Rabu, 14 Desember 2022

EFTEKTIVITAS KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP SUHU TUBUH ANAK DEMAM TERHADAP ANAK Z USIA 3 TAHUN 3 BULAN DI PMB YUNITA VEROMIZA Amd.Keb

 

 

 

 

 

 

EFTEKTIVITAS KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP SUHU TUBUH ANAK DEMAM TERHADAP ANAK Z USIA 3 TAHUN 3 BULAN DI PMB YUNITA VEROMIZA Amd.Keb

 

 

 

 





 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN TUGAS AKHIR
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2022


DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN SAMPUL LUAR.............................................................................. i

HALAMAN SAMPUL DALAM......................................................................... ii

RINGKASAN ...................................................................................................... iii

ABTRAK .............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

MOTO.................................................................................................................... vi

BIODATA ........................................................................................................... vii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. viii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ix

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ x

DAFTAR ISI......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 3

D. Manfaat penelitian      ............................................................................ 4                                   

E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar kasus................................................................................ 5

B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut .................................... 21

C. Hasil Penelitian Terkait......................................................................... 21

D. Kerangka Teori...................................................................................... 23

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Lokasi dan Waktu penelitian................................................................ 24

B. Subjek Laporan Kasus........................................................................... 24

C. Instumen Pengumpilan Data ................................................................ 24

D. Teknik/ Cara Pengumpulan Data Primer dan Sekunder........................ 24

E. Bahan dan Alat...................................................................................... 25

F. Jadwal kegiatan (Matriks kegiatan)....................................................... 26

BAB IV  HASIL TINJAUAN KASUS.............................................................. 28

BAB V PEMBAHASAN..................................................................................... 39

BAB VI PENUTUP............................................................................................. 42

A. Kesimpulan........................................................................................... 42

B. Saran...................................................................................................... 43

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

 

Tabel 1. Suhu Tubuh Anak...................................................................................... 6...........

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 1 Bawang merah (Allium cepa var. Ascalonicum)..................................... 8

Gambar 2 Keangka Teori....................................................................................... 23

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1 Izin Lokasi Pengambilan Studi Kasus

Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Subyek

Lampiran 3 Lembar Persetujuan  (Informed Consent)

Lempiran 4 SOP Pengukura Suhu Tubuh Melalui Aksila

Lampiran 5 SOP Kompres Bawang Merah

Lampiran 6 Lembar Kpsp Pada Anak Umur 60 Bulan

Lampiran 7 Dokumetasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

A.  Latar Belakang    

 Pembangunan kesehatan di Indonesia diakui relatif berhasil, namun keberhasilan yang dicapai belum dapat menuntaskan problem kesehatan secara menyeluruh (Arisandi, 2017). Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya berbagai penyakit. Kondisi anak dari sehat menjadi sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk meningkatkan suhu yang disebut demam (Cahyaningrum et al., 2017)

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya (Setiawati, 2016). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Indonesia terdapat sekitar 19% sampai 30% anak di periksa karena menderita demam.Demam yang mencapai suhu 41ºC angka kematiannya mencapai 17% dan pada suhu 43ºCakan koma dengan kematian 70%, dan pada suhu 45ºC akan meninggal dalam beberapa jam (Akib & Megawati, 2019)

 Demam (hipertermi) suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryunani, 2010).Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37°C, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh(Wong, 2008).Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Demam pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus(Setiawati, 2009).Demam juga dapat disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi atau  kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem imun(Cahyaningrum et al., 2017)

Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak dapat di lakukan dengan berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian antipiretik (farmakologik). Selain penggunaan obat antipiretik, penurunan suhu tubuh dapat dilakukan secara fisik (Non Farmakologik) yaitu dengan penggunaan energi panas melalui metode konduksi dan evaporasi. Metode konduksi yaitu perpindahan panas dari suatu objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangan menyentuh yang hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi sehingga perpindahan energi panas berubah menjadi gas (Potter dan Perry, 2009). Metode konduksi dan evaporasi adalah dilakukan dengan obat tradisional. (Cahyaningrum et al., 2017)

Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam adalah bawang merah. Bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allycysteine sulfoxide( Alliin). Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim allinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi menghancurkan bekuan darah atau akan melancarkan aliran darah dalam tubuh (Utami, 2013). Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga peredarah darah menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010).

Berdasarkan penelitian Cahyaningrum (2017), hasil penelitian menunjukan bahwa rerata suhu tubuh anak setelah kompres bawang merah yaitu 37.98°C, suhu terendah 36.3°C, dan suhu tertinggi 37.2°C. responden mengalami penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres bawang merah sehingga suhu tubuh menjadi normal (36.3°C-37.2°C)

            Menurut register dari bidan di pmb yunita veromiza Amd.Keb terdapat 3  anak mengalami demam dan sulit untuk minum obat. salah satunya An. Z

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik melakukan asuhan tentang “Eftektivitas kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak”di PMB Yunita vero miza.

 

 

 

 

 

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan data penelitian  yang dikemukakan diatas, terdapat anak balita dengan kasus gejala demam salah satunya adalah An. Z di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb Kemudian dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “bagaimana penerapan efektifitas kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak demam  pada An. Z tersebut?”.

 

C.    Tujuan Penelitian

1.      Tujuan umum

Tujuan asuhan kebidanan berkelanjutan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu dari penulisan ini adalah melakukan asuhan kebidanan pada anak balita dengan penerapan kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam untuk mengurangi keluhan panas pada An A di PMB Yunita Vero Miza tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a.       Dilakukan data An. Z yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.

b.      Dilakukan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah-masalah dan kebutuhan pada An. Z dan merumuskan masalah dalam upaya mengurangi keluhan Demam di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.

c.       Dilakukan diagnosa atau masalah potensial terhadap An. Z dalam upaya mengurangi keluhan demam dengan kompres bawang merah di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.

d.      Dilakukan dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera terhadap An. Z yaitu mengurangi keluhan demam dengan kompres bawang merah di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.

e.       Dilakukan Asuhan Kebidanan terhadap An. Z yaitu mengurangi keluhan demam dengan kompres bawang merah di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.

f.       Dilakukan perencanaan Asuhan Kebidanan terhadap An. Z secara efisien dan aman sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.

g.      Dilakukan evaluasi Asuhan Kebidanan pada An. Z di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.

h.      Dilakukan pendokumentasian dengan metode soap.

 

D. Manfaat penelitian                                          

1.      Manfaat teoritis

Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan tentang upaya mempercepat penyembuhan demam pada balitan dengancara mengkompres menggunakan  bawang merah

2.      Manfaat Aplikatif

a.      Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi mengenai efektifitas kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam

b.    Bagi Lahan Praktik

Sebagai tempat penerapan ilmu secara nyata dan langsung kepada masyarakat mengenai kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam sehingga resiko suhu tubuh yang  tinggi  dapat di minimalisir terutama di lahan praktik.

c.  Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman, dapat memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan masalah suhu tubuh anak .

 

E. Ruang Lingkup Penelitian

Metode asuhan kebidanan yang digunakan yaitu menggunakan manajemen kebidana 7 (tujuh) langkah Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Sasaran asuhan ini ditujukan kepada An. Z umur 3 tahun yang mengalami demam. Objek dalam studi kasus ini adalah penerapan kompres bawang untuk mengatasi masalah demam selama 3 hari sebanyak 3 kali sehari dengan banyak bawang 3- 5 siung bawang merah menurut septiani (2017) di lakukan di rumah pasien. Lokasi penelitian dilakukan di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan  Maret– April tahun 2022.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A. Konsep Dasar kasus

1.      Tinjauan Umum Tentang Demam

a.       Pengertian

 Kata demam berasal menurut bahasa Yunani yakni Pyretos yang memiliki makna menjadi api atau panas. Demam didefinisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.Pada anak yang mengalami peningkatan suhu ringan yaitu kisaran 37,5°C-38°C (Medlhyana dan Putri. 2020).

Suhu tubuh pada kondisi meningkat dapat dipergunakan sebagai salah satu ukuran penting yang dapat memberikan petunjuk mengenai memburuk atau membaiknya keadaan penderita. Demam adalah suatu indikasi adanya gangguan keschatan dan hanyalah suatu keluhan dan bukan merupakan suatu diagnosis. Sebagai suatu keluhan demam adalah keluhan kedua terbanyak setelah nyeri, schingga demam merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui. Apabila demam tidak cepat ditangani dapat membahayakan apabila timbul peningkatan suhu yang tinggi (Mulyani, E dan Lestari 2020).

b.      Penyebab Demam

Faktor penyebab demam adalah benda asing yang terdiri dari infeksi virus, bakteri, jamur, stress atau "tumen Mikroorganisme tersebut akan merangsang makrofag untuk melepaskan endogen progen melalui system sirkulasi darah menuju hipotalamus. Dimana progen tersebut akan memicu produksi prostaglandin. Prostaglandin ini dipercaya unuk meningkatkan set point termoregulasi tubuh, schingga menyebabkan demam. Demam terjadi karena terjadinya peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil didalam tubuh kita yang disebut pirogen (zat pencetus panas) (Arifianto,2019).

c.         Patofisiologi

Demam terjadi ketika berbagai proses infeksius dan non- infeksius berinteraksi dengan program pertahanan tubuh. Ketika mekanisme ini terjadi, bakteri atau fragmen jaringan akan ditelan oleh leukosit dengan partikel besar, makrofag. dan limfosit pembunuh. Semua sel ini kemudian mencerna hasil pembusukan bakteri dan melepaskan interleukin ke dalam cairan tubuh (leukosit atau p irogen endogen). Ketika interleukin-1 sampai di hipotalamus akan menyebabkan demam dengan cara menaikkan suhu tubuh,yaitu 8-10 menit. Interleukin-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi pembentukan prostaglandin atau zat yang memiliki kesamaan dengan zat tersebut, kemudian bekerja pada hipotalamus untuk menghasilkan respon demam (Fathrrizky, S. 2020).                           

Mekanisme demam pasca imunisasi dimulai dengan respon tubuh terhadap virus asing menstimulasi pirogen sitokin dalam tubuh, seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), Tumor Necrosing Factor (TNF) dan interferon, yang melepaskan asam arakidonat dan dimetabolisme menjadi prostaglandin E2, dan menyebabkan peningkatan termostat pada hipotalamus anterior sehingga terjadi demam.

Tabel 1.

Suhu Tubuh Anak

Umum

Temperatur(°F)

Temperatur(°c)

0-3 bulan

99,4

27,4

3-6 bulan

99,5

37,5

 6 bulan-1tahun

99,7

37,6

1-3 tahun

99.0

37,2

3-5 tahun

98,6

37

5-9 tahun

98,3

36,8

9-13 tahun

98,0

36,7

>13 tahun

97,8-99,1

36,6-37,3

Hasil setandar:

36-37°c

 

 

 

Nilai-nilai pada tabel bukan merupakan patokan mutlak. Penetapan nilai normal suhu tubuh ditetapkan berdasarkan penelitian terhadap sejumlah orang berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh tim disuatu negara, sehingga terdapat sedikit variasi nilai pengukuran yang di peroleh (Lusia, 2015).

d.      Penatalaksanaan

Beberapa cara penanganan demam menurut (Medhyana dan Putri,2020). Yaitu:

a)      Pemberian Obat Ada banyak cara untuk menurunkan dan mengendalikan demam, yaitu dengan mengonsumsi obat antipiretik (farmakologi). Namun penggunaan antipiretik ini memiliki elek samping, yaitu dapat menimbulkan bronkospasme, perdarahan saluran cema akibat erosi vaskuler (erosi), dan penurunan fungsi ginjal (Cahyaningrum, 2017).

b)      Perbanyak minum ASI Selain menggunakan obat antipiretik, dapat juga menurunkan demam badan (efek non farmakologis) dengan cara memakai baju tipis, minum teratur, istirahat lebih banyak dan mandi air panas (Henriani, H.2017).

c)      Kompres air hangat Ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi panas melalui metode konduksi dan evaporasi. Metode konduksi adalah mentransfer panas dari suatu benda melalui kontak langsung. Kulit hangat yang bersentuhan dengan sesuatu yang hangat akan mentransfer panas melalui penguapan, sehingga perpindahan energi panas diubah menjadi gas / uap air dalam bentuk keringat (Cahyaningrum, 2017). Contoh dari metode konduksi dan evaporasi ini adalah kompres hangat, yaitu metode menjaga atau menjaga suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang menurunkan suhu tubuh (Permatasari, 2013). Kompres hangat dapat menyebabkan suhu tubuh bagian luar menjadi panas, sehingga tubuh menganggap suhu luar cukup tinggi, sehingga tubuh mengurangi kontrol sulhu otak, dan dengan demikian tidak meningkatkan kontrol suhu tubuh. Ketika suhu luar naik, pembuluh darah di sekitar kulit akan mengembang dan mengalami vasodilatasi (vasodilatasi), yang membuka pori-pori kulit dan mendorong pembuangan panas (keringat), sehingga menurunkan suhu tubuh menjadi normal kembali (Cahyaningrum, 2017).

d)     Kompres bawang merah Bawang merah (Allium cepa var, Ascalonicum) dapat digunakan untuk kompres karena mengandung senyawa organosulfur yang dikenal dengan Alliin. Bawang merah juga mengandung senyawa antibakteri dan antivirus, Oleh karena itu bawang merah sangat membantu dalam melawan infeksi. Bawang merah juga mengandung senyawa aktif yang memiliki efek anti inflamasi. Saat tubuh sedang meradang, senyawa ini bisa membantu meredakan peradangan. Oleh karena itu bawang merah dipercaya dapat membantu meredakan demam khususnya bagi anak-anak (Kuswardani, 2016).

Kompres bawang merah dilakukan pada kulit dapat direspon oleh Termoreseptor perifer dan sistem saraf perifer lalu merangsang hipotalamus atau termoregulator untuk merespon ransangan yang ada, sehingga dapat mengurangi suhu kulit melalui vasokonstriksi kulit ini dikoordinasikan oleh hipotalamus melalui keluaran sistem saraf simpatis. Sehingga dari kandungan zat yang ada dalam bawang merah bisa menurunkan sulhu tubuh pada responden.

3. Tinjauan Umum Tentang Bawang Merah

a.    Definisi Bawang Merah

Bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman komoditas nabati yang termasuk dalam kategori bumbu non pengganti dan dapat digunakan sebagai penyedap makanan dan obat tradisional (Wiryawan 2014)

Gambar 1. Bawang merah (Allium cepa var. Ascalonicum)

 

b.      Klasifikasi Bawang Merah

Bawang merah merupakan tanaman semusim bersiung memiliki umbi lapis dan sering digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Menurut ilmu tumbuhan atau dalam (Wiryawan,2014).

c.       Morfologi Bawang Merah

Menurut Hidayat, IR (2015) dalam bukunya "Buku Tumbuhan Obat" tanaman bawang merah memiliki morfologi karena tanaman semusim berbentuk seperti rumput, dengan batang pendek, akar berserat, tinggi sekitar 25 cm, dan membentuk rumpun. Selain itu (Wiryawan, 2014) menambahkan bahwa akar tanaman umbi ini berjumlah 20-200, tersebar pada kedalaman 15-20 em di dalam, dan tanaman tersebut juga memiliki tangki air yang memanjang dari akarnya umbi. Pada daun, daun tanaman berbentuk tabung, kecil dan bulat, memanjang hingga 50-70 em, berongga dan berbentuk kerucut, hijau muda sampai hijau tua. Batang tanaman ini merupakan batang buatan di dalam tanah, yang dapat diubah menjadi umbi-umbian. Tanaman ini juga memiliki bunga majemuk, masing-masing 50-200 bunga. Buah tanaman ini berbentuk bulat. tumpul, berbiji, dan agak pipih. Hidayat (2015).

d.      Kandungan Bawang Merah

Dari sisi kesehatan, bawang merah memiliki kandungan zat-zat gizi tinggi dan senyawa kimiawi yang alamiah untuk keschatan masyarakat dikarenakan memiliki efek farmakologi yang cukup besar dalam kandungan obat tradisional bawang merah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kandungan obat tradisional bawang merah dapat mengobati masuk angin, demam, kembung, perut mulas asma, dan lain-lain bahkan dapat mengobati penyakit berat seperti diabetes, hipertensi, kolestrol jahat dan sebagainya (Aryanta, 2019).

Oleh karena itu, bawang merah sebagai tanaman herbal secara alami dapat meningkatkan keschatan masyarakat desa. Peran antioksidan pada bawang merah memiliki kandungan yang cukup baik karena terdapat senyawa fenol. Dimana senyawa ini merupakan jenis yang sangat efektif dalam kandungan antioksi dan. Dalam senyawa fenol kandungan antioksidannya sangat bagus untuk bahan pangan. Selain senyawa fenol, rempah- rempah lain juga mengandung antioksidan yang berupa protein, amin, dan asam- asam organik yang memiliki manfaat baik untuk mencegah radikal bebas dalam peningkatan imun dan kesehatan masyarakat.

 Secara ilmu kesehatan, antioksidan terbagi menjadi dua macam yakni antioksidan primer dan sekunder. Yang pertama antioksidan primer yaitu antioksidan yang dapat bekerja dan bereaksi dengan radikal lipida, antioksidan ini dapat berupa komponen fenolik, tokoferol alami dan sintetis, alkil galat, Butylated Hidroksianisol (BHA), Butylated Hidroksitoluen (BHT) atau Tertiary Butyl Hidroquinon (TBHQ) yang dapat memberikan ketahanan tubuh dan sistem imun yang baik. Yang kedua yaitu antioksidan sekunder yang dapat bermanfaat untuk mencegah radikal bebas yang datang dari kondisi dan udara yang tidak stabil. Radikal bebas dapat menempel dalam tubuh secara alami yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel dan menyebabkan timbulnya penyakit diantaranya adalah penyakit kronis yang berhubungan dengan penuaan. Dengan mengkonsumsi makanan dan tanaman yang mengandung anti oksidan dipercaya oleh masyarakat dapat membantu tubuh dalam menghambat pertumbuhan radikal bebas dan kesehatan masyarakat. Selain bawang merah, tanaman herbal yang bersifat antioksidan dan dapat berinteraksi secara fisiologis untuk menghambat radikal bebas adalah rempah-rempah yang dapat membunuh sel kanker, bakteri dan sebagainya sehingga dapat meningkatkan keschatan masyarakat .

Aryanta (2019). juga menjelaskan balıwa tanaman bawang merah ini juga mengandung beberapa unsur hara sehat lainnya. Adapun nutrisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a)      Allisin dan Aliin

Senyawa bersifat hipolipedemik, mengonsumsi satu suing bawang merah segar dapat meningkatkan kadar kolestrol baik (HDL/ high density lipoprotein) sebesar 30%. Senyawa ini juga berperan sebagai antiseptik dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh. Kedua senyawa ini diubah oleh enzim allisin liase atau alinase untuk kemudian menjadi asam piruvat, ammonia, allisin antimikroba yang bersifat bakterisidal (dapat membunulh bakteri).

b)      Flavonoid

Sebagai anti inflamasi atau anti radang, biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit hepatitis,artrutus,tonsillitis, bronchitis, . Selain itu senyawa ini juga berperan artritis, tonsillitis. sebagai bahan antioksidan alamiah sebagai bakterisida dan menurunkan kolestrol jahat (LDL/low density  lipoprotein) dalam darah secara efektif.

c)      Alil profil disulfide

Seperti senyawa flavonoid, senyawa ini juga memiliki sifat sebagai senyawa hipolipidemik atau mampu menurunkan kadar lemak darah. Selain itu, kandungan sulfur dalam bawang merah  sangat baik untuk mengatasi rekaksi radang pada penderita bronchitis, maupun kongesti bronchial.

d)     Fitosterol

Merupakan golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari minyak tumbuhan. Senyawa ini juga dikenal sebagai minyak nabati dan cukup aman jika dikonsumsi termasuk oleh penderita penyakit kardiovasklar, karena dapat menyehatkan jantung.

e)      Flanovol

Merupakan senyawa yang mengambil peranan penting sebagai antibiotik alami, dikarenakan kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan virus, bakteri, maupun cendawan. Selain itu, kandungan senyawa ini juga mampu bertindak sebagai antikoagulan dan antikanker.

 

 

f)       Kalium

Merupakan unsur penting dalam kandungan bawang merah dan terdapat dalam jumlah yang relatif besar. Senyawa ini memilikiperan Jesaq dalam mempertahankan Surk keseimbangan elektrolit tubuh dan menjaga fungsi saraf dan otot.

g)      Pektin

Merupakan senyawa golongan polisakarida yang sukar dicerna dan bersifat menurunkan kadar kolestrol darah serta mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri.

h)      Saponin

Merupakan senyawa yang memiliki cukup banyak khasiat seperti dianta antikoagulan untuk memeegah penggumpalan darah dan sebagai ekpektoran yaitu mengencerkan dahak.

i)        Tripopanol sulfoksida

Merupakan gas yang dikeluarkan oleh bawang merah ketika dilukai atau diiris dan mampu menyebabkan keluarnya air mata (lakromator). Selain itu , bawang merah juga akan mengeluarkan bau yang khas melalui senyawa propil disulfide dan propil-metil disulfide. Ketiga senyawa ini dapat berperan sebagai stimulansia atau perangsang aktifitas fungsi organ- organ tubuh. Sehingga senyawa- senyawa ini sangat berguna untuk merangsang fungsi kepekaan saraf maupun kerja enzim pencernaan

e.       Pemanfaatan Bawang Merah Sebagai Kompes Bawang Merah Bawang merah dapat digunakan sebagai salah satu alternatif kompres dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam, tidak terlepas dari peranan senyawa yang terkandung didalam umbi herbal tersebut. Menurut Rachmad dkk, (2012) bawang merah dapat digunakan sebagai kompres karena mengandung senyawa sulfur organik yang bernama Allyleysteine sulfoxide (Allin) yang bereaksi dengan enzim alliinase (enzim katalisator yang dihasilkan oleh bawang merah sendiri apabila bawang merah digerus).

Menurut Akib, (2017) dalam bawang merah terdapat senyawa flavonoid sebagai antiinflamasi, senyawa propil disulfide dan propil metal disulfide yang mudah menguap dan di dalam bawang merah memiliki kandungan minyak atsiri sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan merangsang keluarnya keringat. Baluran bawang merah keseluruh tubuh akan menyebabkan vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit. Menurut Akib, (2017) Kompres bawang merah adalah Kompres bawang merah adalah tindakan dengan menggunakan bawang merah yang dilumatkan ketubuh tertentu sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.

Menurut Evyana. Y(2018) tujuan pemberian kompres memperlancar sirkulasi darah, memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien. Kandungan kimiawi bawang merah adalah minyak atsiri, siklo aliin, meti aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida, fitohormon, vitamin, zat pati Untuk penurunan demam sendiri menggunakan umbi bawang merah yang memiliki kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan suhu tubuh. Sama dengan kandungan lainnya bawang merah, yaitu metialiin, kuersetin, kaemfreol, dan floroglusin. Kelima zat tersebut berfungsi sebagai penurunpanas atau suhu tubuh yang dapat diandalkan. Sehingga dapat digunakan untuk obat demam ( Vedja, 2020). Dalam bawang merah mengandung asam glutamate yang merupakan natural essence (penguat rasa alamiah), terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil metil disulfide yang mudah menguap. Jika dimanfaatkan sesuai dosisyang tepat maka bawang merah dapat digunakan sebagai penurunan suhu tubuh khususnya padaanak usia 1-5 tahun yang mengalami peningkatan suhu tubuh (Vedja, 2020).

 Menurut Utami (2013) reaksi yang terjadi diantara senyawa Alliin dan enzim alliinase ini selanjunya akan bekerja dengan beberapa senyawa lain untuk menghancurkan pembentukan pembekuan darah, schingga memungkinkan peredaran darah menjadi lancar. Dengan hancurnya pembekuan darah dan lancarnya peredaran darah tersebut kemudian akan menyebabkan panas dari dalam tubuh lebih mudah disalurkan ke pembuluh darah tepi/perifer untuk kemudian diekresikan melalui keringat.

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Potter & Perry dalam Cahyaningrum, dkk (2017) yang menuliskan bahwa pemberian gerusan bawang merah dipermukaan kulit selama kurang lebih 10 menit akan merangsang pembuluh darah vena mengalami perubahan ukuran yang diatur oleh hipotalamus untuk mengontrol pengeluaran panas. Untuk memberikan respon vasodilatasi pembuluh darah, schingga memungkinkan untuk terjadi pengeluaran panas melalui kulit meningkat, pori-pori mulai membuka, dan terjadilah pelepasan panas secara evaporasi (berkeringat) schingga pada akhirnya suhu tubuh akan kembali normal. Jumlah bawang merah untuk kompres yaitu dengan mengira-ngira luas permukaan kulit yang akan dikompres dan ukuran bawang merah yang tersedia.

 Tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, sehingga semua permukaan yang akan dikompres dapat menyerap zat dari bawang merah tersebut. Suryono, (2012) mengatakan bahwa semakin tinggi kualitas bawang merah, maka akan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu tubuh.

Wijayanti dan Rosyid (2018) menambahkan bahwa pemanfaatan bawang merah sebagai alternatif kompres dilakukan karena bawang merah memiliki kandungan senyawa Flavonoid. Senyawa ini akan berperan sebagai antioksidan alami serta inhibitor pada siklus COX. Senyawa flavonoid akan bekerja secara sentral meninhibisi dan menghambat enzim siklooksigenase-2 seperti yang dilakukan oleh antipiretik. Enzim siklooksigenase-2 merupakan enzim yang berperan penting dalam biosintesis PGE2 (Wijayanti dan Rosyid, 2018).

Menurut Heriani, H. (2017) pemanfaatan bawang merah sebagai kompres dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam dapat dilakukan dengan cara mengambil dan mencuci bersih bawang merah sesuai kebutuhan, kemudian diiris atau dicincang kasar dan dicampurkan dengan air perasan jeruk nipis dan minyak kayu putih hingga merata. Bahan-bahan yang telah dicampurkan kemudian dibalurkan atau digosokkan pada area aksila, karena pada bagian tersebut memiliki banyak pembuluh darah besar dan memiliki banyak kelenjar apokrin yang mempunyai vaskuler, sehingga akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi dan memungkinkan perpindalhan panas tubuh ke lingkungan delapan kali lebih banyak . Namun, Septiani (2017) menuliskan bahwa pemanfaatan kompres bawang merah tidak hanya dilakukan pada area aksila (ketiak) saja, melainkan juga dapat dilakukan pada area tubuh laninnya seperti perut, ubun-ubun, lipatan dan paha anak.

Menurut Septiani (2017) kompres bawang merah dapat dilakukan dengan menggerus bawang merah dan mencampurkannya dengan 2 sdm minyak kayu putih dan selanjutnya menggosokkan pada area punggung, perut, lipatan paha, ubun-ubun, maupun lipatan ketiak anak. Namun, penggunan ini harus disesuaikan dengan kondisi anak.

f.       Mekanisme Penurunan Suhu Tubuh Bayi Demam Dengan Kompres Bawang Merah.

Bawang merah yang digerus yang diletakkan dipermukaan kulit schingga bawang merah melepaskan enzim alinase lalu direspon oleh Termoreseptor perifer dan sistem saraf perifer ke hipotalamus atau termoregulator untuk merespon ransangan yang ada, schingga dapat mengurangi suhu kulit melalui vasokonstriksi kulit ini dikoordinasikan oleh hipotalamus melalui keluaran sistem saraf simpatis . Sehingga dari kandungan zat yang ada dalam bawang merah bisa menurunkan suhu tubuh pada balita demam efek akan terlihat setelah dua hari.

g.      Prosedur Kompres Bawang Merah Adapun tata cara atau prosedur pengaplikasian kompres bawang merah dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam dapat dilakukan dalam dua tahapan, yakni tahap persiapan dan tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a)      Tahap persiapan

1)      Jelaskan dan demonstrasikan prosedur kompres bawang merah kepada keluarga anak.

2)      Perisiapkan alat dan bahan yang meliputi 3-5 siung bawang merah, mangkuk, 1 buah pisau, parutan/penggiling. pakaian tipis, thermometer digital, stopwatch, balpoin dan lembar observasi. b) Tahap pelaksanaan

1)      Memberikan peluang kepada anak untuk berada pada posisi yang nyaman

2)      Mencuci bersih 3-5 siung bawang merah hingga bersih

3)      Menggerus bawang merah yang telah dicicu dengan menggunakan pisau pada mangkuk.

4)      Melakukan pengukuran dan pencatatan suhu tubuh anak sebelum tindakan kompres pada anak.

5)      Gosokkan gerusan bawang merah pada bagian tubuh anak seperti ubun-ubun, punggung, perut, lipatan paha dan aksila anak selama 10 menit.

6)      Kenakan anak dengan baju yang tipis dan mudah menyerap keringat.

7)      Tetap perhatikan kenyamanan anak selama tindakan berlangsung

8)      Bersihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.

b)      Tahap Evaluasi

1)      Perhatikan reaksi atau respon anak, segera hentikan tindakan apabila anak menunjukan reaksi kejang atau menggigil.

2)      Dokumentasikan hasil pengukuran suhu tubuh anak pada lembar observasi.

 

1.        Pemantauan Pertumbuhan Balita

Balita diharapkan tumbuh dengan baik, pertumbuhan fisik merupakan indikator status gizi bayi dan anak. Pertumbuahan anak hendaknya dipantau secara teratur. Pemantauan pertumbuhan anak dibawah lima tahun (balita) mengukur berat dan tinggi badan menurut umur (Almatsier, 2011).

Kekurangan asupan energi dan zat gizi anak, atau kemungkinan pengaruh keturunan terhadap pertumbuhan, akan terefleksi pada pola pertumbuhannya. Anak yang kurang makan akan menunjukkan penurunan pada grafik berat badan menurut umur. Jika kekuranganmakan cukup berat dan berlangsung lama, kecepatan pertumbuhan akanberkurang dan pertumbuhan akan berhenti (Almatsier, 2011). Berikutberat badan balita normal menurut Kemenkes tahun 2010 yaitu:

 

.Balita Gizi Kurang (Underweight) : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi.
Balita Pendek (Stunting) :Status gizi yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan gabungan dari istilah sangat pendek dan pendek dengan Z
score < -2 standar deviasi.
Balita Kurus (Wasting) : Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan gabungan dari istilah sangat kurus dan kurus dengan Z score < -2 standar deviasi.
Z score : Nilai simpangan berat badan atau tinggi badan dari nilai berat badan atau tinggi badan normal menurut baku pertumbuhan WHO

 

DAFTAR BERAT BADAN NORMAL PADA BALITA

  

2.      Cara Menghitung Imt

Setelah mendapatkan hasil, bandingkanlah angka IMT dengan kategori berat badan di bawah ini:

Kurang dari 17,0 termasuk dalam kategori kurus tingkat berat

17,0-18,4 termasuk dalam kategori kurus tingkat ringan

18,5-25,0 termasuk dalam kategori normal

25,1-27,0 termasuk dalam kategori gemuk tingkat ringan

Di atas 27 termasuk dalam kategori gemuk tingkat berat

Berikut Cara Menghitung IMT

Beberapa cara menghitung IMT di bawah ini disesuaikan berdasarkan kelompok usia.

1.      Cara menghitung IMT Bayi Usia 1-6 Bulan

Cara menghitung IMT pada bayi usia 1-6 bulan yaitu dengan menjumlahkan berat badan lahir dalam satuan gram dengan usia bayi yang dikalikan 600 gram. Berikut ini rumus lengkapnya:
IMT = Berat Badan Lahir (gr) + (Usia x 600 gram)

2.      Cara Menghitung IMT Bayi Usia 7-12 Bulan

Pada bayi usia 7-12 bulan, cara menghitung IMT-nya yaitu dengan menjumlahkan berat badan lahir dalam satuan gram dengan usia yang dikalikan 500 gram. Berikut ini rumus lengkapnya:

IMT = Berat Badan Lahir (gr) + (Usia x 500 gram)

3.      Cara Menghitung IMT Anak Usia 1-5 Tahun

Bila pada bayi diperlukan berat badan lahir, maka pada anak diperlukan usia dalam tahun dan bulan. Cara menghitung IMT pada anak usia 1-5 tahun bisa dengan menjumlahkan dua kali usia dalam tahun dan bulan dengan angka 8 atau dengan rumus berikut:

IMT = 2n + 8

n merupakan usia dalam tahun dan bulan. Sebagai contoh, jika usia anak 16 bulan, maka ditulis 1,4 yang dibaca 1 tahun 4 bulan.

4.      Cara Menghitung IMT Dewasa

Pada usia dewasa, cara menghitung IMT dapat dilakukan dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat atau dengan rumus berikut:

IMT = Berat Badan (kg) : (Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m))

Rumus IMT ini juga bisa digunakan untuk menghitung remaja usia 15 tahun ke atas.

5.      Cara Menghitung IMT Pada Ibu Hamil

Berbeda dengan yang lainnya, pada Ibu Hamil cara menghitung IMT dilakukan dengan menghitung IMT sebelum masa kehamilan. Berikut ini rumus lengkapnya:

IMT = -1,2 x IMT + 42

Hasil yang diperoleh ini menjadi rata-rata kenaikan berat badan ideal selama masa kehamilan.

3.      Faktor-faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang

 

Secara umum ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :

a.       Faktor genetik

 

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Hal yang termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. (Soetjiningsih dan IG.N Ranuh 2014:61).

b.      Faktor lingkungan

 

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainnya potensi genetik, sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan biofisikopsikososial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatmya (Soetjiningsih dan IG.N Ranuh 2014:62).

4.      Tumbuh kembang anak prasekolah

 

Anak prasekolah adalah yang berusia berkisar 3 sampai 6 tahun. Anak prasekolah merupakan pribadi yang memiliki berbagai potensi. Potensi-potensi tersebut dirangsang dan dikembangkan agar anak berkembang optimal. Terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah (Suprihatin, 2017).

Pertumbuhan saat ini berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir (Nora ddk, 2016:113).

Selain lingkungan di dalam rumah, lingkungan di luar rumah juga mulai diperkenalkan. Anak mulai suka bermain di luar rumah. Anak mulai memiliki teman, bahkan beberapa keluarga menghabiskan waktu luang dengan cara mengajak anak ke taman bermain, atau tempat yang menyediakan tempat bermain untuk anak-anak.

Saat masa-masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karena itu panca indra sistem reseptor penerimaan rangsangan harus sudah siap sehingga anak dapat belajar dengan baik. Proses belajar pada masa-masa ini dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar bisa dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan (kemenkes RI, 2016).

 

 

 

 

 

 

 

B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut

Dalam UU RI nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan pada Pasal 46 mengatakan bahwa dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) yang meliputi:

a.       Pelayanan kesehatan ibu

b.      Pelayanan kesehatan anak

c.       Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

d.      Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau

e.       Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

Pada UU RI nomor 4 tahun 2019 Pasal 50, dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan berwenang:

a.       Memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah

b.      Memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat

c.       Melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan

d.      Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan rujukan.

 

C. Hasil Penelitian Terkait

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan mereferensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang masalah pada laporan tugas akhir ini. Berikut penelitian terdahulu yang berhubungan dengan tugas akhir ini:

Penelitian yang dilakukan oleh Suryono, dkk. (2017), dengan judul "Efektifitas Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak Febris Usia 1-5 Tahun di Posyandu Boegenvile 1 Dusun Tertek Desa Tertek Kecamatan Pare". (Ispa & Di, 2010)

Hasil : Persamaan penelitian ini adalah sama- sama meneliti tentang kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh. Perbedaan penelitian ini terletak pada metode yang digunakan, responden yang akan diteliti yaitu responden dewasa, dan tindakan yang dilakukan yaitu dengan berinovasi antara potongan bawang merah dicampur dengan air hangat.

Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2017), dengan judul "Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah di Puskesmas Kembaran 1 Banyumas".

Hasil : Bahwa terdapat perbedaan suhu tubuh antara sebelum dan setelah kompres bawang merah. Persamaan penelitian yang dilakukan adalah tentang kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh. Perbedaan penelitian yang dilakukan terletak pada metode penelitian, responden, dan tempat penelitian.

Akib, H. Riset dilakukan dengan Megawati. (2017), berjudul "Perbedaan Pengaruh Kompres Hangat dan Kompres Bawang Meran Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Setelah Diimunisasi dengan DPT di Desa Semboro"

Hasil : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kompres hangat dan komres bawang merah, karena kedua efek tersebut dapat menurunkan suhu tubuh. Namun efek penggunaan balutan bawang merah lebih cepat mencapai suhu tubuh normal dibandingkan dengan pembalut hangat. Persamaan untuk penelitian ini adalah mengkaji kompresi bawang merah. Perbedaan dalam penelitian ini adalah tidak ada tindakan yang harus dilakukan, membandingkan responden penelitian dan penyakit yang dideritanya.

 

 

 

 

 

 

 

D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan tinjauan teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diamati maupun diteliti untuk mengembangkan atau mengindentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2018: 82).

Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

PENYEBAB DEMAM

Infeksi Virus, Bakteri, Jamur, Stres , Imunisasi

DEMAM

FARMAKOLOGI

Pemberan Obat Anti Piretik :

1.      Paracetamol

2.      Ibupropen  dll

Non formokologi

1. Minum ASI

2. Kompres hangat

3. Kompres bawang merah

 

Menurunkan demam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2 Kenga Tauri

Sumber : Cabyaningram.2017. (Henriani.2017) 219 (Velja 2020)

 

 

 

 


BAB III

METODE STUDI KASUS

 

 

A.        Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi pemberian asuhan Kebidanan pada An. Z Bertempatan di PMB Yunita vero miza A.md.Keb Waktu pemberian asuhan diberikan sejak bulan maret-april

 

B. Subjek Laporan Kasus

          Subjek dalam studi kasus ini sesuai dengan kriteria kasus yang di teliti, sebagai berikut:

a.       Balita (2-5 thn) yang melakukan pemeriksaan diPMB Yunita vero miza A.md.Keb

b.      Mengalami demam atau kenaikan suhu tubuh ≤ 37.5.C

c.       Belum minum obat penurun panas

d.      Tidak sedang di kompres hangat

e.       Bersedia menjadi responden

 

C. Instumen Pengumpilan Data

Instumen yang akan digunakan dalam penulisan laporan proposal tugas akhir(LTA) ini adalah format pengkajian pada bayi 2-5 tahun

 

D. Teknik/ Cara Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh.dalam penyusunan kasus ini penulis menggunakan jenis dta primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2013)

1.          Data primer

Data primer diperoleh dari hasi wawancara, observasi langsung, dan pemeriksaan fisik terhadap balita dengan keluhan demam menurut metode SOAP

a.      Subjektif

 Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

b.     objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil lab, dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus.

c.      Assessment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosa/masalah.

d.     Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan assasment.

2.            Data sekunder

Data sekunder adalah data data yang didapat tidak secara langsung dari objek kasus. Data sekunder dapat diperoleh dari:

a.      Studi Dokumentasi Pada pengambilan kasus ini penulis menggunakan catatan untuk menyimpan dan mengambil informasi yang ada di PMB ....

b.    Studi Kepustakaan Pada studi kasus ini penulis menggunakan studi kepustakaan dari tahun 2015-2022.

 

E. Bahan dan Alat

Dalam pelaksanaan studi kasus asuhan kebidanan pada neonatus dan bayi dengan demam pasca imunisasi, penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut:

1. Bahan

3-5 bawang merah

2. Alat

a.    Thermometer

b.    Handscoon

c.    Jam tangan

d.   Mangkuk

e.    Pisau

f.     parutan

g.    format pengkaian soap

h.    alat tulis (buku dan bolpoin)

 

 

F. Jadwal kegiatan (Matriks kegiatan)

NO

Pelaksanaan

Kegiatan

1

1 Maret 2022

Kunjungan pertama PMB Yunita veromiza

 

 

 

 

 

Rumah Pasien

Pagi jam  08.00

1.      Melakukan pendataan

2.      Melakukan anamesa

3.      Melakukan pendekatan dan mendata balita mengalami dema

4.      Menjelaskan tentang kompres bawang merah

5.      Meminta persetujuan jika anaknya demam langsung menghubungi tim kesehatan

 

Malam Pukul 21.00 Wib

1.      Melakukan pendekatan dengan pasien dan membina hubungan baik kepada pasien dan keluarganya

2.      Melakukan pengajian dan pendataan pada An.z

3.      Memberitahu dan melakukan inform concent serta memberi maksut dan tujuan

4.      Melakukan anamesa

5.      Melakukan pemeriksaan

6.      Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa An.z demam yaitu 37,6°C

7.      Menjelaskan kepada ibu keluhan yang alami anak yaitu rewel itu wajar

8.      Menjelaskan kandungan bawang merah dapat menurunkan suhu tubuh anak

9.      Menyiapkan alat dan bahan untuk kompres bawang merah

10.  Mengajari ibu cara pembuatan kompres bawang merah

11.  Sebelum kompres bawang merah pastikan An.z tidak memiliki alergi

12.  Kompres bawang merah pada bagian-bagian lipatan pada tubuh , ubun –ubun selama 10 menit

13.  Pastikan kenyamanan bayi

14.  Setelah selesai bereskan alat dan bahan

D.    15. Memberitahu ibu agar tetap kompres An.z jika masih demam

2

2 Maret 2022 kunjungan kedua, rumah pasien

1.      Melakukan anemnesa

2.      Melakukan pemeriksaan

3.      Memberitahukan hasil  pemeriksaan bahwa An.z demam yaitu suhu 37,0

4.      Menjelaskan kepada ibu keluhan-keluhan yang alami anak yaitu demam dan rewel itu sama wajar

5.      Menjelaskan kandunganbawang merah dapat menurunkan suhu tubuh anak

6.      Menyiapkan alat dan bahan untuk kompres bawang merah

7.      Mengajari ibu cara pembuatan kompres bawang merah

8.      Sebelum dikompres bawang merah pastikan An.z tidak mimeliki elergi

9.      Kompres bawang merah pada bagian-bagian lipatan pada tubuh, ubun-ubun selama 10 menit.

10.  Pastikan kenyamanan bayi

11.  Setelah selesai bereskan alat dan bahan

12.  Memberitahu ibu agar tetap kompres An.z jika masih demam

13.  Dokumentasi hasil kompres bawang merah pada lembar observasi

3.

3 Maret 2022

Kunjungan ketiga

Rumah pasien

1.      Melakukan anamnesa

2.      Melakukan pemeriksaan

3.      Memberikan hasil pemeriksaan suhu tubuh An.z suhu tubuhyaitu 36.5°C

4.      Menanyakan kepada ibu apakah ada keluhan lain setelah kompres bawang merah

5.      Beritahu ibu bahwah An.z sudah tidak demam

6.      Beritahu ibu anak demam terapkan kompres bawang merah yang sudah di ajarkan

7.      Dokumentasikan hasil pemeriksaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB IV

 HASIL TINJAUAN KASUS

 

 

KUNJUNGAN KE I

 Anamnesa oleh           : Dina Pani Mei Rizka

 Hari / Tangga             : selasa, 1 maret 2022

 Waktu                                    : 21.00 WIB

 A. SUBJEKTIF ( S )

 1. Identitas

 a. Identitas Bayi

Nama bayi         : An. Z

 Umur                :  3 tahun

 Tanggal Lahir   : 9 januari 2019

 Jenis Kelamin   : perempuan

b. Identitas Penanggung jawab

 Istri                                                                               Suami

Nama                 : Ny.D                                                 : TN.A

 Umur                : 26 tahun                                            : 27 tahun

 Agama              : islam                                                  : islam

Suku / Bangsa    : jawa /indonesia                                 : jawa /indonesia

 Pendidikan       : SMP                                                  : SMA

 Pekerjaan          : IRT                                                    : Wirasuwasta

 Alamat              : sukarame                                                                 

2. A namnesa

1. Alasan kunjungan   : Ibu mengatakan bahwa anaknya demam, sejak tadi malam dan rewel.

 

2. Riwayat kesehatan

a.       Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita : Tidak ada

b.      Riwayat kesehatan sekarang : Anak sedang demam

c.       Riwayat kesehatan keluarga :

      Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan dan menular

d.      Riwayat kesehatan anak

1)      Pada masa kandungan

Ibu mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan di bidan .

2)      Pada masa persalinan

Tempat                              : PMB

Penolong                           : Bidan

Umur Kehamilan              : Aterm

Proses persalinan               : Spontan , normal

3)   Pada saat ini

 Deman sejak                      :Tadi malam

Upaya pengobaran              :belum dilakukan

                               

4. Kegiatan sehari - hari

a.       Kebutuhan Nutrisi

Pola makan sehari-sehari        : 3x sehari

Makanan yang diberikan        : nasi, sayur, buah, daging

Jenis minum                           : Susu dan air putih

Kesulitan makan dan minum : ada

b.      Pola Istirahat

Tidur Siang                            : ± 2 jam

Tidur malam                           : ± 10 jam

c.       Pola Eliminasi

 BAK                                           : Frekuensi       : ±5-7 kali sehari

                                                       Warna            : kuning jernih

BAB                                             : Frekuensi       : 2x sehari

                                                       Warna            : Kuning

                                                       Konsistensi    : Lembek

d.      Personal Hygiene

     Mandi                                      : 2 X sehari

     Ganti baju                               : 2 X sehari

Mengganti pakaian                  : Selalu mengganti pakaian balita setelah mandi dan ketika basah atau kotor .

e. Pengawasan Kesehatan

balita dibawa ke bidan saat mengalami masalah kesehatan .

 

B.OBJEKTIF

1. Keadaan umum                        : Lesu

 2. Kesadaran                               : Composmentis

3. Keadaan emosional                  : Stabil

4. TTV                                          : N :134x/menit, R :43x/menit,T:37,6°C

 

Antropometri                 : LK : 49 cm

: BB : 18 kg

                                       : TB : 100 cm 

IMT = 2n + 8

        = 2(3,3) + 8                        

        = 6,6 + 8

        = 14,6

                                                   

   Pemeriksaan fisik

a. Kepala                        : Rambut bersih

b. Muka                         : tidak ada oedema

c. Mata

 Simetris                      : Ya

 Konjungtiva               : Merah muda

Sklera                          : Putih

d.  Hidung

 Simetris                      : Ya

 Pengeluaran               : Tidak ada

e. Telinga

Simetris Ya                 : Ya

 Pengeluaran                : Tidak ada

f. Mulut                         : Lidah kotor

g. Leher            

 Pergerakan                 : Bebas dan aktif

 Pembengkakan           : Tidak ada

h. Punggung      : Tidak ada benjolan

 i. Dada

Gerakan        : Teratur

Putting susu : Simetris

Jantung         : Normal

Paru - paru    : Normal

 j. Abdomen       : Normal

 k. Kulit             : Normal

 l. Genetalia       : Normal

 m. Ekstremitas atas dan bawah

Pergerakan aktif, jumlah jari lengkap

A.    Pemeriksaan lanjutan

a.perkembangan

1.      Pemeriksaan KPSP dengan Menggunakan KPSP form 60 bulan

No

PEMERIKSAAN

YA

TIDAK

1

Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan.

“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”

“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?” “Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?” Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat. Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah “menggigil” ,”pakai mantel’ atau “masuk kedalam rumah’. Jika lapar, jawaban yang benar adalah “makan” Jika lelah, jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”, “berbaring/tidur-tiduran”, “istirahat” atau “diam sejenak”

 

2

Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?

 

3

Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?

 

4

Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata “lebih panjang”. Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak. Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?” Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?

 

5

Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak  menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

 

 

6

Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: “Letakkan kertas ini di atas lantai”. “Letakkan kertas ini di bawah kursi”. “Letakkan kertas ini di depan kamu” “Letakkan kertas ini di belakang kamu” Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di bawah”, “di depan” dan “di belakang”

 

7

Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda meninggalkannya?

 

8

Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak : “Tunjukkan segi empat merah” “Tunjukkan segi empat kuning” ‘Tunjukkan segi empat biru” “Tunjukkan segi empat hijau” Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

 

9

Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?

 

10

Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?

 

           Total nilai : 10

Keterangan :

Nilai 4-5                  : kemungkinan ada penyimpangan (P)

Nilai 7-8                  : perkembangan meragukan (M)

Nilai 9-10                : perkembangan sesuai usia (S)

 

Didapatkan hasil dengan menggunakan form 60 bulan “YA” 10 maka perkembangan An. D sesuai (S) dengan usiannya.

B.     PERTUMBUHAN

Pemantauan pertumbuhan anak usia 3  tahun.

a.       PB / U anak perempuan usia 3 tahuan dengan PB : 100 cm dalam    katagori normal berada di garis -2 SD sampai dengan  + 3 SD

b.      BB / U anak perempuan usia 3 tahuan dengan BB : 18 cm dalam    katagori normal berada di garis -2 SD sampai dengan  + 1 SD

c.       BB / TB anak perempuan usia 3 tahuan dengan BB : 18 cm PB :100 cm dalam katagori normal berada di garis -2 SD sampai dengan +1 SD

d.      LK / U anak perempuan usia 3 tahuan dengan LK : 49 cm dalam    katagori normal berada di garis -2 SD sampai dengan + 2 SD

 

C.  ANALISA

Diagnosa              : An. Z usia 3 tahun dengan berat badan sesuai umur

Masalah                 : Demam, dan sedikit rewel

 

D. PENATALAKSANAAN

1.      Memberitahu ibu bahwa kenaikan suhu tubuh merupakan hal yang alamiah dan wajar demam adalah suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit

2.      Memberikan edukasi tentang factor yang menyebabkan anak demam.

3.      Melakukan informed concent kepada ibu terkait tindakan kompres bawang merah pada anaknya.

4.      Memberitahu kepada ibu, balita mendapat minum yang cukup. Dan menambah frekuensi minum dalam sehari. Sehingga balita tidak dehidrasi.

5.      Memberikan edukasi pada ibu tentang penggunaan kompres bawang dan kontra indikasinya.

6.      Mengajarkan ibu dan Melakukan kompres bawang merah pada balita selama 10 menit.

7.      Menjelaskan kepada ibu kompres bawang merah dapat di lakukan berulang jika panas anak belum mencapai suhu tubuh normal yaitu (≤36,5°C).

8.      Memberitahu ibu untuk tetap memberikan makan-makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya sesuai dengan usianya.

9.      Memberitahu ibu bahwa pertumbuhan anak nya sesuai dengan umur nya.

10.  Memberitahu ibu bahwa anaknya harus tetap istirahat yang cukup.

11.  Memberi tahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan anaknya.

 

 


KUNJUNGAN KE II

  Anamnesa oleh                      : Dina Pani Mei Rizka

Hari / Tanggal                       : Rabu,2 maret 2022

 Waktu                                  : 08.00 WIB

A.    SUBJEKTIF ( S )

Ibu mengatakan anaknya sudah minum dengan cukup. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak terlalu rewel lagi

 

 B. OBJEKTIF

 1. Keadaan umum        : Baik

2 Kesadaran                   : Composmentis

3. Keadaan emosional   : Stabil

 4. TTV                         : N :125x / menit ,

: R :38x / menit .

: T : 37,0 ° C

 

C. ANALISA

Diagnosa                        : An. Z usia 3 tahun dengan tumbuh kembang sesuai usia

Masalah                         : demam

 

E.     PENATALAKSANAAN

1.      Menjelaskan kondisi An. Z saat ini sudah lebih membaik dari hari kemarin  sudah turun 0,5° C

2.      memasitikan ibu mengerti bahwa kenaikan suhu tubuh merupakan alami dan wajar

3.      memastikan ibu mengerti tentang factor-fatror yang nyebakapkan anak demam.

4.      Memastikan ibu untuk tetap memberikan minum sesuai kebutuhan.

5.      memastikan ibu mengerti tentang penggunan kompres bawang merah dan kontrak indikasinya

6.      Memastikan ibu untuk tetap memantau suhu tubuh anak hingga 36.5 c memberitahu ibu mengompres bawang merah sampai benar-benar suhu turun /normal

7.      Memberitahu ibu untuk  memakaikan anak baju yang tipis dan mudah       menyirap keringat.

8.      Memastikan ibu untuk tetap memberikan makan-makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya sesuai dengan usianya.

9.      Memastikan ibu bahwa anaknya harus tetap istirahat yang cukup

10.  Memastikan ibu untuk selalu menjaga kebersihan anaknya.

 

 


 

KUNJUNGAN KE III

 Anamnesa oleh           : Dina pani mei rizka

Hari / Tanggal             : 03 maret 2022

 Waktu                        : 08.00 WIB

 

A.    SUBJEKTIF ( S )

Ibu mengatakan balitanya sudah minum dengan cukup, balitanya sudah tidak rewel lagi, tadi malam balitanya dikompres bawang 3x sehari, dan balitanya sudah tidak demam .

 

 B. OBJEKTIF

1. Keadaan umum         : Baik

2. Kesadaran                  : Composmentis Stabil

 3. Keadaan emosional  : Stabil

 4. TTV                          : N 125x / menit ,

: R : 38x / menit ,

:T : 36,5 ° C

                   

C.ANALISA

Diagnosa                           : balita  Z usia 3 tahun 3 bulan   tumbuh dan kembang sesuai usia

Masalah                            : tidak ada

 

 D. PENATALAKSANAAN

1.      Menjelaskan kondisi An. Z saat ini sudah normal kembali, suhu turun sudah turun

2.      Memastikan ibu untuk tetap memberikan minum untuk memenuhi cairan tubuh bayi. tercukupi minimal 8 gelas sehari

Meminta ibu untuk tetap terus memantau anaknya sampai benar - benar membaik. Dan jangan khawatir bila suhu tubuh kembali meningkat.

3. Memastika ibu untuk tetap memakaikan anak baju yang tipis dan mudah       menyirap keringat.

4. Memastikan ibu untuk tetap memberikan makan-makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya sesuai dengan usianya.

5.  Memastikan ibu untuk tetap anaknya harus tetap istirahat yang cukup

6. Memastikan ibu untuk tetap selalu menjaga kebersihan anaknya.

 

 

 


BAB V

PEMBAHASAN

 

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang hasil asuhan kebidanan pada  anak demam terhadap An.Z dan data yang didapat dari hasil wawancara dengan ibu dari An.Z yaitu Ny.D serta data yang telah dilakukan pemeriksaan fisik secara langsung terhadap An.Z yang bertempat dirumah pasien di Sukarame, Kota Bandar Lampung,

 Asuhan pada anak umur 3 tahun yang dilakukan secara langsung dengan An.Z melalui anamnesa pada pada tanggal 1 Maret 2022 kunjungan pertama dilakukan dengan alasan kunjungan ibu mengatakan bahwa anaknya tadi demam An.Z demam dan rewel. Pada hasil pemeriksaan didapatkan nadi 135x / menit, suhu 37,6° C, Respirasi 43x / menit. Dari pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa An.Z 3 tahun dengan demam. Apabila demam yang dialami oleh An.Z tidak segera diatasi maka akan menimbulkan masalah yang lebih serius lagi yakni demam tinggi, kejang, dehidrasi berat, halusinasi, dan syok. Untuk mencegah masalah potensial pada An.Z maka diberikan penanganan alami yang minim memiliki efek samping yaitu dengan kompres Bawang Merah. Penulis kemudian merencanakan asuhan kepada An.Z menggunakan kompres Bawang Merah pada kunjungan pertama. Penatalaksanaan yang diberikan kepada An.Z yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyebab, gejala, dan penanganan demam. Menganjurkan ibu An.Z untuk memberikan minum yang cukup dan menambah frekuensi minum dalam sehari sehingga An. Z tidak dehidrasi, tidak lupa juga agar An.Z tetap memakai pakaian yang tidak tebal dan menyerap`  keringat, memberikan edukasi pada ibu tentang penggunakan kompres Bawang Merah dan kontraindikasinya. Melakukan asuhan terhadap An.Z yang mengalami demam menggunakan kompres Bawang Merah serta mengajarkan kepada ibu An.Z Menganjurkan untuk mengaplikasikan kompres bawang merah ke kulit bayi pada bagian kepala tepatnya didahi dapat dilakukan berulang jika panas anak belum. mencapai suhu tubuh normal. Berdasarkan penjelasan yang diberikan, Ny.D selaku ibu An.Z mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukan apa yang akan dianjurkan. Pada 02 Maret 2022 dirumah An.Z dilakukan kunjungan kedua, berdasarkan analisa Data yang diperoleh bahwa ibu An.Z sudah melakukan asuhan yang diajarkan terhadap bayinya didapatkan bahwa adanya penurunan suhu tubuh An.Z menjadi 37,2 ° C. Kemudian pada tanggal 03 Maret 2022 dilakukan kunjungan ketiga dengan hasil ibu anak mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan sudah tidak demam. Didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum An.Z baik dan pemeriksaan fisik semuanya dalam batas normal. Adapun penurunan suhu menjadi 36,5 ° C .

Penelitian yang dilakukan oleh Menurut Rachmad dkk . ( 2012 ) bawang merah dapat digunakan sebagai kompres karena mengandung senyawa sulfur organik yang bernama Allylcysteine sulfoxide ( Alliin ) yang bereaksi dengan enzim alliinase ( enzim katalisator yang dihasilkan oleh bawang merah sendiri apabila bawang merah digerus ) . Menurut Akib . ( 2017 ) dalam bawang merah terdapat senyawa flavonoid sebagai antiinflamasi , senyawa propil disulfide dan propil metal disulfide yang mudah menguap dan di dalam bawang merah memiliki kandungan minyak atsiri sebagai obat luar , melebarkan pembuluh darah kapiler , dan merangsang keluarnya keringat . Baluran bawang merah keseluruh tubuh akan menyebabkan vasodilatasi yang kuat pada kulit , yang memungkinkan percepatan perpindahan panas dari tubuh ke kulit .

 Penelitian diatas diperkuat dengan hasil penelitian Akib Harianah dan Megawati ( 2017 ) bahwa perbedaan efektifitas antara kompres hangat dengan kompres bawang merah karena kedua tindakan tersebut sama - sama dapat menurunkan suhu tubuh . Namun , pada kelompok kompres bawang merah penurunan suhu tubuh lebih banyak dan lebih cepat mencapai suhu normal dibanding kelompok kompres hangat . Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Medhyna Vedjia dan Rizky Utami ( 2020 ) tentang Pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi diwilayah kerja polindes pagar ayu musi rawas menjelaskan bahwa adanya pengaruh kompres bawang merah ( Allium ascalonicum L ) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam.

 Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang penulis lakukan serta setelah dibandingkan dengan hasil penelitian lain , didapatkan kesimpulan bahwa kompres bawang merah dapat menurunkan demam pasca imunisasi , sehingga mengurangi gangguan kenyamanan dan pertumbuhan pada bayi , penulis menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara asuhan yang diberikan penulis dengan teori yang ada .

 

 

 

 


 


BAB VI

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

 Berdasarkan hasil asuhan kebidanan dengan pemberian tanaman herbal           (Bawang Merah ) terhadap An. Z demam dengan usia 3 tahun yaitu hasilnya dapat menurunkan demam di PMB Yunita veromiza, Amd.keb sukarame Bandar lampung  tahun 2022, bahwa :

1.      Terlaksananya pengumpulan data dasar yang terdiri dari identitas klien, anamnesa, dan pemeriksaan fisik pada An. Z usia 3 tahun di PMB Yunita veromiza, Amd.keb

2.      dilakukan interpretasi data yaitu An. Z usia 3 tahun dengan demam, suhu tubuh dan rewel dan demam dilakukan perawatan demam menggunakan kompres bawang merah yang dioleskan tipis pada kulit bayi selama dua hari.

3.      Terindentifikasinya diagnosa / masalah potensial pada An. Z dengan demam di PMB Yunita veromiza, Amd.keb An. Z yang tumbuh normal masal demam

4.      dilakukan antisipasi atau tindakan segera yaitu dengan merujuk ke bidan jika kondisi demam tidak mengalami perubahan / bertambah parah .

5.      dilaksanakannya rencana asuhan secara keseluruhan pada An. Z dengan tepat dan rasional berdasarkan masalah dan kebutuhan pasien selama 2 hari dengan kompres bawang merah sby 3x1

6.      Terlaksananya asuhan kebidanan pada An. Z yang mengalami demam yaitu dengan melakukan kompres bawang merah pada yaitu 3x sehari sesuai dengan prosedur dan dosis yang ditentukan .

7.      An. Z telah dilakukan pengompresan bawang merah 3x sehari selama 2 hari dengan hasil terdapat penurunan suhu tubuh dari 37,5 ° C menjadi 36,5 ° C

8.      Melakukan evaluasi hasil pengompresan bawang merah terhadap An. Z yang dikompres bawang merah rutin yaitu 3x sehari dengan dosis yang ditentukan . Sehingga suhu tubuh An. Z menurun .

9.      dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP yang telah diberikan atau dilaksanakan pada An. Z di PMB Yunita Veromiza, Amd.Keb 

B. Saran

1.      Bagi PMB Yunita Veromiza, Amd.Keb Dalam rangka penerapan asuhan kebidanan pada kasus neonatus dan bayi dengan kompres bawang merah untuk menangani demam sebaiknya dalam pelayanan di PMB Yunita Veromiza, Amd.Keb disediakan dan diterapkan pemakaian kompres bawang merah dan diadakan edukasi mengenai penyebab , gejala , pencegahan dan juga penanganan demam supaya kejadian demam dapat diminimalisir

2.      Bagi institusi pendidikan Dalam pengajarannya , tim dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus , Bayi , Balita dan Anak Pra Sekolah dapat memberikan informasi mengenai kompres bawang merah dalam penerapan terhadap asuhan neonatus dan bayi yang mengalami demam.

3.      Bagi penulis lain

Data ini dapat digunakan sebagai data dasar maupum referensi tambahan untuk pemberian asuhan pada neonatus dan balita yang mengalami kenaikan suhu tubuh  selanjutnya .


 


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Aryanta,I.W.  R. (2019). Bawang merah dan manfaat bagi kesehatan. Widyakesehatan, 1(1),29-35.tersedia

 

Cahyaningrum,E.D.,&Putri,D.(2017). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Kesehatan. WidyaKesehatan, 1(1),29-35.Tersedia Depok: Kata Depan. 330 http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/\642

 

Evyana, Y. (2018). Asuhan Keperawatan Penerapan Kompres Hangat Dan Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Dengan Damam Di Puskesmas Kedungmundu Semarang (Doctoral Dissertation, UniversitasMuhammadiyahSemarang).Tersedia http://repository.unimus.ac.id/2994/

 

Henriani, H. (2017). Pengaruh Kerjasama Environmental Protection Agency (Epa) Dengan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Terhadap Upaya Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 Di Tarakan Pada Tahun 2014 Dalam Rangka Pencapaian Target Mdgs (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).

 

Hidayal, 1. R. S., Napitupulu, R. M., & Sp, M. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Agriflo. Kemenkes. Ri.2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementrian Kesehatan Ri.

 

https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyakesehatan/article/view/280

 

Kuswardani. (2016). Sehat Tanpa Obat Dengan Bawangmerah, Bawangputih Seri apotik dapur. Yogyakarta:Andi.

 

Lusia . (2015). Mengenal Demam Dan Perawatannya Pada Anak. Mulyorejo RI 2016. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesiti Tahun 2016 Apotik Dapur. Yogyakartu: Andi. Surabaya. Isbn :978-602-7924-86-4.

 

Medbyna. V. & Putri, R. U. 2020). Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bayi Saat Demam Pasca Imunisasi Di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Musi Rawas. Maternal Child Health Care,2(2),107-118.Tersedia https://ois.fdk.ac.jd/index.php/MCHC/article/view/1043

 

Mulyani, E., & Lestari, NE (2020) . Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Masalah Keperawatan Hipertermia: Studi Kasus. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing mataram.ac.id/index.php/home/article/view/49

 

Permatasari, K. L (2013). Perbedaan Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Kompres Air Biasa Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Demam Di Rsud Tugurejo Semarang. Karya llmiah tersebut  http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/vi ew/126

 

Rachmad, S. S., & Gareso, P. L. (2012). Penentuan Efektifitas Bawang Merah Dan Ekstrak Bawang Merah (Allium Cepa Var. Ascalonicum) Dalam Menurunkan Suhu Badan. Program Studi Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Mipa, Unhas Makassar.

 

Septiani, T. (2017). Aplikasi Evidence Based Nursing Penerapan Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Di Kelurahan Sambiroto Puskesmas Kedungmundu Semarang (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

 

Suryono, Sukatmi, & Jayanti, D. (2012). Efektifitas Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Febris Usia 1-5 Tahun. Jurnal Akp. No. 6, Hal. 63-68.

 

Utami, Prapti dan Mardiana, Lina. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cet 1. Jakarta: Penebar Swadaya.

 

Wijayanti, R., & Rosyid, A. (2018). Efek Antipiretik Ekstrak Kulit Umbi Bawang Putih (Allium Sativum, L) Dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Sgot Dan Sgpt Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Vaksin Dtp-Hb-Hib. Cendekia Journal Of Pharmacy, 2(1), 39-49.

 

Wiryawan, I. G. A. (2014), Efek Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Mengalami Demam. Coping: Community of Publishing in Nursing, 3(1).Tersedia https://cip.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/eip/article/vie w/16

 

World Health Organization(Who). Dasar-Dasar Keamanan Vaksin Pelatihan Melalui Elektronik. Who; 2018

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar: