blog ini membahas maslah sekitar pendidikan kesehatan baik lingkup skripsi, makalah lta dll
Senin, 16 Januari 2023
TUGAS RESUME JURNAL KEBIDANAN BIOSTASTIK Mata Kuliah : Biostatistik Dosen Pengampu : Dr. Ika Fitria Elmeida, SST.,M.Keb.
TUGAS RESUME JURNAL KEBIDANAN BIOSTASTIK
Mata Kuliah : Biostatistik
Dosen Pengampu : Dr. Ika Fitria Elmeida,
SST.,M.Keb.
Oleh :
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
STR KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2023/2024
Model Prediktor Karakteristik Orang Tua dan Status Gizi Terhadap
Perkembangan Anak Menggunakan Skrining Denver II
Ika Fitria Elmeida, Endang Achadi, Monica Dara
Delia Suja
Abstract
Latar Belakang: Nutrisi diperlukan untuk
perkembangan otak yang mempengaruhi perkembangan anak. Masa balita merupakan
masa krisis sehingga diperlukan stimulasi agar berkembang secara optimal.
Skrining perkembangan Denver II mempunyai reliability yang cukup tinggi untuk
mendeteksi gangguan perkembangan pada anak.
Tujuan: Untuk memperoleh model prediktor
karakteristik orang tua dan status gizi terhadap perkembangan anak umur 36–60
bulan dengan menggunakan skrining perkembangan Denver II.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional yang dilaksanakan di wilayah Sukamaju, Kota Bandar Lampung, sejak
bulan Februari hingga April 2021. Jumlah subyek penelitian sebesar 123 anak
yang dipilih berdasarkan metode cluster random sampling. Perkembangan
anak dinilai dari DDST dengan kriteria normal dan suspek jika terdapat ≥1
delay dan/atau ≥2 caution. Status nutrisi anak
diukur berdasarkan pengukuran antropometri untuk berat berdasarkan tinggi
dengan skala dari WHO-CGS. Analisis data menggunakan chi-square, korelasi phi
dan multiple logistic regression.
Hasil:. Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara
status gizi dan perkembangan anak. Anak yang kurus sebagian besar mengalami
perkembangan suspek. Anak kurus mempunyai risiko keterlambatan perkembangan
sebesar 9,1 kali (95% CI: 2,068–40,166) dibandingkan dengan anak gizi normal.
Hasil dari analisi multivariable menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang
paling berhubungan dengan perkembangan anak adalah pekerjaan ibu.
Simpulan: Perkembangan anak umur 36–60 bulan lebih
baik pada status gizi normal dan pada ibu tidak bekerja. Orang tua diharapkan
selalu memantau status gizi anak agar perkembangan anak optimal.
ANALISIS DETERMINAN GIZI KURANG PADA BALITA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAMAJU KOTA BANDAR LAMPUNG
Ika
Fitria Elmeida
Abstract
Gizi kurang pada balita masih
menjadi masalah di negara berkembang khususnya di Indonesia. Keadaan gizi
terutama pada masa balita akan sangat mempengaruhi tingkat keceradasan manusia
dewasa nantinya akan mengahsilkan manusia produktif dan berkualitas. Data
Riskesdas 2010 gizi kurang di Indonesia 17,9% yang pada RPJMN targetnya 15%.
Tahun 2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamaju terdapat 405 balita (29,9%) yang
mengalami gizi kurang, yang merupakan puskesmas dengan prevalensi gizi kurang
paling tinggi di Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor0faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada balita
di Wilaya Kerja Puskesmas Sukamaju Bandar Lampung Tahun 2013. Jenis penelitian
ini adalah analitik dengan cross sectional. Populasi penelitian
seluruh balita yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamaju yaitu 1675 balita.
Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan tabel krecjie diperoleh
313 balita dan teknik pengambilan sampel yang digunakan proportional
random sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket dan wawancara
menggunakan kuesioner dan panduan wawancara. Analisis data menggunakan analisis
univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian diperoleh
balita dengan gizi kurang 16,6%, balita dengan asupan makanan yang tidak sesuai
32,3%, balita dengan penyakit infeksi 29,7% dan balita dengan tingkat ekonomi
keluarga rendah 25,9%. Terdapat hubungan asupan makanan (p value=0,000),
ada hubungan penyakit infeksi (p value=0,000), dan ada hubungan
tingkat ekonomi keluarga (p value=0,000) dengan gizi kurang pada
balita. Disarankan agar tenaga kesehatan lebih memotivasi para ibu agar aktif
datang ke posyandu untuk menimbang balitanya, sehingga berat badan lebih
terpantau untuk mendeteksi dini bila terjadi gizi kurang.
Hipotesis : Kurangnya gizi pada balita
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STRESS DENGAN
KEJADIAN PRE MENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWA JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES TANJUNGKARANG
Novita
Rudiyanti*, Nurchairina*
*Dosen Jurusan
Kebidanan Tanjungkarang
PMS
(Premenstrual Syndrome) merupakan masalah kesehatan umum yang paling banyak
dilaporkan oleh wanita usia reproduktif, masa remaja adalah periode paralihan
dari masa anak-anak ke masa dewasa. Di dunia sedikitnya 85% dari wanita
menstruasi mengalami minimal satu dari gejala PMS, di Indonesia kejadian PMS
antara 23-24%.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan stress dengan
Kejadian PMS pada mahasiswa di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjung karang
tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
mahasiswa tingkat 1 dan 2 Jurusan Kebidanan Tanjung karang tahun 2014 yang
berjumlah 157 orang. Sampel merupakan total populasi. Pengumpulan data
dilakukan dengan angket. Pengukuran PMS mengunakan kuisioner yang berisi 26
pertanyaan tentang gejala-gejala yang dialami responden
Hasil
penelitian menyimpulkan dari 157 responden, status gizi mahasiswa dalam batas
normal yaitu 54,8%, reponden memiliki stress yaitu 76,4%, responden yang
mengalami PMS yaitu 68,2%. Ada hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan PMS
Hipotesis : Adanya
hubungan antara status gizi dengan kejadian PMS
TUGAS MEREVIEW JURNAL PENELITIAN
TUGAS
MEREVIEW JURNAL PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Di susun oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI STR KEBIDANAN TANJUNG KARANG
T.A 2022/2023
1. ANALISIS
DETERMINAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS SUKAMAJU KOTA BANDAR
LAMPUNG
Ika Fitria
Elmeida
Jurusan Kebidanan
Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
E-mail :
ika_elmeida@yahoo.co.id
ABSTRAK
Abstrak
pembuatan jurnal ini membahas tentang gizi kurang pada balita di wilayah
Puskesmas Sukamaju Kota Bandar Lampung. Keaadaan gizi terutama pada masa balita
akan sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan manusia dewasa yang nantinya akan
menghasilkan manusia produktif dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada balita di
Wilayah kerja Puskesmas Sukamaju Kota Bandar Lampung Tahun 2013. Jenis
penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi
penelitian seluruh balita yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Sukamaju yaitu
1675 balita. Jumlah sampel; penelitian ditentukan dengan menggunakan table
krecjie diperoleh 313 balita dan Teknik pengambilan sampel yang digunakan proportional
random sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket dan wawancara
menggunakan kuesioner dan panduan wawancara.
Tahun
2012 di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamaju terdapat 405 balita (29,9%) yang
mengalami gizi kurang yang merupakan Puskesmas dengan prevalensi gizi kurang
paling tinggi di Kota Bandar Lampung. Hasil penelitian diperoleh balita dengan
gizi kurang 16,6%, balita dengan asupan makanan yang tidak sesuai 32,3%, balita
dengan penyakit infeksi 29,7% dan balita dengan tingkat ekonomi keluarga rendah
25,9%. Disarankan agar tenaga Kesehatan lebih memotivasi para ibu agar aktif
datang ke posyandu untuk menimbang balitanya, sehingga berat badan balita lebih
terpantau untuk mendeteksi din bila terjadi gizi kurang.
METODE
Metode penelitian yang
digunakan sudah tepat yaitu penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional. Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sukamaju Kota
Bandar Lampung Tahun 2013. Populasi terjangkau adalah seluruh balita di wilayah
kerja Puskesmas Sukamaju Kota Bandar Lampung tahun 2013 yaitu sebanyak 1675
balita. Sampel dihitung dengan menggunakan table Krecjie dengan jumlah sampel
313 balita, teknik pengambilan sampel dengan Proportional random sampling
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dengan cara
angket dan wawancara dengan alat kuesioner dan panduan wawancara.
HASIL
Dalam jurnal hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk
verbal dan table beserta penejlasan yang mudah dipahami. Pada hasil penelitian
ini penulis memaparkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah balita dengan
asupan makanan yang tidak sesuai sebanyak 32,3% (101 balita), penyakit infeksi
sebanyak 29,7% (93 balita) dan tingkat ekonomi rendah sebanyak 25,9% (81
balita).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 101 balita dengan asupann makanan tidak sesuai yang
mengalami gizi kurang ada 35 balita (34,7%). Sedangkan dari 212 balita dengan
asupan makanan sesuai yang mengalami gizi kurang ada 17 balita (8,0%).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 93 balita dengan penyakit infeksi yang mengalami gizi
kurang ada 32 balita (34,4%). Sedangkan dari 220 balita yang tidak mempunyai
penyakit infeksi yang mengalami gizi kurang ada 20 balita (9,1%).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dar 81 balita dengan tingkat ekonomi rendah yang mengalami
gizi kuran ada 28 balita (34,6%). Sedangkan dari 232 balita dengan tingkat
ekonomi tinggi yang mengalami gizi kurang ada 24 balita (10,3%).
PEMBAHASAN
Pada jurnal ini
peneliti sudah mencantumkan pembahasan mengenai hubungan asupan makanan,
penyakit infeksi dan tingkat ekonomi keluarga dengan gizi kurang pada balita. Gambaran
keadaan gizi pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamaju menggunakan Grafik
Pertumbuhan Anak (GPA) WH 2005.
Asupan makanan
merupakan salah satu penyebab langsung gizi kurang pada balita.
Penyakit infeksi dan
gizi kurang pada balita merupakan hubungan timbal nalik, seperti layaknya
lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait dan
saling memperberat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan
gizi yang dapat mempermudah terkena infeksi. Penyait infeksi yang diderita
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamaju diantaranya Tuberkulosis (TB Paru),
ISPA, pneumonia, diare, sariawan, dan radang tenggorokan.
Tingkat ekonomi yang
rendah di Wilayah Puskesmas Sukamaju sebagian besar disebabkan karena orang tua
tidak mempunyai pekerjaan yang tetap untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
terutama kebutuhan balitanya.
Adanya hubungan yang
bermakna antara asupan makanan dengan gizi kurang karena asupan makanan yang
berpedoman pada prinsip gizi seimbang dan sesuai tahapan umur akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan balita yang masih dala masa tumbuh kembang baik
perkebangan fisik maupun kecerdasannya.
Adanya hubungan yang
bermakna anatar penyakit dan gizi kurang karena pada saat anak terkena infeksi
terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi tetapi asupan makanan tidak mencukupi.
Adanya hubungan yang
bermakna antara tingkat ekonomi dengan gizi kurang pada balita karena dengan
ekonomi yang rendah maka keanekaragaman makanan yang diberikan pada anak pun
terbatas jadi anak tidak mendapatkan makanan dengan gizi seimbang sehingga anak
akan mengalami gizi kurang.
KESIMPULAN
Pada jurnal ini
kesimpulan ditulis dengan ringkas dan jelas. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai hubungan asupan makanan, penyakit infeksi dan tingkat
ekonomi keluarga dengan gizi kurang pada balita di Wilayah kerja Puskesmas
Sukamaju Kota Bandar Lampung Tahun 2013, dari 313 responden maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
1) Frekuensi
balita meliputi : gizi kurang sebesar 16,6%, asupan makanan yang tidak sesuai
sebesar 33,2%, penyakit infeksi sebesar 29,7%, dan tingkat ekonomi rendah
sebesar 25,9%.
2) Adanya
hubungan antara asupan makanan, penyakit infeksi, dan tingkat ekonomi dengan
gizi kurang pada balita.
HIPOTESIS
1) Asupan
makanan mempengaruhi gizi kurang pada balita
2) Tingkat
ekonomi mempengaruhi gizi kurang pada balita
2. PERBEDAAN
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE AUDIOVISUAL
PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
Ika Fitria Elmeida*, Fitrian*
*Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Email:
ikaelmeida@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan
penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan hasil belajar psikomotorik
penggunaan metode demonstrasi dan metode audiovisual pada pembelajaran
Kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada mahasiswa kebidanan STIKes Aisyah
Pringsewu.
Agar
dosen di istitusi dapat menerapkan metode pembelajaran demonstrasi kepada
mahasiswa melalui matakuliah terkait, dan bagi peneliti untuk dapat
mengaplikasikan metode pembelajaran demonstrasi kepada mahasiswa melalui mata
kuliah terkait.
METODE
Pada jurnal ini peneliti
menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan rancangan
post test. Data yang dikumpulkan adalah data nilai hasil post test pada
kelompok dengan pembelajaran metode demonstrasi dan metode audio visual.
Selanjutnya data dianalisis secara univariat dengan menggunakan uji t dengan
bantuan komputer.
HASIL
Dalam jurnal ini terdapat
hasil bahwa nilai rata-rata posttest dari kelompok peserta didik dengan metode
pembelajaran demonstrasi (83,26) lebih tinggi daripada nilai rata-rata posstest
dari kelompok peserta didik dengan metode pembelajaran audiovisual (72,83).
PEMBAHASAN
Pada jurnal ini dijelaskan secara jelas bahwa berdasarkan
hasil penelitian, menunjukkan nilai mean posttest dari kelompok resonden
dengan metode demonstrasi lebih tinggi daripada nilai mean posttest dari
kelompok responden dengan metode audiovisual. Hal ini dapat dikatakan bahwa
pembelajaran demonstrasi berhasil jika mahasiswa mendapatkan nilai yang baik
diatas 75% oleh (Djamarah, 2010). Menurut pendapat peneliti
pembelajaran dengan metode demonstrasi
yang dilakukan di STIKes Aisyah Pringsewu adalah sangat tepat hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukan persentase rata-rata hasil pembelajaran dengan metode demonstrasi lebih tinggi dibandingkan menggunakan audio
visual. Karena dengan menggunakan metode demonstrasi mahasiswa mudah memahami
dan memperhatikan pada apa
yang diperagakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Menurut pendapat peneliti
nilai posttest metode demonstrasi menunjukkan nilai yang lebih baik tetapi metode audiovisual, bukan berarti metode audio visual tidak baik.Metode audiovisual juga dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif dalam proses belajar
mengajar dan pada pembelajaran laboratorium, dimana mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan membaca
materi yang akan dipelajari agar pada saat dilakukan pembelajaran, mahasiswa lebih siap dalam menerima
materi yang akan dipraktekkan.
KESIMPULAN
Dalam jurnal ini peneliti menyimpulkan dengan jelas dan lengkap
bahwa nilai rata-rata posttest responden dengan metode demonstrasi sebesar
83,26, sedangkan nilai rata-rata posttest responden dengan metode audio visual sebesar
72, 83. Selain itu didapatkan bahwa nilai p-value =0,000, maka dapat disimpulkan ada perbedaan hasil belajar antara pembelajaran metode demonstrasi dengan audio visual di STIKes Aisyah Pringsewu
Saran bagi tempat penelitian untuk dapat mengaplikasikan metode pembelajaran demonstrasi pembelajaran mata kuliah kegawatdaruratan maternal neonatal, sedangkan
bagi Poltekkes Tanjungkarang agar dapat menerapkan metode pembelajaran demonstrasi kepada mahasiswa melalui
matakuliah terkait.
HIPOTESIS
1) Pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi leboh mudah dipahami mahasiswa
3. PENGARUH
PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNG
KARANG
Nora Isa Tri
Novadela*, Riyanti Imron*
*Dosen Jurusan Kebidanan
Poltekkes Tanjungkarang
E_mail
: Noraisatrinovadela@yahoo.co.id
ABSTRAK
Dalam
penelitian ini yang di teliti adalah mahasiswa Kebidanan tingkat I yang berada
di asrama putri kebidanan Tanjung Karang di lingkungan Poltekkes Kemenkes
Tanjung Karang dimana mayoritas aktivitas yang dilakukan, kegiatan yang ada dan
asupan gizi yang di dapat mahasiswi yang tinggal di asrama adalah sama.
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang yang tinggal di Asrama Kebidanan Tanjung
Karang tahun 2015., dengan jenis penelitian true eksperimen dengan rancangan
pre dan post tes untuk membandingkan kelompok sesudah konsumsi tablet Fe dan
buah kurma Pada Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Jurusan Kebidanan Tanjung Karang.
Diketahui ada perbedaan yang signifikan antara kadar Hb sebelum dan
sesudah diberi tablet Fe dan buah kurma pada Mahasiswi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jurusan Kebidanan Tanjung Karang Tahun 2015.
METODE
Peneliti
menggunakan jenis penelitian bersifat true eksperimen untuk membandingkan
kelompok sebelum dan sesudah diberi tablet Fe dan buah kurma pada Mahasiswi
Poltekkes Tanjung Karang. Teknik yang digunakan adalah teknik sampling
yaitu total sampling.
HASIL
Dalam jurnal ini terdapat hasil bahwa rata-rata peningkatan kadar Hb
Mahasiswi yang diberi Tablet Fe selama 30 hari berturut-turut di Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Kebidanan Tanjungkarang Tahun 2015 adalah 1,7
gr%. Rata-rata peningkatan kadar Hb Mahasiswi yang diberi buah kurma selama 21 hari berturut-turut di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Tanjung Karang Jurusan
Kebidanan Tanjung Karang Tahun 2015 adalah
0,74 gr%.
PEMBAHASAN
Pada jurnal ini peneliti menjelaskan bahwa perbedaan kadar Hb sesudah
konsumsi tablet Fe dan buah kurma di Perbedaan kadar Hb sesudah
konsumsi tablet Fe dan buah kurma di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jurusan Kebidanan
Tahun 2015.Rata-rata kadar
hemoglobin sebelum konsumsi
tablet Fe 10,8 gr% dan Rata-rata kadar hemoglobin sebelum konsumsi buah kurma 10,16 gr% . Rata-rata kadar hemoglobin sesudah
konsumsi tablet Fe 12,5 gr% dan Rata-rata kadar hemoglobin sesudah konsumsi buah kurma 10,90 gr% .Selisih kadar Hb sebelum
dan sesudah diberi intervensi tablet
Fe 1,74 gr%, sedangkan Selisih
kadar Hb sebelum
dan sesudah diberi intervensi buah kurma 0,74 gr%. yang artinya adalah kadar Hb sesudah diberi intervensi
mengalami kenaikan dibanding sebelum diberi intervensi.
Anemia adalah keadaan
dimana kadar hemoglobin < 12 gr% pada remaja putri. Hal ini dapat terjadi karena makanan yang kurang beragam,
jarang mengkonsumsi protein
yang berasal dari hewani dan mengkonsumsi makanan
dibarengi dengan meminum teh, atau kopi. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sejalan dengan teori yang artinya pemberian
tablet Fe dan buah kurma selama 1 bulan berturut-turut dapat meningkatkan kadar Hb secara signifikan.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa kenaikan kadar Hb pada intervensi dengan tablet Fe yaitu 1,7 gr % lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang diintervensi
dengan buah kurma yaitu 0,74 gr%, hal ini
dimungkinkan karena kadar zat besi yang terkandung pada buah kurma tidak dihitung per buah, melainkan banya berdasarkan tabel kadar mineral
buah kurma menurut (Ali-Muhammed,
2004).
KESIMPULAN
Dalam jurnal ini peneliti menarik kesimpulan bahwa Rata-rata
kadar hemoglobin sebelum konsumsi
tablet Fe 10,8 gr% dan Rata-rata kadar
hemoglobin sebelum konsumsi buah kurma 10,16 gr%. Sedangkan
rata-rata kadar hemoglobin
sesudah konsumsi tablet Fe 12,5 gr% dan Rata-rata kadar hemoglobin
sesudah konsumsi buah kurma 10,90 gr%
Selisih kadar Hb sebelum dan sesudah diberi intervensi tablet Fe 1,74 gr%,
sedangkan Selisih kadar Hb sebelum dan
sesudah diberi intervensi buah kurma 0,74 gr%. yang artinya
adalah kadar Hb sesudah
diberi intervensi mengalami kenaikan dibanding
sebelum diberi intervensi
Melihat masih adanya kejadian anemia pada remaja putri, peneliti
menyarankan kepada Poliklinik Terpadu Poltekkes Kemenkes
Tanjung Karang untuk melakukan pencegahan Anemia, dengan cara memeriksa Hb setiap Mahasiswa baru dan yang terkena anemia dapat diberi suplementasi zat besi dengan vitamin
C di lakukan secara rutin agar tidak ada remaja yang mengalami anemia dan agar mahasiswa
lebih konsentrasi dalam menerima
pelajaran.
HIPOTESIS
1)
Mengkonsumsi
buah kurma dapat meningkatkan kadar Hb
2)
Mengkonsumsi
tablet Fe dapat meningkatkan kadar Hb
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ACER/Downloads/1348-4583-1-SM.pdf
https://www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/1348/884
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/586