LAPORAN
PENDAHULUAN
BAYI BARU
LAHIR (BBL)
KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN
AJARAN 2022/2023
LAPORAN
PENDAHULUAN
BAYI BARU
LAHIR
A.
DEFINISI
Bayi baru
lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu dan lahir
dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 25000 gram
(Sugiyarti, 2000). Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari
rahim seorang wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu
sampai umur satu bulan.
Bayi merupakan
manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang
pasti.Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang panjang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu,
tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar
proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan
pengeluaran hasil kehamilan (Bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat
dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada
dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan yang segera, aman, dan bersih
untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL. Bayi “cukup bulan” adalah bayi
yang dilahirkan setelah usia
kehamilan genap mencapai 37
minggu dan sebelum usia kehamilan genap mencapai 41 minggu (Williamson, 2014 :
3).
B.
ETIOLOGI
Pada bayi baru lahir (BBL)
terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
1.
Sistem pernapasan
Selama dalam
uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta. Setelah bayi
lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong).
2.
Sistem
cardiovaskuler
Di dalam rahim
darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam
tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava
inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang
miskin oksigen serta serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan
dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
3.
Sistem
hematopoiesis
Volume darah
bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan meningkat
dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan sel
darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.
Hb bayi baru
lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar
18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb
janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
4.
Sistem Pencernaan
5.
Pada kehamilan 4
bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air
ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui
mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan
dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan
tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
6.
Sistem
Neuromuskuler
Refleks bayi baru lahir
diantaranya :
a.
Refleks pada mata
–
Berkedip atau
refleks korneal
–
Refleks pupil
–
Mata boneka
b.
Refleks pada hidung
–
Bersin
–
Glabela : ketukan
halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata) menyebabkan mata menutup
rapat
c.
Refleks mulut dan
tenggorokan
–
Menghisap
–
Muntah
–
Roting
–
Ekstrusi
–
Menguap
–
Batuk
d.
Refleks ekstermitas
–
Menggengam
–
Babinski
–
Klonus, pergelangan
kaki : dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi
fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi
(denyut)
–
Refleks pada massa
otot
–
Startle : suara
keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku : tangan
tetap menggenggam.
C.
TANDA DAN GEJALA, KLASIFIKASI
Menurut
(Keilly P, 2002)
1.
Berat Badan 2.500 –
4.000 gram
2.
Panjang Badan 48 –
52 gram
3.
Lingkar dada 30 38
cm
4.
Lingkar kepala 33 –
35 cm
5.
GDS 45 g/dl – 130
g/dl
6.
Bunyi jantung dalam
menit pertama - tama ± 180 x/menit lalu menurun 120 – 140 x/menit
7.
Pernafasan pada
menit –menit pertama ± 140 x/menit
8.
Kulit
kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan diliputi vernik
caseosa
9.
Rambut lanugo tidak
terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora untuk laki-laki testis sudah menurun
12. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
13. Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas
tangan bayi akan menggenggam
14. Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar
dalam 24 jam pertama, mekoneum hitam kecoklatan.
D.
PATOFISIOLOGI
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Apgar
2. Pemeriksaan usia gestasional, lingkar kepala, dan berat badan
3. Pemeriksaan antropometri
4. Pemeriksaan jantung dan paru
F.
PENATALAKSANAAN
1.
Tes
Diagnostik
a.
Jumlah
sel darah putih (SDP) : 18000/mm, nutrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm,
hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
b.
Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal)
c.
Hemoglobin
(Hb): 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan)
d.
Bilirubin
total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12
mg/dl pada 3-5 hari
e.
Golongan
darah dan RH
2.
Terapi
a.
Non
Farmakologis
1.
Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan
menit kelima setelah dilahirkan)
2.
Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
3.
Penimbangan
BB setiap hari
4.
Jadwal
menyusui
5.
Hygiene
dan perawatan tali pusat
b.
Farmakologis
1.
Suction
dan oksigen
2.
Vitamin
K
3.
Perawatan mata (obat entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%
perak nitral atau nesporin)
4.
Vaksinisasi
Hepatitis B
Vaksinisasi B
direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan
obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis
G.
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG
1.
Resiko tinggi
perubahan nutrisi
Data Objektif
–
Nafsu makan
menurun
Data Subjektif
–
Berat badan menurun
minimal 10% di bawah rentang ideal
–
Membrane mukosa pucat
–
Otot menelan lemah
2.
Resiko
tinggi terjadi infeksi
Data Objektif : (Tidak
tersedia)
Data Subjektif
·
Ketidak
adekuatan pertahanan tubuh primer
3.
Resiko
defisit volume
cairan
Data Objektif
·
Mengalami dehidrasi
Data Subjektif
·
Mengalami
penurunan, cairan
H.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko tinggi
perubahan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan reflek hisap tidak
adekuat
2.
Resiko tinggi
terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali
pusat masih basah
3.
Resiko tinggi
kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan
masukan cairan
I.
TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN DAN KRITERIA HASIL
DX |
TUJUAN KEPERAWATAN |
KRITERIA HASIL |
1. |
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam perubahan nutrisi tidak terjadi |
·
Penurunan BB
tidak lebih dari 10% BB lahir. ·
Intake dan
output makanan seimbang. ·
Tidak ada
tanda-tanda hipoglikemi. |
2. |
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada tali pusat tidak terjadi. |
·
Bebas dari
tanda-tanda infeksi. ·
TTV normal : S : 36-370C, N :70 100x/menit,
RR : 40-60x/menit. ·
Tali pusat
mengering |
3. |
Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 2x24 jam kekurangan volume cairan tidak terjadi. |
·
Bayi tidak
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output kurang dari
1-3ml/kg/jam. ·
Membran
mukosa normal. ·
Ubun-ubun
tidak cekung. ·
Temperature
dalam batas normal. |
J.
INTERVENSI DAN RASIONAL
DX |
INTERVENSI |
RASIONAL |
1. |
–
Pantau
intake dan out put cairan –
Kaji
payudara ibu tentang kondisi putting –
Lakukan
breast care pada ibu secara teratur –
Lakukan
pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian dextrosa dan
PASI –
Intruksikan
ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri –
Instruksikan
pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui –
Pantau
warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih |
–
Pada janin
cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat untuk metabolisme
tubuh yang tinggi –
Kondisi
puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi puting inverted
menggangu proses laktasi –
Perawatan
breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air susu pada ibu
menyusui –
Pemberian
makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan, khususnya pada bayi
yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24 jam –
Cara dan
posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi, sehingga proses
laktasi harus dilakukan dengan benar –
Untuk
meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi adekuat –
Kehilangan
cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan cairan
ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin |
2. |
–
Observasi
tanda-tanda infeksi –
Pertahankan
teknik septic dan aseptic. –
Lakukan
perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari. –
Observasi
tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi. |
–
Mengetahui
adanya indikasi infeksi –
Melindungi
bayi dari resiko infeksi nosokomial –
Potensial
entri organisme kedalam tubuh –
Deteksi dini
terhadap penyebaran infeksi |
3. |
–
Pertahankan
intake sesuai jadwal –
Monitor
intake dan output –
Berikan
infuse sesuai program –
Kaji
tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata –
Monitor
temperatur setiap 2 jam |
–
Memantau keefektifan aturan
terapeutik –
Mengidentifikasi
keseimbangan antara perkiraan pemasukan dan kebutuhan cairan –
Ketentuan
dukungan cairan didasarkan pada perkiraan kebutuhan bayi. –
Deteksi
dini terhadap keadaan kekuranga cairan tubuh –
Peningkatan
suhu tubuh merupakan faktor resiko meningkatnya pengeluaran cairan tubuh
melalui mekanisme konveksi, radiasi dan evaporasi. |
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/222215777/LAPORAN-PENDAHULUAN-BBL
https://docplayer.info/72617506-Laporan-pendahuluan-bayi-baru-lahir-bbl-normal.html
PPNI (2016). Standar DIagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator DIagnostik,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
PPNI
(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI
(2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar