LAPORAN
PENDAHULUAN
POST NATAL
CARE (PNC)
KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
LAPORAN
PENDAHULUAN
POST NATAL
CARE (PNC)
A. DEFINISI
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
keembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa
nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh alat genital
akan kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifah, 2002). Selain itu masa
nifas/purperium adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu (Masnjoer et.all. 1993).
Periode post partum adalah waktu
penyembuhan dan peubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta
penyesuaian terhadap keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (Mitayani, 2011)
Post partum (masa
nifas) adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, periode ini tidak pasti,
sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu. Walaupun
merupakan masa yang relatif tidak komleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas
ditandai oleh banyak perubahan fisiologi. Beberapa dari perubahan tersebut
dapat menyebabkan komlikasi yang serius.
Post partum atau
masa nifas dibagi dalam 3 periode menurut (mochtar, 1998) :
1.
Puerpenrium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan
2.
Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lumayan lama mencapai 6-8 minggu.
3.
Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil/waktu persalinan mempunyai komplikasi.
B. ETIOLOGI
Dalam masa nifas
alat-alat genetalia internal maupun eksternal akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini
dalam keseluruhannya disebut involusi ( Winknjosastro, 2006:237).
Setelah bayi lahir,
uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi
keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapisan otot membentuk
anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian
terhindar dari perdarahan post partum (Manuba, 1998:190).
C. TANDA DAN GEJALA , KLASIFIKASI
Menurut (Masriroh, 2013) tanda
dan gejala post partum yaitu sebagai berikut.
1.
Organ-organ reproduksi kebali normal pada posisi sebelum kehamilan
2.
Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan berbalik
(kerumitan)
3.
Masa menyusui anak dimulai
4.
Penyembuhan luka dari stress kehamilan dan persalinan diasumsikan sebagai
tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya
D. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas,
alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam
keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memo konsentrasi dan timbulnya laktasi
yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis
terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera
post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus
akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta
pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi
endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2
sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali seperti sedia kala.
PATHWAY
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
–
Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
–
Keadaan umum: TTV, selera makan dll
–
Payudara: air susu, putting
–
Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
–
Sekres yang keluar atau lochea
–
Keadaan alat kandungan
Pemeriksaan penunjang post
partum menurut Manjoer arif dkk, 2001
–
Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
–
Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta
Pemeriksaan Penunjang Post
Partum
1.
Riwayat Kesehatan, meliputi :
a.
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini, adakah afterpains, nyeri luka jahitan
perineum, adakah perdarahan.
b.
Riwayat kehamilan meliputi umur kehamilan serta riwayat penyakit yang
menyertai.
c.
Riwayat persalinan meliputi lama persalinan, GPA, proses persalinan,
adakah komplikasi, laserasi atau
episiotomi.
d.
Riwayat obstetric terdahulu, adakah komplikasi saat nifas, apakah ibu
menyusui bayinya secara eksklusif, adakah masalah waktu laktasi.
e.
Riwayat KB, rencana ibu untuk KB selanjutnya.
f.
Riwayat kesehatan ibu dan keluarga, adakah penyakit menular maupun menurun.
g.
Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari
misalnya pola makan, BAK, BAB, personal hygiene, istirahat maupun mobilisasi.
h.
Obat / suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet besi.
i.
Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap
peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang,
kecemasan, kekhawatiran.
j.
Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari – hari.
k.
Bagaimana rencana menyusui nanti ( ASI eksklusif atau tidak) , rencana
merawat bayi dirumah ( dilakukan ibu sendiri atau dibantu orangtua / mertua )
l.
Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.
m.
Pengetahuan ibu tentang nifas.
n.
Adakah adat istiadat yang merugikan kesehatan pada masa nifas.
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum pasien dan kesadarannya.
b.
Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.
c.
Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat
badan setelah hamil, dan total kenaikan berat badan.
d.
Wajah
–
Pucat atau tidak.
–
Chloasma gravidarum.
e.
Mata, meliputi kondisi sclera dan konjungtiva.
f.
Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan, caries, dan karang
gigi.
g.
Leher, meliputi adakah kelenjar gondok dan peningkatan tekanan JVP.
h.
Payudara.
–
Bagaimanakah proses laktasinya.
–
Adakah pembesaran kelenjar / abses.
–
Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol / mendatar, adakah nyeri dan
lecet putting)
–
Kebersihan payudara.
–
ASI / colostrum apakah sudah keluar.
–
Adakah pembengkakan.
–
Adakah radang atau benjolan abnormal.
i.
Abdomen.
–
Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, posisi diastesis
rekti.
–
Auskultasi : bising usus.
–
Kaji keluhan mules – mules ( hisroyen / his pengiring )
–
Kaji bentuk abdomen.
–
Kaji striae.
–
Kaji linea rubra.
–
Adakah bekas operasi.
j.
Kandung kemih.
–
Adakah distensi urine.
–
Kandung kemih kosong / penuh.
k.
Genetalia dan perineum.
–
Pengeluaran lochea ( jenis, warna, jumlah, bau )
–
Adakah oedema atau memar pada dinding vagina.
–
Adakah peradangan.
–
Adakah nyeri.
–
Kaji jahitan dan keadaan luka episiotomy.
–
Adakah nanah.
–
Tanda – tanda infeksi pada luka jahitan.
–
Kebersihan perineum.
–
Adakah hemorrhoid pada anus.
l.
Ekstremitas bawah.
–
Pergerakan.
–
Adakah gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri.
–
Adakah oedema dan varises.
–
Adakah human’s sign.
F. PENATALAKSANAAN
Meurut (Masriroh,
2013) penatalaksanaan yang diperlukan untuk klien post partum adalah sebagai
berikut.
1.
Memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi
2.
Mendorong oenggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan makanan pada
bayi dan mempromosikancperkembangan hubungan baik antara ibu dan anak
3.
Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si ibu dan memungkinkan mengisi
peran barunya sebagai seorang ibu, baik dengan orang, keluara baru, maupun
budaya baru tertentu.
Penatalaksanaan
Medis
–
Observasi
ketat 2 jam post partum ( adanya komplikasi perdarahan )
–
6 – 8
jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
–
Hari
ke 1 – 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
–
Hari ke – 2 : mulai latihan
duduk
–
Hari
ke – 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
G. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG
1.
Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
Data Subjektif
–
Mengeluh nyeri
–
Perineum terasa tertekan
–
Mual
–
Nafsu makan menurun/meningkat
Data Objektif:
–
Ekspresi wajah menurun
–
Uterus teraba membulat
–
Tekanan darah meningkat
–
Ketegangan otot meningkat
–
Fungsi brkemih berubah
–
Pola tidur berubah
2.
Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan
Data Subjektif:(tidak tersedia)
Data Objektif:(tidak tersedia)
3.
Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama
persalinan dan kelahiran
Data Subjektif:
–
Mengeluh tidak nyaman
Data Objektif:
–
Tampak meringis,menangis
–
Terdapat kontraksi uterus
–
Luka episiotomi
–
Payudara bengkak
–
Tekanan darah dan frekuensi nadi meningkat
–
Haemoroid
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin.
2.
Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan
3.
Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan trauma perineum selama
persalinan dan kelahiran
I. TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN KRITERIA HASIL
DX |
Tujuan |
Kriteria hasil |
1. |
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24
jam maka status status pasca partum membaik |
·
Kaluhan nyeri
,meringis,gelisah,perineum terasa tertekan,ketegangan otot menurun ·
Pola nafas.tekanan
darah,fungsi berkemih membaik |
2. |
Setelah dilakukan
intervensi Keperawatan selama 2x24 jam maka tingkat infeksi menurun |
·
Kemerahan, nyeri,
bengkak, cairan berbau busuk, letargi,
menurun ·
Kultur
darah, kultur urine, kultur area luka membaik |
3. |
Setelah dilakukan intervensi Keperawatan selama 2x24
jam maka status kenyamanan pasca partum meningkat |
·
Keluhan tidak nyaman, meringis, luka episiotomi,
kontraksi uterus, berkeringat, merintih, hemoroid menurun ·
Kontraksi uterus, payudara bengkak, tekanan darah,
frekuensi nadi menurun. |
J. INTERVENSI DAN RASIONAL
DX |
Intervensi |
Rasional |
1. |
Perawatan
Pascapersalinan Observasi –
Monitor
TTV –
Monitor
keadaan lochia(mis:warna, jumlah, bau, dan bekuan) –
Periksa perineum atau robekan (kemerahan, edema,
ekimosis, pengeluaran, penyatuan jahitan) –
Monitor
nyeri Edukasi –
Ajarkan cara mengatasi nyeri secara
nonfarmakologis(mis:teknik distraksi, imajinasi –
Ajarkan
cara perawatan perineum yang tepat Kolaborasi –
Kolaborasi pemberian antiinflamasi dan analgesik, jika
perlu. |
–
Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang menimbulkan nyeri |
2. |
Perawatan
Perineum Observasi –
Monitor
TTV –
Monitor
keadaan lokia –
Periksa
periksa perineum atau robekan –
Inspeksi insisi atau robekan perineum(mis:episiotomi) Edukasi –
Fasilitasi
dalam memebersihkan perineum –
Pertahankan
perineum tetap kering –
Berikan
kompres es, jika perlu –
Bersihkan
area perineum secara teratur –
Berikan
pembalut yang menyerap cairan Kolaborasi –
Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu |
–
Peningkatan suhu sampai 38.3oC dalam 24 jam pertama
sangat menandakan infeksi –
Diagnosis
dini dari infeksi lokal dapat mencegah penyebaran kejaringan –
Mencegah infeksi dari penyebaran kejaringan sekitar atau
aliran darah |
3. |
Edukasi
Perawatan Perineum Observasi –
Monitor TTV –
Identifikasi gejala
yang tidak menyenangkan –
Identifikasi
pengetahuan ibu tentang perawatan perineal pascapersalinan Edukasi –
Jelaskan prosedur
perineal hygiene yang benar –
Berikan posisi yang
nyaman –
Ciptakan lingkungan
yang nyaman –
Diskusikan tentang
perubahan fisik dan psikologis ibu post partum –
Dukung keluarga dan
pengasuh terlibat dalam terapi/pengobatan –
Ajarkan teknik
nonfarmakologis, jika perlu Kolaborasi –
|
–
Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan
mengembangkan rencana keperawatan –
Membantu menjamin suplai perawatan luka yang adekuat dan
mencegah komikasi luka episiotomi –
Teknik yang tepat biasanya membantu penyembuhan luka episiotomi
dengan cepat –
Informasi yang didapat dapat klien dapat mengurangi
tingkat ketidaknyamanan |
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/98167262/LP-Post-Partum
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf
http://repository.ump.ac.id/2650/3/SUGESTI%20LARASATI%20BAB%20II.pdf
Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan
Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. ASUHAN
IBU NIFAS ASKEB III. Yogyakarta : Cyrillus
Publisher
Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta : Gosyen Publishing
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Jakarta : Salemba Medika Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK
Unpad, Bandung.Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi
Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-partum-normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal 22 Juni 2014
http://lissaadati.blogspot.com/2018/01/laporan-pendahuluan-dengan-post-partum.html?m=1
PPNI (2016). Standar DIagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator DIagnostik,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
PPNI
(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI
(2018). Standar Luaran
Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar