Senin, 09 Januari 2023

 

LAPORAN PENDAHULUAN

POST NATAL CARE (PNC)


 


 

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

 

LAPORAN PENDAHULUAN

POST NATAL CARE (PNC)

A.    DEFINISI

     Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan keembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifah, 2002). Selain itu masa nifas/purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Masnjoer et.all. 1993).

     Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan peubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2011)

Post partum (masa nifas) adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, periode ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak komleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologi. Beberapa dari perubahan tersebut dapat menyebabkan komlikasi yang serius.

Post partum atau masa nifas dibagi dalam 3 periode menurut (mochtar, 1998) :

1.      Puerpenrium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan

2.      Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lumayan lama mencapai 6-8 minggu.

3.      Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil/waktu persalinan mempunyai komplikasi.

 

B.     ETIOLOGI

Dalam masa nifas alat-alat genetalia internal maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi ( Winknjosastro, 2006:237).

Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapisan otot membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan post partum (Manuba, 1998:190).

 

C.    TANDA DAN GEJALA , KLASIFIKASI

Menurut (Masriroh, 2013) tanda dan gejala post partum yaitu sebagai berikut.

1.      Organ-organ reproduksi kebali normal pada posisi sebelum kehamilan

2.      Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik (kerumitan)

3.      Masa menyusui anak dimulai

4.      Penyembuhan luka dari stress kehamilan dan persalinan diasumsikan sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya

 

D.    PATOFISIOLOGI

       Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memo konsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.

       Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

 

 

 

PATHWAY

 

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:

        Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya

        Keadaan umum: TTV, selera makan dll

        Payudara: air susu, putting

        Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

        Sekres yang keluar atau lochea

        Keadaan alat kandungan

Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001

             Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum

             Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta

 

 

 

Pemeriksaan Penunjang Post Partum

1.      Riwayat Kesehatan, meliputi :

a.       Keluhan yang dirasakan ibu saat ini, adakah afterpains, nyeri luka jahitan perineum, adakah perdarahan.

b.      Riwayat kehamilan meliputi umur kehamilan serta riwayat penyakit yang menyertai.

c.       Riwayat persalinan meliputi lama persalinan, GPA, proses persalinan, adakah    komplikasi, laserasi atau episiotomi.

d.      Riwayat obstetric terdahulu, adakah komplikasi saat nifas, apakah ibu menyusui bayinya secara eksklusif, adakah masalah waktu laktasi.

e.       Riwayat KB, rencana ibu untuk KB selanjutnya.

f.       Riwayat kesehatan ibu dan keluarga, adakah penyakit menular maupun menurun.

g.      Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari misalnya pola makan, BAK, BAB, personal hygiene, istirahat maupun mobilisasi.

h.      Obat / suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet besi.

i.        Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan, kekhawatiran.

j.        Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari – hari.

k.      Bagaimana rencana menyusui nanti ( ASI eksklusif atau tidak) , rencana merawat bayi dirumah ( dilakukan ibu sendiri atau dibantu orangtua / mertua )

l.        Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.

m.    Pengetahuan ibu tentang nifas.

n.      Adakah adat istiadat yang merugikan kesehatan pada masa nifas.

 

2.   Pemeriksaan Fisik

a.       Keadaan umum pasien dan kesadarannya.

b.      Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.

c.       Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan setelah hamil, dan total kenaikan berat badan.

d.      Wajah

        Pucat atau tidak.

        Chloasma gravidarum.

e.       Mata, meliputi kondisi sclera dan konjungtiva.

f.       Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan, caries, dan karang gigi.

g.      Leher, meliputi adakah kelenjar gondok dan peningkatan tekanan JVP.

h.      Payudara.

        Bagaimanakah proses laktasinya.

        Adakah pembesaran kelenjar / abses.

        Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol / mendatar, adakah nyeri dan lecet putting)

        Kebersihan payudara.

        ASI / colostrum apakah sudah keluar.

        Adakah pembengkakan.

        Adakah radang atau benjolan abnormal.

i.        Abdomen.

        Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, posisi diastesis rekti.

        Auskultasi : bising usus.

        Kaji keluhan mules – mules ( hisroyen / his pengiring )

        Kaji bentuk abdomen.

        Kaji striae.

        Kaji linea rubra.

        Adakah bekas operasi.

j.        Kandung kemih.

        Adakah distensi urine.

        Kandung kemih kosong / penuh.

k.      Genetalia dan perineum.

        Pengeluaran lochea ( jenis, warna, jumlah, bau )

        Adakah oedema atau memar pada dinding vagina.

        Adakah peradangan.

        Adakah nyeri.

        Kaji jahitan dan keadaan luka episiotomy.

        Adakah nanah.

        Tanda – tanda infeksi pada luka jahitan.

        Kebersihan perineum.

        Adakah hemorrhoid pada anus.

l.        Ekstremitas bawah.

        Pergerakan.

        Adakah gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri.

        Adakah oedema dan varises.

        Adakah human’s sign.

 

F.     PENATALAKSANAAN

Meurut (Masriroh, 2013) penatalaksanaan yang diperlukan untuk klien post partum adalah sebagai berikut.

1.      Memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi

2.      Mendorong oenggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan makanan pada bayi dan mempromosikancperkembangan hubungan baik antara ibu dan anak

3.      Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si ibu dan memungkinkan mengisi peran barunya sebagai seorang ibu, baik dengan orang, keluara baru, maupun budaya baru tertentu.

Penatalaksanaan Medis

        Observasi ketat 2 jam post partum ( adanya komplikasi perdarahan )

        6 – 8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri

        Hari ke 1 – 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.

        Hari ke – 2 : mulai latihan duduk

        Hari ke – 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

 

G.    MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG

1.      Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin

Data Subjektif

        Mengeluh nyeri

        Perineum terasa tertekan

        Mual

        Nafsu makan menurun/meningkat

Data Objektif:

        Ekspresi wajah menurun

        Uterus teraba membulat

        Tekanan darah meningkat

        Ketegangan otot meningkat

        Fungsi brkemih berubah

        Pola tidur berubah

 

2.      Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen lingkungan

Data Subjektif:(tidak tersedia)

Data Objektif:(tidak tersedia)

 

3.      Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan dan kelahiran

Data Subjektif:

        Mengeluh tidak nyaman

Data Objektif:

        Tampak meringis,menangis

        Terdapat kontraksi uterus

        Luka episiotomi

        Payudara bengkak

        Tekanan darah dan frekuensi nadi meningkat

        Haemoroid

 

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin.

2.      Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen lingkungan

3.      Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan dan kelahiran

 

I.       TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN KRITERIA HASIL

DX

Tujuan

Kriteria hasil

1.

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam maka status status pasca partum membaik

 

·         Kaluhan nyeri ,meringis,gelisah,perineum terasa tertekan,ketegangan otot menurun

·         Pola nafas.tekanan darah,fungsi berkemih membaik

2.

Setelah dilakukan intervensi Keperawatan selama 2x24 jam maka tingkat infeksi menurun

 

·         Kemerahan, nyeri, bengkak, cairan berbau busuk, letargi,  menurun

·         Kultur darah, kultur urine, kultur area luka membaik

3.

Setelah dilakukan intervensi Keperawatan selama 2x24 jam maka status kenyamanan pasca partum meningkat

 

·         Keluhan tidak nyaman, meringis, luka episiotomi, kontraksi uterus, berkeringat, merintih, hemoroid menurun

·         Kontraksi uterus, payudara bengkak, tekanan darah, frekuensi nadi menurun.

 

J.      INTERVENSI DAN RASIONAL

DX

Intervensi

Rasional

1.

Perawatan Pascapersalinan

Observasi

        Monitor TTV

        Monitor keadaan lochia(mis:warna, jumlah, bau, dan bekuan)

        Periksa perineum atau robekan (kemerahan, edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan jahitan)

        Monitor nyeri

Edukasi

        Ajarkan cara mengatasi nyeri secara nonfarmakologis(mis:teknik distraksi, imajinasi

        Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat

Kolaborasi

        Kolaborasi pemberian antiinflamasi dan analgesik, jika perlu.

        Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang menimbulkan nyeri

2.

Perawatan Perineum

Observasi

        Monitor TTV

        Monitor keadaan lokia

        Periksa periksa perineum atau robekan

        Inspeksi insisi atau robekan perineum(mis:episiotomi)

Edukasi

        Fasilitasi dalam memebersihkan perineum

        Pertahankan perineum tetap kering

        Berikan kompres es, jika perlu

        Bersihkan area perineum secara teratur

        Berikan pembalut yang menyerap cairan

 

 

Kolaborasi

        Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu

        Peningkatan suhu sampai 38.3oC dalam 24 jam pertama sangat menandakan infeksi

        Diagnosis dini dari infeksi lokal dapat mencegah penyebaran kejaringan

        Mencegah infeksi dari penyebaran kejaringan sekitar atau aliran darah

3.

Edukasi Perawatan Perineum

Observasi

        Monitor TTV

        Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan

        Identifikasi pengetahuan ibu tentang perawatan perineal pascapersalinan

Edukasi

        Jelaskan prosedur perineal hygiene yang benar

        Berikan posisi yang nyaman

        Ciptakan lingkungan yang nyaman

        Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu post partum

        Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi/pengobatan

        Ajarkan teknik nonfarmakologis, jika perlu

Kolaborasi

         

 

        Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan mengembangkan rencana keperawatan

        Membantu menjamin suplai perawatan luka yang adekuat dan mencegah komikasi luka episiotomi

        Teknik yang tepat biasanya membantu penyembuhan luka episiotomi dengan cepat

        Informasi yang didapat dapat klien dapat mengurangi tingkat ketidaknyamanan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/98167262/LP-Post-Partum

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf

http://repository.ump.ac.id/2650/3/SUGESTI%20LARASATI%20BAB%20II.pdf

Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen    Publishing

Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. ASUHAN IBU NIFAS ASKEB III. Yogyakarta : Cyrillus Publisher

Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi

FK Unpad, Bandung.Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-partum-normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal 22 Juni 2014

http://lissaadati.blogspot.com/2018/01/laporan-pendahuluan-dengan-post-partum.html?m=1

PPNI (2016).  Standar DIagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator DIagnostik,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

Tidak ada komentar: