MAKALAH
KONSERVASI
ART
(ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT) KESEHATAN
GIGI
Dosen Pengampu :
Drg. Erni Gultom MHSM
PROGRAM STUDI KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyusun Makalah ini dengan judul “ART
(Atraumatic Restorative Treatment) Kesehatan Gigi”.
Penulis berusaha semaksimal mungkin menyusun makalah ini dengan berbagai
sumber referensi baik itu dari media cetak maupun internet. Tujuannya agar
penyajian makalah ini dapat bermanfaat untuk memberi pengetahuan tentang ART (Atraumatic Restorative Treatment) Kesehatan Gigi.
Di dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala
kritik dan saran yang bersifat perbaikan dari Dosen Pengampu akan kami terima
dengan senang hati. Mudah-mudahan,
makalah ini dapat bermanfaat untuk kehidupan kita sehari-hari.
Bandar Lampung, 14 November 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Definisi ART (Atraumatic
Restorative Treatment)................................. 3
B. Prosedur
ART (Atraumatic Restorative Treatment)................................ 4
C. Keunggulan
dan kekurangan dari Atraumatic Restorative Treatment.... 6
D. Cara
melakukan penumpatan gigi dengan metode ART ........................ 6
BAB III PENUTUP........................................................................................... 9
A. Kesimpulan............................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
kesehatan masyarakat baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif agar setiap warga masyarakat dapat mencapai status kesehatan yang
setinggi – tingginya baik fisik, mental dan sosial serta harapan berumur panjang.
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat
menentukan dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang
diharapkan dan mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini maupun masa
yang akan datang. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan (Ismainar, 2013).
Perkembangan dalam kesehatan terutama kesehatan gigi
khususnya sudah demikian majunya dan terjadi banyak perubahan dalam sistem
pengobatan ataupun perawatan gigi. Begitupun dengan kemajuan teknologi serta
ilmu kesehatan, petugas kesehatan gigi juga dituntut untuk dapat beradaptasi
dengan kemajuan ilmu dan teknologi tersebut agar dapat menunjukkan kinerja yang
sesuai dengan standar pelayanan dimanapun mereka bekerja. (Kemenkes RI, 2012).
ART (Atraumatic Restorative Treatment) , pada
awalnya digunakan pada negara yang berkembang, dimana perawatan gigi secara
lengkap tidak tersedia. ART merupakan bagian bagian dari intervensi
intervensi yang meliputi meliputi komponen komponen restoratif restoratif dan
preventif preventif terdiri terdiri dari pembersihan pembersihan
kavitas kavitas gigi secara manual dengan instrumen instrumen tangan dan
merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluorida seperti glass
ionomer cement (GIC).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan ART (Atraumatic Restorative Treatment)?
2.
Bagaimana
prosedur ART (Atraumatic Restorative Treatment)?
3.
Apa
saja keunggulan dan kekurangan dari ART (Atraumatic Restorative Treatment)?
4.
Bagaimana
cara melakukan penumpatan gigi dengan metode ART (Atraumatic Restorative
Treatment)?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari ART (Atraumatic Restorative Treatment)
2.
Untuk
mengetahui prosedur dari ART (Atraumatic Restorative Treatment)
3.
Untuk
mengetahui keunggulan dan kekurangan dari ART (Atraumatic Restorative
Treatment)
4.
Untuk
mengetahui cara melakukan penumpatan gigi dengan metode ART (Atraumatic
Restorative Treatment)
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Atraumatic Restorative Treatment (ART)
Atraumatic Restorative Treatment (ART) adalah prosedur klinik
tanpa menggunakan bur gigi , water spray, atau anastesi. Tindakan berupa
eksavasi jaringan jaringan karies gigi secara manual dan restorasi kavitas
gigi.
SIK- ART adalah SIK yang digunakan untuk perawatan gigi berupa restorasi tanpa
traumatik Biokompabilitas
SIK mengindikasikan bahwa material ini dapat diterima oleh tubuh, sedangkan
biomaterial adalah material yang dapat diimplantasikan kedalam tubuh dapat
digunakan untuk memperbaiki jaringan yang hilang atau rusak tanpa adanya
penyimpangan biologis. Bahan restorasi
SIK diindikasikan untuk ART dikarenakan kemampuan adhesinya dan sifat melepas
fluoride sama baiknya seperti mekanisme setting kimiawinya, sehingga perawatan
ini dianjurkan untuk daerah-daerah yang kurang memadai infrastrukturnya.
Teknik ini
merupakan teknik inovatif, karena cara kerjanya dalam merestorasi suatu
tumpatan dapat dilakukan dengan tanpa anastesi dan pengeboran. ART merupakan
bagian dari minimal interversi meliputi komponen restoratif dan preventif yang
terdiri dari pembersihan kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan
merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluoride seperti
semenionomer kaca. Teknik ART ini diaplikasikan dengan bahan dan alat yang
cocok dengan keadaan biologis gigi manusia. Semen yang mengandung 28% fluoride,
dan beraksi baik secara kimia dengan dentin dan enamel pada gigi. Kandungan
fluoride yang sesuai dengankebutuhan gigi akan menstimulasi proses
remineralisasi.
B. Prosedur penumpatan ART
Prosedur penumpatan ART Menurut (Adyatmaka, 2000 ):
1) Melakukan preparasi
kavitas sebagai berikut
a)
Melakukan
Isolasi dengan kapas mengabsorbsi
saliva mempertahankan gigi agar tetap
kering.
b)
Menghilangkan plak dengan
menggunakan cotton pellet
c)
Mengeksplorasi dengan sonde
memastikan karies.
d)
Menggunakan hatchet untuk mencari
jalan masuk.
e)
Memutar hatchet untuk memperbesar
jalan masuk.
f)
Menggunakan excavator untuk
mengerok jaringan karies.
g)
Membersihkan kavitas dengan kapas
basah.
h)
Mengeringkan kavitas
dengan kapas kering
2) Melakukan
conditioning sebagai berikut
a)
Melakukan
conditioning dengan conditioner, dapat pula dengan liquid
yang mengandung asam
pol-akrilat karena tanpa conditioning ada “ smear layer ” yang dapat
menggangu ikatan bahan tambalan dengan
dentin. Conditioning
membersihkan dan
memperkuat ikatan bahan tambalan dua kali lipat.
b)
Membersihkan kavitas dengan kapas
basah dan lakukan sedikitnya tiga kali bilas.
c)
Mengeringkan dengan kapas
kering
3) Melakukan dispensing
sebagai berikut
a)
Membuka botol
powder.
b)
Membuka seal botol powder, pembatas
plastik jangan di buka.
c)
Menutup kembali botol.
d)
Mengocok
botol agar konsistensi powder homogen, lalu ketukan ditelapak tangan agar
powder tidak tercecer dipenutup botol.
e)
Menakar
powder sesendok peres dan pastikan bahwa sendok powder
bersih, gunakan
pembatas plastik untuk memeras.
f)
Menaruh
takaran powder pada paper-pad.
g)
Membagi powder menjadi
dua bagian.
h)
Menutup kembali botol karena powder
bersifat hygroskopis.
i)
Membuka penutup botol cairan dan
pastikan pipet botol bersih
lalu miringkan pipet botol secara
perlahan agar gelembung udara
tidak terjebak dalam pipet
botol dan posisikan botol
dengan pipet botol menghadap kebawah.
j)
Meneteskan satu tetes cairan. Tetes
pertama digunakan sebagai conditioner.
k)
Memposisikan kembali botol dengan
pipet botol menghadap
kebawah. teteskan satu tetes cairan dengan
tetap pada posisi itu.
l)
Menyiapkan powder dan cairan untuk
mengaduk.
4) Melakukan mixing
sebagai berikut
a)
Meratakan cairan selebar
kancing.
b)
Mengaduk dengan setengah bagian
powder, gerakan mengaduk
sirkular.
c)
Mengaduk dengan setengah
bagian powder, gerakan mengaduk rotasi sekitar 10-15 detik.
d)
Mengaduk selurah powder hingga
diperoleh konsistensi seperti pasta antara 15-20 detik.
5) Melakukan Placement
sebagai berikut
a)
Memasukan semen
kedalam kavitas secara bertahap hingga penuh dalam waktu
sekitar 30 detik.
b)
Meratakan semen melalui dua
pendekatan yaitu tekan dengan menggunakan jari segala arah dan dengan
menggunakan alumunium foil menurut oklusi.
c)
Memotong
sisa semen dengan carver.
d)
Melakukan pemeriksa oklusi
atau gigitan.
e)
Mengoleskan varnish ke permukaan
gigi
6) Melakukan
instruksi pada pasien agar tidak dipakai makan
pada gigi yang ditumpat selama 1 jam setelah penumpatan.
C. Kelebihan dan kekurangan ART (Atraumatic
Restorative Treatment)
Kelebihan dan kekurangan ART (Atraumatic
Restorative Treatment)
1. Kelebihan
a)
Mudah didapat dan relative mudah karena menggunakan teknik manual.
b)
Dapat digunakan ditempat terpencil Dapat digunakan ditempat terpencil yang
tidak terse yang tidak tersedia listrik dia listrik.
c)
Biayanya murah.
d)
Memudahkan masyarakat yang tidak terjangkau layanan kesehatan.
e)
Dapat meminimalisir penggunaan anastesi local.
f)
Mengurangi infeksi langsung.
g)
Tidak menimbulkan rasa takut, karena tidak ada suara mesin bur (terutama pada anak-anak)
2. Kekurangan
a)
Belum terdapat restorasi ART yang tahan lama. Sebuah penelitian menunjukkan
ART terlama : 3 tahun.
b)
Teknik yang ditetapkan belum diasuransikan untuk kesehatan gigi dan mulut.
c)
Penggunaan hand instrument dapat menimbulkan kelelahan.
d)
Pencampuran manual memungkinkannya tidak sesuai standart.
D. Cara Melakukan Penumpatan ART (Atraumatic Restorative Treatment)
Cara melakukan penumpatan ART (Atraumatic
Restorative Treatment)
1. Preparasi
a)
Preparasi lubang gigi jaringan karies dibersihkan dengan excavator sampai tak ada lagi dentin lunak, untuk
memudahkan pembersihan lubang sekali-kali dibasahi, keringkan lubang.
b)
Setelah preparasi selesai pasien dianjurkan oklusi untuk melihat kontak lubang.
c)
Pemberian dentin conditioner yaitu 1 tetes liquid + tetes air dibasahi pada kapas kecil dan diolesi pada cavitas yang
sudah disiapkan selama 10 – 15 detik. Maksud pemberian
pemberian ini adalah agar keadaan keadaan lembab sesuai kondisi kondisi
tambalan tambalan yang akan digunakan. Sesudah pengolesan dengan dentin conditioner maka kavitas
harus diolesi kapas sebanyak 3 kali untuk mengurangi conditioner yang
berlebihan, selanjutnya dikeringkan dengan kapas dan kavitas siap ditambal.
2. Pengadukan
a)
Satu sendok bubuk diletakkan pada paper pad, lalu dibagi menjadi dua bagian yang sama, kemudian letakkan satu tetes
liquid disebelah bubuk itu.
b)
Botol cairan dipegang sebentar dalam keadaan horizontal untuk mengeluarkan udara dari bagian ujungnya dan
kemudian dalam posisi vertikal dikeluarkan satu tetes cairan pada paper pad.
Bila perlu botol ditekan sedikit, tapi cairan jangan tertekan keluar.
c)
Mula-mula cairan disebarkan dengan spatula pada suatu permukaan sebesar
1,5 cm. Pengadukan dimulai dengan mencampur setengah dari bubuk dengan cairan
yang menggunakan spatula.
d)
Bubuk dicampur dengan gerakan menggulung sehingga partikel-partikel
bubuk secara perlahan-lahan terbasahi tanpa tersebar.
e)
Jika seluruh bubuk telah basah, bagian kedua dicampur dalam adukan
tersebut setelah itu diaduk kuat sambil menjaga agar adukannya tetap berupa
satu kesatuan massa.
f)
Pengadukan harus selesai 20 – 30 detik, 30 detik, hasil
adukan hasil adukan yang baik yang baik harus seperti harus seperti pasta
kilat.
g)
Penumpatan dapat langsung dilakukan pada kavitas tanpa preparasi terlebih dahulu, gunakan Vaseline agar tumpatan
tidak mudah lengket dan untuk menghaluskan permukaan tumpatan.
3. Penumpatan
a)
Masukan bahan tumpatan ke dalam lubang, pit dan fissure dengan carver
dengan tekanan ringan.
b)
Tekan dengan jari (30”) yang sudah memakai sarung tangan.
c)
Buang bahan yang berlebih.
d)
Oles dengan Vaseline.
e)
Periksa gigitan.
f)
Varnish diberikan setelah penambalan dan pengurangan sisa-sisa tumpatan
yang berlebih.
g)
Dianjurkan pasien agar tidak makan selama kurang lebih satu jam.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Atraumatic Restorative Treatment (ART)
adalah prosedur klinik tanpa menggunakan bur gigi , water spray, atau anastesi.
Tindakan berupa eksavasi jaringan jaringan karies gigi secara manual dan
restorasi kavitas gigi. ART merupakan
bagian dari minimal interversi meliputi komponen restoratif dan preventif yang
terdiri dari pembersihan kavitas gigi secara manual dengan instrumen tangan dan
merestorasinya dengan bahan adhesif yang mampu melepaskan fluoride seperti
semenionomer kaca.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun, semoga dengan ini kita bisa
lebih memahami
mengenai Atraumatic Restorative Treatment (ART). Kritik dan saran
yang membangun sangatlah kita harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Annusavice, K. J. 2004.Philips Buku Ajar Ilmu
Kedokteran Gigi Edisi 10. EGC: Jakarta
Agtini, M. D. (2010). Effectiveness of
caries prevention using atraumatic restorative
treatment and glass ionomer cement for caries control in some countries. XX (1), 2-3.
Buku Ajar Mata kuliah Konservasi Oleh Drg.
Ellis Mirawati, M.MKes (Hal. 3-13)
Davidovich, E, dkk. 2007. Surface antibacterial
properties of glass ionomer cements used in atraumatic restorative
treatment. JADA (138) : 1347-1352
Powers, J. M., and Sakaguchi, R. L. 2006.
Craig’s Restorative Dental Materials. Mosby Elseiver: St. Louis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar