Selasa, 27 Desember 2022

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS KONSEP DASAR POST NATAL CARE (PNC) Dosen Pengampu: Ns. Sunarsih, S.Kep., M.M.

 

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

KONSEP DASAR POST NATAL CARE (PNC)

Dosen Pengampu: Ns. Sunarsih, S.Kep., M.M.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


OLEH

KELOMPOK 3 :

 

 

JURUSAN KEPERAWATAN

 PRODI SARJANA TERAPAN TK 2 REG 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG 2022/2023

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Maternitas yang berjudul “Konsep Dasar PNC (Post Natal Care)” dengan tepat waktu.

Tentunya ada hal yang ingin kami berikan kepada para pembaca dari hasil makalah ini, karena kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

 

Bandar Lampung, 27 September 2022

Kelompok 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB I....................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN.................................................................................................... 4

1.1.     Latar Belakang............................................................................................ 4

1.2 Tujuan............................................................................................................... 4

BAB II..................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN...................................................................................................... 5

2.1.     Pengertian Post Partum............................................................................... 5

2.2.     Tujuan PNC (Post Natal Care).................................................................... 6

2.3.     Involusi......................................................................................................... 6

2.4.     Homokonsentrasi......................................................................................... 9

2.5.     Laktasi.......................................................................................................... 9

2.6.     Perubahan Lain Saat Nifas........................................................................ 10

2.7.     Perawatan Post Partum............................................................................. 16

2.8.     Pemeriksaan Post Natal............................................................................. 17

2.9.     Keadaan Psikososial Pada Post Partum.................................................... 18

2.10.       Diagnosa Keperawatan Berhubungan Dengan Post-Natal Care.......... 20

2.11.       Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas.................................................. 21

2.12.       Proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas..................................... 30

2.13.       Kebutuhan dasar ibu pada masa nifas................................................... 32

RANGKUMAN..................................................................................................... 36

LATIHAN SOAL.................................................................................................. 37

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.            Latar Belakang

Postpartum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Bobak, 2010:53). Periode postpartum adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan. Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stress pasca persalinan, terutama pada ibu primipara ( Saleha, 2009 : 77 ).

Wanita yang dapat melahirkan adalah sebuah karunia terbesar dan merupakan momen yang sangat membahagiakan. Setelah melahirkan banyak orang menganggap bahwa kehamilan adalah kodrat wanita yang harus dilalui namun kenyataannya pada wanita yang mengalami hal tersebut melahirkan dapat menjadi episode yang dramatis dan traumatis yang sangat menentukan kehidupannya, karena ibu yang mengalami stress, perasaan sedih dan takut akan mempengaruhi emosional dan sensivitas ibu pada pasca melahirkan (Suhernidkk, 2009). Wanita pada pasca persalinan perlu melakukan penyesuaian diri dalam melakukan aktivitas dan peran barunya sebagai seorang ibu di minggu-minggu pertama atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep PNC

2. Untuk mengetahui perawatan pada ibu post natal

3. Untuk mengetahui perubahan pada ibu post partum dan adaptasi psikologisnya


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1. Pengertian Post Partum

Post partum atau puerpurium (masa nifas) adalah masa penyesuaian fisik dan fisiologis tubuh kembali mendekati sebelum hamil. Masa puerpurium atau masa nifas dimulai setelah selesainya partus dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari, pada periode ini tubuh terus mengalami perubahan dan pemulihan kembali ke keadaan sebelum hamil. Periode dibagi menjadi 3 periode yaitu :

1. Immediately Post Partum : 4 jam pertama

2. Early Post Partum : minggu pertama

3. Late Post Partum : minggu kedua sampai dengan minggu keenam

Nifas juga dibagi dalam 3 periode yaitu :

1. Puerpurium dini

Kepulihan dimana telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerpurium intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu

3. Remote Puerpurium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu peralihan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna bila berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

2.2. Tujuan PNC (Post Natal Care)

1. Memantau adaptasi fisiologis dan psikologis

2. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh

3. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan

4. Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi

5. Meningkatkan peluang merawat bayi

6. Teaching self care dan bayi.

Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupum eksterna akan berangsur -angsur pulih kembali. Perubahan-perubahan alat genitalia ini dalam keseluruhannya disebut Involusi. Disamping involusi ini juga terjadi perubahan- perubahan lainnya yakni hemokonsentrasi dan proses laktasi.

2.3.Involusi

     Setelah bayi dihirkan kemudian placenta uterus menjadi keras karena kontraksi dan relaksasi otot-ototnya.

1.        Tinggi Fundus Uteri

Involusi

Tinggi Fundus Uteri

Berat Uteri

Bayi lahir

Setinggi pusat

1000 gram

Placenta lahir

2 jari dibawah pusat

750 gram

1 minggu

Pertengahan pusat simpisis

500 gram

2 minggu

Tidak teraba diatas simpisis

350 gram

6 minggu

Bertambah kecil

50 gram

8 minggu

Sebesar normal

80 gram

 

            Uteri menyerupai suatu buah alpukat gepeng berukuran panjang lebih kurang 15 cm, lebar lebih kurang 12 cm, dan tebal lebih kurang 10 cm, dinding uterus lebih kurang 5 cm. Bekas inplantasi placenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam cavum uteri segera setelah pesalinan, penonjolan tersebut diameternya kurang lebih setelah 2 minggu diameter 3,5 cm dan pada 6 minggu mencapai 2,4 mm.

            Pada keadaan normal berat uterus lebih kurang 30 gram, perubahan ini berhubungan erat dengan keadaan momentum yang mengalami perubahan yang bersifat proteolisis. Otot-otot jelas berkontraksi segera pada post partum, pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta lahir.

2. Serviks

Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks adalah segera postpartum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ni disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-olah dan pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah, konsistensinya lunak.

• Setelah janin lahir : dapat dimasukkan tangan pemeriksa

• Setelah 2 jam postpartum : 2 – 3 jari pemeriksa

• Setelah 1 minggu : 1 jari pemeriksa

Pada saat post partum pinggir ostium eksternum tidak rata tapi retak-retak karena robekan pada saat persalinan. Pada akhir minggu pertama lingkaran retraksi berhubungan bagian atas dari canalis servikalis, oleh karena hyperplasia dan retraksi serviks, robekan serviks menjadi sembuh, tapi masih terdapat retakan pada pinggir ostium eksternum. Vagina pada minggu ke-3 post partum mulai kembali normal.

3. Endometrium

Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis terutama ditempat implantasi placenta.

Ø  Pada hari I tebalnya 2 – 5 mm, pemukaan kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin.

Ø  Setelah 3 hari permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dan bagian yang mengalami degenerasi sebagian besar endometrium terlepas.

Ø  Regenerasi endometrium terjadi dan sisa-sisa sel desidua basalis yang memakan waktu 2 – 3 minggu, jaringan-jaringan di tempat implantasi placenta mengalami proses yang sama ialah degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap. Dengan demikian tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas impalntasi placenta.

4. Ligamentum-ligamentum, diafragma pelvis, fascia berangsur-angsur cepat kembali seperti semula. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendur mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak jarang pula wanita mengeluh ‘kandungannya turun’, setelah melahirkan oleh karena ligamentum fascia jaringan penunjang alat desidua tersebut juga otot-otot dinding perut dengan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada hari ke-2 post partum setelah dapat diberikan fisioterapi.

5. Luka-luka jalan lahir

Luka-luka jalan lahir seperti episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks umumnya bila tidak seberapa luas akan sembuh permanent, kecuali bila terdapat infeksi, infeksi mungkin mengakibatkan salulitis yang dapat menjalar ke sentral terjadi keadaan sepsis.

2.4. Homokonsentrasi

 Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah pada ibu relative akan bertambah, keadaan ini menimbulkan beban pada jantung, sehingga dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitium kordis, keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia kala. Hal ini terjadi pada hari-hari ke-3 sampai 15 hari post partum.

2.5. Laktasi

Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar mamma untuk menghadapi laktasi ini, perubahan yang terdapat pada kedua mammae antara lain sebagai berikut.

1. Proliferasi jaringan terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mammae dan lemak.

2. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum).

3.  Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mammae, pembuluh vena berdilatasi dan tampak dengan jelas.

4.  Setelah partus, permukaan menekan estrogen dan progesterone terhadap hipofisis hilang, timbul pengaruh hormone-hormon hipofisis kembali, antara lain laktogenik hormone (prolaktin) yang akan mengakibatkan kelenjar- kelenjar terisi air susu pengaruh hormone oksitosin mengakibatkan miophthelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi sehingga terjadi pengeluaran susu.

Umumnya produksi air susu baru berlangsung benar pada hari ke-2 sampai ke-3 post partum. Pada hari-hari pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental daripada air susu, mengandung banyak protein, albumin dan globulin dan benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001 – 0,025 mm. Karena mengandung banyak protein dan mudah dicerna maka sebaiknya kolostrum jangan dibuang. Selain pengaruh hormonal tersebut, salah satu rangsangan terbaik untuk mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bagi ibu sendiri.

Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada putting mammae sendiri dan gonadotropin menurun pada laktasi, tetapi meningkat lagi pada waktu frekuensi menetekkan.

            Rangsangan psikis merupakan refleks dari mata ibu ke atas, mengakibatkan oksitosin dihasilkan sehingga air susu dapat dikeluarkan dan pula, sebagai efek sampingan.

            Memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui bayi sendiri ialah akan menjelmanya rasa kasih saying sehingga bertumbuh suatu pertalian yang intim antara ibu dan anak. Air susu ibu (ASI) mempunyai sidat melindungi bayi terhadap infeksi seperti gastroenteritis, radang jalan pernapasan dan paru-paru, ototos media. Sambungan air susu ibu mengandung lactoferin, lysozyme, dan immuno globulin A.

2.6. Perubahan Lain Saat Nifas

1.      After pain atau mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus, kadang-kadang sangat menganggu selama 2 -3 hari post partum, perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui, perasaan sakit ibu pun timbul bila masih terdapat sisa-sisa dan selaput ketuban, sisa placenta atau gumpalan darah di dalam kavum uteri.

 

2.      Vital Sign

·                     Suhu

a.                   Saat partus lebih 37,2 °C

b.                   Sesudah partus naik 0,5 °C

c.                   12 jari pertama suhu kembali normal

d.                  suhu lebih 38 °C mungkin ada infeksi.

                      Nadi

a.                   60 – 80 kali/menit

b.                   segera setelah partus bradikardi.

                      Tekanan darah

            Tekanan darah meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, hal ini akan normal kembali dalam waktu 1 jam.

 

3.       Pengeluaran Per Vaginam

Lokhea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

• Hari 1 – 3 : lokhea rubra

Terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. Dalam keadaan abnormal ; bekuan banyak, bau agak busuk, mengganti pembalut terus menerus.

• Hari 3 – 7 : lokhea sanguinolenta

Berwarna merah kuning, berisi darah dan lender.

• Hari 7 – 14 : lokhea serosa

Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi.

• Setelah 2 minggu : lokhea alba Cairan putih, bau agak sedikit amis.

Keadaan abnormal dari pengeluaran lokhea yaitu :

• Perdarahan berkepanjangan

• Pengeluaran lokhea tertahan (lokheastatis)

• Lokhea purulenta, berisi nanah, dan berbau busuk

• Rasa nyeri yang berlebihan

• Dengan memperhatikan bentuk perubahan, dapat diduga

• Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan

• Terjadi infeksi intrauteri

 

4.       Vital Sign Setelah Kelahiran Anak

  Temperature

Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 38 °C (100,4°F)

disebabkan oleh efek dehidrasi dari persalinan, kerja otot yang berlebihan selama kala II dan fluktuasi hormone. Setelah 24 jam wanita keluara dari febris.

  Nadi

Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiac output, sisa kenaikan pada jam pertama atau demikian setelah melahirkan anak. Kemudian mulai berkurang rata-rata yang tidak diketahui. Dalam 8 sampai 10 minggu setelah kelahiran anak, harus turun ke rata-rata sebelum hamil.

  Pernapasan

Pernapasan akan jauh ke dalam keadaan normal wanita sebelum persalinan.

  Tekanan darah

Tekanan darah berubah rendah semua. Atosiatik hipotensi adalah indikasi merasa pusing atau pusing tiba-tiba setelah bangun, dapat terjadi 48 jam pertama dihasilkan oleh spraichnic engorgement yang mungkin terjadi setelah persalinan.

Penyimpangan dan Kondisi Normal dan Penyebab Masalah :

           Diagnosis sepsis puepuralis adalah jika kenaikan pada maternal suhu mancepai 38°C (100,4°F) catatan setelah 24 jam pertama setelah kelahiran anak dan berulang-ulang atau berlangsung dalam 2 hari. Kemungkinan lain adalah mastitis endometritis, infeksi traktus urinarius dan infeksi sitemik lainnya, milk fever.

           Kecepatan rata-rata nadi atau satu yang bertambah mungkin indikasi hipovolemik akibat perdarahan.

           Hipoventilasi mungkin mengikuti keadaan luar biasa tingginya sub arakhnoid (spiral) block.

           Tekanan darah rendah mungkin refleks dan hipovolemik sekunder dan perdarahan kenaikan menunjukkan bahwa kemungkinannya disebabkan terlalu banyak menggunakan vasopressor atau medikasi oksitosin.

System Kardiovaskular

• Volume darah

Perubahan dalam volume darah tergantung beberapa factor sebagai contoh :

kehilangan darah selama melahirkan anak, mobilisasi dan ekskresi air ekstra vaskuler ( fisiologi edema).

Kehamilan menyebabkan hipovolume (bertambahnya paling sedikit 40% lebih dari nilai keadaan sebelum hamil mendekati aterm). Memenuhi lebih toleransi kehilangan darah selama kehilangan anak.

Wanita kehilangan 500 – 600 cc darah selama persalinan pervaginam pada janin tunggal dan kira-kira dua kali selama persalinan cesarean. Respon wanita pada kehilangan darah selama awal puerpurium berbeda dan wanita yang tidak hamil.

o  Eliminasi simulasi uteroplasenta mengurangi ukuran dasar vaskularisasi maternal 10% sampai 15%.

o  Kehilangan fungsi endokrin placenta melepaskan stimulus untuk vasodilatasi.

o Mobilisasi air ekstra vaskuler disimpan selam terjadi kehamilan syok hipovolemik kadang-kadang tidak terjadi dengan normalnya kehilangan darah.

• Cardiac output

Rata-rata nadi, stroke volume dan cardiac output meningkat seluruhnya pada kehamilan secara tiba-tiba setelah persalinan tetap meningkat mengalir terus ke utero placenta dan berkencing kemudian kembali kesirkulasi umum.

Nilai kenaikan tanpa memperhatikan tipe persalinan atau menggunakan konduksi anastesi.

• Neurologi

Berubah selama puerperium diakibatkan reaksi kebalikan dan adaptasi maternal ke kehamilan dan diakibatkan selama kehamilan dan melahirkan. Sakit kepala saat postpartum mungkin disebabkan kondisi yang bermacam- macam termasuk kehamilan dengan Hipertensi (PIH), stress dan keluarnya cairan cerebrospinal kedalam ekstra dural selamam penempatan jarum dari epidural atau anestesi spiral.

  Sistem Muskuloskeletal

Adaptaasi system musculoskeletal ibu yang terjadi selama kehamilan merupakan kebalikan pada puerperium, adaptasi termasuk relaksasi dan hipermobilisasi dan tulang-tulang dan perubahan pusat gravitasi pada ibu disebabkan membesarnya uterus, stabilisasi tulang-tulang komplet 6-8 minggu setelah kelahiran.

  Sistem Integument

Cloasma pada kehamilan kadang-kadang menghilang pada akhir kehamilan. Hiperpigmentasi pada aerola dan linea nigra mungkin tidak susut hilang secara sempurna setelah kelahiran bagian daripada dada, abdomen, pinggul dan paha mungkin menghilang tetapi kadang-kadang tidak hilang. Tidak normalnya vascular seperti spider angiomas (revi), palmar interna dan regresi epulis umum dalam respon terhadap aliran yang deras menurun.

  After Pains

After pains adalah rasa sakit yang mencengkeram (kram) pada abdomen bagioan bawah, yang sering dijumpai pada hari ke-7 hingga ke-10 post natal. Gejala ini paling sering ditemukan pada multipara karena uterus yang teregang, penuh dua kali lipat cenderung lebih kendor daripada uterus primipara dan demikian harus berkontraksi lebih kuat untuk menghasilak involusi.

Gejala ini biasa terjadi ketika ibu sedang menyusui bayinya. Karena pengisapan putting menimbulkan pelepasan oksitosin yang membuat uterus kontraksi. Kontraksi postnatal yang terjadi ketika menyusui adalah cara alami untuk mencegah pendarahan post natal. Pemberian obat-obatan analgesic seperti kodein atau parasetamol sekitar 1 jam sebelum jam menyusui tiba akan mengurangi rasa sakit pada serangan afterpains tersebut.

2.7. Perawatan Post Partum

1.      Mobilisasi

Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Ibu harus istirahat , tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring-miring kekiri dan kekanan untuk mencegah adanya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk dan latihan-latihan senam, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau 5 boleh dipulangkan. Mobolisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

2.      Diet

Makanan harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan- makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

3.      Miksi

Berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.

4.      Defekasi

Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat diberikan obatlaksans per oral atau per rectal. Bila masih belum bisa dilakukan klisma.

5.      Perawatan Mammae

Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan, areolam mammae dan putting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai mudah lecet atau pecah-pecah sebelum menyusui mamae harus dibuat lemas dengan melakukan massage secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan putting susu dibersihkan, barulah bayi dususui, bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :

Ø  Pembalutan mammae sampai tertekan

Ø  Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan periodel, etomocryptin sehingga pengeluaran LH berlebihan.

2.8. Pemeriksaan Post Natal

Ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan persalinan normal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu setelah persalinan normal bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk control seminggu kemudian.

Pemeriksaan post natal antara lain meliputi :

a. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.

b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain.

c. Payudara : ASI dan puting susu.

d. Dinding perut apakah ada hernia

e. Keadaan perineum

f. Kandung kemih, apakah ada sistokel dan uretrokel.

g. Rectum, apakah ada rektrokel dan pemeriksaan tonus muskulus spingter ani.

h. Adanya flour albus

i. Keadaan serviks, uterus dan adneksa.

Nasehat untuk ibu post natal :

a.    Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan

b.    Sebaiknya bayi disusui

c.    Kerjakan gymnastic (senam nifas)

d.   Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk menjarangkan anak.

e.    Bawalah bayi anda untuk memperoleh informasi.

 

2.9. Keadaan Psikososial Pada Post Partum

Fase-fase transisi :

1.      Fase antisipasi kehamilan

Fase antisipasi menjadi orang tua, membuat keputusan dan harapan membagi

pekerjaaan dalam keluarga.

2.      Fase bulan madu (periode post partum)

            Kontak lebih lama dan rutin, menggali keadaan anggota keluarga yang baru Menurut Rubin, fase adaptasi ibu :

1.      Taking In

• Dependent, kelelahan

• Pasif

• Focus pada diri sendiri

• Perlu tidur dan makan

Taking in ini timbul pada jam pertama kelahiran sampai 1-2 hari

2.      Taking Hold

• Dependent

• Independence

• Focus melibatkan bayi

• Melakukan perawatan diri sendiri

• Waktu yang baik untuk penyuluhan

• Dapat menerima tanggung jawab

3.      Letting Go

• Independent pada pecan yang baru

• Letting go terganti pada hari-hari terakhir pada minggu pertama persalinan.

 

2.10.                    Diagnosa Keperawatan Berhubungan Dengan Post-Natal Care

 

1.       Nyeri berhubungan dengan episiotomi, trauma jalan lahir, after pain, ketidanyamanan payudara.

2.       Menyusui tak efektif berhubungan dengan isapan bayi kurang, tingkat pengetahuan pengalaman.

3.       Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan atau kerusakaan kulit, penurunan HB, prosedur invasive dan atau peningkatan pemajanan lingkungan

4.       Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal (perpindahan cairan/peningkatan aliran plasma ginjal), trauma mekanis, edema jaringan, efek-efek anastesia.

5.       Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan/pergantian tidak adekuat, kehilangan cairan berlebihan (diaforesia, hemoragi, peningkatan haluaran urin, muntah.)

6.       Resiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan setelah kelahiran plasenta, ketidakadekuatan pergantian cairan, efekefek infuse oksitosin

7.       Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek-efek progesterone, dehidrasi, kelebihan analgetik atau anstesia, diare prapersalinan, kurang masukan, nyeri perineal.

8.       Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan kurang dukungan dari orang terdekat, kurang pengetahuan, stressor.

9.       Resiko tinggi terhadap koping individual tak efektif berhubungan dengan krisis maturasional dari kehamilan/mengasuh anak dan melakukan peran ibu dan menjadi orang tua, kecemasan personal, ketidakadekuatan system pendukung, persepsi tidak realistis

10.  Gangguan pola tidur berhubungan dengan repsons hormonal dan psikologis, nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melahirkan.

11.  Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber-sumber (informasi)

 

2.11.                    Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

 

1.      Perubahan System Reproduksi

            Selama masa nifas,alat alat interna maupun eksterna berangsur angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi. Pada masa ini terjadin juga perubahan penting lainnya, perubahan perubahan yang terjadi antara lain:

a.       Uterus

       Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkonstaksi posisi pundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara umbilicus dan simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama dan kemudian mengerut, sehingga dalam dua minggu setelah turun masuk kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus melibatkan pengreorganisasian dan pengguguran desidua serta pengelupasan situs plasenta, sebagai mana diperlihatkan dengan pengurangan dalam ukuran dan berat serta oleh warna dan bnayaknya lokia.   Banyak nya lokia dan kecepatan involusi tidak akan terpengaruh oleh pemberian sejumlah prefarat metergin dan lain nya proses persalinan. Involusi tersebut dapat dipercepat prosesnya bila ibu menyususui bayinya.

Desidua tertinggal didalam uterus. Uterus pemisahan dan pengeluaran plasenta dan membrane terdiri atas lapisan zona spongiosa,basalis desidua,dan desidua parietalis. Desidua yang tertinggal ini akan berubah menjadi dua lapis sebagai akibat infasi leukosit. Suatu lapisan yang lambat laun akan manual neorca, suatu lapisan suprvisial yang akan dibuang sebagai bagian dari lokia yang akan dikeluarkan melalui lapisan dalam yang sehat dan fungsional yang berada disebelah miomatrium lapisan yang terakhir ini terdiri dari sisa sisa kelenjar endometrium basilar didalam lapisan zona basalis. Pembentukan kembali sepenuhnya endometrium pada situs plasenta akan memakan waktu kira kira enam minggu.

          Penyebar luasan epitelium akan memanjang kedalam,dari sisi situs menuju lapisan uterus disekelilingnya, kemudian kebawah situs plasenta, selanjutnya menuju sisa kelenjar endometrium masilar ddidalam desidua basalis. Penumbuhan endometrium ini pada hakikatnya akan merusak pembuluh darah trombosa pada situs tersebut yang menyebab kan nya mengendap dan dibuang bersama dengan cairan lokianya.

          Dalam keadaaan normal,uterus mencapai ukuran besar pada masa sebelum hamil sampai dengan kurang dari empat minggu, berat uterus setelah kelahiran kurang lebih 1kg sebagai akibat involusi. Satu minggu setelah melahirkan berat nya menjadi kurang lebih 500g, pada akhir minggu kedua setelah persalinan menjadi kurang lebih 300g, setelah itu menjadi 100g atau kurang. Otot otot uterus segera berkonstraksi setelah post partum. Pembuluh pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan. Kali bila ditimbulkan, pundus uteri berada diatas umbilicus, maka hal hal yang perlu dipertimbangkan adalah pengisian uterus oleh darah atau pembekuan darah saat awal jam post partum atau penggeseran letak uterus karena kandung kemih yang penuh setiap saat setelah kelahiran.

          Pengurangan dalam ukuran uterus tidak akan mengurangi jumlah otot sel. Sebaliknya, masing masing sel akan berkurang ukuran nya secara drastis saat sel sel tersebut membebaskan dirinya dari bahan bahan seluler yang berlebihan. Bagaimana proses ini dapat terjadi sebelum diketahui sampai sekarang. Pembuluh darah uterus yang besar pada saat kehamilan sudah tidak diperlukan lagi. Hal ini karena uterus yang tidak pada keadaan hamil tidak mempunyai permukaan yang luas dan besar yang memerlukan banyak pasokan darah. Pembuluh darah ini akan menua dan kemudian akan menjadi lenyap dengan pennyrapan kembali endapan endapan hialin. Mereka dianggap telah diganti dengan pembuluh pembuluh darah.

b.      Lokia

     Lokia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lokia terbagi menjadi tiga jenis yaitu; lokia rubrasangulenta dan lokia serosa atau alba.

Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada masa nifas.

1.      Lokia rubra (cruenta)

     Berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, set set desidua,verniks caseosa,lanugo,dan mokoneum. Selama dua hari pasca persalinan, inilah lokia yang akan keluar selama dua sampai tiga hari post partum.

2.      Lokia sanguilenta

     Berwarna kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada hari ketiga sampai ketujuh pasca persalinan.

3.      Lokia serosa

       Adalah lokis berikutnya. Dimulai dengan persi yang lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai 14 pasca persalinan. Lokia alba mengandung terutama cairan serum, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit.

4.      Lokia alba

       Adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari ke 14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu sampai dua minggu. Bentuknya cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel sel desidua.

       Lokia mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau menstruasi. Bau ini lebih terasa tercium pada lokia serosa, bau ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur dengan keringat dan harus cermat membedakan nya dengan bau busuk yang menandakan adanya infeksi, lokia dimulai sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang banyak pada jam jam petama setelah melahirkan.

c.       Endometrium

            Endometrium adalah timbulnya thrombosis, dignerasi, dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5mm mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan perut pada bekas implantasi plasenta.

d.      Serviks

            Segera setelah berakhirnya kala TU, serviks menjadi sangat lembek, kendur, dan terkulai. Serviks tersebuat bisa melepuh dan lecet, terutama dibagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari setelah persalinan diri retak karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu post partum.

e.       Vagina

            Vagina dan lubang vagina pada permulaan uerpurium merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Hymen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah menjadi karunkulae mitifornis yang khas bagi wanita nultipara.

f.       Payudara (Mamae)

            Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis,yaitu sebagai berikut.

1.      Produksi Susu

2.      Sekresi Susu Atau Let Down.

            Selama 9 bulan kehamilan,jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.setelah melahirkan,ketika hormone yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolactin (hormone laktogenik).sampai hari ketiga setelah melahirkan efek prolactin pada payudara bisa dirasakan.pembuluh darah payudara menjadibengkak terisi darah,sehingga timbul rasa hangat,bengkak dan rasa sakit.sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi mengisap puting,reflex saraf merangsang lobus posterior pituitary untuk menyekresi hormone oksitosin.Oksitosin merangsang reflex let down (mengalirkan) ,sehingga menyebakkan ejeksi asi melalui senis aktiferus payudara keduktus yang terdapat pada putting. Ketika ASI dialirkan karna isapan bayi atau dengan dipompa sel acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Reflex ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama.

g.      Sistem Pencernaan

            Setelah melahirkan ibu merasa lapar dan siap menyantap makanannya dua jam setelah persalinan.kalsium amat penting pada gigi pada kehamilan dan masa nifas,dimana pada masa ini terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karna meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu,terutama pada bayi yang dikandungnya untuk proses pertumbuhan janin juga pada ibu dalam masa laktasi.

 Mual dan muntah terjadi akibat produksi saliva meningkat pada kehamilan trimester 1 gejala ini terjadi 6 minggu stelah HPHTdan berlangsung kurang lebih 10 minggu juga terjadi pada ibu nifas,terutama yang partus lama dan terlantar mudah terjadi ileus pralitikus,yyaitu ada obstruksi usus akibat tidak adanya pralitikus usus .penyebabnya adalahpenekanan buah dada dalam kehamilan dan partus lama,sehingga membatasi gerak pristaltik usus,serta bisa juga terjadi karna pengaruh psikis takut BAB karna ada luka jahitan perineum.

h.      System perkemihan

            Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah melahirkan. Pemeriksaan sistokopik segera setelah melahirkan menunjukkan tidak saja edema dan hyperemia dinding kandung kemih, tetapi sering kali terdapat ekstravavasi darah pada submukosa.

            Kurang lebih 40% wanita nifas mengalami proteirunia yang nonpatologis sejak pasca melahirkan sampai dua hari post partum agar dapat dikendalikan. Oleh karena itu contoh specimen diambil melalui kateterisasi agar tidak berkontraminasi dengan lokia yang nonfatologis. Hal ini dapat diwujudkan hanya bila tidak ada tanda dan gejala infeksi saluran kemih atau preeklampsi.

Diuresis yang normal dimulai segera setelah bersalin sampai hari kelima setelah persalinan. Jumlah urine yang keluar dapat melebihi 3.000 ml per harinya. Hal ini diperkirakan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan cairan ekstraseluler yang merupakan bagian normal dari kehamilan. Selain itu juga dapat didapati adanya keringat yang banyak pada beberapan hari pertama setelah persalinan.

Disamping itu kandung kemih pada puerperium mempunyai kapasitas yang meningkat secara relatif, oleh karena itu, distensi yang berlebihan, urine resudal yang berlebihan, dan pengosongan yang tidak sempurna harus diwaspadai dengan saksama. Ureter dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali normal pada dua sampai delapan minggu setelah persalinan.

i.        System muskulosketetal

            Ligament ligament, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur angsur kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligament rotodum mengendur. Sehinggan uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan penunjang alat genitalia yang mengendur dapat diatasi dengan latihan latihan tertentu. Mobilitas sendi berkurang dan posisi lordosis kembali secara perlahan.

j.        System endokrin

            Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada system endokrin, terutama pada hormon-hormonyang berperan dalam proses tersebut.

1.      Oksitosin

            Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap ketiga persalinan, hormone oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus kembali ke bentuk awal.

2.      Prolaktin

            Menurun kan kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitary bagian belakang untuk mengeluarkan prolactin, hormone ini berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolactin tetap tinggi dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang ditekan, pada wanita yang tidak menyusui bayinya tingkat sirkulasi prolactin menurun dalam 14-21 hari setelah persalinan, sehingga nmerangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium kearah permulaan pola produksi estrogen dan progestron yang normal, pertumbuhan folikel, ovulasi, dan menstruasi.

3.      Estrogen dan progestrogen

            Selama hamil volume darah normal meningkat walaupun mekanisme nya secara penuh belum dimengerti. Diperkirakan bahwa tingkat estrogen yang tinggi memperbesar hormone antidiuretic yang meningkatkan volume darah. Hal ini sangat mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva, serta vagina.

k.      Perubahan tanda tanda vital

            Tanda tanda vital yang harus dikaji pada masa nifas adalah sebagai berikut:

1.      Suhu

            Suhu tubuh wanita infartu tidak lebih dari 32,7 derajat celcius. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8 derajat celcius. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien.

2.      Nadi dan pernafasan

          Nadi berkisar antara 60-80 denyutnya per menit setelah partus, dan dapat terjadi beradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh akan panas mungkin ada perdarahan lebih atau vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula.

3.    Tekanan darah

          Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertai nya dalam 1 atau 2 bulan tanpa pengobatan.

 

2.12.     Proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas

 

a.              Adaptasi psikologis pada masa nifas

          Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stress pascapersalinan terutama pada ibu primipara.

          Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:

1.              Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi orang tua.

2.              Respons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.

3.              Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.

4.              Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.

 

          Periode ini diekspresikan oleh reva rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut ini.

1.              Taking In Period

          Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat bergantung pada orang lain, pokus perhatian terhadap tubuhnya itu lebih mengingatkan pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.

2.              Taking Hold Period

          Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi, pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif. Sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

3.              Letting Go Period

          Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba dirumah, ibu mulai secara penuh menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya.

          Tanda dan gejala yang mungkin diperlihatkan kepada penderita depresi postpartum adalah sebagai berikut:

1.              Sering sedih dan kecewa

2.              Sering menangis

3.              Merasa gelisah dan cemas

4.              Kehilangan ketertarikan terhadap hal hal yang menyenangkan

5.              Nafsu makan menurun

6.              Kehilangan energy dan motivasi untuk melakukan sesuatu

7.              Tidak bisa tidur( insomnia )

8.                  Perasaan besalah dan putus harapan(hopeless)

9.                  Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

10.              Memperlihatkan penurunan keinginan untuk mengurus bayinya.

2.13.         Kebutuhan dasar ibu pada masa nifas

a.                   Nutrisi dan cairan

            Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baikdapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bemutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak mengandung cairan.

Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut.

1.                  Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

2.                  Makan dengan diet beribang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.

3.                  Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

4.                  Pil zat besi harus diminum sebagai penambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.

5.                  Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

b.                  Ambulasi

            Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.

Sekarang perlu lagi menahan ibu postpartum terlentang ditempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dan tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.

Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut:

1.                  Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

2.                  Faal usus dan kandung kemih lebih baik.

3.                  Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya sealama ibu masih dirumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan.

Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru paru, demam dan sebagainya.

c.                   Eliminasi

Ø  Buang air kecil

Ibu diminta buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi.

Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum.

1.      Berkurangnya tekanan intraabdominal.

2.      Otot-otot perut masih lemah.

3.      Edema dan uretra.

4.      Dinding kandung kemih kurang sensitive.

Ø  Buang air besar

     Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah sehari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar dan peroral atau per rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).

Ø  Personal hygiene

     Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.

Langakah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu postpartum adalah sebagai berikut.

1.      Anjurkan kebersihan diseluruh tubuh, terutama perineum.

2.      Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ibu mengerti untuk membersihkan nya daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, kemudian membersihkan daerah anus. Nasihati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil.

3.      Sarankan ibu untuk mengganti pembalut ataunkain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan disetrika.

4.      Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

5.      Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi. Sarankan kepala ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut.

Ø  Istirahat dan tidur

1.      Anjurkan ibu istirahar yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

2.      Sarankan ibu untuk kembali kepada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan lahan, serta untuk tidur siang untuk beristirahat selagi bayi tidur.

3.      Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal.

a.       Mengurangi jumlah asi yang diproduksi.

b.      Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.

c.       Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

 

 

 

 

 

 

 

 


RANGKUMAN

 

Post partum atau puerpurium (masa nifas) adalah masa penyesuaian fisik dan fisiologis tubuh kembali mendekati sebelum hamil. Masa puerpurium atau masa nifas dimulai setelah selesainya partus dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari, pada periode ini tubuh terus mengalami perubahan dan pemulihan kembali ke keadaan sebelum hamil. Tujuan dari PNC :

1. Memantau adaptasi fisiologis dan psikologis

2. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh

3. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan

4. Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi

5. Meningkatkan peluang merawat bayi

     6. Teaching self care dan bayi.

Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupum eksterna akan berangsur -angsur pulih kembali. Perubahan-perubahan alat genitalia ini dalam keseluruhannya disebut Involusi. Disamping involusi ini juga terjadi perubahan- perubahan lainnya yakni hemokonsentrasi dan proses laktasi.

Perawatan post partum meliputi : mobilisasi, diet, miksi, defekasi, perawatan mammae.

Pemeriksaan postnatal meliputi:

a. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.

b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain.

c. Payudara : ASI dan puting susu.

d. Dinding perut apakah ada hernia

e. Keadaan perineum

f. Kandung kemih, apakah ada sistokel dan uretrokel.

g. Rectum, apakah ada rektrokel dan pemeriksaan tonus muskulus spingter ani.

h. Adanya flour albus

i. Keadaan serviks, uterus dan adneksa.

 

Keadaan psikososial pada ibu post partum meliputi beberapa fase diantaranya : taking in period, taking hold period, letting go period.

Kebutuhan dasar pada ibu post partum meliputi : nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi, personal hygiene, istirahat dan tidur.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LATIHAN SOAL

1. Pada tahap perubahan psikologis pada ibu nifas, waktu yang tepat untuk memberikan promosi kesehatan agar dapat diterima dengan baik adalah pada saat ….

A. Taking in

B. Taking hold

C. Letting go

D. 2 jam setelah melahirkan

E. ibu mau pulang

Jawaban B

2.    Suatu keadaan setelah plasenta lahir sampai kembalinya alat kandungan seperti semula disebut ....

A.  Konsepsi

B.  Nidasi

C.  Persalinan

D.  Kontrasepsi

E.   Puerperium

Jawaban E

3.    Involusi uteri berlangsung kira-kira selama ....

A.  2 jam

B.  6-8 jam

C.  6 hari

D.  2 minggu

E.   6 minggu

Jawaban E

4.    Tahapan masa nifas terbagi dalam ....

A.    2 tahap

B.     3 tahap

C.     4 tahap

D.    5 tahap

E.     6 tahap

Jawaban B

5.    Agar ibu dapatberadaptasi dengan perubahan yang terjadi, yang dapat dianjurkan untuk ibu adalah ....

A.  Merawat diri dan bayinya

B.  Banyak makan dan minum

C.  Habiskan waktu dengan berolahraga

D.  Rekreasi tanpa jadwal

E.   Sering membawa bayi berjalan-jalan

Jawaban A

6.    Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu saat persalinan mempunyai komplikasi, disebut ....

A.    Remote Puerperium

B.     Puerperium Intermedial

C.     Puerperium Dini

D.    Puerperium

E.     Late Puerperium

Jawaban A

7.      Berapakah tinggi fundus uteri setelah 1 minggu kelahiran ....

A.    Setinggi pusat

B.     Tidak teraba pusat simpisis

C.     2 jari di bawah pusat

D.    Pertengahan pusat simpisis

E.     Bertambah kecil

Jawaban D

8.      Jumlah kehilangan darah dalam ml setelah melahirkan untuk ibu yang mengalami pendarahan adalah ....

A.    100 ml

B.     600 ml

C.     400 ml

D.    300 ml

E.     200 ml

Jawaban B

9.      Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6 minggu disebut ....

A.    Remote Puerperium

B.     Puerperium Intermedial

C.     Puerperium Dini

D.    Puerperium

E.     Late puerperium

Jawaban B

10.  Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan pada masa nifas adalah ....

A.    Pelayanan keluarga berencana

B.     Cara konsumsi dan manfaat tablet Fe

C.     Deteksi dini komplikasi kehamilan

D.    Perawatan payudara prenatal

E.     Skrining PMS

Jawaban A

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono (2016), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Yunitasari Esti et al (2016), Buku Ajar Maternitas 2, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya.

Sitti Saleha (2009),Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Salemba Medika, Jakarta 2009

Rustam Mochtar, Dr.(1998), Sinopsis Obstetri, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Wijariyani M.,Bobak M.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.

 

 

Tidak ada komentar: