TUGAS MAKALAH MEMAHAMI
METODE KB ALAT KONTRASEPSI
DOSEN PENGAMPU: Ibu Ranny Septiani, SST., M.Keb
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
POLTEKKES
KEMENKES TANJUNG KARANG
DIII KEBIDANAN REGULER 2 2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG ......................................................................................... 1
B. RUMUSAN
MASALAH .................................................................................... 2
C. TUJUAN
.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. KELUARGA
BERENCANA.............................................................................. 3
B. KONTRASEPSI
.................................................................................................. 4
1. Pengertian
kontrasepsi………………………………………………………
2. Macam
macam metode kontrasepsi…………………………………………
C. LIBI
DAN LIMAS............................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN.................................................................................................. 13
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MEMAHAMI
METODE KB ALAT KONTRASEPSI” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pel kb dan kespro.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan dan memahami tentang metode kb dan alat kontrasepsi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu indah trianingsih
,S.ST..,M.kes selaku Dosen Mata Kuliah pel kb dan kespro.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini .Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 16
Januari 2023
Kelompok 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
masalah
Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang utama
bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization) adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mengatur jarak kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga. Tujuan program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012).
Program
keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur jarak kelahiran atau
mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal atau
non hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun
masing-masing jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan
hampir sama (Gustikawati, 2014).
Penggunaan
kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama antara pria dan wanita sebagai
pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan
serta keinginan bersama. Dalam hal ini bisa saja pria yang memakai kontrasepsi
seperti kondom, coitus interuptus (senggama terputus) dan vasektomi. Sementara
itu apabila istri yang menggunakan kontrasepsi suami mempunyai peranan penting dalam mendukung istri dan menjamin
efektivitas pemakaian kontrasepsi (Saifuddin, 2010).
Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan
infertilitas. Jadi, Keluarga Berencana (Family Planning) adalah suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
menggunakan alat kontrasepsi yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil,
bahagia sejahtera.
A. Rumusan
masalah
1. Apa pengertian Keluarga
Berencana?
2. Apa Pengertian Kontrasepsi?
3. Apa saja macam-macam metode
kontrasepsi?
4. Apa saja metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan menggunakan alat?
5. Apa saja metode kontrasepsi modern?
B.Tujuan
penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami
pengertian Keluarga Berencana.
2. Untuk mengetahui dan memahami
pengertian kontrasepsi.
3. Untuk mengetahui dan memahami
macam-macam metode kontrasepsi.
4. Untuk mengetahui dan memahami
metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan menggunakan alat.
5. Untuk mengetahui dan memahami metode
kontrasepsi modern.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Keluarga Berencana
a.Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) secara umum ialah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Secara khusus dalam
pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar
pada pencegahan konsepsi dan pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah
pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita
(Sastrawinata, 1980).
Gerakan Keluarga Berencana Nasional (GKBN) telah memiliki landasan hukum
yang kokoh berupa Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Dalam bab I Ketentuan Umum
pasal 1 nomor 12 undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa Keluarga Berencana
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
Pendewasaan Usia Perkawinan, Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan
Keluarga, Peningkatan Kesejahteraan Keluarga untuk Mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (Anonim, 1992).
Definisi di atas mengandung makna bahwa; Keluarga Berencana merupakan
upaya (gerakan) yang bertumpu pada kekuatan masyarakat baik secara individu
maupun kelompok atau organisasi yang diharapkan dapat memberikan konstribusi
secara positif terhadap upaya-upaya yang direncanakan. Kepedulian dan peran
serta masyarakat merupakan kunci keberhasilan utama dalam pembangunan
masyarakat (community development ) khususnya pada tingkat pedesaan. Sehingga
melalui kepedulian dan peran serta masyarakat ini peran pemerintah akan
bergeser dan lebih berfokus pada pengarahan (steering) dari pada pelaksanaan
(rowing) (Anonima, 1997).
2. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra dan konsepsi. Kontra berarti
mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
Kontrasepsi dapat dipakai untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan
menghentikan kesuburan (Anonim, 1992).
Perencanaan keluarga menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera dibagi
menjadi 3 berdasarkan usia produktif istri, yaitu:
1. Masa menunda kehamilan, bagi pasangan usia subur dengan istri berumur
dibawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Obat/alat kontrasepsi
yang cocok adalah Pil KB, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), Suntikan KB,
Implant, cara kontrasepsi sederhana seperti kondom, intravag, jelly atau sistem
kalender.
2. Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan).
Pada periode istri berusia antara
20 sampai 30 tahun merupakan periode yang paling baik untuk melahirkan dengan
jumlah anak dua orang dan jarak kelahiran antara kelahiran anak pertama dan
anak kedua adalah 3 sampai 4 tahun. Obat/alat kontrasepsi yang cocok adalah Pil
KB, AKDR (AlatnKontrasepsi Dalam Rahim), Suntikan KB, Implant, cara kontrasepsi
sederhana seperti kondom, intravag, jelly atau sistem kalender.
3. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi)
pada periode usia istri diatas 30
tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan terutama setelah mempunyai 2 anak. Alat
kontrasepsi yang digunakan adalah kontrasepsi mantap pria, kontrasepsi mantap
wanita, AKDR, Implant, Suntikan KB dengan disiplin tinggi, pil KB dengan
disiplin tinggi, dan metode kontrasepsi sederhana dengan disiplin tinggi (Sidi,
1996).
b. Macam-macam metode kontrasepsi
1. Metode sederhana tanpa alat dan menggunakan alat
a.Tanpa alat
·
Pantang berkala Hubungan suami istri
atau senggama dilakukan dengan menghitung waktu-waktu subur, yaitu saat
keluarnya sel telur. Cara ini memerlukan perhitungan siklus atau perputaran
waktu haid, yaitu jarak waktu datangnya haid sebelumnya dengan saat haid
berikutnya. Hubungan suami istri tidak dilakukan pada saat-saat subur. Untuk
bisa mendapatkan perhitungan yang cocok, diperlukan pengamatan terhadap siklus
haid selama beberapa bulan. Mungkin diperlukan bantuan dokter atau bidan untuk
bisa menghitung dengan benar dan tepat (Sidi,1996).
·
Senggama terputus Cara KB sederhana
ini juga disebut ‘azl atau coitus interruptus. Pencegahan dilakukan dengan cara
menghentikan senggama dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari
vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Manfaat secara kontrasepsi adalah
efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, dapat
digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, dapat
digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya. Manfaat secara non kontrasepsi
adalah meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana, untuk pasangan
memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam (Saifudin,
2003).
B.Dengan alat
Kondom/Karet KB
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual
(Saifudin,2003).Macam-macam kondom antara lain yang terbuat dari bahan alami
(produksi hewani) bercirikan dibuat dari membran usus biri-biri (caecum), tidak
meregang atau mengkerut, menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak
mengurangi sensitivitas selama senggama, harga lebih mahal, jumlahnya < 1%
dari semua jenis kondom. Kondom yang terbuat dari lateks adalah jenis yang
paling banyak digunakan, harganya murah dan elastis. Kondom yang terbuat dari
plastik sangat tipis (0,0025–0,035 mm), menghantarkan panas tubuh dan harganya
lebih mahal dari kondom lateks (Hartanto, 1994).
Cara kerja:
menghalangi pertemuan
spermatozoa/sel mani dengan ovum/sel telur pada waktu bersenggama dengan cara
mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan, mencegah
penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan
kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
(Saifudin, 2003).
Tingkat keberhasilan/efektivitas: theoretical effectiveness yang
meliputi ‘method failure’ 2% per pasangan per-tahun. Use effectiveness yang
meliputi ‘user failure’ 13-38%.
Keuntungan:
mencegah kehamilan, memberi
perlindungan terhadap penyakit akibat hubungan seks, dapat diandalkan, relatif
murah, sederhana, ringan, disposible, tidak memerlukan pemeriksaan medis,
supervise atau following-up, reversible, pria ikut aktif dalam program KB.
Kerugian: angka kegagalan relatif tinggi, perlu menghentikan sementara
aktifitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom, perlu dipakai
secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap senggama (Hartanto,
1994). Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan
senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom
terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina (Anonimb, 2004).
Tempat pelayanan:
Rumah Sakit, Klinik KB, Puskesmas, Dokter, Bidan, Klinik KB swasta,
Apotik/Toko Obat, Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK)/Posyandu, Pos Alat
Keluarga Berencana Desa (PAKBD), Pembantu Petugas Keluarga Berencana Desa
(PPKBD). Kunjungan ulang: jika persediaan habis (Sidi, 1996).
Diafragma
Alat kontrasepsi ini berbentuk seperti mangkuk, terbuat dari karet lunak
yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum bersenggama, bisa dibubuhi spermatisid.
Difragma mencegah sperma masuk ke dalam uterus. Ada bermacam-macam ukuran,
harus dipilih yang sesuai dengan mulut rahim pemakai. Diafragma disarankan
untuk pasangan yang masih ingin punya anak dan setuju menggunakan diafragma
(Sidi, 1996). Jenis diafragma: flat spring (flat metal band), coil spring
(coiled wire), arching spring (combinasi metal spring) (Saifudin, 2003).
Cara penggunaan:
dipasang sesaat sebelum melakukan senggama atau dalam waktu 6 jam
sebelum bersenggama. Setelah bersenggama, diafragma tidak boleh diangkat
sesudah 6 jam. Keuntungan: tidak ada efek samping yang berbahaya, dapat
dipasang sebelum bersenggaman, dapat mencegah penularan penyakit kelamin
tertentu, mencegah kanker serviks. Kerugian: kadang-kadang alergi terhadap
spermatisid. Pada beberapa wanita lebih mudah terkena infeksi kandung kencing.
Ada kemungkinan diafragma ke luar atau lepas sewaktu bersenggama. Harus
dibersihkan dengan baik dan diperiksa, kalau-kalau berlubang. Pernah dilaporkan
terjadi “ Toxic Shock Syndrome” (Sidi, 1996).
Efektivitasnya:
secara teori pada pemakaian yang
benar adalah sebesar 98%, tetapi prakteknya sebesar 75–96%. Diafragma tidak
disarankan untuk ibu yang alergi terhadap lateks atau spermatisid dan mengalami
infeksi fracus urinarius berulang-ulang. Diafragma tidak boleh dipakai bila ibu
menderita tonus otot vagina yang lemah, menderita obstruksi vagina, “sangging
uterus”, pernah menderita toxic shock syndrome atau infeksi vagina oleh
Staphylococcus aureus. Harus diperhatikan bahwa diafragma tidak boleh digunakan
ketika sedang haid, dipakai tidak lebih dari 24 jam, waspada terhadap munculnya
gejala-gejala toxic shock syndrome: demam (39°C), diare, muntah, nyeri otot dan
kulit kemerahan (rash) (Sidi,1996).
2. Metode kontrasepsi modern
a. Kontrasepsi Hormonal Per-oral
Pil KB ada bermacam-macam jenisnya antara lain: pil kombinasi, mini pil
dan sequential. Pil kombinasi mengandung kombinasi estrogen dan progestogen
dalam berbagai konsentrasi. Jumlah pil aktif berbeda-beda ada yang 20, 21 atau
22 pil. Disamping itu ada pula yang menambahkan 7 pil inaktif yang mengandung
placebo atau Fe. Dengan demikian bersama 21 pil aktif akan berjumlah 28 pil dan
pil ini harus diminum setiap hari tanpa istirahat. Sequential terdiri dari
tablet estrogen saja selama 14–16 hari kemuadian tablet kombinasi estrogen dan
progestogen selama 5–7 hari. Sequential lebih fisiologis dan khasiat sampingannya
kurang tetapi efektivitasnya juga kurang. Mini pil terdiri dari hanya
progestogen dalam dosis rendah, misal 0,5–0,15 mg chlormadinore acetate secara
terus menerus (Cooper, 1986).
Cara kerja:
menghambat timbulnya ovulasi
dengan pengaruhnya terhadap hypothalamus, hypofise dan ovarium. Pengeluaran RF
(releasing factor) oleh hypothalamus terhambat sehingga kadar FSH dan LH
menurun. Demikian pula steroidogenesis ovarium tidak terjadi. Menyebabkan
perubahan pada beberapa bagian alat kandungan, seperti lendir cerviks,
endometrium dan mungkin pula pada myometrium dan tuba. Lendir cerviks menjadi
lebih kental sehingga tidak mudah ditembus oleh spermatozoa. Pada endometrium
terlihat adanya proliferasi yang diikuti secara tepat oleh fase sekresi yang
dini dan kemudian kelenjar mengalami regresi dengan stroma yang sembab (Cooper,
1986).
Tingkat keberhasilan/efektivitas: 92–99%. Sangat efektif bila diminum
setiap hari. Bila berhenti minum Pil KB dapat terjadi kehamilan.
Keuntungan lain menggunakan pil kontrasepsi antara lain: periode haid
yang dapat diramalkan, berkurangnya anemia, penyakit rahim lebih sedikit,
payudara menjadi penuh, berisi dan kurang menggantung, kemungkinan perlindungan
terhadap sakit jantung, manfaat dari segi kosmetik yaitu disamping membaiknya
kulit dan rambut secara umum, efek pil tertentu yang mengandung estrogen yang
lebih tinggi dapat mendatangkan kebaikan pada rambut yang berlemak (Cooper,
1986).
Tempat pelayanan: Rumah Sakit, Klinik KB, Apotik, Dokter, Bidan, Klinik
swasta, Pos Alat Keluarga Berencana Desa (PAKBD), Pembantu Petugas Keluarga
Berencana Desa (PPKBD), Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK). Kunjungan
ulang: jika persediaan pil habis, jika ada keluhan atau masalah (Rusmoro,
1996).
Suntikan/injeksi
Suntikan KB adalah obat suntik yang berisi progestin untuk wanita
sebagai kontrasepsi. Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo
medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat, dan 50 mgnoretindron
enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Cyclofem) (Saifudin,2003).
Cara kerja:
menekan ovulasi (mekanisme
primer), lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa, membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi, mungkin mempengaruhi kecepatan
transport ovum di dalam tuba fallopii (Hartanto,1994).
Tingkat keberhasilan/keefektivan: sangat efektif (0,1–0,4 kehamilan per
100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Keuntungan: resiko terhadap
kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak memerlukan
pemeriksaan dalam, jangka panjang,
efek samping sangat kecil, klien
tidak perlu menyimpan obat suntik.
Keuntungan non kontrasepsi:
mengurangi jumlah pendarahan, mengurangi nyeri haid, mencegah anemia,
khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium, mengurangi
penyakit payudara jinak dan kista ovarium, mencegah kehamilan ektopik,
melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang
Yang tidak boleh memakai/kontra indikasi:
wanita yang sedang hamil/diduga
hamil, menyusui di bawah usia 6 minggu pasca persalinan, pendarahan pervaginam
yang belum jelas penyebabnya, penyakit hati akut (virus hepatitis), usia >
35 tahun yang merokok, riwayat penyakit jantung, strok atau dengan tekanan
darah tinggi, keganasan payudara (Saifudin, 2004).
Tempat pelayanan: Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas,
Posyandu, Klinik KB, Dokter, Bidan, Klinik swasta. Kunjungan ulang: jika ada
keluhan atau masalah.
Sub-kutis/implant
Dikenal ada dua macam implant yaitu:
·
non-biodegradable implant dan
biodegradable implant. Non-biodegradable implant antara lain norplant (6
kapsul) berisi hormon levonorgestrel dengan daya kerja 5 tahun, norplant-2 (2
batang) daya kerja 3 tahun, satu batang berisi hormone ST-1435 daya kerja 2
tahun, satu batang berisi hormone 3-keto desogestrel daya kerja 2,5–4 tahun.
·
Biodegradable implant antara lain
capronor yaitu suatu kapsul polymer yang berisi hormon levonogestrel dengan
daya tahan 18 bulan, pellets berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol
dengan daya kerja 1 tahun (Hartanto, 1994).
Cara kerja: lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma,
menekan ovulasi (Saifudin, 2003).
Tingkat keberhasilan/efektivitas: sangat efektif (0,2–1 kehamilan per
100 perempuan) (Saifudin, 2003). Keuntungan dan kerugian: bila diinginkan,
susuk KB dapat diangkat setiap waktu. Segera setelah susuk KB diangkat, wanita
dapat hamil.
Efek samping/ keluhan yang mungkin terjadi: tidak terdapat haid/gangguan
siklus haid, bercak pendarahan, pendarahan haid yang banyak, pendarahan banyak
diluar haid, kadang ada perubahan berat badan, migrain (sakit kepala hebat),
hematoma/pembengkakan dan nyeri. Ibu harus segera ke klinik jika terjadi:
pendarahan pada luka bekas pasangan, terjadi pendarahan yang banyak sekali,
sakit kepala yang berat dan mata berkunang-kunang, terlambat haid disertai
tanda-tanda kehamilan seperti mual-mual, pusing dan muntah.
Yang tidak boleh memakai/kontra indikasi: hamil/diduga hamil, pendarahan
per-vaginam yang tidak diketahui penyebabnya, tumor/neoplasma ginekologik,
penyakit jantung, hepar, hipertensi, diabetes mellitus (Hartanto, 1994).
Tempat pelayanan: Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Puskesmas, Tim
Keluarga Berencana Keliling (TKBK)/Posyandu, Klinik KB, Dokter, Bidan, Klinik
KB swasta. Kunjungan ulang: jika ada keluhan atau masalah, jika pindah rumah,
pemakai harus memberi tahu ke klinik.
Intra Uterine Devices (IUD)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Spiral adalah alat yang dibuat
dari plastik halus berukuran kecil, plastik yang dililit tembaga atau tembaga
bercampur perak yang berisi hormon. Waktu penggunaan: bisa mencapai 10 tahun.
Jenisnya AKDR CuT-380A, kecil kerangka terbuat dari plastik yang fleksibel,
berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
Tersedia di Indonesia dan terdapat di mana- mana.
Cara Kerja:
menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopii, mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, AKDR bekerja terutama mencegah
sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi,
memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus (Saifudin, 2003).
Tingkat keberhasilan/efektifitas: 0,6–0,8% kehamilan per 100 perempuan
dalam 1 tahun pertama (kegagalan dalam 125–170 kehamilan) (Saifudin, 2003).
Keuntungan dan kerugian: Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang
lentur, yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh seorang bidan/dokter
terlatih. Sangat efektif, dan bila berhenti memakai AKDR, kehamilan dapat
terjadi. AKDR ini merupakan cara KB jangka panjang. AKDR tipe TCu-380 A
misalnya, efektif paling sedikit selama 10 tahun. Masa haid dapat menjadi lebih
panjang dan banyak, terutama pada bulan- bulan pertama pemakaian. Mengalami
sedikit ketidak-nyamanan setelah IUD dipasang. Tidak ada pengaruh terhadap ASI.
Infeksi panggul cenderung menyerang pemakai IUD terlebih lagi apabila si
pemakai telah terjangkit penyakit menular seksual. IUD dapat keluar sendiri
pada waktu mengedan, khususnya pada bulan-bulan pertama pemakaian, jadi sangat
penting memeriksakan talinya. Tidak dianjurkan digunakan oleh wanita yang
mengidap Penyakit Menular Seksual (Anonimb, 2004).
Yang tidak boleh memakai/kontra indikasi AKDR/Spiral/IUD:
ibu hamil/diduga sedang hamil, pendarahan vagina yang tidak diketahui
penyebabnya, sedang menderita infeksi alat genital, kelainan bawaan uterus yang
abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri, penderita
TBC pelviks, ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifudin, 2003).
Tempat pelayanan:
Rumah Sakit, Rumah Sakit bersalin, Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK)/Posyandu, Klinik KB,
Dokter, Bidan, Klinik KB swasta. Kunjungan ulang: pemakai harus datang ke
klinik dalam 1–6 minggu untuk pengecekan. Jika ada keluhan atau masalah,
pemakai harus segera kembali ke klinik.
Sterilisasi
Kontrasepsi mantap wanita (Tubektomi)
Kontrasepsi Mantap Wanita (Tubektomi/MOW (Medis Operatif Wanita)) adalah
salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan sukarela untuk
menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen (Saifudin,
2003).
Secara umum ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh setiap calon peserta
kontrasepsi mantap antara lain:
1. Sukarela.
Calon peserta kontrasepsi mantap harus secara sukarela
menerima
pelayanan kontrasepsi mantap, artinya peserta tersebut tidak dipaksa atau
ditekan untuk menjadi peserta kontrasepsi mantap. Untuk memantapkan syarat
sukarela ini perlu dilakukan pelayanan informasi dan konseling.
2. Bahagia
Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus
memenuhi syarat kebahagiaan, artinya calon peserta tersebut terikat dalam
perkawinan yang syah dan harmonis, telah dianugerahi sekurang- kurangnya 2
orang anak yang sehat rohani dan jasmani, dengan umur anak terkecil sekitar 2
tahun, dan mempertimbangkan umur ibu sekurang-kurangnya 25 tahun.
3. Kesehatan.
Setiap
peserta calon kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak
ditemukan kontra indikasi kesehatan
Tingkat keberhasilan/efektivitas: sangat efektif (0,2–4 kehamilan per
100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
Keuntungan dan kerugian: belum ada efek samping jangka panjang.
Mengalami ketidak- nyamanan setelah operasi. Komplikasi yang serius karena
operasi jarang terjadi.
Yang tidak boleh memakai/kontra indikasi: hamil (sudah terdeteksi atau
dicurigai), pendarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus
dievaluasi), infeksi sistemik atau pelviks yang akut (hingga masalah itu
disembuhkan atau dikontrol), tidak boleh menjalani proses pembedahan, kurang
pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan, belum memberikan
persetujuan tertulis (Saifudin, 2003).
Tempat pelayanan: Rumah Sakit pemerintah maupun swasta, Rumah Sakit
Bersalin. Kunjungan ulang: jika ada keluhan atau masalah, muntah- muntah yang
hebat, nyeri perut yang sangat, pendarahan yang banyak, demam tinggi.
Kontrasepsi mantap pria (Vasektomi)
Kontrasepsi Mantap Pria (Vasektomi/MOP (Medis Operatif Pria)) adalah
prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vas deferensia sehingga jalur transportasi sperma terhambat
dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifudin, 2003).
Secara umum ada tiga syarat seperti halnya pada Tubektomi yaitu Sukarela,
Bahagia dan Kesehatan.
Keuntungan: operasi yang aman dan mudah. Memerlukan hanya beberapa menit
di klinik atau praktek dokter. Menggunakan bius lokal. Baru efektif setelah
ejakulasi 20 kali atau 3 bulan pasca operasi. Sebelum itu masih harus
menggunakan kondom.
Tidak ada efek samping jangka panjang. Tidak berpengaruh terhadap
kemampuan maupun kepuasan seksual (Anonim, 2004).
Yang tidak boleh memakai/kontra indikasi: infeksi kulit lokal misalnya
Scabies, infeksi traktus genitalia, kelainan scrotum dan sekitarnya, penyakit
sistemik (penyakit perdarahan, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner yang
baru (Hartanto, 1994).
Tempat pelayanan:
Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Klinik KB, Puskesmas, Dokter, Klinik
swasta. Kunjungan ulang: Jika ada keluhan atau masalah.
LIBI dan LIMAS
a. LIBI
(Lingkaran Biru KB)
merupakan
suatu simbol sikap, perilakukemandirian masyarakat dalam ber-KB. Logo LIBI
bercirikan lingkaran yang berwarna biru yang ditengah lingkaran tertulis huruf
KB dengan warna yang sama biru.
1) Alat/obat kontrasepsi yang temasuk dalam Lingkaran Biru KB: Suntikan
KB Depo Provera, Pil KB Microgynon, Susuk KB/Implant Norplant, Kondom, IUD
Copper T, Intravag.
2) Tempat mendapatkan alat/obat kontrasepsi LIBI KB: Apotik/Toko Obat,
Dokter dan Bidan praktek swasta, Sarana pelayanan KB lainnya (Anonima ,1997).
b. LIMAS (Lingkaran Emas KB)
merupakan suatu simbol yang menunjukkan jenis alat/obat kontrasepsi yang
disediakan untuk kemandirian masyarakat ber-KB. Logo LIMAS bercirikan lingkaran
yang berwarna emas yang ditengah lingkaran tertulis huruf KB dengan warna biru.
1) Alat /obat kontrasepsi yang termasuk dalam LIMAS: Suntikan: Depo
Provera, Depo Progestin, Depo Geston, Noristerat; Pil KB: Microgynon,
Mikrodiol, Nordette, Trinordiol, Marvelon, Excluton; IUD: Copper T, Nova T,
Medusa Pesser; Susuk KB: Implant Norplant; Kondom: Atika, Dua Lima; Tissue KB:
Intravag.
2) Tempat mendapatkan alat/obat kontrasepsi LIMAS: Apotik/Toko Obat,
Dokter dan Bidan praktek swasta, Sarana pelayanan KB lainnya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) secara umum ialah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan
bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan
tidak akanmenimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran
tersebut.
Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut. Kontrasepsi dapat dipakai untuk menunda kehamilan, menjarangkan
kehamilan dan menghentikan kesuburan (Anonim, 1992).
Ada
2 macam metode kontrasepsi yaitu:
1.
metode sederhana
tanpa alat dan menggunakn alat.
2.
Metode kontrasepsi
modern.
Saran
Banyak
masyarakat yang belum memahami metode KB alat kontrasepsi sehingga masih banyak
pasangan suami istri belum dapat menentukan jarak kehamilan.
Oleh
sebab itu, makalah ini dibuat agar dapt menambah wawasan pembaca atau pasangan
suami istri mengenai metode KB alat kontrasepsi. Semoga dapat diterapkan dengan
baik untuk menjalankan program Keluarga Berencana (KB).
DAFTAR
PUSAKA
Ilyas, Wira, Ratna, dkk. 2021.
Pedoman Pelayanan Kontrasepsi dan Keluarga Berencana. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Tri, Juda, Riska. 2020. Modul
Praktikum KB dan Pelayanan Kontrasepsi. Yogyakarta: STIKES Guna Bangsa
Yogyakarta
Ratu, Fitriana, Sri. 2018. Buku Ajar
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
Yogyakarta.
Fauzie, Fahrini, dkk. 2017. Program
Keluarga Berencana dan Metode Kontrasepsi. Banjarbaru: Zukzez Ekspress.
Paramitha, Nurul, 2021. Buku Ajar
Konsep Kependudukan dan KIE Dalam Pelayanan KB. Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
Fauziah. 2020. Buku Ajar Praktik
Asuhan Pelayanan Keluarga Berencana(KB). Samarinda: CV. Pena Persada.
Yulizawati, Detty, Lusiana, Aldina.
2020. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana. Sidoarjo: Pindomedia
Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar