EFTEKTIVITAS
KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP SUHU TUBUH ANAK DEMAM TERHADAP ANAK Z USIA 3
TAHUN 3 BULAN DI PMB YUNITA VEROMIZA Amd.Keb
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-III KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2022
HALAMAN
SAMPUL LUAR.............................................................................. i
HALAMAN
SAMPUL DALAM......................................................................... ii
RINGKASAN ...................................................................................................... iii
ABTRAK .............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
MOTO.................................................................................................................... vi
BIODATA ........................................................................................................... vii
LEMBAR
PERSETUJUAN............................................................................. viii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ix
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ x
DAFTAR
ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR
TABEL.............................................................................................. xiii
DAFTAR
GAMBAR......................................................................................... xiv
DAFTAR
LAMPIRAN....................................................................................... xv
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 3
D. Manfaat penelitian ............................................................................ 4
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 4
BAB
II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Konsep Dasar kasus................................................................................ 5
B. Kewenangan
Bidan Terhadap Kasus Tersebut .................................... 21
C.
Hasil Penelitian Terkait......................................................................... 21
D. Kerangka Teori...................................................................................... 23
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Lokasi dan Waktu
penelitian................................................................ 24
B. Subjek Laporan Kasus........................................................................... 24
C. Instumen Pengumpilan Data ................................................................ 24
D. Teknik/ Cara Pengumpulan Data Primer dan Sekunder........................ 24
E. Bahan dan Alat...................................................................................... 25
F. Jadwal kegiatan
(Matriks kegiatan)....................................................... 26
BAB
IV HASIL TINJAUAN KASUS.............................................................. 28
BAB
V PEMBAHASAN..................................................................................... 39
BAB
VI PENUTUP............................................................................................. 42
A. Kesimpulan........................................................................................... 42
B. Saran...................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Suhu
Tubuh Anak...................................................................................... 6...........
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bawang merah (Allium cepa var. Ascalonicum)..................................... 8
Gambar 2 Keangka Teori....................................................................................... 23
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 Izin Lokasi Pengambilan Studi Kasus
Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Subyek
Lampiran 3 Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lempiran 4
SOP Pengukura Suhu Tubuh Melalui Aksila
Lampiran 5
SOP Kompres Bawang Merah
Lampiran
6 Lembar Kpsp Pada Anak Umur 60
Bulan
Lampiran 7 Dokumetasi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia diakui
relatif berhasil, namun keberhasilan yang dicapai belum dapat menuntaskan
problem kesehatan secara menyeluruh (Arisandi, 2017). Menjaga kesehatan anak
menjadi perhatian khusus saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya
berbagai penyakit. Kondisi anak dari sehat menjadi sakit mengakibatkan tubuh
bereaksi untuk meningkatkan suhu yang disebut demam (Cahyaningrum
et al., 2017)
Badan
kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia
mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya (Setiawati,
2016). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Indonesia terdapat
sekitar 19% sampai 30% anak di periksa karena menderita demam.Demam yang
mencapai suhu 41ºC angka kematiannya mencapai 17% dan pada suhu 43ºCakan koma
dengan kematian 70%, dan pada suhu 45ºC akan meninggal dalam
beberapa jam (Akib
& Megawati, 2019)
Demam (hipertermi) suatu keadaan dimana suhu
tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryunani,
2010).Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set
point) lebih dari 37°C, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau
eksternal yang menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan
oleh tubuh(Wong, 2008).Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya
infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat
berupa virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Demam pada anak umumnya
disebabkan oleh infeksi virus(Setiawati, 2009).Demam juga dapat disebabkan oleh
paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan
gangguan sistem imun(Cahyaningrum
et al., 2017)
Menurunkan
atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak dapat di lakukan dengan
berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian antipiretik
(farmakologik). Selain penggunaan obat antipiretik, penurunan suhu tubuh dapat
dilakukan secara fisik (Non Farmakologik) yaitu dengan penggunaan energi panas
melalui metode konduksi dan evaporasi. Metode konduksi yaitu perpindahan panas
dari suatu objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangan menyentuh
yang hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi sehingga
perpindahan energi panas berubah menjadi gas (Potter dan Perry, 2009). Metode
konduksi dan evaporasi adalah dilakukan dengan obat tradisional. (Cahyaningrum
et al., 2017)
Salah satu
tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam adalah bawang
merah. Bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allycysteine
sulfoxide( Alliin). Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim
allinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan bereaksi
dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi menghancurkan bekuan darah
atau akan melancarkan aliran darah dalam tubuh (Utami, 2013). Kandungan minyak
atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran darah sehingga
peredarah darah menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang merah yang dapat
menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol (Tusilawati,
2010).
Berdasarkan
penelitian Cahyaningrum (2017), hasil penelitian menunjukan bahwa rerata suhu
tubuh anak setelah kompres bawang merah yaitu 37.98°C, suhu terendah 36.3°C,
dan suhu tertinggi 37.2°C. responden mengalami penurunan suhu tubuh setelah
dilakukan kompres bawang merah sehingga suhu tubuh menjadi normal (36.3°C-37.2°C)
Menurut register dari bidan di
pmb yunita veromiza Amd.Keb terdapat 3
anak mengalami demam dan sulit untuk minum obat. salah satunya An. Z
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik melakukan asuhan tentang
“Eftektivitas kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak”di PMB Yunita vero
miza.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang dan data penelitian yang
dikemukakan diatas, terdapat anak balita dengan kasus gejala demam salah satunya
adalah An. Z di PMB Yunita Vero
Miza A.md.Keb Kemudian
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “bagaimana penerapan efektifitas
kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak demam pada An. Z tersebut?”.
C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan
umum
Tujuan
asuhan kebidanan berkelanjutan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu dari penulisan ini
adalah melakukan asuhan kebidanan pada anak balita dengan penerapan kompres bawang
merah terhadap suhu tubuh anak demam untuk mengurangi keluhan panas pada An A
di PMB Yunita Vero
Miza tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Dilakukan
data An.
Z yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.
b. Dilakukan
data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah-masalah dan kebutuhan pada An. Z dan merumuskan
masalah dalam upaya mengurangi keluhan Demam di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.
c. Dilakukan
diagnosa atau masalah potensial terhadap An.
Z dalam upaya mengurangi keluhan demam dengan kompres bawang merah di PMB Yunita
Vero Miza A.md.Keb.
d. Dilakukan
dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera terhadap An. Z yaitu mengurangi
keluhan demam dengan kompres bawang merah di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.
e. Dilakukan
Asuhan Kebidanan terhadap An. Z yaitu mengurangi keluhan demam dengan kompres
bawang merah di PMB Yunita Vero
Miza A.md.Keb.
f. Dilakukan
perencanaan Asuhan Kebidanan terhadap An.
Z secara efisien dan aman sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan di PMB
Yunita Vero Miza A.md.Keb.
g. Dilakukan
evaluasi Asuhan Kebidanan pada An. Z di PMB Yunita Vero Miza A.md.Keb.
h. Dilakukan
pendokumentasian dengan metode soap.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat
teoritis
Sebagai sarana
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang upaya mempercepat penyembuhan demam
pada balitan dengancara mengkompres menggunakan
bawang merah
a.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi mengenai efektifitas
kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam
b.
Bagi Lahan Praktik
Sebagai tempat penerapan ilmu secara nyata dan langsung
kepada masyarakat mengenai kompres bawang merah
terhadap suhu tubuh anak demam sehingga
resiko suhu tubuh yang tinggi dapat di minimalisir terutama di lahan
praktik.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman, dapat memberikan
asuhan kebidanan pada balita dengan masalah suhu tubuh anak .
E. Ruang Lingkup Penelitian
Metode asuhan kebidanan yang digunakan
yaitu menggunakan manajemen kebidana 7
(tujuh) langkah Varney dan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Sasaran asuhan ini ditujukan kepada An. Z
umur 3 tahun yang mengalami demam. Objek dalam studi kasus ini adalah
penerapan kompres bawang
untuk mengatasi masalah demam
selama 3 hari sebanyak 3 kali sehari dengan banyak bawang 3- 5 siung bawang merah menurut
septiani (2017) di lakukan di rumah pasien.
Lokasi penelitian dilakukan di PMB Yunita Vero
Miza A.md.Keb Waktu pelaksanaan
dilakukan pada bulan Maret– April tahun 2022.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Konsep Dasar kasus
1.
Tinjauan
Umum Tentang Demam
a. Pengertian
Kata demam berasal menurut bahasa Yunani yakni
Pyretos yang memiliki makna menjadi
api atau panas. Demam didefinisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas
normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.Pada anak
yang mengalami peningkatan suhu ringan yaitu kisaran 37,5°C-38°C (Medlhyana dan
Putri. 2020).
Suhu tubuh pada kondisi meningkat dapat
dipergunakan sebagai salah satu ukuran penting yang dapat memberikan petunjuk
mengenai memburuk atau membaiknya keadaan penderita. Demam adalah suatu
indikasi adanya gangguan keschatan dan hanyalah suatu keluhan dan bukan merupakan
suatu diagnosis. Sebagai suatu keluhan demam adalah keluhan kedua terbanyak
setelah nyeri, schingga demam merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
diketahui. Apabila demam tidak cepat ditangani dapat membahayakan apabila
timbul peningkatan suhu yang tinggi (Mulyani, E dan Lestari 2020).
b. Penyebab
Demam
Faktor penyebab demam adalah benda asing
yang terdiri dari infeksi virus, bakteri, jamur, stress atau "tumen
Mikroorganisme tersebut akan merangsang makrofag untuk melepaskan endogen
progen melalui system sirkulasi darah menuju hipotalamus. Dimana progen
tersebut akan memicu produksi prostaglandin. Prostaglandin ini dipercaya unuk
meningkatkan set point termoregulasi tubuh, schingga menyebabkan demam. Demam
terjadi karena terjadinya peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh
beredarnya suatu molekul kecil didalam tubuh kita yang disebut pirogen (zat
pencetus panas) (Arifianto,2019).
c.
Patofisiologi
Demam terjadi ketika berbagai proses
infeksius dan non- infeksius berinteraksi dengan program pertahanan tubuh.
Ketika mekanisme ini terjadi, bakteri atau fragmen jaringan akan ditelan oleh
leukosit dengan partikel besar, makrofag. dan limfosit pembunuh. Semua sel ini
kemudian mencerna hasil pembusukan bakteri dan melepaskan interleukin ke dalam cairan tubuh (leukosit atau p irogen endogen). Ketika interleukin-1 sampai di
hipotalamus akan menyebabkan demam dengan cara menaikkan suhu tubuh,yaitu 8-10
menit. Interleukin-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi pembentukan
prostaglandin atau zat yang memiliki kesamaan dengan zat tersebut, kemudian
bekerja pada hipotalamus untuk menghasilkan respon demam (Fathrrizky, S.
2020).
Mekanisme demam pasca imunisasi dimulai
dengan respon tubuh terhadap virus asing menstimulasi pirogen sitokin dalam
tubuh, seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), Tumor Necrosing Factor (TNF) dan
interferon, yang melepaskan asam arakidonat dan dimetabolisme menjadi
prostaglandin E2, dan menyebabkan peningkatan termostat pada hipotalamus
anterior sehingga terjadi demam.
Tabel 1.
Suhu Tubuh Anak
Umum |
Temperatur(°F) |
Temperatur(°c) |
0-3 bulan |
99,4 |
27,4 |
3-6 bulan |
99,5 |
37,5 |
6 bulan-1tahun |
99,7 |
37,6 |
1-3 tahun |
99.0 |
37,2 |
3-5 tahun |
98,6 |
37 |
5-9 tahun |
98,3 |
36,8 |
9-13 tahun |
98,0 |
36,7 |
>13 tahun |
97,8-99,1 |
36,6-37,3 |
Hasil setandar: 36-37°c |
|
|
Nilai-nilai pada tabel bukan merupakan
patokan mutlak. Penetapan nilai normal suhu tubuh ditetapkan berdasarkan
penelitian terhadap sejumlah orang berdasarkan kriteria tertentu yang
ditetapkan oleh tim disuatu negara, sehingga terdapat sedikit variasi nilai
pengukuran yang di peroleh (Lusia, 2015).
d. Penatalaksanaan
Beberapa
cara penanganan demam menurut (Medhyana dan Putri,2020). Yaitu:
a) Pemberian
Obat Ada banyak cara untuk menurunkan dan mengendalikan demam, yaitu dengan
mengonsumsi obat antipiretik (farmakologi). Namun penggunaan antipiretik ini
memiliki elek samping, yaitu dapat menimbulkan bronkospasme, perdarahan saluran
cema akibat erosi vaskuler (erosi), dan penurunan fungsi ginjal (Cahyaningrum, 2017).
b) Perbanyak
minum ASI Selain menggunakan obat antipiretik, dapat juga menurunkan demam
badan (efek non farmakologis) dengan cara memakai baju tipis, minum teratur,
istirahat lebih banyak dan mandi air panas (Henriani, H.2017).
c) Kompres
air hangat Ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi panas melalui metode
konduksi dan evaporasi. Metode konduksi adalah mentransfer panas dari suatu
benda melalui kontak langsung. Kulit hangat yang bersentuhan dengan sesuatu
yang hangat akan mentransfer panas melalui penguapan, sehingga perpindahan
energi panas diubah menjadi gas / uap air dalam bentuk keringat (Cahyaningrum,
2017). Contoh dari metode konduksi dan evaporasi ini adalah kompres hangat,
yaitu metode menjaga atau menjaga suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau
alat yang menurunkan suhu tubuh (Permatasari, 2013). Kompres hangat dapat
menyebabkan suhu tubuh bagian luar menjadi panas, sehingga tubuh menganggap
suhu luar cukup tinggi, sehingga tubuh mengurangi kontrol sulhu otak, dan
dengan demikian tidak meningkatkan kontrol suhu tubuh. Ketika suhu luar naik,
pembuluh darah di sekitar kulit akan mengembang dan mengalami vasodilatasi
(vasodilatasi), yang membuka pori-pori kulit dan mendorong pembuangan panas
(keringat), sehingga menurunkan suhu tubuh menjadi normal kembali
(Cahyaningrum, 2017).
d) Kompres
bawang merah Bawang merah (Allium cepa
var, Ascalonicum) dapat digunakan untuk kompres karena mengandung senyawa
organosulfur yang dikenal dengan Alliin. Bawang merah juga mengandung senyawa
antibakteri dan antivirus, Oleh karena itu bawang merah sangat membantu dalam
melawan infeksi. Bawang merah juga mengandung senyawa aktif yang memiliki efek
anti inflamasi. Saat tubuh sedang meradang, senyawa ini bisa membantu meredakan
peradangan. Oleh karena itu bawang merah dipercaya dapat membantu meredakan
demam khususnya bagi anak-anak (Kuswardani, 2016).
Kompres
bawang merah dilakukan pada kulit dapat direspon oleh Termoreseptor perifer dan
sistem saraf perifer lalu merangsang hipotalamus atau termoregulator untuk merespon
ransangan yang ada, sehingga dapat mengurangi suhu kulit melalui vasokonstriksi
kulit ini dikoordinasikan oleh hipotalamus melalui keluaran sistem saraf
simpatis. Sehingga dari kandungan zat yang ada dalam bawang merah bisa
menurunkan sulhu tubuh pada responden.
3. Tinjauan Umum Tentang
Bawang Merah
a. Definisi
Bawang Merah
Bawang
merah merupakan salah satu jenis tanaman komoditas nabati yang termasuk dalam
kategori bumbu non pengganti dan dapat digunakan sebagai penyedap makanan dan
obat tradisional (Wiryawan 2014)
Gambar 1. Bawang merah (Allium cepa var. Ascalonicum)
b. Klasifikasi
Bawang Merah
Bawang
merah merupakan tanaman semusim bersiung memiliki umbi lapis dan sering
digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Menurut ilmu tumbuhan atau dalam
(Wiryawan,2014).
c. Morfologi
Bawang Merah
Menurut
Hidayat, IR (2015) dalam bukunya "Buku Tumbuhan Obat" tanaman bawang
merah memiliki morfologi karena tanaman semusim berbentuk seperti rumput,
dengan batang pendek, akar berserat, tinggi sekitar 25 cm, dan membentuk
rumpun. Selain itu (Wiryawan, 2014) menambahkan bahwa akar tanaman umbi ini
berjumlah 20-200, tersebar pada kedalaman 15-20 em di dalam, dan tanaman
tersebut juga memiliki tangki air yang memanjang dari akarnya umbi. Pada daun,
daun tanaman berbentuk tabung, kecil dan bulat, memanjang hingga 50-70 em,
berongga dan berbentuk kerucut, hijau muda sampai hijau tua. Batang tanaman ini
merupakan batang buatan di dalam tanah, yang dapat diubah menjadi umbi-umbian.
Tanaman ini juga memiliki bunga majemuk, masing-masing 50-200 bunga. Buah
tanaman ini berbentuk bulat. tumpul, berbiji, dan agak pipih. Hidayat (2015).
d. Kandungan
Bawang Merah
Dari
sisi kesehatan, bawang merah memiliki kandungan zat-zat gizi tinggi dan senyawa
kimiawi yang alamiah untuk keschatan masyarakat dikarenakan memiliki efek
farmakologi yang cukup besar dalam kandungan obat tradisional bawang merah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kandungan obat tradisional bawang merah
dapat mengobati masuk angin, demam, kembung, perut mulas asma, dan lain-lain
bahkan dapat mengobati penyakit berat seperti diabetes, hipertensi, kolestrol
jahat dan sebagainya (Aryanta, 2019).
Oleh
karena itu, bawang merah sebagai tanaman herbal secara alami dapat meningkatkan
keschatan masyarakat desa. Peran antioksidan pada bawang merah memiliki
kandungan yang cukup baik karena terdapat senyawa fenol. Dimana senyawa ini
merupakan jenis yang sangat efektif dalam kandungan antioksi dan. Dalam senyawa
fenol kandungan antioksidannya sangat bagus untuk bahan pangan. Selain senyawa
fenol, rempah- rempah lain juga mengandung antioksidan yang berupa protein,
amin, dan asam- asam organik yang memiliki manfaat baik untuk mencegah radikal
bebas dalam peningkatan imun dan kesehatan masyarakat.
Secara ilmu kesehatan, antioksidan terbagi
menjadi dua macam yakni antioksidan primer dan sekunder. Yang pertama
antioksidan primer yaitu antioksidan yang dapat bekerja dan bereaksi dengan
radikal lipida, antioksidan ini dapat berupa komponen fenolik, tokoferol alami
dan sintetis, alkil galat, Butylated
Hidroksianisol (BHA), Butylated
Hidroksitoluen (BHT) atau Tertiary
Butyl Hidroquinon (TBHQ) yang dapat memberikan ketahanan tubuh dan sistem
imun yang baik. Yang kedua yaitu antioksidan sekunder yang dapat bermanfaat
untuk mencegah radikal bebas yang datang dari kondisi dan udara yang tidak
stabil. Radikal bebas dapat menempel dalam tubuh secara alami yang dapat
menyebabkan kerusakan pada sel dan menyebabkan timbulnya penyakit diantaranya
adalah penyakit kronis yang berhubungan dengan penuaan. Dengan mengkonsumsi
makanan dan tanaman yang mengandung anti oksidan dipercaya oleh masyarakat
dapat membantu tubuh dalam menghambat pertumbuhan radikal bebas dan kesehatan
masyarakat. Selain bawang merah, tanaman herbal yang bersifat antioksidan dan
dapat berinteraksi secara fisiologis untuk menghambat radikal bebas adalah
rempah-rempah yang dapat membunuh sel kanker, bakteri dan sebagainya sehingga
dapat meningkatkan keschatan masyarakat .
Aryanta
(2019). juga menjelaskan balıwa tanaman bawang merah ini juga mengandung
beberapa unsur hara sehat lainnya. Adapun nutrisi yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
a) Allisin
dan Aliin
Senyawa bersifat
hipolipedemik, mengonsumsi satu suing bawang merah segar dapat meningkatkan kadar
kolestrol baik (HDL/ high density
lipoprotein) sebesar 30%. Senyawa ini juga berperan sebagai antiseptik
dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh. Kedua senyawa ini
diubah oleh enzim allisin liase atau alinase untuk kemudian menjadi asam piruvat, ammonia, allisin antimikroba yang bersifat bakterisidal (dapat membunulh bakteri).
b) Flavonoid
Sebagai anti inflamasi atau anti radang,
biasa digunakan untuk menyembuhkan penyakit hepatitis,artrutus,tonsillitis,
bronchitis, . Selain itu senyawa ini juga berperan artritis, tonsillitis.
sebagai bahan antioksidan alamiah sebagai bakterisida dan menurunkan kolestrol
jahat (LDL/low density lipoprotein) dalam darah secara efektif.
c) Alil
profil disulfide
Seperti
senyawa flavonoid, senyawa ini juga
memiliki sifat sebagai senyawa hipolipidemik atau mampu menurunkan kadar lemak
darah. Selain itu, kandungan sulfur dalam bawang merah sangat baik untuk mengatasi rekaksi radang
pada penderita bronchitis, maupun kongesti bronchial.
d) Fitosterol
Merupakan
golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari minyak tumbuhan. Senyawa ini juga
dikenal sebagai minyak nabati dan cukup aman jika dikonsumsi termasuk oleh
penderita penyakit kardiovasklar, karena dapat menyehatkan jantung.
e) Flanovol
Merupakan
senyawa yang mengambil peranan penting sebagai antibiotik alami, dikarenakan
kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan virus, bakteri, maupun cendawan.
Selain itu, kandungan senyawa ini juga mampu bertindak sebagai antikoagulan dan
antikanker.
f) Kalium
Merupakan unsur penting
dalam kandungan bawang merah dan terdapat dalam jumlah yang relatif besar.
Senyawa ini memilikiperan Jesaq dalam mempertahankan Surk keseimbangan
elektrolit tubuh dan menjaga fungsi saraf dan otot.
g) Pektin
Merupakan senyawa
golongan polisakarida yang sukar dicerna dan bersifat menurunkan kadar
kolestrol darah serta mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri.
h) Saponin
Merupakan
senyawa yang memiliki cukup banyak khasiat seperti dianta antikoagulan untuk
memeegah penggumpalan darah dan sebagai ekpektoran yaitu mengencerkan dahak.
i)
Tripopanol
sulfoksida
Merupakan
gas yang dikeluarkan oleh bawang merah ketika dilukai atau diiris dan mampu
menyebabkan keluarnya air mata (lakromator).
Selain itu , bawang merah juga akan mengeluarkan bau yang khas melalui
senyawa propil disulfide dan propil-metil
disulfide. Ketiga senyawa ini dapat berperan sebagai stimulansia atau
perangsang aktifitas fungsi organ- organ tubuh. Sehingga senyawa- senyawa ini
sangat berguna untuk merangsang fungsi kepekaan saraf maupun kerja enzim
pencernaan
e. Pemanfaatan
Bawang Merah Sebagai Kompes Bawang Merah Bawang merah dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif kompres dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami
demam, tidak terlepas dari peranan senyawa yang terkandung didalam umbi herbal
tersebut. Menurut Rachmad dkk, (2012) bawang merah dapat digunakan sebagai
kompres karena mengandung senyawa sulfur organik yang bernama Allyleysteine sulfoxide (Allin) yang bereaksi dengan enzim alliinase (enzim katalisator yang
dihasilkan oleh bawang merah sendiri apabila bawang merah digerus).
Menurut Akib, (2017) dalam bawang merah terdapat
senyawa flavonoid sebagai antiinflamasi, senyawa propil disulfide dan propil
metal disulfide yang mudah menguap dan di dalam bawang merah memiliki kandungan
minyak atsiri sebagai obat luar, melebarkan pembuluh darah kapiler, dan
merangsang keluarnya keringat. Baluran bawang merah keseluruh tubuh akan
menyebabkan vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan
perpindahan panas dari tubuh ke kulit. Menurut Akib, (2017) Kompres bawang
merah adalah Kompres bawang merah adalah tindakan dengan menggunakan bawang
merah yang dilumatkan ketubuh tertentu sehingga dapat menurunkan suhu tubuh.
Menurut Evyana. Y(2018) tujuan pemberian kompres
memperlancar sirkulasi darah, memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada
klien. Kandungan kimiawi bawang merah adalah minyak atsiri, siklo aliin, meti
aliin, dihidro aliin, flavoglikosida, kuersetin, samponin, peptida, fitohormon,
vitamin, zat pati Untuk penurunan demam sendiri menggunakan umbi bawang merah
yang memiliki kandungn zat sikloaliin untuk menurunkan suhu tubuh. Sama dengan
kandungan lainnya bawang merah, yaitu metialiin, kuersetin, kaemfreol, dan
floroglusin. Kelima zat tersebut berfungsi sebagai penurunpanas atau suhu tubuh
yang dapat diandalkan. Sehingga dapat digunakan untuk obat demam ( Vedja, 2020).
Dalam bawang merah mengandung asam glutamate yang merupakan natural essence
(penguat rasa alamiah), terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil metil
disulfide yang mudah menguap. Jika dimanfaatkan sesuai dosisyang tepat maka
bawang merah dapat digunakan sebagai penurunan suhu tubuh khususnya padaanak
usia 1-5 tahun yang mengalami peningkatan suhu tubuh (Vedja, 2020).
Menurut Utami
(2013) reaksi yang terjadi diantara senyawa Alliin dan enzim alliinase ini
selanjunya akan bekerja dengan beberapa senyawa lain untuk menghancurkan
pembentukan pembekuan darah, schingga memungkinkan peredaran darah menjadi
lancar. Dengan hancurnya pembekuan darah dan lancarnya peredaran darah tersebut
kemudian akan menyebabkan panas dari dalam tubuh lebih mudah disalurkan ke
pembuluh darah tepi/perifer untuk kemudian diekresikan melalui keringat.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Potter &
Perry dalam Cahyaningrum, dkk (2017) yang menuliskan bahwa pemberian gerusan
bawang merah dipermukaan kulit selama kurang lebih 10 menit akan merangsang
pembuluh darah vena mengalami perubahan ukuran yang diatur oleh hipotalamus
untuk mengontrol pengeluaran panas. Untuk memberikan respon vasodilatasi pembuluh
darah, schingga memungkinkan untuk terjadi pengeluaran panas melalui kulit
meningkat, pori-pori mulai membuka, dan terjadilah pelepasan panas secara
evaporasi (berkeringat) schingga pada akhirnya suhu tubuh akan kembali normal.
Jumlah bawang merah untuk kompres yaitu dengan mengira-ngira luas permukaan
kulit yang akan dikompres dan ukuran bawang merah yang tersedia.
Tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu sedikit, sehingga semua permukaan yang akan dikompres
dapat menyerap zat dari bawang merah tersebut. Suryono, (2012) mengatakan bahwa
semakin tinggi kualitas bawang merah, maka akan semakin sedikit waktu yang
dibutuhkan untuk menurunkan suhu tubuh.
Wijayanti dan Rosyid (2018) menambahkan bahwa
pemanfaatan bawang merah sebagai alternatif kompres dilakukan karena bawang
merah memiliki kandungan senyawa
Flavonoid. Senyawa ini akan berperan sebagai antioksidan alami serta
inhibitor pada siklus COX. Senyawa flavonoid
akan bekerja secara sentral meninhibisi dan menghambat enzim siklooksigenase-2 seperti yang dilakukan
oleh antipiretik. Enzim siklooksigenase-2
merupakan enzim yang berperan penting dalam biosintesis PGE2 (Wijayanti dan
Rosyid, 2018).
Menurut Heriani, H. (2017) pemanfaatan bawang merah
sebagai kompres dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam dapat
dilakukan dengan cara mengambil dan mencuci bersih bawang merah sesuai
kebutuhan, kemudian diiris atau dicincang kasar dan dicampurkan dengan air
perasan jeruk nipis dan minyak kayu putih hingga merata. Bahan-bahan yang telah
dicampurkan kemudian dibalurkan atau digosokkan pada area aksila, karena pada
bagian tersebut memiliki banyak pembuluh darah besar dan memiliki banyak kelenjar
apokrin yang mempunyai vaskuler, sehingga akan memperluas daerah yang mengalami
vasodilatasi dan memungkinkan perpindalhan panas tubuh ke lingkungan delapan
kali lebih banyak . Namun, Septiani (2017) menuliskan bahwa pemanfaatan kompres
bawang merah tidak hanya dilakukan pada area aksila (ketiak) saja, melainkan
juga dapat dilakukan pada area tubuh laninnya seperti perut, ubun-ubun, lipatan
dan paha anak.
Menurut Septiani (2017) kompres bawang merah dapat
dilakukan dengan menggerus bawang merah dan mencampurkannya dengan 2 sdm minyak
kayu putih dan selanjutnya menggosokkan pada area punggung, perut, lipatan
paha, ubun-ubun, maupun lipatan ketiak anak. Namun, penggunan ini harus
disesuaikan dengan kondisi anak.
f. Mekanisme
Penurunan Suhu Tubuh Bayi Demam Dengan Kompres Bawang Merah.
Bawang merah yang digerus yang diletakkan
dipermukaan kulit schingga bawang merah melepaskan enzim alinase lalu direspon
oleh Termoreseptor perifer dan sistem saraf perifer ke hipotalamus atau
termoregulator untuk merespon ransangan yang ada, schingga dapat mengurangi
suhu kulit melalui vasokonstriksi kulit ini dikoordinasikan oleh hipotalamus
melalui keluaran sistem saraf simpatis . Sehingga dari kandungan zat yang ada
dalam bawang merah bisa menurunkan suhu tubuh pada balita demam efek akan
terlihat setelah dua hari.
g. Prosedur
Kompres Bawang Merah Adapun tata cara atau prosedur pengaplikasian kompres
bawang merah dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam dapat
dilakukan dalam dua tahapan, yakni tahap persiapan dan tahap pelaksanaan
sebagai berikut:
a) Tahap
persiapan
1) Jelaskan
dan demonstrasikan prosedur kompres bawang merah kepada keluarga anak.
2) Perisiapkan
alat dan bahan yang meliputi 3-5 siung bawang merah, mangkuk, 1 buah pisau,
parutan/penggiling. pakaian tipis, thermometer
digital, stopwatch, balpoin dan lembar observasi. b) Tahap pelaksanaan
1) Memberikan
peluang kepada anak untuk berada pada posisi yang nyaman
2) Mencuci
bersih 3-5 siung bawang merah hingga bersih
3) Menggerus
bawang merah yang telah dicicu dengan menggunakan pisau pada mangkuk.
4) Melakukan
pengukuran dan pencatatan suhu tubuh anak sebelum tindakan kompres pada anak.
5) Gosokkan
gerusan bawang merah pada bagian tubuh anak seperti ubun-ubun, punggung, perut,
lipatan paha dan aksila anak selama 10 menit.
6) Kenakan
anak dengan baju yang tipis dan mudah menyerap keringat.
7) Tetap
perhatikan kenyamanan anak selama tindakan berlangsung
8) Bersihkan
kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
b) Tahap
Evaluasi
1) Perhatikan
reaksi atau respon anak, segera hentikan tindakan apabila anak menunjukan reaksi
kejang atau menggigil.
2) Dokumentasikan
hasil pengukuran suhu tubuh anak pada lembar observasi.
1.
Pemantauan Pertumbuhan
Balita
Balita diharapkan tumbuh dengan baik,
pertumbuhan fisik merupakan indikator status gizi bayi dan anak. Pertumbuahan
anak hendaknya dipantau secara teratur. Pemantauan pertumbuhan anak dibawah
lima tahun (balita) mengukur berat dan tinggi badan menurut umur (Almatsier,
2011).
Kekurangan asupan energi dan zat gizi
anak, atau kemungkinan pengaruh keturunan terhadap pertumbuhan, akan terefleksi
pada pola pertumbuhannya. Anak yang kurang makan akan menunjukkan penurunan
pada grafik berat badan menurut umur. Jika kekuranganmakan cukup berat dan
berlangsung lama, kecepatan pertumbuhan akanberkurang dan pertumbuhan akan
berhenti (Almatsier, 2011). Berikutberat badan balita normal menurut Kemenkes
tahun 2010 yaitu:
.Balita Gizi Kurang (Underweight) : Status gizi yang
didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan
dari istilah gizi buruk dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi.
Balita Pendek (Stunting) :Status gizi yang
didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan gabungan
dari istilah sangat pendek dan pendek dengan Z score < -2 standar deviasi.
Balita Kurus (Wasting) : Status gizi yang
didasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan
gabungan dari istilah sangat kurus dan kurus dengan Z score < -2 standar
deviasi.
Z score : Nilai simpangan berat badan atau
tinggi badan dari nilai berat badan atau tinggi badan normal menurut baku
pertumbuhan WHO
DAFTAR BERAT BADAN NORMAL PADA BALITA
2.
Cara
Menghitung Imt
Setelah mendapatkan hasil, bandingkanlah angka IMT dengan kategori berat
badan di bawah ini:
Kurang dari 17,0 termasuk dalam kategori kurus tingkat berat
17,0-18,4 termasuk dalam kategori kurus tingkat ringan
18,5-25,0 termasuk dalam kategori normal
25,1-27,0 termasuk dalam kategori gemuk tingkat ringan
Di atas 27 termasuk dalam kategori gemuk tingkat berat
Berikut Cara Menghitung IMT
Beberapa cara menghitung IMT di bawah ini disesuaikan berdasarkan
kelompok usia.
1.
Cara menghitung IMT Bayi Usia 1-6 Bulan
Cara menghitung IMT pada bayi usia 1-6 bulan yaitu dengan menjumlahkan
berat badan lahir dalam satuan gram dengan usia bayi yang dikalikan 600 gram.
Berikut ini rumus lengkapnya:
IMT = Berat Badan Lahir (gr) + (Usia x 600 gram)
2.
Cara Menghitung IMT Bayi Usia 7-12 Bulan
Pada bayi usia 7-12 bulan, cara menghitung IMT-nya yaitu dengan
menjumlahkan berat badan lahir dalam satuan gram dengan usia yang dikalikan 500
gram. Berikut ini rumus lengkapnya:
IMT = Berat Badan Lahir (gr) + (Usia x 500 gram)
3.
Cara Menghitung IMT Anak Usia 1-5 Tahun
Bila pada bayi diperlukan berat badan lahir, maka pada anak diperlukan
usia dalam tahun dan bulan. Cara menghitung IMT pada anak usia 1-5 tahun bisa
dengan menjumlahkan dua kali usia dalam tahun dan bulan dengan angka 8 atau
dengan rumus berikut:
IMT = 2n + 8
n merupakan usia dalam tahun dan bulan. Sebagai contoh, jika usia anak
16 bulan, maka ditulis 1,4 yang dibaca 1 tahun 4 bulan.
4.
Cara Menghitung IMT Dewasa
Pada usia dewasa, cara menghitung IMT dapat dilakukan dengan membagi
berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat atau dengan
rumus berikut:
IMT = Berat Badan (kg) : (Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m))
Rumus IMT ini juga bisa digunakan untuk menghitung remaja usia 15 tahun
ke atas.
5.
Cara Menghitung IMT Pada Ibu Hamil
Berbeda dengan yang lainnya, pada Ibu Hamil cara menghitung IMT
dilakukan dengan menghitung IMT sebelum masa kehamilan. Berikut ini rumus
lengkapnya:
IMT = -1,2 x IMT + 42
Hasil yang diperoleh ini menjadi rata-rata kenaikan berat badan ideal
selama masa kehamilan.
3.
Faktor-faktor
yang berpengaruh pada tumbuh kembang
Secara umum ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak, yaitu :
a. Faktor genetik
Faktor genetik
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Hal yang termasuk faktor
genetik
antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. (Soetjiningsih
dan
IG.N Ranuh 2014:61).
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai tidaknya
potensi genetik. Lingkungan yang baik akan
memungkinkan tercapainnya potensi genetik, sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan biofisikopsikososial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatmya (Soetjiningsih dan IG.N Ranuh 2014:62).
4.
Tumbuh kembang
anak prasekolah
Anak prasekolah
adalah yang berusia berkisar
3 sampai 6 tahun.
Anak prasekolah
merupakan pribadi yang memiliki berbagai potensi. Potensi-potensi tersebut dirangsang dan dikembangkan agar
anak berkembang optimal. Terhambatnya
pengembangan potensi-potensi itu
akan
mengakibatkan timbulnya masalah (Suprihatin, 2017).
Pertumbuhan saat ini berlangsung dengan stabil, terjadi
perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya keterampilan dan
proses berfikir (Nora ddk, 2016:113).
Selain lingkungan di dalam rumah, lingkungan di luar rumah juga mulai diperkenalkan. Anak mulai suka bermain di luar rumah. Anak mulai memiliki teman, bahkan beberapa keluarga menghabiskan waktu
luang dengan cara mengajak anak ke taman bermain, atau tempat yang menyediakan tempat bermain
untuk anak-anak.
Saat masa-masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karena itu panca indra sistem reseptor penerimaan rangsangan harus sudah siap
sehingga anak dapat belajar dengan baik. Proses belajar pada masa-masa
ini dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga
diharapkan dapat
memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya,
agar bisa
dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan (kemenkes RI, 2016).
B.
Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut
Dalam UU RI
nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan pada Pasal 46 mengatakan bahwa dalam
menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) yang meliputi:
a. Pelayanan
kesehatan ibu
b. Pelayanan
kesehatan anak
c. Pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
d. Pelaksanaan
tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. Pelaksanaan
tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
Pada UU RI nomor
4 tahun 2019 Pasal 50, dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan berwenang:
a. Memberikan
Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah
b. Memberikan
imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat
c. Melakukan
pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak prasekolah serta deteksi
dini kasus penyulit, gangguan tumbuh kembang, dan rujukan
d. Memberikan
pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan
rujukan.
C.
Hasil Penelitian Terkait
Dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan mereferensi
dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang
masalah pada laporan tugas akhir ini. Berikut penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan tugas akhir ini:
Penelitian yang
dilakukan oleh Suryono, dkk. (2017),
dengan judul "Efektifitas Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada
Anak Febris Usia 1-5 Tahun di Posyandu Boegenvile 1 Dusun Tertek Desa Tertek
Kecamatan Pare". (Ispa & Di, 2010)
Hasil
: Persamaan penelitian ini adalah sama- sama meneliti tentang kompres bawang
merah terhadap penurunan suhu tubuh. Perbedaan penelitian ini terletak pada
metode yang digunakan, responden yang akan diteliti yaitu responden dewasa, dan
tindakan yang dilakukan yaitu dengan berinovasi antara potongan bawang merah dicampur
dengan air hangat.
Cahyaningrum,
E. D., & Putri, D. (2017), dengan judul "Perbedaan Suhu Tubuh Anak
Demam Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah di Puskesmas Kembaran 1
Banyumas".
Hasil
: Bahwa terdapat perbedaan suhu tubuh antara sebelum dan setelah kompres bawang
merah. Persamaan penelitian yang dilakukan adalah tentang kompres bawang merah
terhadap penurunan suhu tubuh. Perbedaan penelitian yang dilakukan terletak
pada metode penelitian, responden, dan tempat penelitian.
Akib,
H. Riset dilakukan dengan Megawati. (2017), berjudul "Perbedaan Pengaruh
Kompres Hangat dan Kompres Bawang Meran Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Setelah
Diimunisasi dengan DPT di Desa Semboro"
Hasil
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kompres hangat dan komres
bawang merah, karena kedua efek tersebut dapat menurunkan suhu tubuh. Namun
efek penggunaan balutan bawang merah lebih cepat mencapai suhu tubuh normal
dibandingkan dengan pembalut hangat. Persamaan untuk penelitian ini adalah
mengkaji kompresi bawang merah. Perbedaan dalam penelitian ini adalah tidak ada
tindakan yang harus dilakukan, membandingkan responden penelitian dan penyakit
yang dideritanya.
D. Kerangka
Teori
Kerangka teori merupakan tinjauan teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diamati
maupun diteliti untuk mengembangkan atau mengindentifikasi
variabel-variabel yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2018: 82).
Kerangka teori
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
PENYEBAB DEMAM Infeksi Virus,
Bakteri, Jamur, Stres , Imunisasi DEMAM FARMAKOLOGI Pemberan Obat Anti Piretik : 1. Paracetamol 2. Ibupropen dll Non formokologi 1. Minum ASI 2. Kompres hangat 3. Kompres bawang merah Menurunkan
demam
Gambar 2 Kenga Tauri
Sumber : Cabyaningram.2017. (Henriani.2017) 219 (Velja 2020)
BAB III
METODE
STUDI KASUS
A.
Lokasi dan Waktu penelitian
Lokasi pemberian asuhan Kebidanan pada An. Z
Bertempatan di PMB Yunita vero miza A.md.Keb Waktu pemberian asuhan diberikan sejak bulan
maret-april
B. Subjek Laporan Kasus
Subjek dalam studi kasus ini sesuai
dengan kriteria kasus yang di teliti, sebagai berikut:
a.
Balita (2-5 thn) yang melakukan pemeriksaan
diPMB Yunita vero miza A.md.Keb
b.
Mengalami demam atau kenaikan suhu tubuh ≤ 37.5.C
c.
Belum minum obat penurun panas
d.
Tidak sedang di kompres hangat
e.
Bersedia menjadi responden
C. Instumen Pengumpilan Data
Instumen yang akan digunakan dalam penulisan laporan proposal tugas
akhir(LTA) ini adalah format pengkajian pada bayi 2-5 tahun
D. Teknik/ Cara Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
Sumber data adalah subjek dari mana
asal data penelitian itu diperoleh.dalam penyusunan kasus ini penulis
menggunakan jenis dta primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2013)
1.
Data primer
Data primer diperoleh dari hasi wawancara, observasi
langsung, dan pemeriksaan fisik terhadap balita dengan keluhan demam menurut
metode SOAP
a.
Subjektif
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
b.
objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,
hasil lab, dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus.
c.
Assessment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi
diagnosa/masalah.
d.
Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
tindakan dan evaluasi berdasarkan assasment.
2.
Data sekunder
Data sekunder adalah data data yang didapat tidak secara
langsung dari objek kasus. Data sekunder dapat diperoleh dari:
a.
Studi Dokumentasi Pada
pengambilan kasus ini penulis menggunakan catatan untuk menyimpan dan mengambil
informasi yang ada di PMB ....
b. Studi Kepustakaan Pada studi kasus ini penulis menggunakan studi
kepustakaan dari tahun 2015-2022.
E. Bahan dan Alat
Dalam pelaksanaan studi kasus asuhan kebidanan pada
neonatus dan bayi dengan demam pasca imunisasi, penulis menggunakan alat-alat
sebagai berikut:
1. Bahan
3-5 bawang merah
2. Alat
a.
Thermometer
b.
Handscoon
c.
Jam tangan
d.
Mangkuk
e.
Pisau
f.
parutan
g.
format pengkaian soap
h.
alat tulis (buku dan bolpoin)
F. Jadwal kegiatan
(Matriks kegiatan)
NO |
Pelaksanaan |
Kegiatan |
1 |
1 Maret 2022 Kunjungan pertama PMB Yunita veromiza Rumah
Pasien |
Pagi
jam 08.00 1. Melakukan
pendataan 2. Melakukan
anamesa 3. Melakukan
pendekatan dan mendata balita mengalami dema 4. Menjelaskan
tentang kompres bawang merah 5. Meminta
persetujuan jika anaknya demam langsung menghubungi tim kesehatan Malam
Pukul 21.00 Wib 1. Melakukan
pendekatan dengan pasien dan membina hubungan baik kepada pasien dan
keluarganya 2. Melakukan
pengajian dan pendataan pada An.z 3. Memberitahu
dan melakukan inform concent serta memberi maksut dan tujuan 4. Melakukan
anamesa 5. Melakukan
pemeriksaan 6. Memberitahu
hasil pemeriksaan bahwa An.z demam yaitu 37,6°C 7. Menjelaskan
kepada ibu keluhan yang alami anak yaitu rewel itu wajar 8. Menjelaskan
kandungan bawang merah dapat menurunkan suhu tubuh anak 9. Menyiapkan
alat dan bahan untuk kompres bawang merah 10. Mengajari
ibu cara pembuatan kompres bawang merah 11. Sebelum
kompres bawang merah pastikan An.z tidak memiliki alergi 12. Kompres
bawang merah pada bagian-bagian lipatan pada tubuh , ubun –ubun selama 10
menit 13. Pastikan
kenyamanan bayi 14. Setelah
selesai bereskan alat dan bahan D.
15. Memberitahu ibu agar tetap kompres
An.z jika masih demam |
2 |
2 Maret 2022 kunjungan kedua, rumah
pasien |
1. Melakukan
anemnesa 2. Melakukan
pemeriksaan 3. Memberitahukan
hasil pemeriksaan bahwa An.z demam
yaitu suhu 37,0 4. Menjelaskan
kepada ibu keluhan-keluhan yang alami anak yaitu demam dan rewel itu sama
wajar 5. Menjelaskan
kandunganbawang merah dapat menurunkan suhu tubuh anak 6. Menyiapkan
alat dan bahan untuk kompres bawang merah 7. Mengajari
ibu cara pembuatan kompres bawang merah 8. Sebelum
dikompres bawang merah pastikan An.z tidak mimeliki elergi 9. Kompres
bawang merah pada bagian-bagian lipatan pada tubuh, ubun-ubun selama 10
menit. 10. Pastikan
kenyamanan bayi 11. Setelah
selesai bereskan alat dan bahan 12. Memberitahu
ibu agar tetap kompres An.z jika masih demam 13. Dokumentasi
hasil kompres bawang merah pada lembar observasi |
3. |
3 Maret 2022 Kunjungan ketiga Rumah pasien |
1. Melakukan
anamnesa 2. Melakukan
pemeriksaan 3. Memberikan
hasil pemeriksaan suhu tubuh An.z suhu tubuhyaitu 36.5°C 4. Menanyakan
kepada ibu apakah ada keluhan lain setelah kompres bawang merah 5. Beritahu
ibu bahwah An.z sudah tidak demam 6. Beritahu
ibu anak demam terapkan kompres bawang merah yang sudah di ajarkan 7. Dokumentasikan
hasil pemeriksaan |
BAB
IV
HASIL TINJAUAN KASUS
KUNJUNGAN KE I
Anamnesa oleh : Dina Pani Mei Rizka
Hari / Tangga : selasa, 1 maret 2022
Waktu : 21.00 WIB
A. SUBJEKTIF ( S )
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama
bayi : An. Z
Umur : 3 tahun
Tanggal Lahir :
9 januari 2019
Jenis Kelamin :
perempuan
b.
Identitas Penanggung jawab
Istri
Suami
Nama : Ny.D : TN.A
Umur :
26 tahun :
27 tahun
Agama :
islam :
islam
Suku
/ Bangsa : jawa /indonesia : jawa
/indonesia
Pendidikan :
SMP :
SMA
Pekerjaan :
IRT :
Wirasuwasta
Alamat :
sukarame
2.
A namnesa
1.
Alasan kunjungan : Ibu mengatakan bahwa
anaknya demam, sejak tadi malam dan rewel.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat
penyakit yang pernah atau sedang diderita : Tidak ada
b. Riwayat
kesehatan sekarang : Anak sedang demam
c. Riwayat
kesehatan keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita
penyakit keturunan dan menular
d. Riwayat
kesehatan anak
1) Pada
masa kandungan
Ibu mengatakan rutin memeriksakan
kehamilannya setiap bulan di bidan .
2) Pada
masa persalinan
Tempat :
PMB
Penolong :
Bidan
Umur Kehamilan : Aterm
Proses persalinan : Spontan , normal
3)
Pada saat ini
Deman sejak :Tadi
malam
Upaya pengobaran :belum dilakukan
4. Kegiatan sehari - hari
a. Kebutuhan
Nutrisi
Pola makan sehari-sehari : 3x sehari
Makanan yang diberikan : nasi, sayur, buah, daging
Jenis minum : Susu dan air putih
Kesulitan makan dan minum : ada
b. Pola
Istirahat
Tidur Siang : ± 2 jam
Tidur malam : ± 10 jam
c. Pola
Eliminasi
BAK :
Frekuensi : ±5-7 kali sehari
Warna : kuning jernih
BAB :
Frekuensi : 2x sehari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek
d. Personal
Hygiene
Mandi : 2 X sehari
Ganti
baju : 2 X
sehari
Mengganti pakaian :
Selalu mengganti pakaian balita setelah mandi dan ketika basah atau kotor .
e. Pengawasan Kesehatan
balita dibawa ke bidan saat
mengalami masalah kesehatan .
B.OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Lesu
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TTV : N :134x/menit, R
:43x/menit,T:37,6°C
Antropometri : LK : 49 cm
:
BB : 18 kg
:
TB : 100 cm
IMT = 2n + 8
= 2(3,3) + 8
= 6,6 + 8
= 14,6
Pemeriksaan
fisik
a. Kepala : Rambut bersih
b.
Muka : tidak ada
oedema
c. Mata
Simetris : Ya
Konjungtiva :
Merah muda
Sklera : Putih
d.
Hidung
Simetris : Ya
Pengeluaran
: Tidak ada
e. Telinga
Simetris Ya : Ya
Pengeluaran : Tidak ada
f. Mulut : Lidah kotor
g. Leher
Pergerakan :
Bebas dan aktif
Pembengkakan : Tidak ada
h. Punggung : Tidak ada benjolan
i. Dada
Gerakan :
Teratur
Putting susu :
Simetris
Jantung
:
Normal
Paru - paru :
Normal
j. Abdomen : Normal
k. Kulit :
Normal
l. Genetalia :
Normal
m. Ekstremitas atas dan bawah
Pergerakan aktif, jumlah jari
lengkap
A. Pemeriksaan
lanjutan
a.perkembangan
1. Pemeriksaan
KPSP dengan Menggunakan KPSP
form 60 bulan
No |
PEMERIKSAAN |
YA |
TIDAK |
1 |
Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban
anak. Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan. “Apa yang kamu lakukan
jika kamu kedinginan?” “Apa yang kamu lakukan
jika kamu lapar?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”
Jawab YA biia anak merjawab
ke 3 pertanyaan tadi dengan
benar, bukan dengan
gerakan atau isyarat. Jika kedinginan, jawaban yang benar
adalah “menggigil” ,”pakai
mantel’ atau “masuk
kedalam rumah’. Jika lapar,
jawaban yang benar adalah “makan” Jika lelah, jawaban yang benar adalah
“mengantuk”, “tidur”, “berbaring/tidur-tiduran”, “istirahat” atau
“diam sejenak” |
√ |
|
2 |
Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian
boneka? |
√ |
|
3 |
Suruh anak berdiri satu kaki tanpa
berpegangan. Jika perlu
tunjukkan caranya dan beri anak ands kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih? |
√ |
|
4 |
Jangan mengoreksi/membantu anak.
Jangan menyebut kata “lebih panjang”. Perlihatkan gambar
kedua garis ini pada anak. Tanyakan: “Mana garis yang
lebih panjang?” Minta anak menunjuk garis yang lebih
panjang. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi
pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar
ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi. Apakah anak
dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak
3 kali dengan benar? |
√ |
|
5 |
Jangan membantu
anak dan jangan
memberitahu nama gambar
ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas
kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini? |
|
|
6 |
Ikuti perintah ini
dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat
memberikan perintah berikut ini: “Letakkan kertas ini di atas lantai”.
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”. “Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu” Jawab YA hanya jika anak mengerti arti
“di atas”, “di bawah”, “di depan” dan “di belakang” |
√ |
|
7 |
Apakah anak bereaksi
dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda)
pada saat anda meninggalkannya? |
√ |
|
8 |
Jangan menunjuk,
membantu atau membetulkan, katakan pada anak : “Tunjukkan segi empat merah”
“Tunjukkan segi empat kuning” ‘Tunjukkan segi empat biru” “Tunjukkan segi
empat hijau” Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar? |
√ |
|
9 |
Suruh anak melompat
dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki
tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki? |
√ |
|
10 |
Dapatkah anak
sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? |
√ |
|
Total
nilai : 10
Keterangan :
Nilai 4-5 :
kemungkinan ada penyimpangan (P)
Nilai 7-8 :
perkembangan meragukan (M)
Nilai 9-10 :
perkembangan sesuai usia (S)
Didapatkan
hasil dengan menggunakan form 60 bulan “YA” 10 maka perkembangan An. D sesuai
(S) dengan usiannya.
B.
PERTUMBUHAN
Pemantauan
pertumbuhan anak usia 3 tahun.
a. PB
/ U anak perempuan usia 3 tahuan dengan PB : 100 cm dalam katagori normal berada di garis -2 SD
sampai dengan + 3 SD
b. BB
/ U anak perempuan usia 3 tahuan dengan BB : 18 cm dalam katagori normal berada di garis -2 SD
sampai dengan + 1 SD
c. BB
/ TB anak perempuan usia 3 tahuan dengan BB : 18 cm PB :100 cm dalam katagori
normal berada di garis -2 SD sampai dengan +1 SD
d. LK
/ U anak perempuan usia 3 tahuan dengan LK : 49 cm dalam katagori normal berada di garis -2 SD
sampai dengan + 2 SD
C.
ANALISA
Diagnosa
: An. Z usia 3 tahun dengan berat badan sesuai umur
Masalah : Demam, dan sedikit rewel
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu
ibu bahwa kenaikan suhu tubuh merupakan hal yang alamiah dan wajar demam adalah
suatu upaya untuk menimbulkan / meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit
2. Memberikan
edukasi tentang factor yang menyebabkan anak demam.
3. Melakukan
informed concent kepada ibu terkait tindakan kompres bawang merah pada anaknya.
4. Memberitahu
kepada ibu, balita mendapat minum yang cukup. Dan menambah frekuensi minum
dalam sehari. Sehingga balita tidak dehidrasi.
5. Memberikan
edukasi pada ibu tentang penggunaan kompres bawang dan kontra indikasinya.
6. Mengajarkan
ibu dan Melakukan kompres bawang merah pada balita selama 10 menit.
7. Menjelaskan
kepada ibu kompres bawang merah dapat di lakukan berulang jika panas anak belum
mencapai suhu tubuh normal yaitu (≤36,5°C).
8. Memberitahu
ibu untuk tetap memberikan
makan-makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya sesuai dengan usianya.
9. Memberitahu
ibu bahwa pertumbuhan anak nya sesuai dengan umur nya.
10. Memberitahu
ibu bahwa anaknya harus tetap istirahat yang cukup.
11. Memberi
tahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan anaknya.
KUNJUNGAN KE II
Anamnesa
oleh : Dina Pani Mei
Rizka
Hari / Tanggal :
Rabu,2 maret 2022
Waktu :
08.00 WIB
A.
SUBJEKTIF
( S )
Ibu mengatakan anaknya sudah minum
dengan cukup. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak terlalu rewel lagi
B. OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2 Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TTV : N :125x / menit ,
: R :38x / menit
.
: T : 37,0 ° C
C. ANALISA
Diagnosa : An. Z usia 3 tahun dengan
tumbuh kembang sesuai usia
Masalah : demam
E.
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan
kondisi An. Z saat ini sudah lebih membaik dari hari kemarin sudah turun 0,5° C
2. memasitikan
ibu mengerti bahwa kenaikan suhu tubuh merupakan alami dan wajar
3. memastikan
ibu mengerti tentang factor-fatror yang nyebakapkan anak demam.
4. Memastikan
ibu untuk tetap memberikan minum sesuai kebutuhan.
5. memastikan
ibu mengerti tentang penggunan kompres bawang merah dan kontrak indikasinya
6. Memastikan
ibu untuk tetap memantau suhu tubuh anak hingga 36.5 c memberitahu ibu mengompres
bawang merah sampai benar-benar suhu turun /normal
7. Memberitahu
ibu untuk memakaikan anak baju yang
tipis dan mudah menyirap keringat.
8. Memastikan
ibu untuk tetap memberikan makan-makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya
sesuai dengan usianya.
9. Memastikan
ibu bahwa anaknya harus tetap istirahat yang cukup
10. Memastikan
ibu untuk selalu menjaga kebersihan anaknya.
KUNJUNGAN KE III
Anamnesa oleh : Dina pani mei rizka
Hari / Tanggal :
03 maret 2022
Waktu : 08.00 WIB
A.
SUBJEKTIF
( S )
Ibu mengatakan balitanya sudah minum
dengan cukup, balitanya sudah tidak rewel lagi, tadi malam balitanya dikompres
bawang 3x sehari, dan balitanya sudah tidak demam .
B. OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis Stabil
3. Keadaan emosional : Stabil
4. TTV :
N 125x / menit ,
: R : 38x /
menit ,
:T : 36,5 ° C
C.ANALISA
Diagnosa : balita Z usia 3 tahun 3 bulan tumbuh
dan kembang sesuai usia
Masalah :
tidak ada
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan
kondisi An. Z saat ini sudah normal kembali, suhu turun sudah turun
2. Memastikan
ibu untuk tetap memberikan minum untuk memenuhi cairan tubuh bayi. tercukupi
minimal 8 gelas sehari
Meminta
ibu untuk tetap terus memantau anaknya sampai benar - benar membaik. Dan jangan
khawatir bila suhu tubuh kembali meningkat.
3. Memastika ibu untuk tetap memakaikan
anak baju yang tipis dan mudah
menyirap keringat.
4. Memastikan ibu untuk tetap memberikan
makan-makanan yang bergizi seimbang kepada anaknya sesuai dengan usianya.
5.
Memastikan ibu untuk tetap anaknya harus tetap istirahat yang cukup
6. Memastikan
ibu untuk tetap selalu menjaga kebersihan anaknya.
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada
pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang hasil asuhan kebidanan
pada anak demam terhadap An.Z dan data
yang didapat dari hasil wawancara dengan ibu dari An.Z yaitu Ny.D serta data
yang telah dilakukan pemeriksaan fisik secara langsung terhadap An.Z yang
bertempat dirumah pasien di Sukarame, Kota Bandar Lampung,
Asuhan pada anak umur 3 tahun yang dilakukan
secara langsung dengan An.Z melalui anamnesa pada pada tanggal 1 Maret 2022
kunjungan pertama dilakukan dengan alasan kunjungan ibu mengatakan bahwa
anaknya tadi demam An.Z demam dan rewel. Pada hasil pemeriksaan didapatkan nadi
135x / menit, suhu 37,6° C, Respirasi 43x / menit. Dari pengkajian yang
dilakukan didapatkan bahwa An.Z 3 tahun dengan demam. Apabila demam yang
dialami oleh An.Z tidak segera diatasi maka akan menimbulkan masalah yang lebih
serius lagi yakni demam tinggi, kejang, dehidrasi berat, halusinasi, dan syok.
Untuk mencegah masalah potensial pada An.Z maka diberikan penanganan alami yang
minim memiliki efek samping yaitu dengan kompres Bawang Merah. Penulis kemudian
merencanakan asuhan kepada An.Z menggunakan kompres Bawang Merah pada kunjungan
pertama. Penatalaksanaan yang diberikan kepada An.Z yaitu memberikan pendidikan
kesehatan mengenai penyebab, gejala, dan penanganan demam. Menganjurkan ibu An.Z
untuk memberikan minum yang cukup dan menambah frekuensi minum dalam sehari
sehingga An. Z tidak dehidrasi, tidak lupa juga agar An.Z tetap memakai pakaian
yang tidak tebal dan menyerap` keringat,
memberikan edukasi pada ibu tentang penggunakan kompres Bawang Merah dan
kontraindikasinya. Melakukan asuhan terhadap An.Z yang mengalami demam menggunakan
kompres Bawang Merah serta mengajarkan kepada ibu An.Z Menganjurkan untuk
mengaplikasikan kompres bawang merah ke kulit bayi pada bagian kepala tepatnya
didahi dapat dilakukan berulang jika panas anak belum. mencapai suhu tubuh
normal. Berdasarkan penjelasan yang diberikan, Ny.D selaku ibu An.Z mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukan apa yang akan dianjurkan.
Pada 02 Maret 2022 dirumah An.Z dilakukan kunjungan kedua, berdasarkan analisa
Data yang diperoleh bahwa ibu An.Z sudah melakukan asuhan yang diajarkan
terhadap bayinya didapatkan bahwa adanya penurunan suhu tubuh An.Z menjadi 37,2
° C. Kemudian pada tanggal 03 Maret 2022 dilakukan kunjungan ketiga dengan
hasil ibu anak mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan sudah tidak demam.
Didapatkan hasil pemeriksaan keadaan umum An.Z baik dan pemeriksaan fisik
semuanya dalam batas normal. Adapun penurunan suhu menjadi 36,5 ° C .
Penelitian
yang dilakukan oleh Menurut Rachmad dkk . ( 2012 ) bawang merah dapat digunakan
sebagai kompres karena mengandung senyawa sulfur organik yang bernama
Allylcysteine sulfoxide ( Alliin ) yang bereaksi dengan enzim alliinase ( enzim
katalisator yang dihasilkan oleh bawang merah sendiri apabila bawang merah
digerus ) . Menurut Akib . ( 2017 ) dalam bawang merah terdapat senyawa
flavonoid sebagai antiinflamasi , senyawa propil disulfide dan propil metal
disulfide yang mudah menguap dan di dalam bawang merah memiliki kandungan
minyak atsiri sebagai obat luar , melebarkan pembuluh darah kapiler , dan
merangsang keluarnya keringat . Baluran bawang merah keseluruh tubuh akan
menyebabkan vasodilatasi yang kuat pada kulit , yang memungkinkan percepatan
perpindahan panas dari tubuh ke kulit .
Penelitian diatas diperkuat dengan hasil
penelitian Akib Harianah dan Megawati ( 2017 ) bahwa perbedaan efektifitas
antara kompres hangat dengan kompres bawang merah karena kedua tindakan
tersebut sama - sama dapat menurunkan suhu tubuh . Namun , pada kelompok
kompres bawang merah penurunan suhu tubuh lebih banyak dan lebih cepat mencapai
suhu normal dibanding kelompok kompres hangat . Penelitian tersebut didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Medhyna Vedjia dan Rizky Utami ( 2020 )
tentang Pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat
demam pasca imunisasi diwilayah kerja polindes pagar ayu musi rawas menjelaskan
bahwa adanya pengaruh kompres bawang merah ( Allium ascalonicum L ) terhadap
penurunan suhu tubuh bayi saat demam.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang
penulis lakukan serta setelah dibandingkan dengan hasil penelitian lain ,
didapatkan kesimpulan bahwa kompres bawang merah dapat menurunkan demam pasca
imunisasi , sehingga mengurangi gangguan kenyamanan dan pertumbuhan pada bayi ,
penulis menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara asuhan yang diberikan
penulis dengan teori yang ada .
BAB
VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan dengan
pemberian tanaman herbal
(Bawang Merah ) terhadap An. Z demam dengan usia 3 tahun yaitu hasilnya
dapat menurunkan demam di PMB Yunita veromiza, Amd.keb sukarame Bandar
lampung tahun 2022, bahwa :
1. Terlaksananya
pengumpulan data dasar yang terdiri dari identitas klien, anamnesa, dan
pemeriksaan fisik pada An. Z usia 3 tahun di PMB Yunita veromiza, Amd.keb
2. dilakukan
interpretasi data yaitu An. Z usia 3 tahun dengan demam, suhu tubuh dan rewel
dan demam dilakukan perawatan demam menggunakan kompres bawang merah yang
dioleskan tipis pada kulit bayi selama dua hari.
3. Terindentifikasinya
diagnosa / masalah potensial pada An. Z dengan demam di PMB Yunita veromiza,
Amd.keb An. Z yang tumbuh normal masal demam
4. dilakukan
antisipasi atau tindakan segera yaitu dengan merujuk ke bidan jika kondisi
demam tidak mengalami perubahan / bertambah parah .
5. dilaksanakannya
rencana asuhan secara keseluruhan pada An. Z dengan tepat dan rasional
berdasarkan masalah dan kebutuhan pasien selama 2 hari dengan kompres bawang
merah sby 3x1
6. Terlaksananya
asuhan kebidanan pada An. Z yang mengalami demam yaitu dengan melakukan kompres
bawang merah pada yaitu 3x sehari sesuai dengan prosedur dan dosis yang
ditentukan .
7. An.
Z telah dilakukan pengompresan bawang merah 3x sehari selama 2 hari dengan
hasil terdapat penurunan suhu tubuh dari 37,5 ° C menjadi 36,5 ° C
8. Melakukan
evaluasi hasil pengompresan bawang merah terhadap An. Z yang dikompres bawang
merah rutin yaitu 3x sehari dengan dosis yang ditentukan . Sehingga suhu tubuh
An. Z menurun .
9. dilakukan
pendokumentasian asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP yang telah diberikan atau
dilaksanakan pada An. Z di PMB Yunita Veromiza, Amd.Keb
B.
Saran
1. Bagi
PMB Yunita Veromiza, Amd.Keb Dalam rangka penerapan asuhan kebidanan pada kasus
neonatus dan bayi dengan kompres bawang merah untuk menangani demam sebaiknya
dalam pelayanan di PMB Yunita Veromiza, Amd.Keb disediakan dan diterapkan
pemakaian kompres bawang merah dan diadakan edukasi mengenai penyebab , gejala
, pencegahan dan juga penanganan demam supaya kejadian demam dapat
diminimalisir
2. Bagi
institusi pendidikan Dalam pengajarannya , tim dosen pengampu mata kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus , Bayi , Balita dan Anak Pra Sekolah dapat memberikan
informasi mengenai kompres bawang merah dalam penerapan terhadap asuhan
neonatus dan bayi yang mengalami demam.
3. Bagi
penulis lain
Data
ini dapat digunakan sebagai data dasar maupum referensi tambahan untuk
pemberian asuhan pada neonatus dan balita yang mengalami kenaikan suhu
tubuh selanjutnya .
DAFTAR
PUSTAKA
Aryanta,I.W. R. (2019). Bawang merah dan manfaat bagi
kesehatan. Widyakesehatan, 1(1),29-35.tersedia
Cahyaningrum,E.D.,&Putri,D.(2017).
Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Kesehatan. WidyaKesehatan, 1(1),29-35.Tersedia
Depok: Kata Depan. 330 http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/\642
Evyana,
Y. (2018). Asuhan Keperawatan Penerapan Kompres Hangat Dan Kompres Bawang Merah
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Dengan Damam Di Puskesmas Kedungmundu
Semarang (Doctoral Dissertation, UniversitasMuhammadiyahSemarang).Tersedia http://repository.unimus.ac.id/2994/
Henriani,
H. (2017). Pengaruh Kerjasama Environmental Protection Agency (Epa) Dengan
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Terhadap Upaya Pemulihan Lahan
Terkontaminasi Limbah B3 Di Tarakan Pada Tahun 2014 Dalam Rangka Pencapaian
Target Mdgs (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).
Hidayal,
1. R. S., Napitupulu, R. M., & Sp, M. (2015). Kitab Tumbuhan Obat. Agriflo.
Kemenkes. Ri.2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Ri.
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyakesehatan/article/view/280
Kuswardani.
(2016). Sehat Tanpa Obat Dengan Bawangmerah, Bawangputih Seri apotik dapur.
Yogyakarta:Andi.
Lusia
. (2015). Mengenal Demam Dan Perawatannya Pada Anak. Mulyorejo RI 2016.
Jakarta:Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesiti Tahun
2016 Apotik Dapur. Yogyakartu: Andi. Surabaya. Isbn :978-602-7924-86-4.
Medbyna.
V. & Putri, R. U. 2020). Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Bayi Saat Demam Pasca Imunisasi Di Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu
Musi Rawas. Maternal Child Health Care,2(2),107-118.Tersedia https://ois.fdk.ac.jd/index.php/MCHC/article/view/1043
Mulyani,
E., & Lestari, NE (2020) . Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak
Dengan Masalah Keperawatan Hipertermia: Studi Kasus. Jurnal Keperawatan Terpadu
(Integrated Nursing mataram.ac.id/index.php/home/article/view/49
Permatasari,
K. L (2013). Perbedaan Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Kompres Air Biasa
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Demam Di Rsud Tugurejo Semarang.
Karya llmiah tersebut
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/vi
ew/126
Rachmad,
S. S., & Gareso, P. L. (2012). Penentuan Efektifitas Bawang Merah Dan
Ekstrak Bawang Merah (Allium Cepa Var. Ascalonicum) Dalam Menurunkan Suhu
Badan. Program Studi Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Mipa, Unhas Makassar.
Septiani,
T. (2017). Aplikasi Evidence Based Nursing Penerapan Kompres Bawang Merah
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Di Kelurahan Sambiroto Puskesmas
Kedungmundu Semarang (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Semarang).
Suryono,
Sukatmi, & Jayanti, D. (2012). Efektifitas Bawang Merah Terhadap Penurunan
Suhu Tubuh Pada Anak Febris Usia 1-5 Tahun. Jurnal Akp. No. 6, Hal. 63-68.
Utami,
Prapti dan Mardiana, Lina. (2013). Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cet 1. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Wijayanti,
R., & Rosyid, A. (2018). Efek Antipiretik Ekstrak Kulit Umbi Bawang Putih
(Allium Sativum, L) Dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Sgot Dan Sgpt Tikus Putih
(Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Vaksin Dtp-Hb-Hib. Cendekia Journal Of
Pharmacy, 2(1), 39-49.
Wiryawan,
I. G. A. (2014), Efek Ekstrak Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap
Perubahan Suhu Tubuh Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang Mengalami Demam.
Coping: Community of Publishing in Nursing, 3(1).Tersedia https://cip.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/eip/article/vie
w/16
World
Health Organization(Who). Dasar-Dasar Keamanan Vaksin Pelatihan Melalui
Elektronik. Who; 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar