Senin, 16 Januari 2023

Konsep Dasar Pengambilan Sampel dan Distribusi Sampling" Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah: Organisasi Biostatistik

 

MAKALAH BIOSTATISTIK

" Konsep Dasar Pengambilan Sampel dan Distribusi Sampling"

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah: Organisasi Biostatistik

 

 

 

 

 

 

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2023/2024

 

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua.

 

 

Bandar Lampung, 13 Januari 2023

 

 

Kelompok 9

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..  3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 4

B. Tujuan......................................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Dasar Pengambilan Sampel........................................................................................ 6

B. Jenis Metode Pengambilan Sampel............................................................................ 7

C. Metode Pengambilan Sampel Secara Random........................................................... 8

D. Metode Pengambilan Non Random Distribusi Sampling.......................................... 10

E. Distribusi Sampling.................................................................................................... 12

F. Menghitung Distribusi Sampling................................................................................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................ 17

B. Saran........................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 18

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Teknik Penarikan atau teknik pengambilan Sampel dalam penelitian menjadi sangat krusial karena menentukan hasil dari skripsi ataupun tugas akhir dari mahasiswa. Ada cara khusus untuk mengambil sampel penelitian yang benar. Makanya, sebagai peneliti, kita harus memahaminya secara mendalam terkait teknik penarikan dan penentuan sampel ini.

Tugas akhir (skripsi) menjadi hal yang sangat menentukan bagi mahasiswa sebagai persyaratan kelulusannya. Ia pun menjadi tanda atas berakhirnya masa studi mahasiswa di jenjang sarjana. Banyak mahasiswa yang mengusahakan sebaik mungkin dalam melakukan pengerjaan skripsinya. Skripsi merupakan bentuk karya tulis ilmiah berupa laporan dari hasil penelitian mengenai sebuah fenomena atau masalah yang ada. Penulisan skripsi harus dilakukan secara sistematis dengan kaidah atau metode-metode yang telah ditetapkan. Metode dalam penulisan skripsi pun beragam tergantung dengan jenis penelitiannya.

Jenis penelitian skripsi umumnya terbagi menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan merupakan interpretasi peneliti akan sebuah fenomena yang ada. Sementara penelitian kuantitatif hasil penelitiannya disampaikan dalam bentuk penghitungan matematis. Salah satu kekhasan dalam penelitian kuantitatif lainnya adalah kita akan dikenalkan dengan istilah seperti populasi, sampel, serta teknik pengambilannya. Istilah ini sangat menentukan hasil dari penelitian yang kita ambil karena berkaitan dengan metode atau cara yang kita gunakan dalam menjawab tujuan dalam penelitian kita. 

Nah, pada tulisan kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai sampel dan teknik pengambilan sampel seperti pengertian, tujuan hingga tahapannya. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas lebih jauh di bawah ini.

 

B.     Tujuan

  1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengambilan sampel
  2. Untuk mengetaui apa saja metode pengambilan sampel secara random
  3. Untuk mengetaui apa saja metode pengambilan sampel secara non random distribusi sampling
  4. Untuk mengetahui apa saja metode pengambilan sampel
  5. Untuk mengetahui apa saja jenis penghitungan besar sampel
  6. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan distribusi sampling
  7. Untuk mengetahui bagaimana menghitung distribusi sampling

 

C.    Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan sampel
  2. Apa saja metode pengambilan sampel secara random
  3. Apa saja metode pengambilan sampel secara non random distribusi sampling
  4. Apa saja metode pengambilan sampel
  5. Apa saja jenis penghitungan besar sampel
  6. Apa yang di maksud dengan distribusi sampling
  7. Bagaimana menghitung distribusi sampling

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Dasar Pengambilan Sampel

Bagi praktisi dan para peneliti, tentunya tentang memahami dasar pengambilan sampel, termasuk mengenal beberapa istilah khususnya dalam pengambilan sampel. Bagaimanapun juga terkadang masih ada peneliti dan analis yang tidak begitu akrab dengan teknik dan prinsip pengambilan sampel seperti halnya dengan teknik analitis atau bahkan teknik persiapan sampel. Unsur-unsur yang membentuk sampel adalah unit dasar dari populasi dan paling sering individu. Namun, banyak jenis elemen yang dapat dijadikan sampel seperti kelompok. Populasi selalu lebih besar dari sampel, dan dalam kebanyakan kasus mereka jauh lebih besar daripada sampel yang diambil dari mereka. Di dalam pengambilan sampel, huruf besar N digunakan untuk menunjukkan ukuran populasi dan huruf kecil n digunakan untuk menunjukkan ukuran sampel. 

Penting untuk diingat lagi bahwa populasi adalah seluruh kelompok orang (atau lembaga, peristiwa, atau objek studi lainnya) yang ingin digambarkan dan dipahami. Karena ini adalah kelompok sasaran besar yang peneliti harapkan untuk digeneralisasi. Untuk menggeneralisasi dari sampel ke populasi, peneliti biasanya mempelajari sampel yang dimaksudkan untuk mewakili populasi. Tidak praktis, atau bahkan mungkin, untuk mengumpulkan informasi dari setiap elemen dalam suatu populasi, sehingga peneliti menggunakan sampel untuk membuat kesimpulan tentang populasi yang diinginkan.Maka secara sederhananya bahwa populasi adalah kelompok total elemen yang ingin peneliti pelajari lebih lanjut, sementara sampel adalah kelompok elemen yang peneliti selidiki secara langsung. Sampling berkaitan dengan pemilihan subset individu dari dalam suatu populasi untuk memperkirakan karakteristik seluruh populasi.

Sampling biasanya dimulai dengan seorang peneliti menemukan atau membangun kerangka sampling. Kerangka sampling adalah daftar setiap elemen dalam populasi (Hibberts et al., 2018). Setelah sampel diambil dari kerangka sampling, peneliti menghubungi anggota sampel potensial dan meminta mereka untuk berpartisipasi. Kerangka sampel merupakan salah satu dari beberapa tahapan melakukan sampling. Tahapan yang mungkin dilalui saat melakukan sampling:

(1)   defisinikan dengan jelas populasi target;

(2)   pilih kerangka sample;

(3)   pilih teknik penarikan sampel;

(4)   tentukan ukuran sampel;

(5)   mengumpulkan data; dan

(6)   nilai tingkat respon (Taherdoost, 2016).

Penelitian ini merupakan kajian tentang teknik sampling secara umum dalam metode penelitian, yang diambil dari beberapa jurnal internasional bereputasi, dimana penelitian ini adalah mengkaji dan menganalisi isi. Peneliti akan menyajikan uraian tentang teknik sampling secara umum dalam metode penelitian berdasarkan penelusuran isi dari beberapa jurnal/artikel yang dijadikan kajian.

 

  1. Jenis Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel adalah langkah pertama dan aspek penting dari keseluruhan proses analisis. Teknik pengambilan sampel dilakukan agar menyerupai, yang tujuannya adalah untuk menghilangkan kebingungan di antara teknik-teknik yang terlihat agak mirip satu sama lain. Teknik pengambilan sampel, menjelaskan teknik apa yang paling cocok untuk berbagai jenis penelitian, sehingga seseorang dapat dengan mudah memutuskan teknik mana yang dapat diterapkan dan paling cocok untuk proyek penelitiannya.

Tujuan pengambilan sampel adalah untuk mempelajari hubungan antara distribusi variabel dalam populasi sasaran dan distribusi variabel yang sama dalam sampel penelitian . Untuk tujuan ini, penting, antara lain, untuk menentukan kriteria inklusi (karakteristik klinis, demografis, temporal, dan geografis subjek yang membentuk populasi penelitian) dan kriteria eksklusi (karakteristik subjek yang dapat mengganggu kualitas atau interpretasi data) dari hasil. Tujuan pengambilan sampel biasanya untuk memilih sampel yang representative, dimana sampel yang representatif adalah sampel yang mirip dengan populasi dari mana sampel itu berasal . Kapan pun seseorang ingin menggeneralisasi, sampel harus semirip mungkin dengan populasi. Statistik adalah karakteristik numerik dari sampel. Statistik yang dihitung dari sampel jarang akan sama persis dengan parameter populasi karena variasi acak, tetapi biasanya cukup dekat (dengan asumsi bahwa pemilihan acak digunakan dan sampel memiliki ukuran sampel yang memadai). Perbedaan antara statistik dan parameter disebut kesalahan sampling.  Oleh karenanya, peneliti harus memberikan perhatian khusus untuk menyajikan informasi tentang karakteristik sampel termasuk rincian tentang strategi pengambilan sampel yang memungkinkan orang lain untuk mengulangi penelitian

1.      Cara Melakukan Pengambilan Sampel

Dalam melakukan pengambilan sampel terdapat sistematika atau tahapan yang harus kita ikuti dengan cermat. Mengikuti dengan cermat sistematika yang ada akan membantu kita  untuk menjawab tujuan dari penelitian kita. Berikut merupakan tahapan umum dalam teknik pengambilan sampel:

  1. Mendefinisikan populasi yang akan diamati
  2. Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang dapat terjadi.
  3. Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
  4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
  5. Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling

 

2.       Macam Teknik Pengambilan Sampel

Terdapat beragam teknik pengambilan sampel. Macam teknik pengambilan sampel ini kita gunakan tergantung dari jenis penelitian yang kita pilih.

Meski begitu, secara garis besar metode pengambilan sampel terbagi menjadi dua yaitu: probability sampling (random sampel) yaitu teknik pengambilan sampel secara acak serta non-probability sampling (non-random sampel) teknik pengambilan tidak acak.

Masing-masing dari keduanya masih memiliki macam jenis pengambilan sampel lainnya seperti purposive sampling, cluster sampling, snowball sampling, dan lain sebagainya yang akan lebih lanjut kita bahas di bawah ini. 

 

  1. Metode Pengambilan Sampel Secara Random

Probability sampling merupakan jenis dalam teknik pengambilan sampel yang melakukan pengambilan sampelnya dengan random atau acak. Metode ini memberikan seluruh anggota populasi kemungkinan (probability) atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel terpilih.

Teknik jenis ini sesuai digunakan untuk populasi yang besaran anggotanya dapat kita tentukan terlebih dahulu. Metode ini menggunakan analisis statistik untuk membantu penentuan sampel terpilihnya. Terdapat beberapa model atau  jenis lain dari teknik random, yaitu:

  1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Jenis ini melakukan pengambilan sampel secara acak melalui cara yang sederhana seperti pengundian atau menggunakan pendekatan bilangan acak.

Kelebihan penggunaan metode ini yaitu dapat mengurangi bias atau kecenderungan berpihak pada anggota populasi tertentu dan dapat mengetahui adanya kesalahan baku (standard error) dalam penelitian.

Sementara itu kelemahan dalam penggunaan metode ini yaitu rendahnya jaminan mengenai sampel yang terpilih dapat bersifat representatif atau dapat mewakili populasi yang dituju.  

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:

Dibutuhkan 15 sampel dari populasi penelitian dengan jumlah 90 orang.  Peneliti terlebih dahulu membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama dari 90 populasi tersebut.

Setelah sampel pertama didapatkan, nama yang terpilih sebagai sampel tersebut dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh, berjumlah 90 orang.

Mengembalikan sampel terpilih  memungkinkan responden berikutnya akan tetap sama dengan responden yang sudah dipilih pertama. Hal ini dilakukan terus menerus hingga jumlah 15 sampel terpenuhi.

  1. Pengambilan Sampel Acak Sistematis  (Systematic Random Sampling) 

Pengambilan sampel pada teknik ini menetapkan sampel awal secara acak kemudian sampel selanjutnya dipilih secara sistematis berdasarkan pola tertentu. Pola umum dari teknik ini adalah mengambil bilangan kelipatan dari jumlah anggota populasi dengan jumlah sampel yang akan diambil.

Misalnya, diambil sampel dari populasi dengan jumlah 40 orang yang akan masuk ke sebuah ruangan. Setiap orang yang masuk ke urutan dari kelipatan 4 akan diambil sebagai sampel, artinya orang ke-4, 8, 12, 16 dan seterusnya akan dijadikan sampel penelitian hingga 40 populasi.

Kelebihan dari  penggunaan metode ini adalah cara ini lebih cepat, lebih mudah dan lebih mudah pelaksanaannya dibanding cara lainnya. Cara ini juga memudahkan peneliti karena  memungkinkan kita untuk mengambil sampel di lapangan tanpa harus menggunakan kerangka sampel.

Kekurangan Metode ini adalah kita tidak dapat memprediksi variasi dari populasi jika urutan yang dilakukan tidak sepenuhnya acak. Selain itu, jika populasi memiliki pengulangan karakteristik yang relatif tetap maka sampel akan cenderung sama atau bersifat seragam.

  1. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Teknik pengambilan sampel ini melakukan penentuan sampel penelitian dengan menetapkan pengelompokan anggota populasi dalam kelompok-kelompok tingkatan tertentu seperti tingkat tinggi, sedang, dan rendah.

Misalnya penelitian masyarakat terhadap partisipasi pemilihan umum yang dikelompokkan berdasarkan usia pemilih. Tingkatan dari kelompok tersebut akan ditentukan dari usia yang paling rendah hingga ke yang paling tinggi atau sebaliknya.

  1. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area atau Wilayah (Cluster Random Sampling)

Teknik pengambilan sampel ini menentukan sampel berdasar kelompok wilayah dari anggota populasi penelitian. Pada teknik ini subyek penelitian akan dikelompokkan menurut area atau tempat domisili anggota populasi. 

Tujuannya antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu wilayah tertentu. Misalnya peneliti ingin mengetahui tingkat partisipasi masyarakat kota Yogyakarta terhadap program pemerintah daerah. Peneliti akan menentukan sampel dari wilayah-wilayah yang tersebar di kota Yogyakarta. Baik pada tingkat kecamatan, desa, hingga dusun.

 

  1. Metode Pengambilan Non Random Distribusi Sampling

Teknik pengambilan sampel non-probability merupakan cara pengambilan sampel dengan tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi sampel.

Menurut Supardi (1993), teknik sampling non probability akan sesuai apabila dipilih untuk populasi yang sifatnya infinit atau besaran anggota populasinya belum atau tidak dapat ditentukan terlebih dahulu sebelumnya.

·         Pengertian Subjek Penelitian

·         Data Kualitatif dan Kuantitatif

Macam dari teknik pengambilan sampel menggunakan Non-Probability Sampling.

  1. Purposive Sampling

Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai sampel-sampel mana yang paling sesuai, bermanfaat dan dianggap dapat mewakili suatu populasi (representatif). 

Teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih tinggi kualitas sampelnya. Karena peneliti telah membuat kisi atau batas berdasarkan kriteria tertentu yang akan dijadikan sampel penelitian. Misal seperti didasarkan pada ciri demografi, gender, jenis pekerjaan, umur dan lain sebagainya. Teknik ini termasuk teknik pengambilan sampel yang cukup sering digunakan dalam penelitian. 

Kelebihan dari metode ini di antaranya tujuan dari penelitian dapat dengan mudah terpenuhi, sampel dapat bersifat lebih relevan dengan desain penelitian, cara ini cenderung lebih murah dan mudah untuk dilaksanakan. Sementara itu kekurangannya sama dengan teknik pengambilan sampel secara acak yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel dapat mewakili populasi yang ditentukan.

  1. Snowball Sampling

Biasa dikenal juga dengan teknik pengambilan sampel bola salju. Teknik ini menentukan sampel berdasarkan wawancara dengan sampel sebelumnya atau dengan cara korespondensi. 

Melakukan pengambilan sampel dengan teknik ini artinya kita bisa meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga akhirnya seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. 

Teknik pengambilan sampel dengan metode bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sifatnya cukup sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi dari respondennya. Misal penelitian tentang penyintas kekerasan seksual, penderita HIV, kelompok waria serta kelompok-kelompok khusus lainnya.

  1. Accidental Sampling

Sesuai dengan namanya, teknik pengambilan sampel jenis ini menentukan sampel secara tidak sengaja (accidental)Peneliti akan mengambil sampel pada orang yang kebetulan ditemuinya pada saat itu.

Misalnya penelitian dilakukan pada populasi pelanggan toko A, peneliti cukup menunggu di depan toko A lalu menetapkan sampel kepada siapapun orang yang melakukan transaksi jual-beli di toko A tanpa melihat umur, gender, profesi, dan lain sebagainya.

  1. Quota Sampling

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menentukan kuota atau jumlah dari sampel penelitian terlebih dahulu. Prinsip penentuannya sama dengan accidental sampling. Tetapi peneliti menetapkan terlebih dahulu jumlah sampel yang akan diperlukan. 

Misal peneliti menetapkan penelitian dilakukan setiap hari selama satu minggu dengan menetapkan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang. Apabila peneliti pada hari itu telah memenuhi kuota dengan memperoleh 100 orang maka selesai tugas peneliti untuk mencari sampel penelitian.

Kelebihan menggunakan teknik ini dalam pengambilan sampel yaitu bersifat praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya. Sementara kekurangannya yaitu bias penelitian yang cenderung cukup tinggi dapat terjadi.

 

  1. Distribusi Sampling

Setiap sampel yang diambil dari populasi tertentu mungkin akan memiliki nilai statistik yang berbeda. Sedangkan dari sebuah populasi bisa menghasilkan ribuan sampel yang berbeda. Dengan seluruh perbedaan tersebut, memang sulit membuat aturan terkait hubungan antara sampel dan populasi. Namun kumpulan sampel yang mungkin, memiliki bentuk yang cukup sederhana dan teratur sehingga menjadi mungkin untuk memprediksi karakteristik sampel dengan beberapa keakuratan (Gravetter & Wallnau, 2014: 204). Disinilah dibutuhkan jembatan antara sampel dan populasi sehingga dapat diprediksi karakteristik sampel untuk populasi tertentu, yaitu distribusi sampling.

McClave dkk (2011: 292) dalam bukunya mendefinisikan distribusi sampling dari statistik sampel yang dihitung dari sebuah sampel n pengukuran adalah distribusi probabilitas statistik itu. The probability distribution of a statistic is called a sampling distribution” (Walpole, Myers, Myers, & Ye, 2011: 232) yang artinya kurang lebih sama dengan yang dijelaskan oleh McClave dkk yaitu distribusi peluang suatu statistik disebut distribusi sampling. Menurut Gravetter dan Wallnau (2014: 204), distribusi sampling adalah distribusi dari statistika yang diperoleh dengan memilih sampel yang memungkinkan dengan ukuran yang spesifik dari populasi.

Setiap sampel yang diambil memiliki nilai statistik, seperti rerata, simpangan baku, dan sebagainya (Spiegel, 1988: 189). Oleh karena itu, distribusi sampling biasanya diberi nama bergantung pada nama statistik yang digunakan sehingga dikenallah distribusi sampling rerata, distribusi sampling proporsi, distribusi sampling simpangan baku, dan lainnya lagi (Sudjana, 2005: 179).

Distribusi sampling dari statistik digunakan untuk membuat kesimpulan pada parameter. Distribusi sampling dengan ukuran sampel n dihasilkan ketika percobaan dilakukan berulang-ulang (dengan ukuran sampel n) yang kemudian menghasilkan banyak nilai statistik yang berbeda dari setiap sampel. Distribusi sampling menggambarkan variabilitas nilai statistik di sekitar nilai parameter dalam percobaan berulang (Walpole dkk, 2011: 233).

 

  1. Menghitung Distribusi Sampling
  1. Besar sampel untuk estimasi proposi

Besar sampel untuk estimasi proporsi dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:

Besar Sampel untuk Estimasi Proporsi di mana P merupakan estimasi proporsi, d merupakan presisi dan z1-α/2 adalah nilai z pada derajat kepercayaan 1-α/2. Derajat kepercayaan yang sering digunakan adalah 90%, 95% dan 99%, dengan nilai z dua sisi berturut-turut 1.64, 1.96, dan 2.58.

Contoh:

Seorang direktur rumah sakit ingin mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan di poliklinik rawat jalan penyakit dalam. Dari penelitian yang pernah dilakukan tahun lalu, diperoleh hasil pasien yang menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan sebesar 62%. Berapa besar sampel yang dibutuhkan jika penelitian tersebut ingin dilakukan ?.

Jawaban:

Besar sampel hanya bisa dihitung jika peneliti juga menetapkan presisi dan derajat kepercayaan. Misalkan peneliti menetapkan presisis 10% dan derajat kepercayaan 90%, maka nilai p=0,62, d=0,10 dan z=1,64 dan diperoleh besar sampel:

a. Sampel proporsi 2

Sampel yang diperlukan sebesar 63,37 pasien, dibulatkan menjadi 64. Berarti 64 pasien diperlukan sebagai sampel agar kita 90% percaya dalam melakukan estimasi proporsi pasien yang menyatakan puas dengan pelayanan rawat jalan poliklinik penyakit dalam. Pada keadaan di mana angka proporsi belum diketahui, atau belum pernah dilakukan satu studi tentang hal ini, maka dapat dipakai angka proporsi 50% yang akan menghasilkan n yang paling maksimal.

 

  1. Besar Sampel untuk Uji Hipotesis Beda Proporsi

Besar sampel pada rumus di atas (estimasi proporsi) hanya digunakan jika peneliti ingin melakukan estimasi proporsi. Sering kali penelitian dilakukan untuk melihat perbedaan proporsi pada 2 kelompok atau lebih, misalkan membandingkan keberhasilan terapi obat A dibanding obat B. Jika tujuan penelitian adalah untuk membandingkan proporsi pada 2 kelompok, maka besar sampel dapat dihitung berdasarkan rumus:

Contoh:

Suatu penelitian pendahuluan memperlihatkan bahwa kadar glukosa darah mungkin merupakan faktor prognostik pada pasien dengan trauma kepala berat. Pada penelitian tersebut, dari 20 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa darah tinggi, 12 orang meninggal dalam 7 hari perawatan. Sedangkan pada 20 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa darah rendah, 6 orang meninggal dalam 7 hari perawatan. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan proporsi kematian pasien antara pasien dengan kadar glukosa darah tinggi dan pasien dengan kadar glukosa darah rendah. Berapa besar sampel yang diperlukan jika dipakai derajat kemaknaan 5% dan kekuatan uji 80%?.

Jawaban:

Pada penelitian pendahuluan, proporsi pasien yang meninggal pada pasien dengan kadar glukosa tinggi adalah 12/20 = 60%, dan pada pasien dengan kadar glukosa rendah adalah 6/20 = 30%. Proporsi rata-rata (60% + 30%)/2 = 45%. Dengan tingkat kemaknaan 95% dan kekuatan uji 80%, maka besar sampel dihitung seperti berikut :

 

  1. Besar Sampel untuk Estimasi Rata-rata

Estimasi rata-rata sering diperlukan untuk mengukur variabel yang bersifat kontinyu. Misalkan suatu penelitian dilakukan untuk menilai rata-rata pemasukkan rumah sakit per hari dari unit rawat-jalan penyakit anak. Besar sampel untuk estimasi rata-rata dapat dihitung berdasarkan rumus:

Contoh:

Seorang direktur rumah sakit ingin mengetahui biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pasien pengunjung poliklinik asma dalam membeli obat yang diresepkan oleh dokter. Dari pengamatan pada 10 pasien, diperoleh rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 55.000,- dengan standar deviasi Rp. 10.000,-. Berapa besar sampel yang diperlukan jika direktur tersebut menginginkan presisi sebesar Rp. 1.000,- dan derajat kepercayaan 95%?

Jawaban:

Berdasarkan keterangan di atas, σ=10.000, d=1.000 dan z1-α/2=1,96. Maka besar sampel dapat dihitung:

Perhitungan Perhitungan Besar Sampel untuk Estimasi Rata-ratasehingga besar sampel yang dibutuhkan adalah 385 pasien.Pada keadaan di mana belum pernah ada studi yang menghitung angka simpang baku yang diperlukan tersebut, maka dapat dilakukan studi berskala kecil sebagai studi awal (perliminary study) guna mendapatkan angka simpang baku. Besar sampel (n) untuk studi awal tidak ditetapkan, namun semakin besar n semakin stabil nilai simpang baku tersebut.

  1. Besar Sampel untuk Perbedaan Rata-rata

Dalam penelitian sering juga peneliti ingin menguji perbedaan antara 2 rata-rata. Misalnya peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil antara ibu yang tinggal di pedesaan dan perkotaan. Besar sampel untuk perbedaan rata-rata pada 2 kelompok dapat dihitung berdasarkan rumus:

Contoh:

Seorang peneliti ingin mengetahui efek asupan natrium terhadap tekanan darah orang dewasa normal. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa pada kelompok masyarakat yang konsumsi natriumnya rendah rata-rata tekanan darah diastolik adalah 72 mmHg dengan standar deviasi 10 mmHg (n=50). Sedangkan pada masyarakat yang konsumsi natriumnya tinggi, rata-rata tekanan darah diastolik adalah 85 mmHg dengan standar deviasi 12 mmHg (n=50). Berapa besar sampel yang dibutuhkan jika peneliti ingin melakukan uji hipotesis adanya perbedaan tekanan darah diastolik pada kedua kelompok tersebut dengan derajat kemaknaan 5%, kekuatan uji 80% ?

Jawaban:

Perhitungan Besar Sampel untuk Perbedaan Rata-rata sehingga peneliti perlu memeriksa tekanan darah dari 40 orang yang konsumsi natriumnya rendah dan 40 orang yang konsumsi natriumnya tinggi.

  1. Koreksi Populasi Finit

Rumus besar sampel untuk maksud estimasi di atas digunakan dengan asumsi populasinya adalah infinit atau tak terbatas, atau sangat besar, bahkan tak diketahui. Namun bila besar populasi diketahui (N) dan tidak besar jumlahnya, maka besar sampel harus dikoreksi (n*) dari besar yang dihitung terdahulu (n) dengan rumus berikut:

n* = nN / (n+N)

Contoh:

Besar sampel untuk meneliti biaya obat asma pada pasien satu rumahsakit dibutuhkan 385. Diketahui dari laporan rumahsakit bahwa jumlah pasien yang berkunjung selama satu bulan periode penelitian hanya 210 orang. Dengan demikian besar sampel untuk periode bulan tersebut adalah: n* = (385)(210)/(385+210) = 135,9, dibulatkan 136 pasien.

BAB III

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Jadi sederhananya sampel merupakan bagian dari suatu populasi penelitian yang digunakan untuk menjawab hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik pengambilan merupakan cara atau metode yang digunakan dalam pengambilan sampel tersebut. secara garis besar metode pengambilan sampel terbagi menjadi dua yaitu: probability sampling (random sampel) yaitu teknik pengambilan sampel secara acak serta non-probability sampling (non-random sampel) teknik pengambilan tidak acak.

jenis penghitungan besar sampel terdiri dari:

1.Besar sampel untuk estimasi proposi

2. Besar Sampel untuk Uji Hipotesis Beda Proporsi

3. Besar Sampel untuk Estimasi Rata-rata

4.Besar Sampel untuk Perbedaan Rata-rata

5. Koreksi Populasi Finit

 

 

  1. Saran

Demikian yang dapat kami tuliskan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis berharap para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sabarinah Prasetyo & Iwan Ariawan. (2008). Biostatistik Dasar untuk Rumah Sakit. Departemen Kependudukan dan Biostatistik. FKM UI.

Jean-Michel Josselin & Benoit Le Maux (2017). Statistical Tool for Program Evaluation

 

 

Tidak ada komentar: