Selasa, 13 Desember 2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN Kanker Serviks

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Kanker Serviks

 

 

Description: Description: C:\Users\user\Downloads\SSSS.png

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU KESHATAN AISYAH

PRINGSEWU LAMPUNG

JURUSAN S1 KEPERAWATAN KONVERSI

TAHUN 2022

 

SATUAN ACARA PENYULUHAN

 

 

Topik              : Kanker Serviks

Sasaran          : Pasien dan keluarga pasien

Tempat           : Universitas Aisyah Pringsewu

Hari/Tanggal :

Waktu                        : 1 X 30 menit

 

I.       Tujuan Instruksional umum

Setelah proses penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti tentang kanker serviks

 

II.    Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :

  1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
  2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
  3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
  4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
  5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks
  6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks
  7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

 

III. Materi

  1. Pengertian kanker serviks
  2. Penyebab kanker serviks
  3. Tanda dan gejala kanker serviks
  4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
  5. Stadium kanker serviks
  6. Pencegahan kanker serviks    
  7. Penatalaksanaan kanker serviks

 

IV. Metode

1)      Diskusi

2)      Tanya jawab

 

 

V.    Media

  1. LCD / Flipchart
  2. Leaflet

 

VI.  Pengorganisasian

 

Job Description

1. Moderator   :    Mengarahkan jalannya acara

2. Penyaji        :    Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan

3. Fasilitator    :    Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam  diskusi     

4. Observer     : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya penyuluhan

 

VII.     Kegiatan Penyuluhan

 

NO

WAKTU

KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN PESERTA

1

 

5 menit

 

Pembukaan

a)      membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

b)      Memperkenalkan diri

c)      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

d)     Menyebutkan materi yang akan diberikan

e)      Menyampaikan kontrak waktu

 

 

 

Mendengarkan pembukaan yang disampaikan oleh moderator.

2

15 menit

Pelaksanaan

 

Penyampaian materi oleh pemateri:

a)        Menggali pengetahuan peserta tentang kanker serviks

b)        Menjelaskan tentang pengertian kanker serviks

c)        Menyebutkan penyebab kanker serviks

d)       Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks

e)        Menjelaskan tentang deteksi dini kanker serviks

f)         Menjelaskan tentang stadium kanker serviks

g)        Menjelaskan yang harus dilakukan/ penatalaksanaan kanker serviks

h)        Menjelaskan tentang pencegahan kanker serviks

Mendengarkan

 

dan memberikan umpan balik tehadap materi yang disampaikan.

3

20 menit

Tanya jawab

Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami

Mengajukan pertanyaan

3

15 menit

Evaluasi

Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan

4

5 menit

Penutup

a)    Mempersilahkan fasilitator dari pembimbing klinik dan pembimbing akademik untuk menambahkan ataupun menjelaskan kembali jawaban pertanyaan peserta yang belum terjawab.

b)   Menjelaskan kesimpulan dari materi penyuluhan

c)    Ucapan terima kasih

d)   Salam penutup

Mendengarkan dengan seksama dan menjawab salam

 

 

VIII.                   Kriteria Evaluasi

1.      Evaluasi Struktur

a)      Peserta hadir ditempat penyuluhan

b)      Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang merpati RSUD Dr Soetomo Surabaya. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2.      Evaluasi Proses

a)      Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b)      Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3.      Evaluasi Hasil

Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Materi Penyuluhan Deteksi Dini Kanker Serviks

 

 

A.    Deteksi Dini

Deteksi dini merupakan usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan atau kenyataan seawal mungkin/secepatnya.

B.     Leher Rahim

Leher rahim adalah bagian paling bawah dari rahim. Leher rahim merupakan ujung atau muara dari liang senggama atau vagina. Dapat dijelaskan juga bahwa leher rahim menghubungkan antara rahim dan vagina.

 

C.    Konsep Dasar Kanker Serviks

1.  Pengertian

Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi di leher rahim. Sel-sel di leher rahim berubah sifat menjadi ganas.

Data Kasus Kanker Leher Rahim 490.000 wanita di dunia didiagnosa menderita kanker leher rahim, 240.000 diantaranya mengalami kematian. 80 % penderita berada di Negara berkembang. (WHO,2002)

Saat ini di RS Kanker Dharmais, kanker serviks menduduki peringkat ke 2 dari

seluruh kanker tersering yang diderita oleh wanita.

2.  Penyebab

Hingga saat ini kanker leher rahim diindikasikan penyebabnya karena HPV ( Human papilloma Virus ) tipe 16 dan 18. Hal ini dikarenakan karena pada penderita kanker serviks, 99 % ditemukan HPV.

3.  Cara penularan HPV :

        Kontak seksual --> mayoritas

        Kontak non seksual ( dari ibu ke bayi saat dilahirkan, alat-alat medis yang tidak steril, toilet umum)

4.  Faktor Risiko :

        Menikah atau melakukan kontak seksual di usia yang sangat muda (usia < 20 tahun )

        Melahirkan banyak anak

        Berganti-ganti pasangan seksual

        Merokok (aktif maupun pasif)

        Riwayat menderita PMS ( Penyakit Menular Seksual )

        Infeksi HPV

        Mempunyai pasangan yang menderita : kanker serviks,kutil kelamin

        Pasangan mempunyai patner seks sebelumnya yang menderita kanker serviks

        Menderita infeksi yang lama di organ reproduksi

        Mempunyai kekebalan tubuh yang rendah (karena obat-obatan, penyakit ex. AIDS)

5.  Tanda dan Gejala :

        Pada stadium dini seringkali tak ada gejala apapun

        Perdarahan per vaginam abnormal ( perdarahan setelah hubungan seksual, perdarahan diantara periode menstruasi, jumlah darah menstruasi banyak).

          Keputihan abnormal (kuning putih, berbau)

          Low back pain (sakit di tulang belakang )

          Nyeri Cervical ( saat jari atau penis dimasukkan ke dalam vagina )

          Nyeri saat berhubungan seksual.

          Nyeri saat BAK pada keadaan yang lanjut

6.  Tanda dan gejala jika kanker sudah dalam keadaan lanjut :

        Sulit BAK ( Buang Air Kecil ) dan mungkin gagal ginjal.

          Nyeri BAK dan kadang2 kencing darah .

          Bengkak di kaki .

          Diarrhea, atau nyeri di daerah anus atau BAB berdarah

          Mual, lemas, BB turun, nafsu makan turun, dan terasa nyeri.

          Konstipasi (sulit buang air besar)

          Lubang Abnormal di leher rahim (fistula)

          Pembesaran kelenjar limphe (kelenjar getah bening ) di leher atau ketiak.

         Penyebaran lanjut ke tulang , paru m usus atau otak memberikan tanda tanda abnormal.

7.  Pencegahan :

        Melakukan perilaku seks yang sehat ( menjaga kebersihan, tidak berganti-ganti pasangan)

        Melakukan deteksi dini dengan pap smear dan IVA setahun sekali bagi yang telah menikah atau telah melakukan kontak seksual.

        Melakukan vaksinasi HPV ( dapat diberikan mulai usia 9 tahun)

8.  Deteksi Dini :

Kanker serviks dapat diobati jika ditemukan dalam stadium dini. Stadium dini dapat ditemukan dengan melakukan pemeriksaan pap smear tiap 1 tahun sekali.


D.    Macam Deteksi Dini Kanker Serviks IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

1.      Pengertian

IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009).

IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).

2.      Tujuan

Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.

3.      Sasaran

a.        Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia<20)

b.      Memiliki banyak pasangan seksual (wanita atau pasangannya)

c.       Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual), seperti

Chlamydia atau gonorrhea, dan khususnya HIV/AIDS

d.       Ibu atau saudara perempuan yang memiliki kanker leher rahim

e.        Merokok

4.      Jadwal

       Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi. Tes tersebut dapat dilakukan pada wanita yang dicurigai atau diketahui memiliki IMS atau HIV / AIDS .

Program Skrining Oleh WHO :

a.       Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun

b.      Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun

c.       Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun

(Nugroho Taufan, dr. 2010)

d.       Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-

60 tahun.

e.       Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.

f.        Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1

tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun

5.      Syarat

a.       Sudah pernah melakukan hubungan seksual

b.      Tidak sedang datang bulan/haid

c.       Tidak sedang hamil

d.      24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

6.      Tempat

IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh :

a.       Perawat terlatih

b.      Bidan

c.       Dokter Umum

d.      Dokter Spesialis Obgyn.

7.      Prosedur IVA

Untuk pemeriksaan IVA dibutuhkan tempat dan alat sebagai berikut :

a.         Ruangan tertutup

b.         Tempat tidur pemeriksaan / tempat tidur ginekologi

c.         Lampu sorot

d.        Spekulum vagina

e.         Asam asetat 3-5 %

f.          Swab lidi kapas

g.         Sarung tangan

          Dengan spekulum cocor bebek yang kering tanpa pelumas dilihat servik dengan jelas, dengan sumber cahaya yang terang dari belakang berupa lampu sorot. Kemudian servik dipulas dengan asam asetat 3-5%, tunggu selama 1-2 menit, selanjutnya dengan ,mata telanjang dilihat perubahan yang terjadi pada servik. Pada lesi pra kanker akan menampilkan warna putih yang disebut acetowhite pada daerah transformasi (IVA positif), sebagai tindak lanjut dapat dilakukan biopsi. Jika tidak terdapat bercak putih pada daerah transformasi disebut IVA negatif. Secara makrospkopis pemeriksaan ini.

8.      Kelebihan dan Kekurangan

a.  Kelebihan :

1)      Pemeriksaan tidak bersifat invasif

2)      Mudah dan murah

3)      Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan bukan dokter ginekologi

4)      Dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan pada semua tingkat pelayanan kesehatan

5)      Alat yang digunakan sederhana

6)      Hasil didapat dengan segera tidak menunggu ghasil dari laboratorium

7)      Memiliki sensitifitas yang tinggi

b.         Kekurangan :

1)      Nilai positif palsu yang tinggi

2)      Tidak bisa mengamati kelainan pada endoservik

9.      Kategori IVA

Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:

a.       IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.

b.      IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).

c.       IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).

 

 

 

d.    IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).

10.  Penatalaksanaan IVA

a.       Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher rahim yang telah dipulas dengan larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative. Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan

timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kanker.

b.      Namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim. Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua menit tersebut, lesi prakanker bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa

segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium lanjut.

c.       Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area

tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat

(Samadi Priyanto. H, 2010).

d.      Kalau hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang terlihat dari adanya perubahan dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di sekitar epitel. Itu bisa dimatikan atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV) itu tidak jadi berkembang dan merusak organ tubuh yang lain.

e.        

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Febri. 2010. Kesehatan Reproduksi. (http://bidanshop.blogspot.com. Diakses 04 Desember 2015)

 

 

Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV). Jakarta : Javamedia Network

 

 

Samadi Priyanto .H. 2010. Yes, I Know Everything Abaut KANKER SERVIK. Yogyakarta : Tiga Kelana

 

Sukaca E. Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher Rahim).

Yogyakarta: Genius Printika


 

Tidak ada komentar: