Senin, 09 Januari 2023

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

 

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR (BBL)


 


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

 

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

A.    DEFINISI

Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 25000 gram (Sugiyarti, 2000). Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim seorang wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu bulan.

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti.Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang panjang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (Bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan yang segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL. Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang dilahirkan setelah usia

kehamilan genap mencapai 37 minggu dan sebelum usia kehamilan genap mencapai 41 minggu (Williamson, 2014 : 3).

 

B.     ETIOLOGI

Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :

1.      Sistem pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong).

2.      Sistem cardiovaskuler

Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.

3.      Sistem hematopoiesis

Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.

Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.

4.      Sistem Pencernaan

5.      Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.

6.      Sistem Neuromuskuler

Refleks bayi baru lahir diantaranya :

a.       Refleks pada mata

        Berkedip atau refleks korneal

        Refleks pupil

        Mata boneka

b.      Refleks pada hidung

        Bersin

        Glabela : ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata) menyebabkan mata menutup rapat

c.       Refleks mulut dan tenggorokan

        Menghisap

        Muntah

        Roting

        Ekstrusi

        Menguap

        Batuk

d.      Refleks ekstermitas

        Menggengam

        Babinski

        Klonus, pergelangan kaki : dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi (denyut)

        Refleks pada massa otot

        Startle : suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku : tangan tetap menggenggam.

 

C.    TANDA DAN GEJALA, KLASIFIKASI

Menurut (Keilly P, 2002)

1.      Berat Badan 2.500 – 4.000 gram

2.      Panjang Badan 48 – 52 gram

3.      Lingkar dada 30 38 cm

4.      Lingkar kepala 33 – 35 cm

5.      GDS 45 g/dl – 130 g/dl

6.      Bunyi jantung dalam menit pertama - tama ± 180 x/menit lalu menurun 120 – 140 x/menit

7.      Pernafasan pada menit –menit pertama ± 140 x/menit

8.      Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan diliputi vernik caseosa

9.      Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

10.  Kuku agak panjang dan lemas

11.  Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk laki-laki testis sudah menurun

12.  Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

13.  Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan menggenggam

14.  Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama, mekoneum hitam kecoklatan.

 

D.    PATOFISIOLOGI

Description: C:\Users\yyy\Downloads\WhatsApp Image 2021-01-28 at 22.25.10.jpeg

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.  Pemeriksaan Apgar

2.  Pemeriksaan usia gestasional, lingkar kepala, dan berat badan

3.  Pemeriksaan antropometri

4.  Pemeriksaan jantung dan paru

 

F.     PENATALAKSANAAN

1.      Tes Diagnostik

a.       Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm, nutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).

b.      Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal)

c.       Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)

d.      Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari

e.       Golongan darah dan RH

2.      Terapi 

a.       Non Farmakologis

1.      Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah dilahirkan)

2.      Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila

3.      Penimbangan BB setiap hari

4.      Jadwal menyusui

5.      Hygiene dan perawatan tali pusat

b.      Farmakologis

1.      Suction dan oksigen

2.      Vitamin K

3.      Perawatan mata (obat entromisin 0,5% atau tetrasimin 1% perak nitral atau nesporin)

4.      Vaksinisasi Hepatitis B

Vaksinisasi B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis   

 

G.    MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG

1.      Resiko tinggi perubahan nutrisi

Data Objektif

        Nafsu makan menurun

Data Subjektif

        Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal

        Membrane mukosa pucat

        Otot menelan lemah

 

2.      Resiko tinggi terjadi infeksi

Data Objektif : (Tidak tersedia)

Data Subjektif

·         Ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer

 

3.      Resiko defisit volume cairan

Data Objektif

·         Mengalami dehidrasi

Data Subjektif

·         Mengalami penurunan, cairan

 

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan reflek hisap tidak adekuat

2.      Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah

3.      Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan 

 

I.       TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN KRITERIA HASIL

DX

TUJUAN KEPERAWATAN

KRITERIA HASIL

1.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam perubahan nutrisi tidak terjadi

·         Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.

·         Intake dan output makanan seimbang.

·         Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.

2.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada tali pusat tidak terjadi.

·         Bebas dari tanda-tanda infeksi.

·          TTV normal : S : 36-370C, N :70 100x/menit, RR : 40-60x/menit.

·         Tali pusat mengering

3.

Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan volume cairan tidak terjadi.

·         Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output kurang dari 1-3ml/kg/jam.

·         Membran mukosa normal.

·         Ubun-ubun tidak cekung.

·         Temperature dalam batas normal.

 

J.      INTERVENSI DAN RASIONAL

DX

INTERVENSI

RASIONAL

1.

        Pantau intake dan out put cairan

        Kaji payudara ibu tentang kondisi putting

        Lakukan breast care pada ibu secara teratur

        Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian dextrosa dan PASI

        Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri

        Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui

        Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih

        Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat untuk metabolisme tubuh yang tinggi

        Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi puting inverted menggangu proses laktasi

        Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air susu pada ibu menyusui

        Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan, khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24 jam

        Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi, sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar

        Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi adekuat

        Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin

2.

        Observasi tanda-tanda infeksi

        Pertahankan teknik septic dan aseptic.

        Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.

        Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.

        Mengetahui adanya indikasi infeksi

        Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial

        Potensial entri organisme kedalam tubuh

        Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi

3.

        Pertahankan intake sesuai jadwal

        Monitor intake dan output

        Berikan infuse sesuai program

        Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata

        Monitor temperatur setiap 2 jam

        Memantau keefektifan aturan terapeutik

        Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan pemasukan dan kebutuhan cairan

        Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada perkiraan kebutuhan bayi.

        Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga cairan tubuh

        Peningkatan suhu tubuh merupakan faktor resiko meningkatnya pengeluaran cairan tubuh melalui mekanisme konveksi, radiasi dan evaporasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/222215777/LAPORAN-PENDAHULUAN-BBL

https://docplayer.info/72617506-Laporan-pendahuluan-bayi-baru-lahir-bbl-normal.html

PPNI (2016).  Standar DIagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator DIagnostik,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI

 

 

Tidak ada komentar: