SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Disusun
Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN PRODI NERS
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2022
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan :
Manajemen Nyeri
Sub Pokok Bahasan :
Manajemen Nyeri dengan Teknik Napas Dalam
Sasaran : Keluarga pasien dan pengunjung
Hari/Tanggal : Jum’at, 4 Oktober
2019
Waktu : 30 menit
A. LATAR
BELAKANG
Nyeri adalah sensasi yang
sangat tidak menyenangkan dan sangat indvidual yang tidak dapat dibagi dengan
orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengubah kehidupan
orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan
oleh klien (Berman, 2009).
Menurut International
Association for the Studi of Pain (IASP), penyebab nyeri tidak hanya dari
penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi juga cidera, operasi, luka
bakar, infeksi, dan efek kekerasan. Seseorang juga mengalami nyeri dari banyak
prosedur dan penyelidikan yang digunakan oleh dokter dan perawat untuk
menyelidiki dan mengobati penyakit (Finley, 2005).
Respon perilaku terhadap nyeri
diantaranya yaitu mimik wajah, perubahan nada suara da aktivitas, serta
menangis, menunjukkan sikap menjauh dari stimulus nyeri dan aneka vokalisasi
dan mengutarakan intensitas nyerinya.
Karena itu membutuhkan beberapa
teknik yang mampu untuk mengatasi atau meringankan intensitas nyeri. Dalam penyuluhan
ini akan dijelaskan beberapa teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi
nyeri.
B.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan
Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien
dan pengunjung diharapkan mampu mengontrol nyeri secara nonfarmakologi dengan
teknik relaksasi napas dalam.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30
menit, diharapkan sasaran penyuluhan dapat mengetahui tentang:
1)
Mengetahui
pengertian nyeri
2)
Mengetahui
klasifikasi nyeri
3)
Mengetahui tanda
dan gejala nyeri
4)
Mengetahui
intensitas nyeri
5)
Menjelaskan
manajemen nyeri secara nonfarmakologi
6)
Menjelasakan
prosedur teknik relaksasi napas dalam
C. STRATEGI
PELAKSANAAN
- Metode: ceramah dan diskusi
- Media : Leaflet
- Garis Besar Materi (penjelasan terlampir):
1)
Mengetahui
pengertian nyeri
2)
Mengetahui
klasifikasi nyeri
3)
Mengetahui tanda
dan gejala nyeri
4)
Mengetahui
intensitas nyeri
5)
Menjelaskan
manajemen nyeri secara nonfarmakologi
6)
Menjelasakan
prosedur teknik relaksasi napas dalam
D. PELAKSANAAN
KEGIATAN
Kegiatan
penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
NO |
KEGIATAN |
WAKTU |
PENYAJI |
SASARAN |
1 |
Pembukaan |
5 menit |
1. Mengucapkan
salam 2. Memperkenalkan
diri |
1. Membalas
salam 2. Memperhatikan dan
mendengarkan |
2 |
Penyajian bahan tentang: - Menjelaskan
pengertianteknik relaksasi nafas dalam - Menjelaskan
tujuan relaksasi nafas dalam - Menjelaskan
manfaat relaksasi nafas dalam - Menjelaskan
penatalaksanaan relaksasi nafas dalam. |
15 menit |
-
Menjelaskan pengertian teknik
relaksasi nafas dalam -
Menjelaskan tujuan relaksasi nafas
dalam -
Menjelaskan manfaat relaksasi
nafas dalam -
Menjelaskan penatalaksanaan
relaksasi nafas dalam. |
1. Mendengarkan 2. Mempraktekkan |
3 |
Evaluasi |
5 menit |
- Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya untuk mengevaluasi peserta, apakah peserta dapat menjelaskan kembali materi
penkes dengan bertanya. - Menyimpulkan
kembali materi yang disajikan. - Diharapkan
30% memahami materi |
|
4 |
Penutup |
5 menit |
-
Penyaji mengucapkan terima kasih. -
Mengucapkan salam penutup |
1. Menjawab
salam |
E.
KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Evaluasi
Struktur
1) Menyusun Satuan Acara Penyuluhan Manajemen Nyeri
2) Melakukan konsultasi Satuan Acara Penyuluhan yang telah
disusun dengan pembimbing
3) Melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan
4) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan penyuluhan
5) Membentuk pengorganisasian dalam pelaksanaan penyuluhan,
dengan susunan sebagai berikut:
a) Penyaji :
1. Indriani
2. Reina Catur
b) Moderator : Yulif
Prakoso
c) Fasilitator :
Annisa Aprilia Rahmaniah
§ Penyaji
1. Mampu
menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
2. Mampu
menjelasakan materi secara sistematis
3. Mampu
menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
4. Mampu
menjawab pertanyaan dari peserta
§ Moderator
Mampu memimpin jalannya acara penyuluhan
§ Fasilitator
Mampu memfasilitasi acara penyuluhan
2. Evaluasi
Proses
·
Proses penyuluhan
dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami materi
penyuluhan yang diberikan.
·
Peserta penyuluhan
memperhatikan materi yang diberikan.
·
Selama proses
penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
·
Kehadiran peserta
diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama
kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi
Hasil
a.
Penyaji mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan
sebelum penyuluhan dilaksanakan
b.
Penyaji mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan setelah penyampaian materi
penyuluhan.
c.
Peserta menanggapi
materi yang telah disampaikan penyaji.
MATERI
PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
NYERI
Nyeri
adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat indvidual yang tidak
dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang,
mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang sulit
dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).
B.
KLASIFIKASI NYERI
Berikut adalah klasifikasi tingkatan dalam nyeri:
a.
Nyeri
akut adalah sensasi jangka pendek kurang
3 bulan yang menyadarkan kita akan adanya
cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala, bukan
sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis.
b.
Nyeri kronis adalah
nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Sistem saraf anda
menerima sinyal rasa sakit dan nyeri yang konstan dari tubuh selama berbulan
bulan bahkan bertahun tahun. Nyeri kronis dapat menimbulkan rasa terbakar, mati
rasa, rasa seperti diiris atau ditusuk. Hal ini terjadi karena kerusakan pada saraf.
Tingkatan nyeri tterdiri dari skala 1-10 yang artinya
sebagai berikut:
1. SKALA 1= (sangat ringan), seperti gigitan nyamuk
2. SKALA 2= (tidak menyenangkan), nyeri ringan, seperti cubitan ringan
pada kulit.
3. SKALA 3= (bisa ditoleransi), nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke hidung menyebabkan
hidung berdarah, atau
suntikan oleh dokter.
4. SKALA 4= ( Menyedihkan) Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit
gigi
5. SKALA 5= (sangat menyedihkan), Kuat, dalam, nyeri yang menusuk,
seperti pergelangan kaki terkilir
6. SKALA 6= (intens), Kuat,
dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi
sebagian indra, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu.
7. SKALA 7= (sangat intens), Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit
benar-benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan
baik dan tak mampu melakukan perawatan diri.
8. SKALA 8= (benar-benar mengerikan), Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat
berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang
parah jika sakit datang dan berlangsung lama.
9. SKALA 9= (menyiksa tak tertahankan), Nyeri begitu kuat sehingga
Anda tidak bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa sakit apapun
caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.
10. SKALA 10 = (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan), Nyeri
begitu kuat tak sadarkan diri.
C.
TANDA DAN GEJALA NYERI
1.
Suara
a.
Menangis
b.
Merintih
c.
Menarik/menghembuskan
nafas
2.
Ekspresi Wajah
a.
Meringis
b.
Menggigit lidah,
mengatupkan gigi
c.
Tertutup
rapat/membuka mata atau mulut
d.
Menggigit bibir
3.
Pergerakan Badan
a.
Kegelisahan
b.
Mondar-mandir
c.
Gerakan menggosok
atau berirama
d.
Melindungi tubuh
e.
Otot tegang
4.
Interaksi Sosial
a.
Mengihndari percakapan
atau kontak sosial
b.
Berfokus pada
aktivitas untuk mengurangi nyeri
c.
Disorientasi waktu
D.
MANAJEMEN NYERI
a.
Distraksi
Distraksi
adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal-hal lain sehingga lupa
terhadap nyeri yang dirasakan. Contohnya:
1)
Membayangkan
hal-hal menarik dan indah
2)
Membaca buku, koran
sesuai dengan keinginan
3)
Menonton TV
4)
Mendengarkan musik,
radio dll
b.
Relaksasi
Teknik
relaksasi memberi individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Sejumlah teknik relaksasi dapat
dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik
dalam sistem syaraf otonom. Teknik relkasasi dapat dilakukan dengan:
1)
Teknik massase/
pemijatan
2)
Kompres panas atau
dingin
3)
Teknik relkasasi
napas dalam
E.
MANFAAT TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah.
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi
oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang
menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien
yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode
efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.
Berikut beberapa manfaat teknik relaksasi napas dalam:
1) Membuat
lebih mampu menghindari stress
2) Mengurangi
bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan stressseperti: sakit kepala,
pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah, nyeri punggung dan nyeri
lainnya.
3) Menurunkan
dan mengatasi kecemasan
4) Membantu
menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5) Meningkatkan
penampilan kerja dan social
F.
PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM
Teknik pernapasan ini dikenal dengan teknik napas dalam 478, yang
dikenalkan oleh Dr. Andrew Weill dari Arizona. Dimana teknik napas dalam ini
bisa dilakukan sederhana, tidak memakan waktu, tidak memerlukan peralatan, dan
dapat dilakukan dimana saja.
Teknik ini dapat membantu orang mengantuk, bahkan tertidur dalam waktu
setidaknya 60 detik. Berikut penjelasan teknik napas dalam 478
1)
Angka 4 mengacu pada udara yang boleh kita hirup. Pejamkan mata sebelum memulai meditasi lalu hirup udara selama
4 detik.
2)
Angka 7 mengacu pada saat dimana kita harus menhan napas. Jadi disarankan untuk tidak menghirup atau membuang
napas selama 7 hitungan.
3)
Angka 8 mengacu pada saat kita menghembuskan napas. Usahan untuk membuang napas melalui mulut secara
perlahan. Hitung hingga 8 kali hitungna ketika Anda membuang napas.
Berikut
Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam 478:
1) Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan kepada keluarga
pasien
2) Ciptakan lingkungan yang tenang
3) Usahakan tetap rileks dan tenang
4) Mulai menarik napas dalam dari hidung dan mengisi
paru-paru dengan udara melalui hitungan IN 1234
5) Kemudian menahan napas selama 7 detik dengan hitungan
STOP 1234567
6) Perlahan-lahan hembuskan napas melalui mulut dengan
hitungan OUT 12345678
7) Ulangi 3-5 kali sebelum tidur atau setelah bangun tidur
8) Lakukan evaluasi
9) Cuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I
. Jakarta:EGC
Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mansjoer,
et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Prince A. Silvia. 1995. pathofisiologi. Edisi 4. jakarta:EGC
Tim
Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat
Penerbitan
Zulkifli Amin, Asril bahar. 2006. tuberculosis paru, buku
ajar penyakit dalam. Jakarta: UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar