan menetek selama 5-30 menit,
jika diluar itu, evaluasi proses menyusui. Jika ibu terpisah dengan bayi,
lakukan pemerahan ASI dan berikan ASI menggunakan sendok atau cangkir agar
ketika ibu sudah bersama bayi lagi, bayi tetap dapat menetek dengan ibu.
Membersihkan mata, telinga dan
hidung bayi, Mata dapat dibersihkan dengan
kapas bersih yang dibasahi dengan air hangat, mulai dari arah hidung ke luar.
Jika ditemukan tanda-tanda infeksi pada mata seperti bengkak, merah,
mengeluarkan nanah segera bawa ke dokter. Kotoran telinga tidak perlu
dibersihkan secara rutin dengan mengorek liang telinga karena akan keluar
sendiri ketika sudah cukup besar dan lunak saat bayi menangis. Lubang hidung
bayi juga tidak perlu dibersihkan secara khusus, cukup mengelapnya saat mandi.
Penglihatan bayi, kemampuan melihat bayi terbatas kisaran jarak 20-30 cm. Penglihatan
bayi sensitif terhadap cahaya terang. Sampai usia beberapa bulan kadang kedua
bola mata bayi tidak sejajar, tampak seperti juling. Hal ini normal, karena
otot-otot penggerak bola mata masih dalam tahap perkembangan. Pada beberapa
bayi kadang bola matanya bergerak-gerak dengan sangat cepat ke kiri dan ke
kanan, khususnya bila akan tidur. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Pendengaran bayi, Fungsi pendengaran bayi telah cukup matang dalam bulan pertama. Bayi
akan lebih mengenal suara ibunya, dibandingkan orang-orang lain di sekitar.
Bayi sering terkejut bila ada suara keras yang tiba-tiba terdengar
Saatnya bayi berpergian, Jika bayi ingin berpergian pastikan bayi dalam keadaan sehat.
Gunakan pakaian yang mencegah bayi kedinginan. Jika berpergian menggunakan
mobil, letakkan bayi pada car seat (kursi khusus bayi). Bayi
sudah dapat berpergian dengan pesawat setelah berusia 2 bulan. Jangan
berpergian jika bayi sedang mengalami infeksi telinga. Nyeri telinga pada
pesawat take off maupun landing dapat
terjadi namun tidak berlangsung lama.
Bayi kuning, Pada umumnya bayi akan mengalami kuning pada usia 2-7 hari. Kuning
yang perlu diwaspadai jika terjadi dalam 24 jam pertama setelah lahir,
berlangsung lebih dari 2 minggu, disertai demam, sangat kuning sampai telapak
tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik bilirubin mencapai batas untuk sinar
maupun tranfusi tukar.
Kolik pada bayi,jika
bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan mungkin saja bayi Anda
mengalami kolik. Bayi pada umumnya sering mengalami kolik pada pagi dan sore
hari. Biasanya tidak membaik dengan gendongan dan perut dapat terlihat tegang.
Jika hal ini terjadi, gendong bayi dengan lembut dan posisikan dalam posisi
tengkurap. Apabila bayi memang mengalami kolik, hal ini akan berhenti dengan
sendirinya.
Gumoh, Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh biasanya terjadi secara pasif,
dan keluar dengan sendirinya. Untuk mencegah terjadinya gumoh sendawakan bayi,
letakkan dalam posisi tegak pada bahu atau pangkuan kemudian tepuk-tepuk ringan
punggung bayi setiap bayi selesai menyusu.
Tanda bahaya, Bawa segera bayi Anda ke petugas kesehatan terdekat jika bayi
demam atau suhu <36,5—¦C, muntah disertai kembung atau tidak ada BAB,
kejang, sesak napas, terdapat nanah di mata, malas menyusu dan lebih banyak
tertidur, kuning sampai berusia 2 minggu, tali pusat berbau, kemerahan, atau
berdarah, dan BAB mencret.
Tanda-Tanda
Bayi Cukup ASI
1.
Payudara ibu yang tadinya kencang
menjadi kempes atau lembek setelah bayi menyusu. Hal ini
menandakan bahwa bayi telah banyak minum ASI
2.
Setelah menyusui,
bayi tampak santai, tenang dan puas. Padahal sebelum menyusu
si bayi terlihat rewel dan tak nyaman.
3.
Bayi memperoleh kembali
berat badan awalnya setelah lahir, minggu
demi minggu bayi terus bertambah berat badannya. Ketika baru saja
dilahirkan, kebanyakan bayi akan kehilangan antara 5 dan 9 persen dari berat lahir. Kemudian
berat ini akan kembali seperti semula pada saat berusia sekitar 2 minggu.
Pedoman kasar perkiraan pertambahan berat badan
bayi yaitu: Pada bulan pertama, bayi harus mendapatkan 5 sampai 10 ons
perminggu; di bulan 2 dan 3, berat badan harus bertambah 5 sampai 8 ons
perminggu; di bulan 3-6, berat badan harus bertambah antara 2,5 dan 4,5 ons
perminggu; dan dari usia 6 sampai 12 bulan, berat badan bayi harus bertambah
antar 1 sampai 3 ons perminggu.
4.
Lihat buang air kecilnya.
Pada beberapa hari awal setelah lahir, saat bayi mendapatkan susu pertama (kolostrum),
biasanya bayi hanya dapat membasahi satu atau dua kain popok
per hari. Setelah ASI banyak diproduksi dan bayi telah menyusu dengan baik,
maka bayi akan lebih sering berkemih
sehingga dapat membasahi enam sampai delapan kain popok perhari. Frekuensi
berkemih ini bisa menjadi tanda bahwa bayi cukup ASI.
5.
Lihat buang air besarnya.
Seperti poin di atas, pola buang air besar juga bisa menjadi tanda bayi cukup
ASI. Pada bulan pertama, bayi setidaknya buang air besar sebanyak tiga
kali sehari, dan warnanya mulai kekuningan pada hari kelima setelah
lahir. Setelah berusia 1 bulan, frekuensi buang air besar menjadi semakin
jarang. Setelah bayi sudah mulai makan makanan padat, sekitar usia 6 bulan,
maka buang air besar menjadi semakin jarang yang mungkin hanya satu kali sehari.
Tanda-Tanda Bayi Tidak Cukup ASI
1.
Berat badan bayi turun terus.
2.
Pada usia lima hari atau lebih bayi
hanya membasahi kurang dari delapan atau enam popok kain dalam waktu 24 jam.
3.
Setelah berusia lima hari bayi hanya
sedikit buang air besar dan warna feses masih gelap.
4.
Urine bayi berwarna sangat gelap,
seperti warna jus apel. Salah satu tanda bayi cukup ASI adalah warna urin yang kuning
muda atau jernih. Apabila warna urin kuning pekat atau kecoklatan (gelap) maka
hal itu menandakan bahwa bayi kurang cairan, dalam hal ini air susu ibu.
5.
Bayi rewel atau lesu.
6.
Rasanya sudah lama menyusu bahkan lebih
dari satu jam, namun setelah itu bayi tampaknya tidak puas.
7.
Payudara tetap kencang atau tidak
menyusut setelah menyusui. Ini berarti bahwa bayi hanya sedikit mendapatkan
ASI, perlu diperiksa kenapa hal ini bisa terjadi, jangan-jangan ada gangguan
penelanan pada bayi.
D. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
1.
Konsep Dasar Nifas
a.
Pengertian Nifas
Masa nifas atau puerperium
dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)
setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi serta penyediaan
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi
bagi ibu. (Prawirohardjo, 2014 : 356)
b.
Tujuan Asuhan Masa Nifas
1)
Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas,
untuk menghindari adanya kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi.
2)
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
3)
Melaksanakan skrining secara komprehensif, untuk mendeteksi masalah,
mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu ataupun bayinya.
4)
Memberikan pendidikan kesehatan diri,
tentang perawatan diri, nutrisi KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya, dan perawatan bayi sehat.
5)
Memberikan pendidikan mengenai laktasi
dan perawatan payudara.
6)
Konseling mengenai KB. (Sunarsih, 2011 :
02)
c.
Tahapan Masa Nifas
Beberapa tahapan masa nifas adalah
sebagai berikut:
1) Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana
ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya
wanita normal lainya.
2) Puerperium intermediate
Yaitu suatu kepulihan
menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3) Puerperium remote
Waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau
persalinan mempunyai komplikasi.
(Sunarsih, 2011:04)
d.
Kunjungan Masa Nifas
1)
6-8 jam setelah persalinan
a)
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b)
Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan.
c)
Memberi konseling pada ibu untuk
mencegah perdarahan.
d) Pemberian
ASI awal
e)
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
f)
Menjaga bayi tetap sehat dan tidak hipotermi.
2)
6 hari setelah persalinan
a)
Memastikan involusi uterus berjalan normal dan uterus berkontraksi.
b)
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal.
c)
Memasikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan, dan istirahat.
d) Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e)
Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi dan tali pusat.
3)
2
minggu setelah persalinan
Memastikan
rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba bagian rahim.
4)
6 minggu setelah persalinan
a)
Menanyakan ibu tentang penyulit-penyulit
yang ia atau bayi.
b)
Memberi konseling untuk KB secara
ilmiah. (Asih, 2016:07)
e.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1)
Perubahan sistem reproduksi
Uterus
Tabel
5
proses involusi uterus
Waktu
Involusi |
Tinggi Fundus |
Berat Uterus
(gr) |
Plasenta lahir 7 hari 14 hari 42 hari 56 hari |
Sepusat Pertengahan
pusat simfisis Tidak teraba Sebesar hamil
2 minggu Normal |
1000 gr 500 gr 350 gr 50 gr 30 gr |
Sumber
: Manuaba, 2010 : 200
2)
Perubahan pada serviks
Perubahan-perubahan
yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga
seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang tidak mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan
antara korpus dan serviks uteri berbentuk semacam cincin.
Warna serviks merah kehitaman karena penuh pembuluh darah. Beberapa hari
setelah persalinan, oustium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-
pinggirnya tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada
akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran
retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis servikallis. (Sunarsih, 2011 : 56)
Masa
puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta disebut lokia.
Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut
:
a)
Lochea
rubra (kruenta)
Keluar
dari hari ke-1 sampai 3 hari, bewarna merah dan hitam, dan terdiri dari sel
desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah.
b)
Locheasanguinolenta
Keluar
hari ke-3 sampai 7 hari, bewarna putih bercampur merah.
c)
Locheaserosa
Keluar dari hari ke-7
sampai 14 hari, berwarna kekuningan.
d)
Lochea
alba
Keluar setelah hari ke-14, bewarna
putih.
(Manuaba, 2010 : 201)
3)
Perubahan pada vagina dan perinuem
Estrogen
pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya
rugae. Vagina yang semula sangat tergang akan kembali secara bertahap pada
ukuran sebelum hamil selama 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali
terlihat sekitar minggu keempat, walaupun tudak akan menonjol pada wanita
nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Selain itu,
kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan
mukosa vagina. (Dewi, 2011)
4)
Luka Perineum
Robekan perineum adalah robekan
yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan dan terjadi pada hampir semua
persalian pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Perawatan
perineum merupakan pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha
yang dibatasi vulva dan anus pada ibu dalam masa kelahiran plasenta sampai
dengan kembainya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Kebanyakan robekan
perineum terjadi sewaktu melahirkan dan penanganannya merupakan masalah
kebidanan. Robekan perineum bisa terjadi spontan bisa juga karena tindakan
episiotomi. Beberapa cidera jaringan penyokong, baik cidera akut maupun
nanakut, baik telah diperbaiki atau belum, dapat menjadi masalah ginekologis di
kemudian hari. Kerusakan pada penyokong panggul biasanya segera terlihat dan
diperbaiki setelah persalinan ( Bobak, 2012 ). Luka laserasi jalan lahir
biasanya ada sedikit jaringan yang hilang karena luka ini hasil tindakan
episiotomi atau laserasi.
Pada kenyataan fase-fase
penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor termasuk ukuran dan tempat
luka, kondisi fisiologis umum pasien, cara perawatan luka perineum yang tepat,
serta bantuan ataupun intervensi dari luar yang ditujukan dalam rangka
mendukung penyembuhan ( Morison, 2012 ). Tujuan perawatan perineum adalah
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhanjaringan. ( Hamilton,
2016 )
Robekan Perineum terbagi atas 4 derajat yaitu :
1)
Derajat I
Robekan derajat satu
terjadi pada jaringan mukosa vagina,vulva
bagian depan, dan kulitperineum.
2)
Derajat II
Robekan derajat dua
terjadi pada jaringan mukosa vagina, vulva
bagian depan, kulit perineum, dan otot-otot perineum.
3)
Derajat III
Robekan derajat tiga
terjadi pada jaringan mukosa vagina,
vulva bagian depan, kulit perineum, otot-otot perineum, dan sfingter ani eksternal.
4)
Derajat IV
Robekan derajat empat
dapat terjadi pada jaringan keseluruhan perineum dan sfingter ani yang meluas sampai ke mukosa.
Gambar 2.4 Derajat Ruptur Perineum
4)
Perubahan Tanda-Tanda Vital
a)
Suhu badan
Satu hari (24jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit
(37,50C-380C) sebagai akibat kerja keras waktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan
menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukkan ASI.
b) Nadi
Denyut
nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya
denyut nada akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah
abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda.
c) Tekanan
darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah
akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklampsipostpartum.
d) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan
suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan juga
akan mengikutinya. (Sunarsih, 2011 : 60)
f.
Adaptasi psikologis ibu
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami
fase-fase sebagai berikut :
1)
Fase taking in
Yaitu
periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu, focus perhatian ibu terutama pada dirinya
sendiri. Pengalaman selama proses persalinan berulang kali diceritakannya. Hal
ini mesmbuat ibu cenderung bersifat lebih pasif terhadap lingkungannya.
2)
Fase taking hold
Periode
yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa
khwatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya
dalam merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitive sehingga
mudah tersinggung dan gampang marah
sehingga kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ibu.
3)
Fase letting go
Merupakan
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari
setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan
bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pendidikan kesehatan yang
kita berikan pada fese sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu, ibu lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya. (Sunarsih, 2011)
g.
Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
1)
Nutrisi dan cairan
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui
meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak
500 kkal tiap hari. Untuk kebutuhan cairan, ibu menyusui harus minum sedikitnya
3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Tablet
zat besi diminum minimal 40 hari pasca persalinan. (Anggraini, 2010 : 51)
2) Ambulasi
Jika tidak ada kelainan, lakukan
mobilisasi sedini mungkin, yaitu 2 jam setelah persalinan normal. Ini berguna
untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
Karena lelah setelah bersalin, ibu harus istirahat, tidur telentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan
duduk, hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatasmempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka-luka. (Anggraini, 2010 : 54)
3)
Eliminasi
Pengeluaran air seni akan meningkat
24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi
karena volume darah meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah
persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu belajar berkemih secara spontan dan
tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan buang
air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan gangguan kontraksi
rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar. Sedangkan buang air
besar (BAB) yang sulit/konstipasi dapat terjadi karena ketakutan akan rasa
sakit, takut jahitan terbuka, atau karena adanya haemorroid. Buang air besar
harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan
terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral
atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.(Anggraini, 2010 : 55)
4)
Teknik menyusui yang benar
a)
Keluarkan sedikit ASI dari puting susu,
kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
b)
Ibu berada pada posisi yang rileks dan
nyaman
c)
Jelaskan pada ibu teknik memegang
bayinya yaitu kepala dan badan bayi berada pada satu garis, muka bayi harus
menghadap ke payudara
d)
Payudara dipegang dengan menggunakan ibu
jari diatas, sedangkan jari yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta
gunakanlah ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah
memasukknnya ke mulut bayi
e)
Beri rangsangan reflek rooting kepada
bayi agar bayi membuka mulutnya
f)
Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah
puting susu sehingga dagu bayi menyentuh payudara. Perhatikan bayi dengan penuh
kasih sayang selama menyusui.
5)
Masalah ASI sedikit pada ibu nifas
ASI adalah suatu
cara yang tidak tertandingi dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan
dan perkembangan seorang bayi (Indiarti, 2009). ASI adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua
belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Weni, 2011)
2.
Manfaat
ASI danMenyusui
Menurut
Weni (2011), manfaat ASI ada 4 yaitu:
a.
Manfaat ASI
bagi bayi
1)
Dapat membantu memulai kehidupannya dengan
baik
2)
Mengandung antibody
3)
ASI mengandung
komposisi yang tepat
4)
Mengurangi kejadian karies
gigi.
5)
Memberi rasa nyaman dan aman pada
bayi dan adanya ikatan antar
ibu dan bayi
6)
Terhindar dari alergi
7)
ASI meningkatkan
kecerdasan bagi bayi
8)
Membantu perkembangan rahang
dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi
pada payudara
b.
Manfaat ASI
bagi ibu
1)
Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung
syarafsensoriksehinggapost anteriorhipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke
indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
2)
Aspek
kesehatanibu.
Isapan bayi
pada payudara akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin
membantu involusi uterus dan mencegahterjadinyaperdarahanpasca persalinan.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan
mengurangi prevalensi anemia
defisiensi besi.Kejadian karsinoma mamae pada ibu menyusui lebih
rendah dibanding ibu yang tidakmenyusui.
3)
Aspek
penurunan beratbadan.
Ibu yang menyusui secara eksklusif
ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula sebelum hamillagi.
4)
Aspekpsikologis
Ibu
akan merasa bangga dan diperlukan, rasa
yangdibutuhkan oleh semua manusia.
c.
Manfaat
ASI bagikeluarga
1) Aspekekonomi
2)
Aspekpsikologi
3)
Aspekkemudahan.
d.
Manfaat ASI
bagiNegara
1)
Menurunkan angka
kesakitan dan kematianbayi.
2)
Menghemat devisaNegara.
3)
Mengurangi subsidi untuk rumahsakit.
4)
Peningkatan kualitas generasipenerus.
3. Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan
untuk menunjang keberhasilan menyusui (Siregar, 2009). Kegiatan ini dimulai
pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui
selanjutnya. Laktasiadalah keseluruhanproses
menyusui, mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Sementara
itu, yang dimaksud dengan
manajemen laktasi ialah suatu upaya yang
dilakukan oleh ayah, ibu dan keluargauntuk menunjang
keberhasilan menyusui. Ruang
lingkup pelaksanaanmanajemen laktasi
dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan,
dan masa menyusui (Prasetyono,2009).
a.
Reflek-Reflek Dalam Proses Laktasi
Reflek-reflek
yang sangat penting dalam proses laktasi sebagai berikut:
1)
Reflek Prolaktin
2)
Reflek Aliran (let downreflek)
3)
Reflek Menangkap (RootingReflek)
4)
Reflek Menghisap
5)
Reflek Menelan
Beberapa
langkah yang bisa ibu lakukan untuk meningkatkan produksi ASI adalah:
1)
Memperbaiki posisi
menyusui, mencoba berbagai posisi menyusui
yang berbeda untuk membantu perlekatan mulut bayi di puting ibu dengan
sempurna.
2)
Menyusui sesering
mungkin, terlebih ketika ia menunjukkan
tanda-tanda lapar. Kebutuhan ASI setiap bayi berbeda. Biasanya bayi baru lahir
perlu menyusu 8-12 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, atau setiap 2-3 jam,
untuk mendapatkan cukup ASI. Untuk bayi berusia di atas 2 bulan, frekuensi
menyusui bisa dikurangi menjadi setiap 3-4 jam. Setiap waktu menyusui tiba, ibu
jangan sungkan untuk membangunkan bayi yang sedang tertidur.
3)
Nutrisi penting untuk
menghasilkan ASI, ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi. Bayi bisa memintanya kapanpun dan ibu sebaiknya memberikan ASI
tersebut tanpa ada pembatasan, termasuk batasan waktu menyusui.
4)
Memompa ASI, jika terpaksa memberikan ASI dengan menggunakan botol susu atau
dot, pastikan untuk memompa
ASI Bunda sesering mungkin untuk memberikan stimulasi yang baik bagi
produksi ASI..
b.
Tanda bahaya masa nifas
1)
Pendarahan lewat jalan lahir
2)
Keluar cairan berbau dari jalan lahir
3)
Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau
sakit kepala dan kejang-kejang
4)
Demam lebih dari 2 hari
5)
Payudara bengkak, merah disertai rasa
sakit
6)
Ibu terlihat sedih, murung dan menangis
tanpa sebab (depresi)
(Buku KIA, 2016)
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut World
Health Organization (WHO) Expert Commite 1997, keluarga berencana
adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri, serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga.
2. Tujuan Program KB
Secara umum
tujuan KB untuk membentuk keluarga kecil sesuai kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara mengatur kelahiran agar diperoleh suatu keluarga bahagia
dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara khusus, tujuan KB
adalah:
a. Mengatur kehamilan yaitu menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama, dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama, serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
b. Mengobati kemandulan atau infertilitas
c. Konseling perkawinan/nasihat perkawinan bagi remaja
atau pasangan yang akan menikah
3. Metode Kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Metode kontrasepsi jangka panjang adalah cara
kontrasepsi yang dalam penggunaannya memiliki tingkat efektivitas dan tingkat
kelangsungan pemakaikannya yang tinggi serta angka kegagalan yang rendah. Jenis
metode kontrasepsi jangka panjang, yaitu:
1) IUD (Intra Uterine Devise), yaitu alat
kontrasepsi yang dimasukkan dalam rahim. Cara kerjanya yaitu menghambat
kemampuan sperma, mencegah pertemuan ovum dan sperma, serta mempengaruhi
fertilisasi
2) Implant / susuk, yaitu alat kontrasepsi yang dipasang
dibawah kulit pada lengan kiri atas. Cara kerjanya yaitu mempengaruhi
transportasi sperma, menekan ovulasi, dan mengentalkan lendir serviks
3) Kontrasepsi mantap, yaitu prosedur klinik untuk
menghentikan fertilisasi dengan cara operatif dalam pencegahan kehamilan yang
bersifat permanen. Metode ini pada wanita disebut tubektomi dan pada pria
disebut vasektomi
b. Metode Kontrasepsi Non-MKJP
Non-MKJP adalah metode kontrasepsi jangka pendek
dimana cara kerja penggunaan kontrasepsi ini memiliki tingkat efektivitas dan
kelangsungan pemakainannya rendah. Jenis metode kontrasepsi jangka pendek,
yaitu:
1) Suntik kombinasi, yaitu jenis kontrasepsi hormonal
yang diberikan dengan cara disuntikkan seperti Depo Medroxy Progesterone
Acetate (DMPA) dan Cyclofem. Cara kerjanya mencegah ovulasi,
mencegah terjadinya implantasi
2) Suntik progestin, yaitu jenis kontrasepsi yang
mengandung hormone progestin dan diberikan dengan cara disuntikkan, seperti
DMPA mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bula. Cara kerjanya
mengentalkan lendir serviks, menhambat perkembangan siklus endometrium
3) Pil kombinasi, yaitu kontrasepsi dalam bentuk pil yang
mengandung hormone progesterone dan estrogen dalam dosis kecil dan memiliki
masa efektif selama 24 jam. Cara kerjanya mencegah produksi Folicle
Stimulating Hormon (FSH)
4) Pil progestin / mini pil, yaitu piil kontrasepsi yang
mengandung progesterone saja. Ada mini pil kemasan 28 pil dan ada kemasan 35
pil. Cara kerjanya lendir serviks jadi pekat dan endometrium jadi mengecil
5) Spermisida yaitu metode kontrasepsi berbahan kimia
yang dapat membunuh sperma ketika dimasukkan ke vagina, seperti jelly, krim,
atau tablet vagina
6) Kondom, yaitu selubung/ karet untuk mencegah kehamilan
dan atau penularan kelamin saat bersenggama. Kondom terbuat dari lateks dan
vinil
7) Diafragma, yaitu metode kontrasepsi yang disesuaikan
dengan vagina untuk penghalang serviks yang dimasukkan ke vagina untuk
menghalangi masuknya sperma
c. Kontrasepsi tanpa alat
1) Metode Amenorea Laktasi (MAL), yaitu kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif
2) Senggama terputus/ coitus interuptus, senggama seperti
biasa, namun saat mencapai orgasme, penis dikeluarkan dari vagina
3) Metode kalender, yaitu pasangan suami istri tidak
melakukan senggama pada saat masa subur wanita/ saat ovulasi
4) Metode lendir serviks / metode ovulasi biling serviks
yaitu dengan cara mengenai masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati
lendir serviks dan perubahan pada vulva saat ovulasi
5) Metode suhu-basa, suhu basal adalah susu terendah yang
dicapai tubuh selama istirahat/dalam istirahat tidur
6) Metode lendir serviks / metode ovulasi biling serviks
yaitu dengan cara mengenai masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati
lendir serviks dan perubahan pada vulva saat ovulasi
7) Metode suhu-basa, suhu basal adalah susu terendah yang
dicapai tubuh selama istirahat/dalam istirahat tidur
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
A. ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL
TERHADAP
NY.N G1P0A0HAMIL 38 MINGGU 1 HARI
DI
PMB SITI JAMILA,
S.ST
LAMPUNG SELATAN
1.
Kunjungan
Ke-1
Anamnesa
oleh : Nurul Hidayati
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Maret 2022
Waktu : 16.00 WIB
SUBJEKTIF (S)
A.
Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. W Tn. M
Umur : 19 tahun 24 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat : Suka Mulya, Kec.
Palas, Lampung Selatan
No. HP :
081367940347
B.
Anamnesa
1.
Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan mengetahui
kesehatan ibu dan janinnya.
2.
Riwayat kehamilan saat ini
2.1
Riwayat menstruasi
a.
Menarche : 12 tahun
b.
Siklus : 28 hari
c.
Lamanya : 6-7 hari
d.
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut per hari
e.
Sifat darah : cair
f.
Keluhan :
tidak ada
g.
HPHT :
17-06-2021
h.
TP :
23-03-2022
i.
Usia Kehamilan : 38 minggu 1 hari
2.2 Tanda-tanda kehamilan (TM I)
a.
Amenorhae : Tidak ada
b.
Mual dan muntah : Ya
c.
Tes kehamilan : Ya,
hasilnya
positif
Gerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur
kehamilan 16
minggu.
2.3 Pemeriksaan kehamilan
Trimester I
1)
ANC di PMB Siti Jamila 2x kunjungan
2)
PP Test dilakukan sendiri oleh Ny. W di
rumahnya dengan hasil positif (+) pada bulan Juli 2021
3)
Keluhan/masalah : Mual,
Lemas, Pusing
4)
Obat/suplementasi : Asam Folat,Fe
5)
Skrining Imunisasi TT :
TT5
6)
Nasihat/pendidikan kesehatan yang
didapat : Istirahat yang cukup, makan sedikit tetapi sering,
makan-makanan yang bergizi seperti sayuran,buah,daging dan juga minum susu.
jangan
melakukan aktivitas yg berat.
Trimester II
1)
ANC 3x di PMB Siti Jamila,S.ST
1)
Keluhan/masalah : Tidak ada keluhan
2)
Obat/suplementasi : Fe dan
Calcium Lactate
3)
Nasihat/pendidikan kesehatan yang
didapat :Istirahat yang cukup, Makan sedikit tetapi sering,
makan-makanan yang bergizi seperti sayuran,buah,daging dan juga minum susu.
Trimester
III
1)
(ANC
3x di PMB Siti Jamila,S.ST)
2)
Pergerakaan janin dalam 12 jam terakhir
pergerakkan dirasa >10 kali.
3)
Keluhan/masalah : sering BAK
4)
Obat/suplementasi : Fe dan
Calcium Lactate
5)
Nasihat/pendidikan kesehatan yang
didapat : Istirahat cukup, dan makan-makanan yang bergizi seperti
sayuran,buah,daging,kurma dan juga minum susu. Sering jalan kaki/ olahraga di
pagi hari.
2.4 Pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
NO |
Pengetahuan
|
Pengetahuan
Klien |
Mengalami |
||
Tahu |
Tidak
Tahu |
Ya |
Tidak |
||
1 |
Sakit Kepala |
|
|
|
|
2 |
Pandangan Kabur |
|
|
|
|
3 |
Mual Muntah
Berlebihan |
|
|
|
|
4 |
Gerakan Janin
Berkurang |
|
|
|
|
5 |
Demam Tinggi |
|
|
|
|
6 |
Keluar Cairan
Pervaginam (KPD) |
|
|
|
|
7 |
Perdarahan Terus
Menerus |
|
|
|
|
8 |
Bengkak Pada
Ekstremitas |
|
|
|
|
2.5
Perencanaan KB setelah melahirkan
a. Jenis :
KB suntik 3 bulan
2.6 Persiapan
Persalinan (P4K) terdiri
dari:
a.
Kepemilikan Stiker P4K :
Ya
b.
Persiapan Tentang Persalinan
Rencana
penolong persalinan
Tenaga
kesehatan, Oleh Siapa :
Bidan
c.
Pendamping Persalinan :
Suami
d.
Perencanaan Biaya Persalinan
Sudah
direncanakan :
Ya
e.
Transportasi yang digunakan
Ada
:
Ya
f.
Gol Darah
Tahu,
Jenis :
O
Calon
Pendonor Darah :
Ada
2.7 Keluhan
yang dirasakan
Ibu
tidak memiliki keluhan
2.8 Penapisan
kehamilan
a. Riwayat
SC :
Tidak
b. Perdarahan
Pervaginam :
Tidak
c. Persalinan
Kurang Bulan :
Tidak
d. Ketuban
pecah disertai Mekonium yang Kental :
Tidak
e. Ketuban
Pecah Lama :
Tidak
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang
bulan : Tidak
g. Ikterus :
Tidak
h. Anemia
Berat :
Tidak
i. Infeksi :
Tidak
j. Pre
eklamsi (HT dalam Kehamilan) : Tidak
k. TFU
40cm/lebih :
Tidak
l. Gawat
Janin :
Tidak
m. Primipara
dalam fase aktif kala 1 persalinan
kepala
janin 5/5 :
Tidak
n. Presentasi
bukan belakang kepala :
Tidak
o. Presentasi
ganda (majemuk) :
Tidak
p. Kehamilan
ganda (gamelli) :
Tidak
q. Tali
pusat menumbung :
Tidak
r. Syok :
Tidak
2.9 Diet
atau makanan
1)
Sebelum hamil
Pola
makan sehari-hari : Teratur, 3 kali sehari
Jenis makanan :
1 piring nasi, 2-3 sendok sayur,
dan 1 jenis lauk
seperti Ikan, ayam, telur, daging, tahu atau tempe. Serta makan buah-buahan
Frekuensi minum : 6-8 gelasper hari
Jenis minuman :
air mineral
2)
Saat hamil
Pola
makan sehari-hari : 4-5 kali sehari
Jenis makanan :
1 piring nasi, 1-2 sendok sayur,
dan 2 jenis lauk
seperti Ikan, ayam, daging, tahu atau tempe. Serta makan buah-buahan seperti
pisang, apel, atau jeruk.
Frekuensi minum :
7-8
gelas per hari dan susu 1x
sehari
Jenis minuman :
air mineral dan susu
2.10
Pola Eliminasi
a. Sebelum
hamil
1) BAK :
4-5 kali sehari
Warna :
Kuning jernih
2) BAB :
1
kali sehari
Warna :
Kuning kecoklatan
Konsistensi :
Lembek
b. Setelah hamil
1)
BAK :
9 kali sehari
Warna : Kuning
jernih
2) BAB : 2 kali sehari
Konsistensi :
Lembek
Warna :
Kuning kecoklatan
2.11 Aktivitas
Sehari- hari
1)
Sebelum hamil :
a) Istirahat
dan pola tidur : Siang : 1-2 jam
Malam
: 6-7
jam
b) Seksualitas : 1-2 kali dalam
seminggu
c) Pekerjaan : Ibu mengatakan melakukan
pekerjaan
rumah seperti menyapu dan
mengepel lantai, mencuci, dan memasak.
2)
Saat hamil :
a) Istirahat
dan pola tidur : Siang : 2 jam
Malam
: 7-8
jam
b) Seksualitas : 1 kali dalam seminggu
c)
Pekerjaan :Ibu
mengatakan melakukanpekerjaan rumah tangga sehari-hari seperti menyapu dan mengepel lantai, memasak, dan mencuci
pakaian.
2.12 Personal
Hygiene
:
Mandi 2 kali sehari
a.
Frekuensi Mengganti Pakaian :
2 kali mengganti pakaian
2.13Status Imunisasi
Imunisasi TT |
YA |
TIDAK |
Keterangan |
TT 1 |
P |
|
Sudah dilakukan |
TT 2 |
P |
|
Sudah dilakuikan |
TT 3 |
P |
|
Sudah dilakukan |
TT 4 |
P |
|
Sudah dilakukan |
TT 5 |
P |
|
Sudah dilakukan |
3.
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
No. |
Tahun
Lahir |
Tempat
Bersalin |
Usia
Kehamilan |
Jumlah/JK |
Jenis
Persalinan |
PB/BB |
Ket |
1. |
Hamil
Ini |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
4.1Riwayat penyakit yang pernah atau
sedang diderita :
Ibu
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita seperti
jantung, hipertensi, DM, asma, hepatitis, dan TBC.
a.
Data kesehatan keluarga
Ibu
mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menahun, dan menurun.
4.2 Perilaku
kesehatan
a. Penggunaan
alkohol/obat obat sejenisnya: Tidak Ada
b. Pengonsumsi
jamu :
Tidak Ada
c. Merokok :
Tidak Ada
d. Vulva
hygiene :
2 kali ganti celana
dalam
5.
Riwayat Sosial :
5.1 Kehamilan ini direncanakan :
Ya
5.2 Status
perkawinan :
Menikah, lama 1 tahun
5.3 Susunan
keluarga yang tinggal serumah
No |
Jenis Kelamin |
Umur |
Hubungan |
Pendidikan |
Pekerjaan |
Ket. |
1. |
Laki-laki |
24 th |
Suami |
SMA |
Wiraswasta |
Sehat |
5.4
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan
Nifas
: Tidak ada
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu
mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menahun, dan menurun.
OBJEKTIF (O)
A.
Pemeriksaan Umum
Keadaan
umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan
emosional : stabil
TTV :
TD : 110/80 mmhg P : 20
x/menit
N :
80
x/menit S : 36,80C
TB :
152 cm
BB
sebelum hamil : 42 kg Kenaikan
BB : 12 kg
BB
sekarang :
54 kg LILA : 29 cm
B.
Pemeriksaan Kebidanan
1.
Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala
Kulit
kepala : Bersih, tidak ada ketombe
Rambut : Hitam, tidak rontok
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva : Merah Muda
Sklera :
Putih
Hidung : Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
Telinga : Simetris : Simetris
Kebersihan : Bersih
Mulut
Dan Gigi: Bibir : Normal
Lidah : Bersih
Gigi :
Tidak Ada Caries
Gusi :
Tidak AdaPembengkakan
Leher :
Kelenjar Thyroid : Tidak Ada Pembesaran
Kelenjar
Getah Bening: Tidak Ada Pembengkakan
Vena
Jugularis : Tidak Ada Bendungan
b.
Dada
Jantung : Normal, bunyi lup-dup
Paru-paru : Normal, tidak ada wheezing dan ronchi
Payudara : Pembesaran : Ya, simetris
Putting susu :
Menonjol
Benjolan :
Tidak
ada
Nyeri : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Ya, Areola mammae
c.
Abdomen
Bekas
luka operasi : Tidak ada bekas luka operasi
Pembesaran : Ada, sesuai usia kehamilan
Linea : Ada, linea nigra
Striae : Ada, striae gravidarum
Tumor : Tidak ada
Kandung
kemih :
Kosong
Palpasi
Leopold I :
TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus
teraba
satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting (bokong janin).
Leopold II :
Pada bagian kanan perut ibu teraba satu tahanan yang keras, memanjang seperti
papan (punggung janin). Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(ekstremitas janin).
Leopold III :
Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian keras, bulat (kepala janin).
Leopold IV :
Divergen. Kepala sudah masuk
PAP.
TFU Mc. Donald : 30 cm
TBJ (Johnson-Thaussack):
(TFU-n)
x 155
:
(30-12)
x 155
:
2790 gram ± 10 %
:
2511 gram - 3069 gram
Auskultasi DJJ :
(+), frekuensi 140
x/menit
Punctum Maximum : ± 2 jari di bawah pusat sebelah kanan
d.
Punggung dan Pinggang
Nyeri
pinggang : Tidak ada
Posisi
punggung : Lordosis
Nyeri
punggung : Tidak ada
Nyeri
ketuk pinggang : Tidak ada
e.
Ekstremitas
Ekstremitas
atas : Oedema :
tidak ada
Varises : tidak ada
Ekstremitas
bawah : Oedema :
tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek
Patella :
+, kanan dan kiri
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan |
Hasil |
Normal |
Hb Protein urine Glukosa urine HbsAg HIV/AIDS Malaria Golongan Darah |
12,1 gr% (-) (-) (-) (-) (-) (o) |
≥11,0 gr% (-) (-) (-) (-) (-) |
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Ibu :
Ny. W 19 tahun G1P0A0 hamil 38 Minggu 1 Hari
Janin : Tunggal, hidup intrauterin,
presentasi kepala
Masalah : Ibu : Tidak
ada
Janin :
Tidak ada
PENATALAKSANAAN (P)
1. Membuat kesepakatan persetujuan studi kasus kepada ibu
untuk menjadi klien.
2. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksannya yaitu ibu
dan bayi dalam keadaan baik dan sehat
3. Memberi
therapy pada ibu yaitu tablet Fe 1x1, dan Calcium Lactate 1x1.
4. Membuat kesepakatan untuk kunjungan
berikutnya 1 minggu lagi
atau jika terdapat keluhan
agar keadaan ibu dan janin dapat terpantau.
2. Kunjungan Ke-2
Anamnesa oleh : Nurul Hidayati
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Maret 2022
SUBJEKTIF
(S)
A.
Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. W Tn. M
Umur : 19 tahun 24 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia Jawa
/Indonesia
Pendidikan :
SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat : Suka Mulya, Kec.
Palas, Lampung Selatan
No. HP :
081367940347
B.
Anamnesa
Alasan
Kunjungan :
1.
Ibu
mengeluh merasa nyeri pada bagian pinggang
OBJEKTIF
(O)
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional:
stabil
TTV : TD : 120/80 mmHg P : 22
x/menit
N :
84 x/menit S : 37,00C
BB sebelum hamil :
42 kg
BB saat ini : 54 kg
Kenaikan BB : 12 kg
b. Pemeriksaan Khusus Kebidanan
Palpasi
Leopold
I : TFU 3 jari dibawah px, pada
bagian fundus teraba satu bagian
besar,
agaklunak, dan tidak melenting (bokong janin).
Leopold
II : Pada bagian kanan perut
ibu teraba satu tahanan yang keras, memanjangseperti papan (punggung janin).
Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil (ekstremitas janin).
Leopold
III : Pada bagian terbawah
janin teraba satu bagian keras, bulat (kepala)
Leopold
IV : Divergen. Kepala sudah masuk PAP.
TFU Mc. Donald : 30 cm
TBJ
(Johnson-Thaussack) :
(TFU-n)
x 155
:
(30-12)
x 155
:
2790 gram ± 10%
:
2511 gram – 3069 gram
Auskultasi
DJJ : (+), frekuensi 138 x/menit
Punctum Maximum : ± 2 jari di bawah pusat sebelah kanan
Ekstremitas
bawah : tidak ada Oedema
Reflek
Patella : (+) kanan dan kiri
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Ibu :
Ny. W 19 tahun G1P0A0 hamil 39 Minggu 1 Hari
Janin : Tunggal, hidup intrauterin,
presentasi kepala
Masalah : Ibu : Nyeri
pinggang
Janin :
Tidak ada
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan penjelasan pada ibu tentang
hasil pemeriksaan bahwa ibu
dan janinnya dalam kondisi sehat.
2.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup untuk menjaga kesehatan atau stamina ibu dan setelah berbaring ibu
dianjurkan miring kekiri atau kekanan terlebih dahulu sebelum bangun dari tempat tidur
3.
Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda
persalinan
a. Perut
mulas secara teratur
b. Nyeri
melingkar dari punggung yang menjalar ke perut
c. Keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir
d. Keluar
cairan ketuban dari jalan lahir
4.
Memberitahu
ibu tentang persiapan persalinan
a. Perlengkapan
apa saja yang harus dipersiapkan untuk proses persalinan
b. Mempersiapkan
tempat bersalin atau penolong persalinan
c. Mempersiapkan
transportasi dan biaya persalinan
d. Menyiapkan
donor darah
5.
Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 1 minggu yang akan datang atau jika ada keluhan agar keadaan
ibu dan janin terpantau serta jika terdapat tanda-tanda persalinan.
B.
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN
ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU BERSALIN
TERHADAP
NY.W G1P0A0HAMIL 39 MINGGU 3 HARI
DI
PMB SITI JAMILA S.ST
LAMPUNG SELATAN
Anamnesa
oleh : Nurul Hidayati
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Maret 2022
Waktu : 09.00 WIB
KALA I (Pukul
04.00-13.00 WIB)
SUBJEKTIF (S)
B.
Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. W Tn. M
Umur : 19 tahun 24 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat : Suka Mulya, Kec.
Palas, Lampung Selatan
No. HP : 081367940347
C. Alasan
kunjungan : Ibu datang mengatakan merasa seperti akan melahirkan.
D.
Riwayat keluhan : Ibu datang ke PMB Siti Jamila pada tanggal 19 Maret 2022
pukul 09.00 WIB, Mengatakan sakit pada pinggang yang menjalar sampai ke perut dan keluar
lendir bercampur darah sejak pukul 04.00 WIB.
OBJEKTIF
(O)
A.
Pemeriksaan Umum
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan
emosional : Stabil
TTV : TD : 110/80 mmHg R : 20 x/m
N : 80 x/m S : 36.50C
TB :
158 cm
BB
sebelum hamil : 42 kg
BB
sekarang : 54 kg
Kenaikan
BB : 12 kg
B.
Pemeriksaan Fisik
1.
Wajah :
Tidak
oedema
2.
Konjungtiva : Merah
muda
3.
Ekstremitas : Tidak
ada oedema pada bagian tungkai,
tidakada
Varises,
reflek patella kanan kiri (+)
4.
Anogenital
a.
Perineum :
Tidak
ada luka parut
b.
Vulva dan vagina : Merah
c.
Pengeluaran pervaginam : Lendir
bercampur darah
d.
Kelenjar bartholini : Tidak
ada pembengkakan
e.
Anus :
Tidak ada haemorroid
C.
Pemeriksaan Khusus Kebidanan
Palpasi
Leopold
I :
TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus teraba satu
bagianbesar,
agak lunak, dan tidak melenting
(bokongjanin).
Leopold
II :
Pada bagian kanan perut ibu teraba satu tahanan yang
keras,memanjang
seperti papan (punggung janin).
Pada
bagiankiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(ekstremitasjanin).
Leopold
III : Pada bagian terbawah janin teraba satu
bagian keras,
bulat. (kepala janin).
Leopold
IV : Divergen. Kepala sudah masuk PAP.
Penurunan :
3/5
Mc. Donald : 30 cm
TBJ
(Johnson-Thaussack): (TFU-n) x 155 gram
:
(30-12) x 155 gram
:
2790 gram ± 10%
:
2511 gram – 3069 gram
AuskultasiDJJ : (+), frekuensi 145 x/m
Punctum
Maximum : ±
3 jari di bawah pusat sebelah kanan
His :
Frekuensi 3x dalam 10 menit, lamanya 35 detik
1.
Periksa dalam : Pukul 09.00
WIB
Indikasi :
Untuk mengetahui apakah ibu sudah memasuki
masa
inpartu atau belum
a.
Dinding vagina : Tidak ada sistokel, rektokel, benjolan atau tumor
b.
Portio :
Arah : searah jalan lahir
Keadaan :
tipis dan lunak
Konsistensi :
teraba lunak seperti bibir
c.
Pendataran
serviks :
50%
d.
Pembukan
:
5 cm
e.
Presentasi : Belakang
kepala
f.
Penunjuk
: Ubun- ubun kecil
g.
Posisi
: Kanan depan
h.
Penurunan : Hodge III (setinggi spina ischiadika)
i.
Molase
:
Tidak ada
j.
Keadaan
ketuban
: (+) utuh
ANALISA
DATA (A)
Diagnosa:
Ibu :
Ny.W 19 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu 3 hari inpartu Kala I
fase aktif
Janin :
Tunggal,
hidup intra uterin, presentasi kepala
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberikan penjelasan pada ibu tentang
hasil pemeriksaan bahwa ibu
dan janin dalam keadaan sehat.
2.
Melakukan informed consent pada pihak
keluarga agar terdapat bukti persetujuan tindakan medis dari pihak keluarga.
3.
Menghadirkan
orang terdekat untuk mendampingi ibu selama proses persalinan dan suami
berperan aktif dalam mendukung ibu.
4.
Memberikan ibu
nutrisi dan cairan untuk menambah
tenaga ibu pada proses persalinan dan mencegah dehidrasi.
5.
Menganjurkan ibu
untuk memilih posisi yang nyaman seperti miring kekiri agar bayi mendapatkan oksigen yang cukup karna di
bagian kanan terdapat vena cafa inferior yang merupakan
tempat aliran darah dari atau ke tubuh bagian
bawah.
6.
Menganjurkan ibu
teknik relaksasi dan pernapasan agar ibu dapat mengatur nafasnya, tidak terengah-engah serta
dapat beristirahat diantara
kontraksi sehingga ibu dapat mengedan
dengan tenaga yang maksimal.
7.
Melakukan dan
mengajarkan suami ibu untuk me masase pinggang untuk mengurangi rasa sakit
yang dirasakan oleh ibu.
8.
Memastikan kandung kemih tetap kosong
9.
Menyiapkan
partus set, heacting set, serta alat pertolongan bayi segera lahir pakaian ibu,
dan perlengkapan bayi. Semua perlengkapan telah disiapkan.
10.
Melakukan
observasi : memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin
11.
Memantau kemajuan persalinan dengan
menggunakan partograf. Pukul 13.00 WIB, ibu mengatakan ada dorongan ingin
meneran dan dilakukan
KALA II (Pukul 13.00– 13.30 WIB)
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu
mengatakan rasa mulas dan nyeri pada pinggang yang menjalar ke perut terasa
semakin sering dan kuat.
2. Ibu mengatakan merasa ingin BAB dan
merasakan ada dorongan
ingin meneran.
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 100/70 mmHg R
: 22 x/menit
N :
86
x/menit S : 37,00C
His :
Frekuensi
4x dalam 10
menit, lamanya >40 detik.
DJJ :
142
x/menit
Inspeksi : Terlihat tanda-tanda persalinan kala II, seperti vulva
membuka,
perineum menonjol, anus mengembang, dan
ibu
ingin meneran.
Perlimaan/Penurunan kepala : 1/5
Periksa dalam : Pukul 13.00 WIB
a.
Portio :
Tidak teraba
b.
Pendataran
serviks : 100%
c.
Pembukaan
: 10 cm
d.
Presentasi : Belakang
kepala
e.
Penunjuk : Ubun- ubun kecil
f.
Posisi : Kanan depan
g.
Penurunan : Hodge IV (sejajar os coccygis)
h.
Keadaan
ketuban : (-), warna
jernih, ketuban
pecah pukul 13.05 tidak
dengan amniotomi
ANALISA
DATA (A)
Diagnosa
:
Ibu :
Ny.W 19 tahun G1P0A0
Hamil 39 Minggu 3 Hari inpartu
Kala
II
Janin : Tunggal, hidup intra uterin,
presentasi kepala
PENATALAKSANAAN
(P)
1. Melakukan
pertolongan persalinan sesuai dengan standar APN.
2. Melakukan inisiasi
menyusu dini dengan meletakkan bayi diatas dada ibu, letakkan bayi secara tengkurap dan kepala bayi
menengok ke salah satu payudara ibu, selimuti
ibu dan bayi agar tetap hangat, lakukan sampai kurang lebih 1 jam.
(Pada
hari Sabtu tanggal 19 maret 2022
pukul 13.30 WIB bayi lahir normal,
langsung
menangis, jenis kelamin Laki-Laki dengan BB : 3000 gram, PB : 48
cm, LK : 32 cm, anus (+). Tidak ada cacat bawaan perdarahan kala II ±150cc).
KALA
III (Pukul 13.30
– 13.40
WIB)
SUBJEKTIF
(S)
Ibu mengatakan merasa
lemas dan masih sedikit mulas.
OBJEKTIF
(O)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD :
100/80 mmHg R : 20 x/menit
N : 80 x/m S : 36.90C
TFU : Sepusat
Kontraksi : Baik
Kandung Kemih : Kosong
Laserasi jalan lahir : Tidak
Terdapat laserasi
ANALISA
DATA (A)
Diagnosa : Ny. W 19 tahun P1A0
inpartu
Kala III
Masalah : Tidak ada
PENATALAKSANAAN
(P)
1.
Melakukan palpasi abdomen untuk
mengetahui apakah ada janin kedua atau tidak, sehingga dapat memastikan
tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa
mulas yang dialaminya adalah hal yang normal
karena kontraksi rahim
sehingga plasentaakan segera lahir.
3. Memberikan
pujian kepada ibu atas keberhasilannya dalam melahirkan janinnya dan menjaga
kebersihan ibu.
4.
Melakukan manajemen aktif kala III
a.
Memberikan
suntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha kanan bagian luar secara intramuscular
b.
Melakukan peregangan tali pusat
terkendali
c.
Setelah terdapat tanda-tanda pelepasan
plasenta, saat terjadi kontraksi, melahirkan
plasenta dengan menegangkan tali pusat dengan tangan kanan dan tangan
kiri menekan kearah dorso-kranial secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri.
d.
Melakukan massase dengan cara memutar searah jarum jam segera setelah
plasenta lahirselama 15 detik agar dapat merangsang kontraksi uterus
sehingga kontraksi uterus baik dan mencegah terjadi
perdarahan.
5. Memeriksa kelengkapan plasenta.
6. Memastikan tidak ada robekan jalan lahir sebagai penyebab perdarahan aktif
7. Memantau perdarahan kala III dan kontraksi
uterus. (Plasenta lahir lengkap
pukul 03.40 WIB diameter
18 cm, berat 500 gram, tebal 2,5 cm,panjang tali pusat 50 cm Perineum tidak terdapat laserasi,
perdarahan kala III ±150cc)
KALA IV (Pukul 13.40– 15.40 WIB)
SUBJEKTIF
(S)
Ibu mengatakan perut
terasa mulas, dan ibu merasa lemas.
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran :
Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 100/70 mmHg P : 20 x/m
N :
80 x/m S : 36.70C
TFU :
2 jari di bawah pusat
Kontraksi :
Baik. Uterus teraba bulat dan keras
Perineum :
Tidak Terdapat laserasi
Plasenta lahir lengkap : Pukul
13.40
WIB
Berat plasenta : 500 gram
Diameter plasenta : 18 cm
Tebal plasenta : 2,5 cm
Insersi tali pusat : Sentralis
Panjang tali pusat :50 cm
ANALISA
DATA (A)
Diagnosa : Ny.W usia 19 tahun P1A0 Kala IV
Masalah : Ibu mengatakan perut terasa mulas, dan
ibu merasa lemas.
PENATALAKSANAAN
(P)
1.
Memberikan penjelasan kepada ibu tentang
hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam kondisi sehat.
TD : 100/70 mmhg T : 36.7oC
N : 80x/menit R : 20x/menit
2.
Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya bahwa rasa
mulas yang dirasakannya adalah hal yang wajar, rasa mulas yang timbul karena pergerakan otot-otot
uterus atau kontraksi yang mencegah terjadinya perdarahan.
3.
Mengajarkan
kepada ibu dan keluarga cara memeriksa uterus dan massase uterus yaitu dengan
cara tangan ibu melakukan gerakan memutar searah jarum jam diatas fundus uterus
sampai rahim teraba keras kembali untuk mencegah perdarahan pasca persalinan.
Ibu dan keluarganya telah mengerti dan bisa melakukan massase uterus
4.
Memberikan
rasa nyaman dengan membersihkan tubuh ibu termasuk vulva dan
vagina dari darah dengan air DTT,
memakaikan pembalut, kain, serta
menggantikan pakaian bersih.
5.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup dan memberikan ibu makan
dan minum sebagai pengganti tenaga ibu yang berkurang selama proses persalinan
dan ibu telah makan dan minum.
6.
Memberikan
therapy obat Vitamin
A 1 kapsul 200.000 IU, Fe dengan dosis 60 mg 1x1, Amoxcilin 500 mg 3x1, Asam mefenamat 500 mg
1x1.
7.
Memberitahu
ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa terjadwal (on demand) dan
tetap memberikan ASI tanpa makanan tambahan lainnya sampai bayi usia 6 bulan.
8.
Menganjurkan
ibu untuk mobilisasi dini dan ibu sudah dapat miring ke kanan dan ke kiri.
9.
Melakukan
pemantauan 2 jam kala IV untuk mengetahui keadaan ibu., Lakukan Pemantauan Setiap
15 Menit Pada Jam pertama dan 30 menit pada Jam Kedua
10.
Melakukan
pendokumentasian dengan partograf.
C.
ASUHAN
KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
BAYI BARU LAHIR
TERHADAP
BAYI NY.W DI PMB SITI
JAMILA, S.ST
LAMPUNG
SELATAN
Anamnesa Oleh : Nurul Hidayati
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Maret 2022
Waktu : 13.30 WIB
SUBJEKTIF (S)
1.
Identitas
Bayi
Nama :
By.Ny. W
Umur : 0 hari
Tanggal/Jam
Lahir :19 Maret, 2022/
Jam : 13.30 WIB
Jenis
Kelamin : Perempuan
Berat
Badan Lahir : 3000 gram
Panjang
Badan : 48 cm
Anak
Ke :
1 (satu)
2.
Identitas Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. W Tn. M
Umur : 19 tahun 24 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Suka Mulya, Kec. Palas, Lampung
Selatan
No. HP :
081367940347
3.
Riwayat
Kelahiran
Usia
kehamilan : 39 minggu 3 hari
Tempat
persalinan : PMB Siti Jamila
Lama
persalinan : 11 jam 40 menit
Jenis
persalinan : Normal, Spontan
pervaginam
Waktu
pecah ketuban : Pukul 13.05 WIB
Keadaan
air ketuban : Jernih
Lilitan
tali pusat : Tidak ada
Penyulit
persalinan : Tidak ada
OBJEKTIF (O)
Pemeriksaan
umum
Keadaan
umum : Baik
Tanda
bahaya : Tidak ada
Pernafasan
: Bernafas Normal
Tonus
otot : Bergerak aktif
Warna
kulit : Kemerahan
ANALISA DATA (A)
Diagnosa :
Bayi baru lahir cukup bulan, Bugar.
Masalah : Tidak ada
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
2.
Mengeringkan tubuh bayi
menggunakan kain atau handuk bersih untuk menjaga kehangatan bayi.
3.
Melakukan pemotongan tali pusat yaitu
klem tali pusat 2cm dari pusat bayi kemudian urut kearah ibu 3cm lalu klem, setelah
itu potong tali pusat diantara klem.
4.
Melakukan inisiasi menyusui dini (imd) minimal 1 jam.
Pemeriksaan
Lanjutan
SUBJEKTIF (S)
Ibu
mengatakan bayi menghisap puting susu dengan baik dan kuat.
OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
1.
Keadaan umum : Baik
2.
Kesadaran : Composmentis
3.
Keadaan emosional : Stabil
4.
Tonus otot : Baik
5.
Antropometri
a.
Berat badan : 3000 gram
b.
Panjang badan : 48 cm
c.
Lingkar kepala : 34
cm
d.
Tanda-tanda vital :
N : 140 x/menit,
R : 48 x/menit
S :
36,5 °C
B. PEMERIKSAAN SISTEMATIK
Kepala :
Sutura :
Teraba
Ubun-ubun
besar : Datar
Ubun-ubun
kecil : Datar
Moulase : Tidak ada
Caput
succedaneum : Tidak ada
Cephal
haematoma : Tidak ada
Mata :
Simetris :
Ya
Sklera :
Putih. Tidak
ikterik
Konjungtiva : Merah muda
Hidung :
Bersih :
Ya
Pernafasan
cuping hidung : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
Polip :
Tidak
ada
Mulut :
Tidak
ada labioskizis dan labiopalatoskizis
Telinga :
Sejajar
dengan garis mata
Leher :
Pembengkakan vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran
kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembesaran
kelenjar limfe : Tidak ada
Dada :
Putting susu :
Simetris
Suara
nafas :
Tidak
ada suara wheezing dan ronchi
Ekstermitasatas : Pergerakan :
Aktif
Jumlah jari :
Lengkap
Abdomen :
Bentuk :
Simetris
Bising usus :
(+)
Tali pusat :
Masih
basah
Perdarahan
tali pusat :
Tidak
ada
Genetalia : Terdapat skrotum dan penis
Lubang uretra : ada
Ekstremitas atas : simetris, gerak aktif, jari lengkap
Ekstermitas bawah : Pergerakan :
Aktif
Jumlah jari :
Lengkap
Genetalia
Punggung dan anus : Benjolan :
Tidak
ada
Anus :
Berlubang
Kulit :
Warna :
Kemerahan
Tanda lahir :
Tidak
ada
C.
PENILAIAN SISTEM SYARAF (NEUROLOGIS)
1.
Refleks Sucking (menghisap) : (+) jika kita sentuh daerah sekitar
bibir bayi, maka bayi akan memutar kepalanya kearah rangsangan dan membuka
mulutnya sebagai pertanda bayi siapa untuk disusui
2.
Refleks Rooting (menyentuh) : (+) jika pipi atau sudut bibir bayi
disentuh maka kepala bayi akan berputar atau mencari kearah rangsangan
3.
Refleks Swallowing ( menelan ) : (+) jika kita masukan puting susu ibu
dan mulai menghisap kemudian menelan
4.
Reflek greping ( menggenggam) : (+) bila telapak tangannya disentuh dia
langsung menggengam
5.
Reflek Moro : (+) bila bayi tiba-tiba kaget
begitu mendengar suara
6.
Reflek babinsky : (+)
bila tapak kaki bayi di sentuh jari-jarinya akan mengembang
ANALISA DATA (A)
Diagnosa :
Bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilannya
Masalah : Tidak Ada
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Setelah IMD, memberikan salep mata dan
menyuntikan vitamin K secara IM pada paha kiri dengan dosis 0,5ml. Memberikan imunisasi
HB0 setelah 1 jam pemberian suntik vitamin K.
2.
Melakukan perawatan tali pusat.
3.
Memakaikan pakaian bayi, sarung tangan
dan sarung kaki, bedong bayi dan pakaikan topi untuk menjaga kehangatan bayi,
lalu berikan bayi kepada ibu untuk dilakukan rawat gabung.
4.
Memberitahu ibu dan keluarga untuk
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum dan setelah memegang bayi.
5.
Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir
seperti tidak mau menyusui, kejang, bayi lemah, sesak nafas, merintih, pusat
kemerahan, demam, mata bernanah, dan kulit bayi kering.
KUNJUNGAN
I (6 jam setelah
bayi lahir)
Tanggal : 19 Maret 2022
Waktu : 19.30 WIB
Oleh :Nurul Hidayati
I.
SUBJEKTIF
( S )
1.
Ibu mengatakan ASI keluar
dan bayinya dapat menghisap ASI dengan kuat.
2.
Ibu mengatakan gerakan bayi aktif.
II.
OBJEKTIF
( O )
A.
PEMERIKSAAN UMUM
1.
Keadaan umum : Baik
2.
Kesadaran : Composmentis
3.
Keadaan emosional : Stabil
4.
Tonus otot : Baik
5.
Tanda-tanda vital :N : 140 x/m P : 48 x/m
S
: 36,8 0C LD :
33 cm
BB : 3000 gr LK : 34 cm
PB : 48 cm JK : Laki-laki
6.
Tali Pusat : Bersih dan masih basah
III. ANALISA( A )
Diagnosa :
Neonatus cukup bulan.
Masalah :
Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN ( P )
1.
Memberikan penjelasan kepada
ibu tentang hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan normal.
2.
Mengajarkan ibu memandikan bayi dengan air hangat dan memakaikan pakaian bayi.
3.
Melakukan dan mengajarkan perawatan tali pusat bayi dengan menjaga kebersihan dan kekeringan
tali pusat dengan cara dibungkus dengan kassa
steril.
4.
Menganjurkan ibu agar menyusui setiap 2 jam sekali sesuai keinginan bayi
5.
Menganjurkan kepada ibu
untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai usia 6 bulan
6.
Memberikan penjelasan kepada
ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
KUNJUNGAN
II
Tempat : Rumah Ny. W
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Maret 2022
Waktu :10.00 WIB
SUBJEKTIF (S)
A. Identitas Bayi
Nama :
By.Ny.W
Umur : 5 hari
Tanggal/Jam Lahir :19 Maret 2022 Jam : 13.30 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan Lahir : 3000 gram
Panjang Badan :
48 cm
Anak Ke :
1 (satu)
B.Anamnesa
1.
Ibu mengatakan
tali pusat bayinya kering dan sudah lepas.
2.
Ibu mengatakan bayi nya menyusu kuat dan ASI sudah
mulai cukup yaitu ditandai dengan bayi yang tidak rewel.
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan
umum : Baik
Tali pusat : Kering dan sudah terlepas
b. Tanda-tanda
vital
Berat badan lahir :
3000gram
Berat badan saat ini: 3000 gram
Nadi : 140 x/menit
Suhu :
36.6 0C
Pernafasan : 47 x/menit
B. Pemeriksaan
fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
Mata : Simetris
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : merah muda
Mulut :
Bibir : lembab, tidak tampak
stomatitis
Lidah :
bersih
Abdomen :
Tidak
tampak benjolan abnormal
Tali
pusat : kering, masih terbungkus
kasa steril, tidak terdapat pus tidak
berbau
Ekstermitas atas : Simetris tidak ada andaktil,polidaktil,
sindaktil,
jari-jari lengkap, ekstermitas tidak kebiruan,
tidak
ikterus.
Ekstermitas bawah :Simetris, tidak terdapat andaktil,
polidaktil, sindaktil, jari-jari tidak kebiruan, tidak ikterus
Pemeriksaan
penunjang : -
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Neonatus cukup bulan usia 5 hari, normal.
Masalah :
Tidak Ada
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberitahukan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya
2. Menjelaskan pada ibu bahwa kenaikan dan penurunan berat badan bayi
pada minggu pertama itu normal
3.
Mengajarkan ibu cara menjaga kehangatan bayinya dengan cara, jangan membiarkan bayi
bersentuhan langsung dengan benda dingin misalnya, lantai atau tangan yang
dingin. Jangan meletakkan bayi didekat jendela atau kipas angin. Segera
keringkan bayi setelah mandi atau saat bayi basah, atau mengurangi penguapan
dan menjaga lingkungan sekitar bayi agar tetap hangat
4.
Menganjurkan
kepada ibu untuk menyusui sesering mungkin yakni setiap 2 jam atau sesuai keinginan bayi, jika bayi tertidur maka
bangunkan bayi dan susui bayi agar bayi tidak kuning
5.
Menganjurkan
ibu untuk menjemur bayi di pagi hari mulai sinar matahari muncul agar bayi
tidak kuning serta anjurkan ibu untuk menutup mata bayi
6.
Menganjurkan
ibu untuk melakukan kunjungan ulang sebulan kemudian untuk penimbangan berat
badan dan imunisasi BCG serta Polio
KUNJUNGAN
III
Tempat : PMB Siti Jamila
Hari/Tanggal :
Sabtu, 16 April 2022
Waktu : 16.00 WIB
SUBJEKTIF (S)
A. Identitas Bayi
Nama :
By.Ny.W
Umur : 28 hari
Tanggal/Jam
Lahir :19 Maret 2022 Jam : 11.30 WIB
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Berat
Badan Lahir :
3000 gram
Panjang
Badan :
48 cm
Anak
Ke :
1 (Satu)
B.Anamnesa
- Ibu
mengatakan bayinya menyusu kuat.
-
Ibu mengatakan ASI sudah mulai
cukup yaitu ditandai dengan bayi yang
tidak rewel, bayi mengalami kenaikan berat
badan.
OBJEKTIF (O)
1.
Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan
umum : baik
b. Tanda-tanda
vital
Berat
badan lahir : 3000
gram
Berat
badan saat ini : 3200 gram
Nadi : 138 x/menit
Suhu : 36.7 0C
Pernafasan : 45 x/menit
2.
Pemeriksaan
fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi)
Mata : Simetris
Sklera
: tidak ikterik
Konjungtiva : merah muda
Mulut :
Bibir : lembab, tidak tampak
stomatitis
Lidah :
bersih
Abdomen :
Tidak
tampak benjolan abnormal
Tali
pusat : kering, masih terbungkus
kasa steril, tidak terdapat pus tidak
berbau
Ekstermitas : gerakan aktif, tidak
ada kelainan, dan ada reflek morro
Pemeriksaan
penunjang : -
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Neonatus cukup bulan usia 28 hari,
normal.
Masalah :
Tidak ada
PENATALAKSANAAN (P)
1.
Memberitahukan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya, bayi
tampak sehat dan bugar.
2.
Memastikan pada ibu apakah bayi telah mendapatkan ASI
yang cukup
3.
Memberitahukan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya Bayi
tampak sehat dan bugar.
4.
Memastikan kepada ibu apakah bayinya
mendapatkan ASI cukup tanpa diberikan pendamping ASI atau susu formula
5.
Ibu mengatakan sudah menjaga kehangatan
bayinya dengan cara, tidak membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda
dingin misalnya, lantai atau tangan yang dingin. Tidak meletakkan bayi didekat
jendela atau kipas angin. Segera keringkan bayi setelah mandi atau saat bayi
basah, atau mengurangi penguapan dan menjaga lingkungan sekitar bayi agar tetap
hangat.
6.
Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui
sesuai keinginan bayi , jika bayi tertidur maka bangunkan bayi dan susui bayi
agar bayi tidak kuning
7.
Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi di
pagi hari mulai sinar matahari muncul agar bayi tidak kuning serta anjurkan ibu
untuk menutup mata bayi
8.
Menganjurkan ibu untuk memeriksakan
bayinya saat kunjungan ulang
9.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang
untuk penimbangan bayi dan imunisasi BCG tanggal 20 April 2022
D.
ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS
ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA IBU NIFAS
TERHADAP NY.W DI PMB SITI JAMILA, S.ST
LAMPUNG SELATAN
6 JAM POSTPARTUM
Anamnesa oleh : Nurul Hidayati
Hari/Tanggal : 09 Maret 2022
Waktu :
19.30 WIB
SUBJEKTIF (S)
A. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. W Tn.
M
Umur : 19 tahun 24 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat : Suka Mulya, Kec. Palas,
Lampung Selatan
No. HP : 081367940347
B.
Anamnesa
1.
Keluhan utama:
b.
Ibu mengeluh
perutnya masih terasa mulas dan merasa lemas
c.
Ibu mengatakan
sudah BAK
d.
Ibu mengatakan
ASI telah keluar berwarna bening
e.
Ibu mengatakan
bayinya kuat menyusu.
2.
Riwayat
Kehamilan ini
P1A0
ANC :
Teratur di bpm setiap bulan
Imunisasi TT :
TT5
Penyakit Kehamilan :
Tidak ada
3.
Riwayat
Persalinan ini
Tempat melahirkan :
BPM
Penolong :
Bidan
Jenis persalinan :
Spontan
Komplikasi :
Tidak ada
4.
Lama Persalinan
Kala I :
9 Jam 00 Menit
Kala II :
0 Jam 30 Menit
Kala III : 0 Jam 10 Menit
Kala
IV : 2 Jam 0 Menit
Jumlah :
11 Jam 40 Menit
5. Jumlah Perdarahan :
normal ±150 cc
Obat- obat yang diberikan
Asam Mefenamat 500mg : 3x1
Amoxcilin 500mg :
3x1
Fe 60mg :
1x1
Vitamin A 1 kapsul 200.000 : 1x1
6. Bayi
Jenis kelamin :
Laki-laki
Berat badan :
3000 gram
Panjang badan :
48 cm
Plasenta lahir spontan beserta selaputnya
7.
Tali pusat
Perineum :
Tidak ada laserasi
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV :
TD : 100/80 mmhg P : 20 x/menit
N :
82 x/menit S
: 36.50C
B. Pemeriksaan Fisik
Wajah :
Tidak oedema dan tidak pucat
Konjungtiva :
Merah muda
Payudara
Pembesaran :
Ya, simetris kanan dan kiri
Puting susu :
Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran :
Colostrum
Palpasi :
Kontraksi baik, uterus teraba bulat dan
keras,
TFU 2 jari bawah pusat
Kandung kemih : Tidak penuh
Anogenital
Vulva dan vagina : Tidak ada tanda-tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra
Ekstremitas :
Tidak ada oedema
ANALISA DATA (A)
Diagnosa : Ny. W P1A0 19 tahun 6
jam Post partum normal
Masalah : Ibu merasa mulas dan lemas
PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa kondisi ibu normal.
2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang
dirasakannya adalah hal yang normal dikarenakan proses pengembalian rahim ke
bentuk semula.
3. Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan massage fundus uterus yaitu dengan meletakkan telapak tangan
difundus ibu yaitu bagian diatas simpisis yang teraba bulat dan keras dengan
cara melakukan masase dengan gerakan melingkar searah jarum jam sebanyak 15
kali selama 15 detik.
4. Menganjurkan ibu untuk cukup beristirahat yang cukup
minimal 8 jam/hari dan menganjurkan ibu untuk tidak pantang dalam makan
5. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI pada bayinya
secara eksklusif selama 6 bulan dengan perlekatan ( bounding attachment)
6. Menganjurkan ibu dan keluarga menjaga kehangatan
bayinya
7. Mengajarkan
ibu cara perawatan payudara agar dapat menyusui dengan lancar dan mencegah
masalah-masalah yang sering timbul pada saat menyusui seperti, Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat
selama dua menit, lalu ganti dengan kompres air dingin dua menit dan yang
kompres lagi dengan air hangat selama dua menit
8. Mengajarkan ibu personal hygiene yakni membasuh bagian
kemaluan menggunakan air hangat dan selalu menjaga agar tetap bersih dan kering
serta sering mengganti pakaian dalam dan pembalut minimal 2-3 kali sehari.
9. Menganjurkan ibu
untuk mobilisasi secara bertahap seperti miring kanan dan kiri, meluruskan
kaki, duduk, serta berjalan untuk ke kamar mandi.
6 HARI
POSTPARTUM
Hari/Tanggal : Jumat, 25 Maret 2022
Waktu :
09.00 WIB
Tempat :
PMB Siti Jamila
SUBJEKTIF (S)
Anamnesa
1.
Keluhan utama :
a.
Ibu mengatakan
BAB sedikit keras
b.
Ibu mengatakan
tali pusat bayinya telah lepas
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
Keadaan emosional :
Stabil
TTV :
TD : 120/80 mmHg R : 22 x/menit
N :
80 x/menit S
: 36,8oC
B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah :
Tidak oedema dan
tidak pucat
2. Konjungtiva :
Pucat
3. Payudara :
Pengeluaran : ASI
4. Palpasi :
Kontraksi baik, TFU pertengahan simpisis-pusat
5. Kandung kemih :
Tidak penuh
6. Anogenital
Vulva dan vagina : Tidak ada tanda -
tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : Lochea
sanguinolenta
7. Ekstremitas :
Tidak ada oedema
8.
Pola Eliminasi : BAK sudah lancar seperti sebelum melahirkan
namun BAB
masih sedikit sulit
ANALISA DATA (A)
Diagnosa :
Ibu P1A0 19 tahun
postpartum hari ke-6 normal
Masalah :
BAB masih kurang lancar
PENATALAKSANAAN
(P)
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
perdarahan abnormal
3. Menganjurkan
pada untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat agar memperlancar BAB.
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sesuai
dengan diet bermutu, bergizi tinggi, tinggi kalori, tinggi protein, dan banyak
mengandung cairan karena kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja
organ tubuh, proses pembentukan ASI seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan
dan ikan yang segar.
5. Menganjurkan ibu untuk minum sedikitnya 2 liter air
setiap hari atau 8-10 gelas, hal ini berguna untuk melancarkan sirkulasi tubuh
dan menambah produksi ASI ibu
6. Ajarkan ibu cara
mengecek kecukupan ASI pada bayi yaitu dengan cara merasakan payudara melunak,
kempis dan terasa kosong, bayi tidak rewel dan tertidur pulas, melihat kenaikan
pada berat badan bayi, frekuensi buang air kecil bayi yaitu 6-8 kali/hari dengan warna jernih dan
frekuensi buang air besar bayi minimal 1 kali sehari dengan warna kuning cerah
dan agak encer
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan sentuhan fisik,
komunikasi dan rangsangan kepada bayinya untuk memperkuat ikatan batin
antaraibu dan bayinya ( keluarga)
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahat
9. Menjelaskan pada ibu untuk sering menyusui bayinya
minimal 2-3 jam sekali agar bayi tidak mengalami dehidrasi.
10. Memberikan apresiasi kepada ibu karena ibu sudah mengerti
untuk melakukan asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari
35 HARI
POSTPARTUM
Hari/Tanggal :
Sabtu, 23 April 2022
Waktu :
16.00 WIB
Tempat :
PMB Siti Jamila
SUBJEKTIF (S)
A. Anamnesa
1. Keluhan utama :
a.
Ibu mengatakan gangguan sulit BAB yang dialami sudah
teratasi
b.
Ibu mengatakan
setelah kunjungan kedua ibu mulai melakukan perawatan payudara dan menerapkan
teknik menyusui yang benar
OBEJKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Baik
Kesadaran :
Composmentis
Keadaan emosional :
Stabil
TTV :
TD : 120/80 mmHg R : 20 x/menit
N :
78 x/menit S
: 36,70C
B. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah :
Tidak oedema dan
tidak pucat
2. Konjungtiva :
Merah muda
3. Payudara
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran : ASI
4. Palpasi :
TFU tidak teraba
5. Kandung kemih :
Tidak penuh
Perineum : Utuh
6. Anogenital
Vulva dan vagina : Tidak ada
tanda-tanda infeksi
Pengeluaran pervaginam : Lochea Serosa
ANALISA DATA (A)
Diagnosa :
Ibu P1A0 19 tahun 35 Hari postpartum normal
Masalah :
Tidak ada
PENATALAKSANAAN
(P)
1.
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik dan normal
2.
Menganjurkan
ibu untuk tidak
pantang terhadap makanan, makan makanan bergizi seimbang, memperbanyak minum
air putih, serta istirahat yang cukup agar kesehatan ibu terjaga dan produksi
ASI lancar.
3.
Menganjurkan ibu setelah menyusui segera menyendawakan
bayi.
4.
Memberikan konseling pada
ibu tentang penjarangan kehamilan melalui KB, macam-macam KB, efek
samping, keuntungan, dan kerugian dari penggunaan alat kontrasepsi, serta
membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat baginya.
5.
Menganjurkan pada ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas setiap bulan untuk mendapatkan imunisasi dasar dan pemantauan
pertumbuhan bayi.
E.
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA
ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KELUARGA BERENCANA TERHADAP NY.W DI PMB SITI JAMILA,
S.ST
LAMPUNG
SELATAN
Anamnesa
oleh : Nurul Hidayati
Hari/
Tanggal : Kamis, 21 April 2022
Waku : 16.00 WIB
SUBJEKTIF (S)
1.
Identitas
Istri Suami
Nama
: Ny. W Tn.
M
Umur
: 19 Tahun 24
Tahun
Suku/Bangsa
: Jawa/ Indonesia Jawa /Indonesia
Agama
: Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat :
Suka
Mulya, Kec. Palas, Lampung Selatan
No. HP :
081367940347
2.
Anamnesa
1.
Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB
Suntik 3 bulan
2.
Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3.
Riwayat Menstruasi : Menarche :
12 Tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-6 hari
Disminore : tidak ada
Sifat
darah : encer
Banyaknya : 2-3
kali ganti pembalut
b.
Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No. |
Tahun
Lahir |
Tempat
Bersalin |
Usia
Kehamilan |
Jumlah/JK |
Jenis
Persalinan |
PB/BB |
Ket |
1. |
2022 |
Bidan |
Aterm |
1/LK |
Spontan
Pervaginam |
48/3000 |
Sehat |
5. Riwayat kesehatan klien dan keluarganya
a. Riwayat kesehatan klien
Ibu mengatakan tidak mempunyai
penyakit menular, menurun dan menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi,
TBC,
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak ada
keluarga yang mempunyai penyakit menular, menurun dan menahun. Seperti : Asma,
jantung, DM, Hipertensi, TBC,
6. Riwayat KB
yang lalu
Ibu mengatakan baru pertama kali
menggunakan KB suntik 3 bulan
7 Riwayat sosial budaya
Ibu mengatakan penggunaan KB diperbolehkan dan
diizinkan oleh kepercayaan lingkungan setempat
8. Riwayat
spiritual
Ibu mengatakan penggunaan KB diperbolehkan dalam keyakinan/kepercayaan
masyarakat setempat
9.
Pola kebiasaan sehari – hari
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x/hari
dengan porsi nasi dengan lauk dan sayur, minum air putih 7-8 gelas per hari
b. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan
kegiatan rumah tangga dengan dibantu suami dan keluarga
c. Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ±6-7
jam dan tidur siang ±30 menit per hari tanpa ada keluhan
d. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK ±6-7x/hari
dan BAB ±1x/hari tanpa ada keluhan
e. Pola Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x/hari,
gosok gigi setiap mandi, keramas 3x/minggu, ganti baju setiap selesai mandi
f. Pola Seksual
Ibu mengatakan belum melakukan
hubungan seksual selama masa nifas
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan
Umum
Keadaan
Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan
Emosional : Stabil
TTV
: TD : 110/80 mmHg R : 20 x/menit
N :
76 x/menit S : 36,7 ºC
Tinggi
Badan : 158 cm
Berat
Badan : 52 kg
B.
Pemeriksaan Fisik
1.
Kepala :
Bersih, rambut kuat dan tidak ada ketombe
2.
Mata :
Tidak pucat, konjungtiva merah muda
3.
Hidung :
Simetris, tidak ada pembesaran polip
4.
Mulut :
Bibir tidak pucat, gusi kemerahan,gigi tidak
berlubang
5.
Telinga :
Simetris kanan kiri, pengeluaran normal
6.
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis
7.
Payudara :
Simetris kanan dan kiri
8.
Abdomen :
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda kehamilan
9.
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas :Tidak
ada pembesaran dan pembengkakan
Ekstremitas bawah: Tidak ada varises
10. Genetalia : Tidak ada kelainan, keputihan
normal dan tidak berbau , tidak ada varises
11. Anus : Normal, tidak ada
kelainan
ANALISA
(A)
Diagnosa : Ny. W
P1A0 19 tahun akseptor baru KB Suntik 3 bulan
Masalah : Tidak ada
PENATALAKSANAAN
(P)
1.
Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2.
Menjelaskan prosedur dan melakukan inform consent
3.
Melakukan pemeriksaan TTV dan memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
4.
Memberikan konseling tentang keuntungan dan kekurangan KB Suntik 3
bulan kepada ibu.
5.
Memberitahu efek samping KB suntik 3 bulan yaitu mengalami gangguan
haid, penambahan berat badan, sakit kepala
6.
kontra indikasi kb 3 bulan yaitu TD > 140/90 MmHg, Varises, Migrain,
riwayat pasca operasi.
3. Memberitahu ibu tentang prosedur pemakaian
suntik KB 3 bulan.
a.
Menyiapkan spuit 3cc dan obat Triclofem
b.
Memasukkan
obat Triclofem ke dalam spuit sebanyak 3cc
c. Memberitahu ibu akan disuntik obat
d.
Melakukan injeksi di 1/3 SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior) secara IM dengan aspirasi terlebih dahulu
4. Memberitahu ibu untuk suntik
kembali sesuai jadwal yang telah ditentukan
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
KESIMPULAN
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pada tanggal 17
Maret 2022, Ny.W melakukan kunjungan ulang untuk melakukan kunjungan
ANC. Penulis mengambil kasus dan meminta kesediaan Ny.W menjadi objek studi kasus untuk laporan komprehensif
di PMB Masriyana,Amd.Keb. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama yang
dilakukan penulis kepada Ny.W. Pemeriksaan yang dilakukan penulis
kepada Ny.W mengikuti standar pelayanan kesehatan menurut Litbangkes Depkes RI
yaitu standar 10 T yang terdiri dari timbang berat badan, tinggi badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian
tablet Fe 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
pemeriksaan Hb, pemeriksaan protein urine, pemeriksaan reduksi urine, perawatan
payudara (breast care) memelihara
tingkat kebugaran (senam hamil), terapi yodium kapsul (khusus daerah endemik
gondok), tes malaria dan temu wicara (Prawiroraharjo 2010).
Tekanan darah Ny.W pada kunjungan pertama yaitu 120/80 mmHg dan dalam batas normal
yaitu 110/70 mmHg – 130/90 mmHg apabila terjadi kenaikan tekanan darah (hipertensi)
atau penurunan tekanan darah (hipotensi), hal ini patut diwaspadai karena dapat
berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani dengan baik
(Prawiroharjo 2010). Ukuran LILA Ny.W adalah 25 cm hal ini termasuk dalam kategori
normal karena lila ibu hamil adalah
≥23,5 (Depkes,2009), mengukur lila untuk mengetahui status gizi ibu yang
berhubungan dengan pertumbuhan janin agar tidak BBLR.Pada kunjungan ANC pertama
didapatkan tinggi fundus uteri Ny.W adalah 30 cm .
Normal DJJ pada teori asuhan persalinan normal (APN)
2014 berkisaran antara 120-160x/menit. Pada pemeriksaan DJJ yang dilakukan
terhadap Ny.W didapatkan DJJ 140x/menit. Hal ini sesuai dengan teori yang ada.
Pada trimester 1 Ny.W sudah mendapatkan tablet Fe
±60 tablet, pada trimester II dan III Ny.W mendapatkan 30 tablet. Ny. W mau
meminum tablet Fe sesuai dengan anjuran yang diberikan. Pada pemeriksaan
kehamilan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium mencakup kadar Hb normal
yaitu 11-14 gr/dL. Pada Ny.W Dilakukan tes Hb hasilnya Hb Ny.K 12,3 gr/dL dan tidak termasuk anemia
menurut WHO 2014 dan Depkes 2009.
Pemberian imunisasi TT menurut teori (Saifuddin,
2009) menyatakan selama kehamilan yaitu sebanyak 2 kali imunisasi TT, yaitu
pada usia kehamilan 20 minggu dan imunisasi TT kedua yaitu 4 minggu dari TT
yang pertama. Pada Ny.W tidak dilakukan penyuntikan imunisasi TT melainkan
memakai skrining TT. TT 1 dilakukan pada SD, TT2 dilakukan pada SD, TT3
dilakukan pada SD,
TT4 dilakukan pada Catin,
dan TT5 dilakukan pada imunisasi di umur kehamilan 16 minggu pada kehamilan
pertama.
Pemeriksaan protein urine dan glukosa urine yang
dilakukan pada ibu hamil jika didapatkan +2 serta tanda odema dan tensi tekanan
darah tinggi, tanda-tanda tersebut menunjukanan bwaha ada tanda-tanda
preeklamsia pada kehamilan (Prawiroharjo, 2010). Pada pemeriksaan yang
dilakukan pada Ny.W tidak didapatkan tanda-tanda preeklamsi karena tidak
ditemukan adanya odema pada ekstremitas ibu dan dalam pemeriksaan protein urien
didapatkan hasil negatif.
Menjelaskan kepada ibu beberapa ketidaknyamanan
fisiologis yang dialaminya pada Trismester III. Adapun
ketidaknyamanan-ketidaknyamanan fisiologis yang bisa terjadi pada ibu hamil
trismester III diantaranya yaitu sembelit/konstipasi, insomnia, nyeri punggung
bawah/nyeri pinggang, sering buang air kecil, heart burn/panas dalam perut,
perut kembung, sakit kepala atau pusing apalagi ketika bangun dari tidur,
keputihan/keluar cairan vagina, gatal-gatal pada daerah kewanitaan, air susu
(ASI) yang belum keluar, susah bernafas, sulit tidur, dll (Buku panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2010).
Memberikan asuhan kepada Ibu untuk mengikuti kelas
ibu hamil yaitu senam hamil. Dalam senam hamil ibu diajarkan tekhnik relaksasi
, mengatur pernafasan, mengurangi nyeri atau kram.
Asuhan Kebidanan Persalinan
Pengkajian di mulai
saat ibu datang ke PMB Siti Jamila, S.ST. Pada tanggal 19
Maret 2022 pukul 09.00 WIB Ny.w datang
ke PMB dengan keluhan mules-mules pada
perut bagian bawah yang menjalar dari pinggang bagian belakang semakin sering
dan kuat, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir sejak pukul 04.00 WIB dan belum keluar air-air
dari kemaluannya. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam ibu memasuki masa inpartu
kala 1 fase aktif dengan pembukaan
serviks 4 cm. Menurut teori ( Sarwono Prawirohardjo : 2010) tanda dan gejala
persalinan dengan adanya his yang semakin lama semakin kuat dan teratur,
keluarnya lendir bercampur darah pervaginam, dan terjadinya pembukaan serviks. Berdasarkan teori yang ada penulis menyimpulkan ibu
berada pada tanda dan gejala persalinan, berarti tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus.
Berdasarkan HPHT
Ny.W datang pada usia kehamilan 39 minggu 3 hari dengan TFU (3 jari di bawah px) 30 cm, sehingga taksiran berat janin menurut TBJ
Jhonson-Tausack (2511 gram – 3069 gram). Menurut teori
(Saifuddin, 2009) persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dan menurut (Prawirohardjo,
2009) berat janin yang lahir normal antara 2500-4000 gram. Pada kasus ini usia kehamilan Ny.W yaitu 39 Minggu 3 hari (Aterm) dan berat bayi Ny.W 2790 gram, jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
Pada Kala
I pada persalinan Ny.W dimulai sejak pukul 09.00 WIB dengan pembukaan 5 cm sampai pembukaan lengkap pukul 13.00 WIB. Lama kala I pada Ny.K berlangsung selama 9 jam dan pembukaan serviks dari pukul 09.00 WIB ke pukul 13.00 WIB bertambah 5
cm selama 4 jam yaitu dari
pembukaan 5 cm
ke pembukaan 10 cm, kemudian dilakukan pemantauan kemajuan
persalinan dengan menggunakan
partograf dan kemajuan persalinan baik tidak melewati garis waspada, pada pukul
13.00 WIB pembukaan 10 cm dan ketuban pecah spontan warna
jernih pukul 13.05 WIB.
Pada Kala I ibu diberikan
asuhan seperti ibu dianjurkan untuk berbaring miring kiri yang berguna untuk
melancarkan masuknya oksigen menuju ke janin, serta menganjurkan ibu untuk
mengatur nafas apabila his datang dengan cara menarik nafas dari hidung dan
menghembuskan perlahan melalui mulut.
Lama persalinan
menurut teori (Sumarah, dkk, 2009) pada primigravida 12 jam, multigravida
sekitar 8 jam,
Kecepatan pembukaan serviks lebih dari 1 cm hingga 2 cm per 2 jam pada
primigravida. Dalam hal ini berarti tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
Pada Kala
II persalinan Ny.W berlangsung 30 menit sejak pembukaan lengkap pada pukul 07.50 WIB sampai lahirnya bayi
pukul 13.30 WIB. Bayi lahir segera menangis kuat, gerakan aktif,
warna kulit kemerahan, jenis kelamin Laki-laki. Setelah bayi
dikeringkan dan di potong tali pusatnya bayi segara dilakukan Inisiasi Menyusi
Dini (IMD) selama 1-2 jam Menurut teori (Sumarah, dkk, 2009) kala II pada
multigravida berlangsung selama 1 jam. Jadi antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan
dan sesuai dengan standar APN.
Pada Kala III Ny.W berlangsung selama 5 menit dan dengan hasil pengkajian sebagi berikut : keadaan ibu baik, TFU
sepusat, kontraksi baik. Setelah terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta
(Prawirohardjo, 2006) yaitu berupa semburan darah secara tiba- tiba, tali pusat
bertambah panjang dan uterus membulat kemudian plasenta lahir lengkap pukul 13.40 WIB. Pada pemeriksaan luka laserasi tidak terdapat luka laserasi jalan lahir.
Menurut teori (Varney, 2007) kala III persalinan dimulai saat proses
melahirakan bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban, biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2006).
Jadi antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
Pada Kala
IV pada persalinan Ny.W berlangsung selama 2 jam setelah plasenta lahir yaitu dari pukul 13.40 WIB – 15.40 WIB setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30
menit pada 1 jam kedua. Setelah plasenta lahir, didapatkan hasil pemeriksaan
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam keadaan normal, jumlah perdarahan ± 150 cc, TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, dan kandung kemih kosong. Menurut teori (Vivian Nanny
Lia Dewi,2011) Tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir
yaitu 2 jari dibawah pusat. Menurut teori (Prawirohardjo,2010)
Kala IV dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut.
Pengawasan kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit pada
1 jam kedua. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pada
pelaksanaan Kala I sampai dengan Kala IV
pencegahan infeksi sangat dijaga dan sesuai dengan standar APN.
Analisa Data
terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Dari data
yang diperoleh diatas, terdapat diagnosa , Ny.W G1P0A0
hamil 39
minggu 3 hari inpartu kala
I, Janin tunggal, hidup intrauterin, presentasi kepala. Pada kala II diperoleh
diagnosa yaitu Ny.W G1P0A0
hamil 39
minggu 3 hari inpartu kala II. Dan tidak ditemukan penyulit saat
persalinan. Pada kala III diperoleh diagnosa yaitu Ny.W P1A0 inpartu kala III. Plasenta lahir lengkap,
dan tidak ada laserasi jalan lahir. Pada kala IV diperoleh diagnosa yaitu Ny.W P1A0 inpartu kala IV. Dan tidak terjadi masalah
dalam periode ini.
Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir
Penulis mengambil studi
kasus Bayi Baru Lahir pada By. Ny. W yang lahir pada tanggal 19 Maret 2022.
Spontan Pervaginam tanpa penyulit dengan kehamilan cukup bulan. Pengkajian
dimulai dari melihat bayi secara langsung yaitu : langsung menangis kuat, tonus
otot baik, warna kulit kemerahan. Kemudian bayi di keringkan dengan menggunakan
handuk bersih, memotong tali pusat dan diikat dengan menggunakan benang.
Kemudian bayi diberikan kepada ibu untuk dilakukannya IMD selama 1 jam dengan
tetap menjaga kehangatan bayi.
Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu Pada pemeriksaan
antropometri BB:3000
gram, PB:48 cm, LK: 33
cm, LD:30
cm . Keadaan umum : baik, : N: 140 x/m R: 48 x/m S : 36.5 0C. Pemeriksaan fisik
dan neurologis normal tidak ada kelainan pada bayi. Setelah itu baru bayi
diberikan suntikan Vit K, dan salep mata tetrasiklin 1%.
Pada kunjungan 6 jam terdapat catatan perkembangan
bayi yaitu dimana bayi sudah BAB dan BAK dengan warna yang normal yaitu hijau
kehitaman untuk BAB, dan kuning untuk BAK, bayi sudah aktif menyusui, kemudian
tali pusat bayi masih basah sudah di bungkus dengan kassa dan bayi telah
diberikan imunisasi HB0 setelah dimandikan.Ibu
dianjurkan untuk tetap menjaga kehangatan bayi ,menyendawakan bayi setelah
menyusui, melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip bersih dan kering,
menjaga kebersihan bayi.
Pada kunjungan 5 hari terdapat catatan perkembangan bayi dimana bayi
aktif untuk menyusui , tali pusat sudah kering dan belum lepas. Pada kunjungan ini By. Ny. W dianjurkan
untuk selalu memberikan ASI eksklusif pada bayi, menjaga kehangatan bayi. By. Ny.W dianjurkan untuk dijemur di pagi hari
antara pukul 07.00-09.00 WIB selama 15-20 menit. Kemudian mengingatkan kembali
ibu untuk mengantarkan anaknya apabila terdapat keluhan dan imunisasi BCG+Polio1 pada tanggal 27 April 2022.
Ibu diberikan penjelasan akan pentingnya penimbangan
setiap bulan terhadap bayi dan pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap yaitu BCG pada usia 0-2 bulan, polio 1,2 3, dan 4 pada usia 1,2,3, dan 4 bulan,
DPT 1,2 dan 3 pada usia 3,4 dan 5 bulan, dan campak pada usia 9 bulan. Menganjurkan
ibu untuk tetap memberikan stimulasi terhadap bayi dan memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
Asuhan Kebidanan Nifas
Pengkajian
dimulai pada hari pertama postpartum dilakukan pemeriksaan, ibu dalam keadaan
baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD: 100/80 mmHg, suhu: 36,50C,
R: 20 x/menit, dan nadi: 82 x/menit. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, pengeluaran payudara berupa kolostrum dan tidak terasa
nyeri, perdarahan normal, pengeluaran lochea berwarna merah (rubra) dan tidak
ada komplikasi pada ibu. Dan memberitahu ibu keadaan bayi dalam batas normal
dan bayi akan diberikan penyuntikan Vit K dan menjelaskan kepada ibu tujuan
dilakukannya penyuntikan yaitu untuk pencegahan perdarahan pada otak bayi karena
dalam tubuh bayi belum memiliki Vit K. Menurut buku Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal (Saifuddin, 2009) kunjungan ke 1 masa nifas yaitu pada
waktu 6 jam setelah persalinan. Maka dalam hal ini tidak ada kesenjangan
anatara teori dan kasus.
Pada 6
hari setelah persalinan, dilakukan pemeriksaan, ibu dalam keadaan
baik, TTV dalam batas normal, yaitu TD: 120/80 mmHg, suhu: 36,80C,
RR: 22 x/menit,
dan nadi: 80
x/menit. Tinggi fundus uteri pertengahan pusat sympisis. Menurut teori pada 6 hari setelah persalinan TFU pertengahan pusat sympisis. Dalam hal ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Hal ini disebabkan karena
proses involusi yang berjalan dengan baik dan ibu yang selalu melakukan
mobilisasi dan personal hygiene yang baik. Pengeluaran lochea berwarna kecoklatan (sanguinolenta),
dan tidak ada komplikasi pada ibu. Menurut buku Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal (Saifuddin, 2009) kunjungan ke 2 masa nifas yaitu pada waktu 6
hari setelah persalinan. Maka dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
Interpretasi terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Dari data
yang diperoleh diatas, terdapat diagnosa Ny. W P1A0 6
jam Post Partum dan tidak ada masalah pada periode ini. Pada hari ke-6 Post
Partum diperoleh diagnosa Ny.W P1A0 Post
Partum hari ke-6.
Diagnosa potensial yang
dapat terjadi pada ibu nifas yaitu perdarahan , infeksi pada masa nifas. Pada 6
jam post partum diperoleh diagnosa Ny. W
P1A0
6 jam Post Partum Normal tidak ada kendala.
Pada hari ke-6 Post Partum diperoleh diagnosa Ny.W P1A0 Post
Partum hari ke-6 Normal
tidak ada kendala.
Sesuai dengan diagnosa, penulis melakukan rencana
tindakan asuhan kebidanan yaitu pada kala 6 jam Post Partum menjelaskan kepada
ibu bahwa rasa mulas yang dirasakan disebabkan kontraksi rahim yang kembali
seperti sebelum hamil dan teknik menyusui yang benar serta menjelaskan
manfaatnya, Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan nasi, sayuran, lauk
pauk, buah-buahan.Menganjurkan
ibu untuk mobilisai dini dengan gerakan
ringan seperti miring ke kanan atau ke kiri, menggerakkan kaki, duduk di tepi
ranjang disekitar tempat tidur,Mengingatkan ibu untuk meminum obat yang telah
diberikan.Menganjurkan
ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa MPASI.
Pada hari ke-6 Post Partum dilakukan pemantauan
laktasi, involusi dan pengeluaran pervaginam serta menganjurkan pada ibu untuk
tetap mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang , istirahat yang cukup , tetap
menjaga kebersihan genetalia.
Setelah pelaksanaan tindakan, dilakukan evaluasi
terhadap tindakan. dengan hasil pada 6 jam Post Partum kontraksi baik , TFU 2
jari dibawah pusat , pengeluaran payudara berupa kolostrum , pengeluaran lochea
rubra. Pada hari ke-6 Post Partum kontraksi baik, TFU pertengahan
pusat-symphisis , pengeluaran ASI lancar , pengeluaran lochea sanguinolenta. Berdasarkan
hasil teori diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan pemantauan TTV dan
memberikan konseling pada saat kunjungan nifas dapat memberikan pengetahuan dan
rasa nyaman pada Ny.W
Berdasarkan konseling yang telah diberikan penulis
menyarankan bahwa Ny.W untuk memberikan bayinya asi ekslusif, ibu makan-
makanan yang tinggi kalsium, tinggi protein, tinggi zat besi dan memastikan ibu
mengkonsumsi tablet fe 60 mg 1x1 sehingga faktor resiko dapat teratasi.
Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana
Penulis
mengambil studi kasus keluarga berencana pada tanggal 10 Maret 2022 terhadap
Ny.W yang melahirkan pada tanggal 19 Maret 2022, spontan pervaginam tanpa
penyulit dengan kehamilan cukup bulan. Ny.W sudah diberitahukan tentang alat
kontrasepsi setelah 2 minggu postpartum. Dan Ny.W memilih KB Suntik 3 bulan.
Pengkajian dimulai dari pengukuran berat badan dan tinggi badan ibu yang
dilanjutkan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital setelah dilakukan pemeriksaan
ibu dalam keadaan baik.TTv dalam batas normal dengan hasil TD: 110/80 mmHg, N:
76 x/menit, R: 20 x/menit, dan T: 36,7ºC. Selanjutnya, menyiapkan spuit 3 cc
beserta obat KB suntik 3 bulan serta kapas alkohol. Kemudian ibu diminta untuk
berbaring secara tengkurap dan dilakukan penyuntikan dengan lokasi penyuntikan di otot bokong
bagian luar 1/3 SIAS (Spina Iliaka Anterior Superior) secara IM. Selanjutnya
mengingatkan untuk melakukan kunjungan selanjutkan 3 bulan kemudian. Dan
mencatat di kartu KB akseptor KB serta mencatat hasil pemeriksaan dikartu dan
buku register.
Faktor
Pendukung Dan Penghambat
1.
Faktor pendukung
a. Tempat
praktik yang bersih
Tempat yang bersih membuat saya merasa nyaman dalam
melaksanakan praktik dilapangan.
b. Bidan
dan asisten bidan yang baik dan ramah
Bidan dan asisten bidan yang baik dan ramah membuat
saya tidak membutuhkan banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan
sekitar.
c. Fasilitas
yang memadai
Fasilitas yang memadai dapat membantu saya sehingga
kami bisa mengerjakan tugas dengan cepat.
d.
Ilmu Pengetahuan
Dengan
bekal ilmu pengetahuan yang cukup ini dapat membantu dalam praktik komprehensif
dengan lancar.
2.
Faktor penghambat
a. Kurangnya
pengalaman
Saya belum
begitu berpengalaman sehingga pekerjaan yang saya kerjakan kadang
tersendat-sendat.
b. Kurangnya
percaya diri
Masih
kurang percaya diri ini membuat pekerjaan yang dilakukan kurang optimal
hasilnya.
c.
Kurangnya latihan
Masih
kurang latihan, dikarenakan kondisi adanya Pandemi Covid-19 yang dimana
kegiatan praktik menjadi terhambat dan mengharuskan beberapa kegiatan dilakukan
secara online.
BAB
V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Kehamilan
Berdasarkan hasil teori, pemberian asuhan, dan
pembahasan di atas bahwa telah diberikan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada
Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan KB terhadap Ny. W G1P0A0di
PMB Siti Jamila, S.ST maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
Setelah di lakukannya pengkajian dengan mengumpulkan
data Subjektif dan Objektif serta
interpretasi data didapatkan Diagnosa pada ibu hamil terhadap Ny. W G1P0A0
di PMB Siti Jamila, S.ST Pada rencana asuhan akan dilakukan pemberian
tablet Fe secara rutin. Pada pelaksaan tindakan yang di lakukan sesuai dengan
rencana asuhan kebidanan yang telah di buat pada kasus kebidanan ibu hamil.
Dengan demikian asuhan yang di berikan kepada Ny. W tidak memiliki kesenjangan
baik teori maupun lahan praktek yang diperoleh dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan.
2. Persalinan
Pada saat persalinan pengkajian dilakukan secara
langsung dengan ibu, menurut teori tanda dan gejala persalinan adalah dengan
adanya his yang semakin lama semakin kuat dan teratur, keluarnya lendir
bercampur darah pervaginam,Pada Kala
I persalinan Ny. W dimulai sejak pukul 04.00 WIB,
pada pukul 09.00 Ny.W datang ke PMB Siti Jamila,S.ST dengan pembukaan 5 cm sampai pembukaan lengkap pukul 13.00 WIB. Lama kala I pada Ny. W berlangsung selama 9 jam dan pembukaan serviks dari pukul 09.00
WIB ke pukul 13.00 WIB bertambah 5 cm selama 4 jam yaitu dari
pembukaan 5 cm ke pembukaan 10 cm,serta
terjadinya pembukaan serviks. Pada kala II berlangsung 30 menit sejak pembukaan
lengkap pada pukul 13.00 WIB. Bayi lahir pada pukul 13.30 WIB. Bayi lahir
segera mengangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan, tidak ada cacat bawaan. Berat badan bayi lahir normal yaitu 3000
gram dan panjang badan 48 cm. Pada kala III melakukan manajemen aktif kala tiga
yaitu menyuntikan oksitosin 10 IU secata IM pada 1/3 paha bagian luar,
melakukan peregangan tali pusat terkendali kemudian setelah plasenta lahir
melakukan massase pada fundus uteri secara sirkular selama 15 detik.Pada kala
IV melakukan pemantauan perdarahan, TTV, kontraksi, TFU, serta kandung kemih
pada 1 jam pertama pemantauan dilakukan setiap 15 menit sekali dan pada 1 jam
kedua di lakukan setiap 30 menit sekali. Dengan demikian asuhan yang di berikan
kepada Ny. W tidak memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang
diperoleh dari hasil pengkajian dan pemeriksaan.
3. Bayi Baru Lahir
Pukul 13.30 WIB,
tanggal 19 Maret 2022, Bayi Ny. W lahir spontan dengan letak belakang kepala,
menangis kuat, tonus otot kuat. Bayi lahir dalam keadaan lengkap dan tidak ada
cacat bawaan
Jenis kelamin : Perempuan
BB/PB : 3000 gr/ 48 cm
LK/LD : 34 cm/ 33 cm
4. Nifas
Berdasarkan dari data subjektif yang di peroleh dari
Ny. W P1A0 post partum 6 jam mengeluh mulas pada
perutnya, ibu mengatakan bayi menghisap kuat dan refleks menelannya baik, ibu
telah melakukan teknik menyusui dengan benar, dan ibu sudah bisa kekamar mandi
tanpa batuan. Menurut teori, pada masa nifas pada kunjungan postpartum 6 jam
bertujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan masa nifas, mendeteksi dan
merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk jika perdarahan berlanjut, memberi
konseling terhadap ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan pada masa nifas, pemberian ASI awal, serta melakukan hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir, mengaja bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.
Dari teori tersebut asuhan yang di berikan kepada
Ny.W
tidak memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang diperoleh dari
hasil pengkajian dan pemeriksaan.
5. Keluarga Berencana
Berdasarkan
hasil pemeriksaan yang dilakukan Ny.W 19 Tahun dalam keadaan baik dengan hasil
pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, R: 20 x/menit, N: 76 x/menit, T: 36,7ºC. Ny.W
telah mengetahui macam-macam jenis alat-alat kontrasepsi besrta kelebihan dan
kekurangannya sehingga Ny.W memutuskan menggunakan akseptor KB 3 bulan dan
dilakukan setelah 40 hari post partum. Hal ini dikarenakan untuk menghindari
terjadinya hal yang tidak diinginkan. Dari teori tersebut asuhan yang diberikan
kepada Ny.W tidak memiliki kesenjangan baik teori maupun lahan praktek yang
diperoleh dari hasil pengkajian dan pemeriksaan.
B.
SARAN
1.
Bagi
Lahan Praktik
a. Untuk tetap mempertahankan mutu pelayanan dan jenis
pelayanan kesehatan yang sudah ada dalam memberikan asuhan berkelanjutan
b. Mengembangkan sarana dan prasarana dalam pelayanan
kesehatan khususnya dalam asuhan kebidanan serta selalu update jika ada ilmu
kebidanan yang terbaru
2.
Bagi
Penulis
Hasil
laporan dapat digunakan sebagai informasi bagi penulis lainnya dalam memberikan
asuhan kebidanan kehamilan,persalinan,bayi baru lahir,dan masa nifas untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asih,
Yusari dan Risneni. 2016. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Trans Info Medika
Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2015. Profil
Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2014. Bandar Lampung: Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung
Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung. 2016. Profil
Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. Bandar Lampung: Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung
Manuaba,
IAC., IBGF. Manuaba, dan IBG. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC
Muslihatun.
2011. Dokumentasi Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya
Prawirohardjo,
Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
R.I.,
Kementrian Kesehatan. 2015. Pedoman
Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
R.I.,
Kementrian Kesehatan. 2016. Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Sulistyawati,
Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi
Sulistyawati,
Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta: Salemba Medika
Sulistyawati,
Ari dan Esti Nugraheny. 2012. Asuhan
Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
Tarwoto
dan Wasnidar. 2007. Buku Saku Anemia Pada
Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info M
Kementrian
Kesehatan RI. 2020. Modul Praktik Klinik
Kebidanan II Prodi DIII Kebidanan Tanjungkarang. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan
Walyani,
E.S. dan Th. Endang P. 2015. Panduan
Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
L
A
M
P
I
R
A
N
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar