Rabu, 14 Desember 2022

MAKALAH KONSERVASI ART (ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT) KESEHATAN GIGI

 

MAKALAH

KONSERVASI

ART (ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT) KESEHATAN

GIGI




Dosen Pengampu :

Drg. Erni Gultom MHSM

 

 

 

 

PROGRAM STUDI KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

T.A 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini dengan judulART (Atraumatic Restorative Treatment) Kesehatan Gigi”.

Penulis berusaha semaksimal mungkin menyusun makalah ini dengan berbagai sumber referensi baik itu dari media cetak maupun internet. Tujuannya agar penyajian makalah ini dapat bermanfaat untuk memberi pengetahuan tentang ART (Atraumatic Restorative Treatment) Kesehatan Gigi.

Di dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat perbaikan dari Dosen Pengampu akan kami terima dengan senang hati. Mudah-mudahan, makalah ini dapat bermanfaat untuk kehidupan kita sehari-hari.

 

 

 

 

Bandar Lampung, 14 November 2022

 

 

Penulis

 

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2

C. Tujuan Makalah....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

A. Definisi ART (Atraumatic Restorative Treatment)................................. 3

B. Prosedur ART (Atraumatic Restorative Treatment)................................ 4

C. Keunggulan dan kekurangan dari Atraumatic Restorative Treatment.... 6

D. Cara melakukan penumpatan gigi dengan metode ART ........................ 6

BAB III PENUTUP........................................................................................... 9

A. Kesimpulan............................................................................................. 9

B. Saran........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif agar setiap warga masyarakat dapat mencapai status kesehatan yang setinggi – tingginya baik fisik, mental dan sosial serta harapan berumur panjang.

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang diharapkan dan mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan (Ismainar, 2013).

Perkembangan dalam kesehatan terutama kesehatan gigi khususnya sudah demikian majunya dan terjadi banyak perubahan dalam sistem pengobatan ataupun perawatan gigi. Begitupun dengan kemajuan teknologi serta ilmu kesehatan, petugas kesehatan gigi juga dituntut untuk dapat beradaptasi dengan kemajuan ilmu dan teknologi tersebut agar dapat menunjukkan kinerja yang sesuai dengan standar pelayanan dimanapun mereka bekerja. (Kemenkes RI, 2012).

ART (Atraumatic Restorative Treatment) , pada awalnya digunakan pada negara yang berkembang, dimana perawatan gigi secara lengkap tidak tersedia. ART merupakan bagian  bagian dari intervensi intervensi yang meliputi meliputi komponen komponen restoratif restoratif dan preventif preventif terdiri terdiri dari pembersihan  pembersihan kavitas kavitas gigi secara manual dengan instrumen instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluorida seperti glass ionomer cement (GIC).

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan ART (Atraumatic Restorative Treatment)?

2.      Bagaimana prosedur ART (Atraumatic Restorative Treatment)?

3.      Apa saja keunggulan dan kekurangan dari ART (Atraumatic Restorative Treatment)?

4.      Bagaimana cara melakukan penumpatan gigi dengan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment)?

 

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian dari ART (Atraumatic Restorative Treatment)

2.      Untuk mengetahui prosedur dari ART (Atraumatic Restorative Treatment)

3.      Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan dari ART (Atraumatic Restorative Treatment)

4.      Untuk mengetahui cara melakukan penumpatan gigi dengan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Definisi Atraumatic Restorative Treatment (ART)

Atraumatic Restorative Treatment (ART) adalah prosedur klinik tanpa menggunakan bur gigi , water spray, atau anastesi. Tindakan berupa eksavasi jaringan jaringan karies gigi secara manual dan restorasi kavitas gigi.
SIK- ART adalah SIK yang digunakan untuk perawatan gigi berupa restorasi tanpa traumatik
Biokompabilitas SIK mengindikasikan bahwa material ini dapat diterima oleh tubuh, sedangkan biomaterial adalah material yang dapat diimplantasikan kedalam tubuh dapat digunakan untuk memperbaiki jaringan yang hilang atau rusak tanpa adanya penyimpangan biologis. Bahan restorasi SIK diindikasikan untuk ART dikarenakan kemampuan adhesinya dan sifat melepas fluoride sama baiknya seperti mekanisme setting kimiawinya, sehingga perawatan ini dianjurkan untuk daerah-daerah yang kurang memadai infrastrukturnya.
            Teknik ini merupakan teknik inovatif, karena cara kerjanya dalam merestorasi suatu tumpatan dapat dilakukan dengan tanpa anastesi dan pengeboran. ART merupakan bagian dari minimal interversi meliputi komponen restoratif dan preventif yang terdiri dari pembersihan kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluoride seperti semenionomer kaca. Teknik ART ini diaplikasikan dengan bahan dan alat yang cocok dengan keadaan biologis gigi manusia. Semen yang mengandung 28% fluoride, dan beraksi baik secara kimia dengan dentin dan enamel pada gigi. Kandungan fluoride yang sesuai dengankebutuhan gigi akan menstimulasi proses remineralisasi.

 

 

 

 

 

B.       Prosedur penumpatan ART

Prosedur penumpatan ART Menurut (Adyatmaka, 2000 ):

1) Melakukan preparasi kavitas sebagai berikut

a)        Melakukan Isolasi dengan kapas mengabsorbsi saliva mempertahankan                        gigi agar tetap kering.

b)        Menghilangkan plak dengan menggunakan cotton pellet

c)        Mengeksplorasi dengan sonde memastikan karies.

d)       Menggunakan hatchet untuk mencari jalan masuk.

e)        Memutar hatchet untuk memperbesar jalan masuk.

f)         Menggunakan excavator untuk mengerok jaringan karies.

g)        Membersihkan kavitas dengan kapas basah.

h)        Mengeringkan kavitas dengan kapas kering

 

2) Melakukan conditioning sebagai berikut

a)        Melakukan conditioning dengan conditioner, dapat pula dengan liquid            yang mengandung asam pol-akrilat karena tanpa conditioning ada      “ smear layer ” yang dapat menggangu ikatan bahan tambalan dengan      dentin. Conditioning membersihkan dan memperkuat ikatan bahan tambalan dua kali lipat.

b)        Membersihkan kavitas dengan kapas basah dan lakukan sedikitnya tiga                        kali bilas.

c)        Mengeringkan dengan kapas kering

 

3) Melakukan dispensing sebagai berikut

a)        Membuka botol powder.

b)        Membuka seal botol powder, pembatas plastik jangan di buka.

c)        Menutup kembali botol.

d)       Mengocok botol agar konsistensi powder homogen, lalu ketukan          ditelapak tangan agar powder tidak tercecer dipenutup botol.

e)        Menakar powder sesendok peres dan pastikan bahwa sendok powder                          bersih, gunakan pembatas plastik untuk memeras.

f)         Menaruh takaran powder pada paper-pad.

g)        Membagi powder menjadi dua bagian.

h)        Menutup kembali botol karena powder bersifat hygroskopis.

i)          Membuka penutup botol cairan dan pastikan pipet botol bersih lalu       miringkan pipet botol secara perlahan agar gelembung udara tidak         terjebak dalam pipet botol dan posisikan botol dengan pipet botol   menghadap kebawah.

j)          Meneteskan satu tetes cairan. Tetes pertama digunakan sebagai                                                 conditioner.

k)        Memposisikan kembali botol dengan pipet botol menghadap kebawah. teteskan satu tetes cairan dengan tetap pada posisi itu.

l)          Menyiapkan powder dan cairan untuk mengaduk.

 

4) Melakukan mixing sebagai berikut

a)        Meratakan cairan selebar kancing.

b)        Mengaduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk sirkular.

c)        Mengaduk dengan setengah bagian powder, gerakan mengaduk rotasi             sekitar 10-15 detik.

d)       Mengaduk selurah powder hingga diperoleh konsistensi seperti pasta   antara 15-20 detik.

 

5) Melakukan Placement sebagai berikut

a)        Memasukan semen kedalam kavitas secara bertahap hingga penuh dalam waktu sekitar 30 detik.

b)        Meratakan semen melalui dua pendekatan yaitu tekan dengan   menggunakan jari segala arah dan dengan menggunakan alumunium foil      menurut oklusi.

c)        Memotong sisa semen dengan carver.

d)       Melakukan pemeriksa oklusi atau gigitan.

e)        Mengoleskan varnish ke permukaan gigi

 

6) Melakukan instruksi pada pasien agar tidak dipakai makan pada gigi yang ditumpat selama 1 jam setelah penumpatan.

 

 

C.      Kelebihan dan kekurangan ART (Atraumatic Restorative Treatment)

Kelebihan dan kekurangan ART (Atraumatic Restorative Treatment)

1. Kelebihan

a)        Mudah didapat dan relative mudah karena menggunakan teknik manual.

b)        Dapat digunakan ditempat terpencil Dapat digunakan ditempat terpencil         yang tidak terse yang tidak tersedia listrik dia listrik.

c)        Biayanya murah.

d)       Memudahkan masyarakat yang tidak terjangkau layanan kesehatan.

e)        Dapat meminimalisir penggunaan anastesi local.

f)         Mengurangi infeksi langsung.

g)        Tidak menimbulkan rasa takut, karena tidak ada suara mesin bur                                   (terutama  pada anak-anak)

2. Kekurangan

a)        Belum terdapat restorasi ART yang tahan lama. Sebuah penelitian        menunjukkan ART terlama : 3 tahun.

b)        Teknik yang ditetapkan belum diasuransikan untuk kesehatan gigi dan             mulut.

c)        Penggunaan hand instrument dapat menimbulkan kelelahan.

d)       Pencampuran manual memungkinkannya tidak sesuai standart.

 

D.      Cara Melakukan Penumpatan ART (Atraumatic Restorative Treatment)

Cara melakukan penumpatan ART (Atraumatic Restorative Treatment)

1. Preparasi

a)        Preparasi lubang gigi jaringan karies dibersihkan dengan excavator sampai tak ada lagi dentin lunak, untuk memudahkan pembersihan lubang sekali-kali dibasahi, keringkan lubang.

b)        Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan oklusi untuk melihat kontak lubang.

c)        Pemberian dentin conditioner yaitu 1 tetes liquid + tetes air dibasahi pada kapas kecil dan diolesi pada cavitas yang sudah disiapkan selama 10 –  15 detik. Maksud  pemberian  pemberian ini adalah agar keadaan keadaan lembab sesuai kondisi kondisi tambalan tambalan yang akan digunakan. Sesudah pengolesan dengan dentin conditioner maka kavitas harus diolesi kapas sebanyak 3 kali untuk mengurangi conditioner yang berlebihan, selanjutnya dikeringkan dengan kapas dan kavitas siap ditambal.

 

2. Pengadukan

a)        Satu sendok bubuk diletakkan pada paper pad, lalu dibagi menjadi dua bagian yang sama, kemudian letakkan satu tetes liquid disebelah bubuk             itu.

b)        Botol cairan dipegang sebentar dalam keadaan horizontal untuk mengeluarkan udara dari bagian ujungnya dan kemudian dalam posisi vertikal dikeluarkan satu tetes cairan pada paper pad. Bila perlu botol ditekan sedikit, tapi cairan jangan tertekan keluar.

c)        Mula-mula cairan disebarkan dengan spatula pada suatu permukaan sebesar 1,5 cm. Pengadukan dimulai dengan mencampur setengah dari bubuk dengan cairan yang menggunakan spatula.

d)       Bubuk dicampur dengan gerakan menggulung sehingga partikel-partikel bubuk secara perlahan-lahan terbasahi tanpa tersebar.

e)        Jika seluruh bubuk telah basah, bagian kedua dicampur dalam adukan tersebut setelah itu diaduk kuat sambil menjaga agar adukannya tetap berupa satu kesatuan massa.

f)         Pengadukan harus selesai 20 –  30 detik, 30 detik, hasil adukan hasil adukan yang baik yang baik harus seperti harus seperti  pasta kilat.

g)        Penumpatan dapat langsung dilakukan pada kavitas tanpa preparasi terlebih dahulu, gunakan Vaseline agar tumpatan tidak mudah lengket dan untuk menghaluskan permukaan tumpatan.

 

3. Penumpatan

a)        Masukan bahan tumpatan ke dalam lubang, pit dan fissure dengan carver dengan tekanan ringan.

b)        Tekan dengan jari (30”) yang sudah memakai sarung tangan.

c)        Buang bahan yang berlebih.

d)       Oles dengan Vaseline.

e)        Periksa gigitan.

f)         Varnish diberikan setelah penambalan dan pengurangan sisa-sisa          tumpatan yang  berlebih.

g)        Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Atraumatic Restorative Treatment (ART) adalah prosedur klinik tanpa menggunakan bur gigi , water spray, atau anastesi. Tindakan berupa eksavasi jaringan jaringan karies gigi secara manual dan restorasi kavitas gigi. ART merupakan bagian dari minimal interversi meliputi komponen restoratif dan preventif yang terdiri dari pembersihan kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluoride seperti semenionomer kaca.

B. SARAN

Demikian makalah ini kami susun, semoga dengan ini kita bisa lebih memahami mengenai Atraumatic Restorative Treatment (ART). Kritik dan saran yang membangun sangatlah kita harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, K. J. 2004.Philips Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Edisi 10. EGC:   Jakarta

Agtini, M. D. (2010). Effectiveness of caries prevention using           atraumatic       restorative treatment and glass ionomer cement for caries control in some     countries. XX (1), 2-3.

Buku Ajar Mata kuliah Konservasi Oleh Drg. Ellis Mirawati, M.MKes (Hal. 3-13)

Davidovich, E, dkk. 2007. Surface antibacterial properties of glass ionomer            cements used in atraumatic restorative treatment. JADA (138) : 1347-1352

Powers, J. M., and Sakaguchi, R. L. 2006. Craig’s Restorative Dental Materials.    Mosby Elseiver: St. Louis

Tidak ada komentar: