MAKALAH BIOSTATISTIK
" Konsep Dasar
Pengambilan Sampel dan Distribusi Sampling"
Tugas ini diajukan untuk memenuhi
salah satu tugas
Mata Kuliah: Organisasi
Biostatistik
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN
KEBIDANAN
PRODI
D-IV
KEBIDANAN TANJUNG KARANG
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.
Tidak
lupa, kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas.
Kami
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga
makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 13 Januari 2023
Kelompok 9
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
4
B. Tujuan.........................................................................................................................
4
C. Rumusan Masalah......................................................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Pengambilan Sampel........................................................................................
6
B. Jenis Metode Pengambilan Sampel............................................................................
7
C. Metode Pengambilan Sampel Secara Random...........................................................
8
D. Metode Pengambilan Non Random Distribusi Sampling..........................................
10
E. Distribusi Sampling....................................................................................................
12
F. Menghitung Distribusi Sampling................................................................................
13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................
17
B. Saran...........................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teknik Penarikan atau teknik pengambilan Sampel dalam
penelitian menjadi sangat krusial karena menentukan hasil dari skripsi ataupun
tugas akhir dari mahasiswa. Ada cara khusus untuk mengambil sampel penelitian
yang benar. Makanya, sebagai peneliti, kita harus memahaminya secara mendalam
terkait teknik penarikan dan penentuan sampel ini.
Tugas akhir (skripsi) menjadi hal yang sangat menentukan
bagi mahasiswa sebagai persyaratan kelulusannya. Ia pun menjadi tanda atas
berakhirnya masa studi mahasiswa di jenjang sarjana. Banyak mahasiswa yang
mengusahakan sebaik mungkin dalam melakukan pengerjaan skripsinya. Skripsi
merupakan bentuk karya tulis ilmiah berupa laporan dari hasil penelitian
mengenai sebuah fenomena atau masalah yang ada. Penulisan skripsi harus dilakukan secara
sistematis dengan kaidah atau metode-metode yang telah ditetapkan. Metode dalam
penulisan skripsi pun beragam tergantung dengan jenis penelitiannya.
Jenis penelitian skripsi umumnya terbagi menjadi dua yaitu
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif bersifat
deskriptif dan merupakan interpretasi peneliti akan sebuah fenomena yang ada.
Sementara penelitian kuantitatif hasil penelitiannya disampaikan dalam bentuk
penghitungan matematis. Salah
satu kekhasan dalam penelitian kuantitatif lainnya adalah kita akan dikenalkan
dengan istilah seperti populasi, sampel, serta teknik pengambilannya. Istilah
ini sangat menentukan hasil dari penelitian yang kita ambil karena berkaitan
dengan metode atau cara yang kita gunakan dalam menjawab tujuan dalam
penelitian kita.
Nah, pada tulisan kali ini kita akan membahas lebih jauh
mengenai sampel dan teknik pengambilan sampel seperti pengertian,
tujuan hingga tahapannya. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas lebih jauh di
bawah ini.
B.
Tujuan
- Untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan pengambilan sampel
- Untuk mengetaui
apa saja metode pengambilan sampel secara random
- Untuk mengetaui
apa saja metode pengambilan sampel secara non random distribusi sampling
- Untuk mengetahui
apa saja metode pengambilan sampel
- Untuk mengetahui
apa saja jenis penghitungan besar sampel
- Untuk mengetahui
apa yang di maksud dengan distribusi sampling
- Untuk mengetahui
bagaimana menghitung distribusi sampling
C. Rumusan
Masalah
- Apa yang dimaksud
dengan pengambilan sampel
- Apa saja metode
pengambilan sampel secara random
- Apa saja metode pengambilan
sampel secara non random distribusi sampling
- Apa saja metode
pengambilan sampel
- Apa saja jenis
penghitungan besar sampel
- Apa yang di maksud
dengan distribusi sampling
- Bagaimana
menghitung distribusi sampling
BAB II
PEMBAHASAN
- Dasar Pengambilan Sampel
Bagi praktisi dan para peneliti,
tentunya tentang memahami dasar pengambilan sampel, termasuk mengenal beberapa
istilah khususnya dalam pengambilan sampel. Bagaimanapun juga terkadang masih
ada peneliti dan analis yang tidak begitu akrab dengan teknik dan prinsip
pengambilan sampel seperti halnya dengan teknik analitis atau bahkan teknik
persiapan sampel. Unsur-unsur yang membentuk sampel adalah unit dasar dari
populasi dan paling sering individu. Namun, banyak jenis elemen yang dapat dijadikan
sampel seperti kelompok. Populasi selalu lebih besar dari sampel, dan dalam
kebanyakan kasus mereka jauh lebih besar daripada sampel yang diambil dari
mereka. Di dalam pengambilan sampel, huruf besar N digunakan untuk menunjukkan
ukuran populasi dan huruf kecil n digunakan untuk menunjukkan ukuran
sampel.
Penting untuk diingat lagi bahwa
populasi adalah seluruh kelompok orang (atau lembaga, peristiwa, atau objek
studi lainnya) yang ingin digambarkan dan dipahami. Karena ini adalah kelompok
sasaran besar yang peneliti harapkan untuk digeneralisasi. Untuk
menggeneralisasi dari sampel ke populasi, peneliti biasanya mempelajari sampel
yang dimaksudkan untuk mewakili populasi. Tidak praktis, atau bahkan mungkin,
untuk mengumpulkan informasi dari setiap elemen dalam suatu populasi, sehingga
peneliti menggunakan sampel untuk membuat kesimpulan tentang populasi yang
diinginkan.Maka secara sederhananya bahwa populasi adalah kelompok total elemen
yang ingin peneliti pelajari lebih lanjut, sementara sampel adalah kelompok
elemen yang peneliti selidiki secara langsung. Sampling berkaitan dengan
pemilihan subset individu dari dalam suatu populasi untuk memperkirakan
karakteristik seluruh populasi.
Sampling biasanya dimulai dengan
seorang peneliti menemukan atau membangun kerangka sampling. Kerangka sampling
adalah daftar setiap elemen dalam populasi (Hibberts et al., 2018). Setelah
sampel diambil dari kerangka sampling, peneliti menghubungi anggota sampel
potensial dan meminta mereka untuk berpartisipasi. Kerangka sampel merupakan
salah satu dari beberapa tahapan melakukan sampling. Tahapan yang mungkin
dilalui saat melakukan sampling:
(1) defisinikan
dengan jelas populasi target;
(2) pilih
kerangka sample;
(3) pilih
teknik penarikan sampel;
(4) tentukan
ukuran sampel;
(5) mengumpulkan
data; dan
(6) nilai
tingkat respon (Taherdoost, 2016).
Penelitian ini merupakan kajian
tentang teknik sampling secara umum dalam metode penelitian, yang diambil dari
beberapa jurnal internasional bereputasi, dimana penelitian ini adalah mengkaji
dan menganalisi isi. Peneliti akan menyajikan uraian tentang teknik sampling
secara umum dalam metode penelitian berdasarkan penelusuran isi dari beberapa
jurnal/artikel yang dijadikan kajian.
- Jenis Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah langkah
pertama dan aspek penting dari keseluruhan proses analisis. Teknik pengambilan
sampel dilakukan agar menyerupai, yang tujuannya adalah untuk menghilangkan
kebingungan di antara teknik-teknik yang terlihat agak mirip satu sama lain.
Teknik pengambilan sampel, menjelaskan teknik apa yang paling cocok untuk
berbagai jenis penelitian, sehingga seseorang dapat dengan mudah memutuskan
teknik mana yang dapat diterapkan dan paling cocok untuk proyek penelitiannya.
Tujuan pengambilan sampel adalah
untuk mempelajari hubungan antara distribusi variabel dalam populasi sasaran
dan distribusi variabel yang sama dalam sampel penelitian . Untuk tujuan ini,
penting, antara lain, untuk menentukan kriteria inklusi (karakteristik klinis,
demografis, temporal, dan geografis subjek yang membentuk populasi penelitian)
dan kriteria eksklusi (karakteristik subjek yang dapat mengganggu kualitas atau
interpretasi data) dari hasil. Tujuan
pengambilan sampel biasanya untuk memilih sampel yang representative, dimana
sampel yang representatif adalah sampel yang mirip dengan populasi dari mana
sampel itu berasal . Kapan pun seseorang ingin menggeneralisasi, sampel harus
semirip mungkin dengan populasi. Statistik adalah karakteristik numerik dari
sampel. Statistik yang dihitung dari sampel jarang akan sama persis dengan
parameter populasi karena variasi acak, tetapi biasanya cukup dekat (dengan
asumsi bahwa pemilihan acak digunakan dan sampel memiliki ukuran sampel yang
memadai). Perbedaan antara statistik dan parameter disebut kesalahan
sampling. Oleh karenanya, peneliti harus
memberikan perhatian khusus untuk menyajikan informasi tentang karakteristik
sampel termasuk rincian tentang strategi pengambilan sampel yang memungkinkan
orang lain untuk mengulangi penelitian
1.
Cara Melakukan Pengambilan Sampel
Dalam melakukan pengambilan sampel
terdapat sistematika atau tahapan yang harus kita ikuti dengan cermat.
Mengikuti dengan cermat sistematika yang ada akan membantu kita untuk
menjawab tujuan dari penelitian kita. Berikut merupakan tahapan umum dalam
teknik pengambilan sampel:
- Mendefinisikan populasi yang
akan diamati
- Menentukan kerangka sampel dan
kumpulan semua peristiwa yang dapat terjadi.
- Menentukan teknik atau metode
sampling yang tepat
- Melakukan pengambilan sampel
(pengumpulan data)
- Melakukan pemeriksaan ulang
pada proses sampling
2.
Macam Teknik
Pengambilan Sampel
Terdapat beragam teknik pengambilan
sampel. Macam teknik pengambilan sampel ini kita gunakan tergantung dari jenis
penelitian yang kita pilih.
Meski begitu, secara garis besar
metode pengambilan sampel terbagi menjadi dua yaitu: probability
sampling (random sampel) yaitu teknik pengambilan sampel secara acak
serta non-probability sampling (non-random sampel) teknik
pengambilan tidak acak.
Masing-masing dari keduanya masih
memiliki macam jenis pengambilan sampel lainnya seperti purposive
sampling, cluster sampling, snowball sampling, dan lain sebagainya
yang akan lebih lanjut kita bahas di bawah ini.
- Metode Pengambilan Sampel Secara Random
Probability sampling merupakan jenis dalam teknik
pengambilan sampel yang melakukan pengambilan sampelnya dengan random atau
acak. Metode ini memberikan seluruh anggota populasi kemungkinan (probability)
atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel terpilih.
Teknik jenis ini sesuai digunakan
untuk populasi yang besaran anggotanya dapat kita tentukan terlebih dahulu.
Metode ini menggunakan analisis statistik untuk membantu penentuan sampel
terpilihnya. Terdapat beberapa model atau jenis lain dari teknik random,
yaitu:
- Pengambilan
Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Jenis ini melakukan pengambilan sampel secara acak melalui
cara yang sederhana seperti pengundian atau menggunakan pendekatan bilangan
acak.
Kelebihan penggunaan metode ini yaitu dapat mengurangi bias
atau kecenderungan berpihak pada anggota populasi tertentu dan dapat mengetahui
adanya kesalahan baku (standard error) dalam penelitian.
Sementara itu kelemahan dalam penggunaan metode ini yaitu
rendahnya jaminan mengenai sampel yang terpilih dapat bersifat representatif
atau dapat mewakili populasi yang dituju.
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dibutuhkan 15 sampel dari populasi penelitian dengan jumlah
90 orang. Peneliti terlebih dahulu membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama dari 90 populasi tersebut.
Setelah sampel pertama didapatkan, nama yang terpilih
sebagai sampel tersebut dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh, berjumlah
90 orang.
Mengembalikan sampel terpilih memungkinkan responden
berikutnya akan tetap sama dengan responden yang sudah dipilih pertama. Hal ini
dilakukan terus menerus hingga jumlah 15 sampel terpenuhi.
- Pengambilan
Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Pengambilan sampel pada teknik ini menetapkan sampel awal
secara acak kemudian sampel selanjutnya dipilih secara sistematis berdasarkan
pola tertentu. Pola umum dari teknik ini adalah mengambil bilangan kelipatan
dari jumlah anggota populasi dengan jumlah sampel yang akan diambil.
Misalnya, diambil sampel dari populasi dengan jumlah 40
orang yang akan masuk ke sebuah ruangan. Setiap orang yang masuk ke urutan dari
kelipatan 4 akan diambil sebagai sampel, artinya orang ke-4, 8, 12, 16 dan
seterusnya akan dijadikan sampel penelitian hingga 40 populasi.
Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah cara ini lebih
cepat, lebih mudah dan lebih mudah pelaksanaannya dibanding cara lainnya. Cara
ini juga memudahkan peneliti karena memungkinkan kita untuk mengambil
sampel di lapangan tanpa harus menggunakan kerangka sampel.
Kekurangan Metode ini adalah kita tidak dapat memprediksi
variasi dari populasi jika urutan yang dilakukan tidak sepenuhnya acak. Selain
itu, jika populasi memiliki pengulangan karakteristik yang relatif tetap maka
sampel akan cenderung sama atau bersifat seragam.
- Pengambilan
Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Teknik pengambilan sampel ini melakukan penentuan sampel
penelitian dengan menetapkan pengelompokan anggota populasi dalam
kelompok-kelompok tingkatan tertentu seperti tingkat tinggi, sedang, dan
rendah.
Misalnya penelitian masyarakat terhadap partisipasi
pemilihan umum yang dikelompokkan berdasarkan usia pemilih. Tingkatan dari
kelompok tersebut akan ditentukan dari usia yang paling rendah hingga ke yang
paling tinggi atau sebaliknya.
- Pengambilan
Sampel Acak Berdasar Area atau Wilayah (Cluster Random
Sampling)
Teknik pengambilan sampel ini menentukan sampel berdasar
kelompok wilayah dari anggota populasi penelitian. Pada teknik ini subyek
penelitian akan dikelompokkan menurut area atau tempat domisili anggota
populasi.
Tujuannya antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada
bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu wilayah tertentu. Misalnya peneliti
ingin mengetahui tingkat partisipasi masyarakat kota Yogyakarta terhadap
program pemerintah daerah. Peneliti akan menentukan sampel dari wilayah-wilayah
yang tersebar di kota Yogyakarta. Baik pada tingkat kecamatan, desa, hingga
dusun.
- Metode Pengambilan Non Random Distribusi Sampling
Teknik pengambilan sampel non-probability merupakan
cara pengambilan sampel dengan tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi sampel.
Menurut Supardi (1993), teknik sampling non probability akan
sesuai apabila dipilih untuk populasi yang sifatnya infinit atau besaran
anggota populasinya belum atau tidak dapat ditentukan terlebih dahulu
sebelumnya.
·
Pengertian Subjek
Penelitian
·
Data Kualitatif dan
Kuantitatif
Macam dari teknik pengambilan sampel menggunakan Non-Probability
Sampling.
- Purposive
Sampling
Teknik purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan peneliti mengenai
sampel-sampel mana yang paling sesuai, bermanfaat dan dianggap dapat mewakili
suatu populasi (representatif).
Teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih tinggi
kualitas sampelnya. Karena peneliti telah membuat kisi atau batas berdasarkan
kriteria tertentu yang akan dijadikan sampel penelitian. Misal seperti
didasarkan pada ciri demografi, gender, jenis pekerjaan, umur dan lain
sebagainya. Teknik ini termasuk teknik pengambilan sampel yang cukup sering
digunakan dalam penelitian.
Kelebihan dari metode ini di antaranya tujuan dari penelitian
dapat dengan mudah terpenuhi, sampel dapat bersifat lebih relevan dengan desain
penelitian, cara ini cenderung lebih murah dan mudah untuk dilaksanakan.
Sementara itu kekurangannya sama dengan teknik pengambilan sampel secara acak
yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel dapat mewakili populasi yang
ditentukan.
- Snowball
Sampling
Biasa dikenal juga dengan teknik pengambilan sampel bola
salju. Teknik ini menentukan sampel berdasarkan wawancara dengan sampel
sebelumnya atau dengan cara korespondensi.
Melakukan pengambilan sampel dengan teknik ini artinya kita
bisa meminta informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya,
demikian secara terus menerus hingga akhirnya seluruh kebutuhan sampel
penelitian dapat terpenuhi.
Teknik pengambilan sampel dengan metode bola salju ini
sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-hal yang sifatnya cukup sensitif dan
membutuhkan privasi tingkat tinggi dari respondennya. Misal penelitian tentang
penyintas kekerasan seksual, penderita HIV, kelompok waria serta
kelompok-kelompok khusus lainnya.
- Accidental
Sampling
Sesuai dengan namanya, teknik pengambilan sampel jenis ini
menentukan sampel secara tidak sengaja (accidental). Peneliti
akan mengambil sampel pada orang yang kebetulan ditemuinya pada saat itu.
Misalnya penelitian dilakukan pada populasi pelanggan toko
A, peneliti cukup menunggu di depan toko A lalu menetapkan sampel kepada
siapapun orang yang melakukan transaksi jual-beli di toko A tanpa melihat umur,
gender, profesi, dan lain sebagainya.
- Quota
Sampling
Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan menentukan
kuota atau jumlah dari sampel penelitian terlebih dahulu. Prinsip penentuannya
sama dengan accidental sampling. Tetapi peneliti menetapkan
terlebih dahulu jumlah sampel yang akan diperlukan.
Misal peneliti menetapkan penelitian dilakukan setiap hari
selama satu minggu dengan menetapkan jumlah sampel penelitian sebanyak 100
orang. Apabila peneliti pada hari itu telah memenuhi kuota dengan memperoleh
100 orang maka selesai tugas peneliti untuk mencari sampel penelitian.
Kelebihan menggunakan teknik ini dalam pengambilan sampel
yaitu bersifat praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya.
Sementara kekurangannya yaitu bias penelitian yang cenderung cukup tinggi dapat
terjadi.
Setiap sampel yang diambil dari populasi tertentu
mungkin akan memiliki nilai statistik yang berbeda.
Sedangkan dari sebuah populasi bisa menghasilkan ribuan sampel yang berbeda. Dengan seluruh perbedaan
tersebut, memang sulit membuat aturan terkait hubungan antara sampel dan populasi. Namun kumpulan sampel yang mungkin, memiliki bentuk yang cukup sederhana dan teratur sehingga
menjadi mungkin untuk memprediksi karakteristik sampel dengan beberapa
keakuratan (Gravetter & Wallnau, 2014: 204). Disinilah
dibutuhkan jembatan antara sampel dan populasi sehingga dapat diprediksi karakteristik
sampel untuk populasi tertentu, yaitu distribusi sampling.
McClave dkk (2011: 292) dalam
bukunya mendefinisikan distribusi sampling dari statistik sampel yang dihitung
dari sebuah sampel
n pengukuran adalah distribusi probabilitas statistik itu. “The probability distribution of a statistic is called a sampling distribution” (Walpole,
Myers, Myers, & Ye, 2011: 232) yang artinya kurang lebih sama dengan yang dijelaskan
oleh McClave dkk yaitu distribusi peluang suatu statistik disebut distribusi sampling. Menurut Gravetter dan Wallnau (2014:
204), distribusi
sampling adalah distribusi dari statistika yang diperoleh dengan memilih sampel yang memungkinkan dengan ukuran yang spesifik dari populasi.
- Menghitung Distribusi Sampling
- Besar sampel untuk
estimasi proposi
Besar sampel untuk estimasi proporsi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Besar Sampel untuk Estimasi Proporsi di mana P
merupakan estimasi proporsi, d merupakan presisi dan z1-α/2 adalah nilai z pada
derajat kepercayaan 1-α/2. Derajat kepercayaan yang sering digunakan adalah
90%, 95% dan 99%, dengan nilai z dua sisi berturut-turut 1.64, 1.96, dan 2.58.
Contoh:
Seorang direktur rumah sakit ingin mengetahui
kepuasan pasien terhadap pelayanan di poliklinik rawat jalan penyakit dalam.
Dari penelitian yang pernah dilakukan tahun lalu, diperoleh hasil pasien yang
menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan sebesar 62%. Berapa besar
sampel yang dibutuhkan jika penelitian tersebut ingin dilakukan ?.
Jawaban:
Besar sampel hanya bisa dihitung jika peneliti juga
menetapkan presisi dan derajat kepercayaan. Misalkan peneliti menetapkan presisis
10% dan derajat kepercayaan 90%, maka nilai p=0,62, d=0,10 dan z=1,64 dan
diperoleh besar sampel:
a. Sampel proporsi 2
Sampel yang diperlukan sebesar 63,37 pasien,
dibulatkan menjadi 64. Berarti 64 pasien diperlukan sebagai sampel agar kita
90% percaya dalam melakukan estimasi proporsi pasien yang menyatakan puas
dengan pelayanan rawat jalan poliklinik penyakit dalam. Pada keadaan di mana
angka proporsi belum diketahui, atau belum pernah dilakukan satu studi tentang
hal ini, maka dapat dipakai angka proporsi 50% yang akan menghasilkan n yang
paling maksimal.
- Besar Sampel untuk
Uji Hipotesis Beda Proporsi
Besar sampel pada rumus di atas (estimasi proporsi)
hanya digunakan jika peneliti ingin melakukan estimasi proporsi. Sering kali
penelitian dilakukan untuk melihat perbedaan proporsi pada 2 kelompok atau
lebih, misalkan membandingkan keberhasilan terapi obat A dibanding obat B. Jika
tujuan penelitian adalah untuk membandingkan proporsi pada 2 kelompok, maka
besar sampel dapat dihitung berdasarkan rumus:
Contoh:
Suatu penelitian pendahuluan memperlihatkan bahwa
kadar glukosa darah mungkin merupakan faktor prognostik pada pasien dengan
trauma kepala berat. Pada penelitian tersebut, dari 20 pasien trauma kepala
berat dengan kadar glukosa darah tinggi, 12 orang meninggal dalam 7 hari
perawatan. Sedangkan pada 20 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa
darah rendah, 6 orang meninggal dalam 7 hari perawatan. Seorang peneliti ingin
mengetahui apakah ada perbedaan proporsi kematian pasien antara pasien dengan
kadar glukosa darah tinggi dan pasien dengan kadar glukosa darah rendah. Berapa
besar sampel yang diperlukan jika dipakai derajat kemaknaan 5% dan kekuatan uji
80%?.
Jawaban:
Pada penelitian pendahuluan, proporsi pasien yang
meninggal pada pasien dengan kadar glukosa tinggi adalah 12/20 = 60%, dan pada
pasien dengan kadar glukosa rendah adalah 6/20 = 30%. Proporsi rata-rata (60% +
30%)/2 = 45%. Dengan tingkat kemaknaan 95% dan kekuatan uji 80%, maka besar
sampel dihitung seperti berikut :
- Besar Sampel untuk
Estimasi Rata-rata
Estimasi rata-rata sering diperlukan untuk mengukur
variabel yang bersifat kontinyu. Misalkan suatu penelitian dilakukan untuk
menilai rata-rata pemasukkan rumah sakit per hari dari unit rawat-jalan
penyakit anak. Besar sampel untuk estimasi rata-rata dapat dihitung berdasarkan
rumus:
Contoh:
Seorang direktur rumah sakit ingin mengetahui biaya
rata-rata yang dikeluarkan oleh pasien pengunjung poliklinik asma dalam membeli
obat yang diresepkan oleh dokter. Dari pengamatan pada 10 pasien, diperoleh
rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 55.000,- dengan standar deviasi
Rp. 10.000,-. Berapa besar sampel yang diperlukan jika direktur tersebut
menginginkan presisi sebesar Rp. 1.000,- dan derajat kepercayaan 95%?
Jawaban:
Berdasarkan keterangan di atas, σ=10.000, d=1.000
dan z1-α/2=1,96. Maka besar sampel dapat dihitung:
Perhitungan Perhitungan Besar Sampel untuk Estimasi
Rata-ratasehingga besar sampel yang dibutuhkan adalah 385 pasien.Pada keadaan
di mana belum pernah ada studi yang menghitung angka simpang baku yang
diperlukan tersebut, maka dapat dilakukan studi berskala kecil sebagai studi
awal (perliminary study) guna mendapatkan angka simpang baku. Besar sampel (n)
untuk studi awal tidak ditetapkan, namun semakin besar n semakin stabil nilai
simpang baku tersebut.
- Besar Sampel untuk
Perbedaan Rata-rata
Dalam penelitian sering juga peneliti ingin menguji
perbedaan antara 2 rata-rata. Misalnya peneliti ingin mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil antara ibu yang tinggal di
pedesaan dan perkotaan. Besar sampel untuk perbedaan rata-rata pada 2 kelompok
dapat dihitung berdasarkan rumus:
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui efek asupan
natrium terhadap tekanan darah orang dewasa normal. Pada penelitian sebelumnya
diketahui bahwa pada kelompok masyarakat yang konsumsi natriumnya rendah
rata-rata tekanan darah diastolik adalah 72 mmHg dengan standar deviasi 10 mmHg
(n=50). Sedangkan pada masyarakat yang konsumsi natriumnya tinggi, rata-rata
tekanan darah diastolik adalah 85 mmHg dengan standar deviasi 12 mmHg (n=50).
Berapa besar sampel yang dibutuhkan jika peneliti ingin melakukan uji hipotesis
adanya perbedaan tekanan darah diastolik pada kedua kelompok tersebut dengan
derajat kemaknaan 5%, kekuatan uji 80% ?
Jawaban:
Perhitungan Besar Sampel untuk Perbedaan Rata-rata
sehingga peneliti perlu memeriksa tekanan darah dari 40 orang yang konsumsi
natriumnya rendah dan 40 orang yang konsumsi natriumnya tinggi.
- Koreksi Populasi
Finit
Rumus besar sampel untuk maksud estimasi di atas
digunakan dengan asumsi populasinya adalah infinit atau tak terbatas, atau
sangat besar, bahkan tak diketahui. Namun bila besar populasi diketahui (N) dan
tidak besar jumlahnya, maka besar sampel harus dikoreksi (n*) dari besar yang
dihitung terdahulu (n) dengan rumus berikut:
n* = nN / (n+N)
Contoh:
Besar sampel untuk meneliti biaya obat asma pada
pasien satu rumahsakit dibutuhkan 385. Diketahui dari laporan rumahsakit bahwa
jumlah pasien yang berkunjung selama satu bulan periode penelitian hanya 210
orang. Dengan demikian besar sampel untuk periode bulan tersebut adalah: n* =
(385)(210)/(385+210) = 135,9, dibulatkan 136 pasien.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Jadi sederhananya sampel merupakan
bagian dari suatu populasi penelitian yang digunakan untuk menjawab hasil dari
suatu penelitian. Sedangkan teknik pengambilan merupakan cara atau metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel tersebut. secara garis besar metode
pengambilan sampel terbagi menjadi dua yaitu: probability sampling (random
sampel) yaitu teknik pengambilan sampel secara acak serta non-probability
sampling (non-random sampel) teknik pengambilan tidak acak.
jenis penghitungan besar sampel terdiri dari:
1.Besar
sampel untuk estimasi proposi
2. Besar
Sampel untuk Uji Hipotesis Beda Proporsi
3. Besar
Sampel untuk Estimasi Rata-rata
4.Besar
Sampel untuk Perbedaan Rata-rata
5.
Koreksi Populasi Finit
- Saran
Demikian yang dapat kami tuliskan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis berharap para pembaca bersedia
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sabarinah Prasetyo & Iwan Ariawan. (2008).
Biostatistik Dasar untuk Rumah Sakit. Departemen Kependudukan dan Biostatistik.
FKM UI.
Jean-Michel Josselin & Benoit Le Maux (2017).
Statistical Tool for Program Evaluation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar