SATUAN ACARA
PENYULUHAN
Kanker Serviks
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESHATAN AISYAH
PRINGSEWU
LAMPUNG
JURUSAN
S1 KEPERAWATAN KONVERSI
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Kanker Serviks
Sasaran :
Pasien dan keluarga pasien
Tempat :
Universitas Aisyah Pringsewu
Hari/Tanggal :
Waktu : 1 X 30 menit
I.
Tujuan Instruksional umum
Setelah proses penyuluhan
diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti tentang kanker serviks
II.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan
diharapkan peserta mampu :
- Menyebutkan
pengertian kanker serviks
- Menyebutkan
penyebab kanker serviks
- Menyebutkan
tanda dan gejala kanker serviks
- Mengetahui
deteksi dini kanker serviks
- Menyebutkan
stadium dari kanker serviks
- Menyebutkan
penatalaksanaan kanker
serviks
- Mengetahui
cara pencegahan kanker serviks
III.
Materi
- Pengertian
kanker serviks
- Penyebab
kanker serviks
- Tanda
dan gejala kanker serviks
- Cara
deteksi dini (skrining) kanker serviks
- Stadium kanker serviks
- Pencegahan kanker serviks
- Penatalaksanaan
kanker serviks
IV.
Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
V.
Media
- LCD / Flipchart
- Leaflet
VI.
Pengorganisasian
Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak
secara aktif dalam diskusi
4. Observer : Mengamati dan
mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya penyuluhan
VII.
Kegiatan Penyuluhan
NO |
WAKTU |
KEGIATAN PENYULUHAN |
KEGIATAN PESERTA |
1 |
5 menit |
Pembukaan a) membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam b) Memperkenalkan diri c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan d) Menyebutkan materi yang akan diberikan e) Menyampaikan kontrak waktu |
Mendengarkan
pembukaan yang disampaikan oleh moderator. |
2 |
15 menit |
Pelaksanaan Penyampaian materi oleh pemateri: a)
Menggali
pengetahuan peserta tentang kanker serviks b)
Menjelaskan
tentang pengertian kanker
serviks c)
Menyebutkan
penyebab kanker serviks d) Menyebutkan tanda dan gejala kanker
serviks e)
Menjelaskan
tentang deteksi dini kanker serviks f)
Menjelaskan
tentang stadium kanker
serviks g)
Menjelaskan
yang harus dilakukan/ penatalaksanaan kanker serviks h)
Menjelaskan
tentang pencegahan kanker
serviks |
Mendengarkan dan memberikan
umpan balik tehadap materi yang disampaikan. |
3 |
20 menit |
Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang
kurang dipahami |
Mengajukan pertanyaan |
3 |
15 menit |
Evaluasi Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan |
Menjawab pertanyaan |
4 |
5 menit |
Penutup a) Mempersilahkan
fasilitator dari pembimbing klinik dan pembimbing akademik untuk menambahkan
ataupun menjelaskan kembali jawaban pertanyaan peserta yang belum terjawab. b) Menjelaskan
kesimpulan dari materi penyuluhan c) Ucapan
terima kasih d) Salam
penutup |
Mendengarkan dengan seksama dan menjawab salam |
VIII.
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di
ruang merpati RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi
penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan
sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang
diberikan sesuai dengan tujuan khusus
Materi Penyuluhan Deteksi Dini Kanker
Serviks
A.
Deteksi Dini
Deteksi dini merupakan usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan atau kenyataan seawal mungkin/secepatnya.
B. Leher Rahim
Leher rahim adalah bagian paling bawah
dari rahim. Leher rahim merupakan ujung
atau muara dari liang senggama atau vagina. Dapat dijelaskan juga bahwa leher rahim menghubungkan
antara rahim dan vagina.
C. Konsep Dasar
Kanker Serviks
1.
Pengertian
Kanker leher rahim merupakan kanker yang
terjadi di leher rahim. Sel-sel di leher
rahim berubah sifat menjadi
ganas.
Data Kasus Kanker
Leher Rahim 490.000
wanita di dunia
didiagnosa menderita kanker leher rahim, 240.000 diantaranya
mengalami kematian. 80 % penderita berada
di Negara berkembang. (WHO,2002)
Saat ini di RS Kanker
Dharmais, kanker serviks
menduduki peringkat ke 2 dari
seluruh kanker tersering yang diderita oleh wanita.
2. Penyebab
Hingga
saat ini kanker
leher rahim diindikasikan penyebabnya karena HPV (
Human papilloma Virus ) tipe 16 dan 18. Hal ini dikarenakan karena pada penderita
kanker serviks, 99 % ditemukan
HPV.
3. Cara penularan HPV :
•
Kontak seksual
--> mayoritas
•
Kontak non seksual ( dari ibu ke bayi saat dilahirkan, alat-alat medis yang tidak steril, toilet umum)
4. Faktor Risiko
:
•
Menikah atau melakukan kontak
seksual di usia yang sangat
muda (usia < 20 tahun
)
•
Melahirkan banyak
anak
•
Berganti-ganti pasangan
seksual
•
Merokok (aktif
maupun pasif)
•
Riwayat menderita
PMS ( Penyakit Menular Seksual
)
•
Infeksi HPV
•
Mempunyai pasangan
yang menderita : kanker serviks,kutil kelamin
•
Pasangan mempunyai patner seks sebelumnya yang menderita kanker
serviks
•
Menderita infeksi
yang lama di organ reproduksi
•
Mempunyai kekebalan
tubuh yang rendah
(karena obat-obatan, penyakit
ex. AIDS)
5. Tanda dan Gejala :
•
Pada stadium
dini seringkali tak ada gejala
apapun
•
Perdarahan per vaginam
abnormal ( perdarahan setelah hubungan seksual, perdarahan diantara periode
menstruasi, jumlah darah menstruasi banyak).
•
Keputihan abnormal
(kuning putih, berbau)
•
Low back pain (sakit
di tulang belakang )
•
Nyeri Cervical
( saat jari atau penis dimasukkan ke dalam vagina )
•
Nyeri saat berhubungan seksual.
•
Nyeri saat BAK pada keadaan yang lanjut
6. Tanda dan gejala jika kanker sudah dalam keadaan
lanjut :
•
Sulit BAK ( Buang Air Kecil ) dan mungkin gagal
ginjal.
•
Nyeri BAK dan kadang2
kencing darah .
•
Bengkak di kaki
.
•
Diarrhea, atau nyeri di daerah anus atau BAB berdarah
•
Mual, lemas,
BB turun, nafsu makan turun,
dan terasa nyeri.
•
Konstipasi (sulit
buang air besar)
•
Lubang Abnormal
di leher rahim (fistula)
•
Pembesaran kelenjar
limphe (kelenjar getah bening ) di leher atau ketiak.
•
Penyebaran lanjut
ke tulang , paru m usus atau otak memberikan tanda – tanda
abnormal.
7. Pencegahan :
•
Melakukan perilaku
seks yang sehat
( menjaga kebersihan, tidak berganti-ganti pasangan)
•
Melakukan
deteksi dini dengan pap smear dan IVA setahun sekali
bagi yang telah menikah atau telah
melakukan kontak seksual.
•
Melakukan vaksinasi HPV ( dapat diberikan mulai usia 9 tahun)
8. Deteksi Dini :
Kanker serviks dapat diobati jika ditemukan dalam stadium
dini. Stadium dini dapat ditemukan
dengan melakukan pemeriksaan pap smear tiap 1 tahun
sekali.
D. Macam Deteksi
Dini Kanker Serviks
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
1.
Pengertian
IVA (inspeksi visual dengan asam
asetat) merupakan cara
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani,
2009).
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
cara melihat langsung (dengan mata
telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Laporan hasil konsultasi WHO
menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions)
dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai
prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97%
(Wijaya Delia, 2010).
2.
Tujuan
Untuk mengurangi
morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk
mengetahui kelainan yang terjadi
pada leher rahim.
3.
Sasaran
a.
Usia muda saat pertama
kali melakukan hubungan
seksual (usia<20)
b.
Memiliki banyak
pasangan seksual (wanita
atau pasangannya)
c.
Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular
Seksual), seperti
Chlamydia
atau gonorrhea, dan khususnya HIV/AIDS
d.
Ibu atau saudara perempuan yang memiliki kanker leher rahim
e.
Merokok
4.
Jadwal
Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi. Tes tersebut dapat dilakukan
pada wanita yang dicurigai atau diketahui memiliki IMS atau HIV / AIDS .
Program Skrining Oleh WHO :
a.
Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b.
Kalau fasilitas
memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c.
Kalau fasilitas
tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
(Nugroho
Taufan, dr. 2010)
d.
Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-
60 tahun.
e.
Skrining yang dilakukan
sekali dalam 10 tahun atau sekali
seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
f.
Di
Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1
tahun dan,
bila hasil negatif (-) adalah
5 tahun
5.
Syarat
a.
Sudah pernah melakukan hubungan
seksual
b.
Tidak sedang
datang bulan/haid
c.
Tidak sedang
hamil
d.
24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual
6.
Tempat
IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya
oleh :
a.
Perawat terlatih
b.
Bidan
c.
Dokter Umum
d.
Dokter Spesialis
Obgyn.
7.
Prosedur IVA
Untuk pemeriksaan IVA dibutuhkan tempat
dan alat sebagai berikut
:
a.
Ruangan tertutup
b.
Tempat tidur pemeriksaan / tempat tidur ginekologi
c.
Lampu sorot
d.
Spekulum vagina
e.
Asam asetat 3-5 %
f.
Swab – lidi kapas
g.
Sarung tangan
Dengan spekulum
cocor bebek yang kering tanpa pelumas dilihat servik dengan jelas, dengan sumber cahaya yang terang dari belakang berupa lampu sorot. Kemudian servik dipulas dengan asam asetat 3-5%, tunggu
selama 1-2 menit, selanjutnya dengan
,mata telanjang dilihat perubahan yang terjadi pada servik. Pada lesi pra kanker akan menampilkan warna putih yang
disebut acetowhite pada daerah transformasi (IVA positif), sebagai
tindak lanjut dapat dilakukan biopsi.
Jika tidak terdapat bercak putih pada daerah transformasi disebut
IVA negatif. Secara makrospkopis pemeriksaan ini.
8.
Kelebihan dan Kekurangan
a.
Kelebihan :
1)
Pemeriksaan tidak bersifat invasif
2)
Mudah dan murah
3)
Dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan
bukan dokter ginekologi
4)
Dapat dilakukan oleh
semua tenaga kesehatan pada semua tingkat pelayanan
kesehatan
5)
Alat yang digunakan sederhana
6)
Hasil didapat
dengan segera tidak
menunggu ghasil dari laboratorium
7)
Memiliki sensitifitas yang tinggi
b.
Kekurangan :
1)
Nilai positif palsu yang tinggi
2)
Tidak bisa mengamati kelainan
pada endoservik
9.
Kategori IVA
Menurut (Sukaca
E. Bertiani, 2009) Ada beberapa
kategori yang dapat
dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
a.
IVA negatif
=
menunjukkan leher rahim
normal.
b.
IVA
radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan
jinak lainnya (polip serviks).
c.
IVA
positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan
skrining kanker serviks dengan metode IVA karena
temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
d.
IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian
akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium
invasif dini (stadium
IB-IIA).
10. Penatalaksanaan IVA
a.
Pemeriksaan
IVA dilakukan dengan spekulum melihat langsung leher
rahim yang telah dipulas dengan
larutan asam asetat 3-5%, jika ada perubahan
warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negative.
Sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan
timbul plak putih,
maka dinyatakan positif
lesi atau kelainan
pra kanker.
b.
Namun jika masih tahap
lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan metode Krioterapi atau gas dingin yang menyemprotkan gas
CO2 atau N2 ke leher rahim.
Sensivitasnya lebih dari 90% dan spesifitasinya sekitar 40% dengan metode diagnosis yang hanya membutuhkan waktu sekitar
dua menit tersebut, lesi prakanker
bisa dideteksi sejak dini. Dengan demikian, bisa
segera ditangani dan tidak berkembang menjadi kanker stadium
lanjut.
c.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks
yang terdapat lesi prakanker pada
suhu yang amat dingin (dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada area
tersebut
mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel
baru yang sehat
(Samadi
Priyanto. H, 2010).
d.
Kalau
hasil dari test IVA dideteksi adanya lesi prakanker, yang
terlihat dari adanya perubahan
dinding leher rahim dari merah muda menjadi putih, artinya perubahan sel akibat infeksi tersebut baru terjadi di
sekitar epitel. Itu bisa dimatikan
atau dihilangkan dengan dibakar atau dibekukan. Dengan demikian, penyakit kanker yang disebabkan human papillomavirus (HPV)
itu tidak jadi berkembang dan merusak
organ tubuh yang lain.
e.
DAFTAR PUSTAKA
Febri. 2010. Kesehatan Reproduksi. (http://bidanshop.blogspot.com. Diakses
04 Desember 2015)
Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi
Human Pappilomavirus (HPV). Jakarta : Javamedia
Network
Samadi Priyanto .H. 2010. Yes, I Know Everything Abaut KANKER SERVIK.
Yogyakarta : Tiga Kelana
Sukaca E. Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher
Rahim).
Yogyakarta: Genius
Printika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar