MAKALAH
KONSEP DASAR MANAJEMEN KESEHATAN
Disusun
oleh:
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar
Puji
syukur kepada Allah SWT karena berkat taufik dan hidayah- Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan sebuah pengetahuan bagi para
mahasiswa/i keperawatan maupun bagi para pembaca dibidang lainnya. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar dan pembimbing.
Makalah
ini di buat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan
judul “Resiko Perilaku Kekerasan”. Dalam penulisan makalah ini penulis
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari sempurna, baik dari segi materi mapun cara penyampaiannya.
Oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran demi perbaikan penyusun
kedepannya. Semoga makalah ini memberikasn manfaat kepada kita semua.
Bandar
Lampung,10 Januari 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KONSEP DASAR MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Pengertian Manajemen
Keperawatan
Prinsip – Prinsip
Manajemen Keperawatan
Komponen Sistem
Manajemen Keperawatan
Komponen dari
Manajemen Keperawatan:
Prinsip yang mendasari
mananejemen keperawatan:
Persyaratan Ruangan
Menjalankan MPKP
Kepala Ruangan Sebagai Manager
Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tuntutan
Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu Pelayanan
keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa
depan.
Perawat
harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang professional.Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat
saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan , ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan
diterima secara spontan oleh masyarakat,
maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Perubahaan-perubahaan
ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan keahlian
tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan.Oleh karena alasan-alasan
di atas maka Pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena
itu perlu adanya Manajemen Keperawatan.
Manajemen
Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah
Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam
organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk
lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana
tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang
pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep
dasar dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.
B. Tujuan Penulisan
Makalah
ini di buat untuk mengetahui, memahami, dan menerapkan konsep manajemen keperawatan dalam bidang
kesehatan,khususnya bidang keperawatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
KONSEP
DASAR MANAJEMEN KEPERAWATAN
1.
Pengertian
Manajemen
Manajemen
adalah Suatu proses melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui kerjasama dengan oranglain.(Harsey dan Blanchard)
Manajemen
sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan
suatu kegiatan.(James A. O’Brien)
Manajemen adalah pelaksanaan
bersama oranglain.(Harold Konte dan Cyril O’Donnel)
Manajemen
adalah pengorganisasian seluruh sumberdaya melalui perencanaan,
pengorganisasian, pemberian bimbingan dan pengendalian agar tercapai
sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Henry
L.Silk)
Dari
pengertian para pakar diatas disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pemberian bimbingan.
Manajemen
berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu
dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda
dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
2.
Pengertian
Manajemen Keperawatan
Manajemen
keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Kita
ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun
dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada
pasien, keluarga dan masyrakat.
A. Fungsi
– Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
(planning), perencanaan merupakan :
1. Gambaran
apa yang akan dicapai
2. Persiapan
pencapaian tujuan
3. Rumusan
suatu persoalan untuk dicapai
4. Persiapan
tindakan – tindakan
5. Rumusan
tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6. Tiap
– tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian
(organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa
tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan
fasilitas.
c. Penggerak
(actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran
sendiri, termotivasi secara interval.
d. Pengendalian
/ pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan waktunya
tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
e. Penilaian
(evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil
pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu
setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan
pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
3.
Prinsip
– Prinsip Manajemen Keperawatan
Prinsip – prinsip yang mendasari
manajemen keperawatan adalah :
a. Manajemen
keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan
masalah yang efektif dan terencana.
b. Manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram
dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.
c. Manajemen
keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan
pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.
d. Memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini.
Kepuasan pasien merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen
keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
f. Pengarahan
merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi proses
pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang
telah diorganisasikan.
g. Divisi
keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.
h. Manajemen
keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan
mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan
pengertian diantara pegawai.
i.
Pengembangan staf
penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana
menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
Pengendalian merupakan elemen manajemen
keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah
dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan
standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan
Prinsip
– prinsip Organisasi menurut Fayol adalah:
a. Division
of work (pembagian pekerjaan)
Tugas/Pekerjaan dibagi secara rata
pada masing-masing individu ataupun tim.
b. Authority
dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
Masing-masing personal atau Tim
memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan
kepadanya.
c. Dicipline
(disiplin)
Kedisiplinan merupakan hal yang
sangat pokok dalam sistem manajemen.
d. Unity
of command (kesatuan komando)
Merupakan kesatuan perintah,satu
perintah dari atasan menjadi tanggung jawab bersama.
e. Unity
of direction (kesatuan arah)
Merupakan tujuan yang sama.
f. Sub
ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada
kepentingan umum)
g. Renumeration
of personal (penghasilan pegawai)
Penghasilan pegawai merupakan bentuk
reward yang diberikan atas jasa yang telah dilakukan.
4.
Kerangka
Konsep
Manajemen partisipasif yang
berlandaskan pada paradigma keperawatan:
a. Manusia
akan tertarik dan terikat pada pekerjaannya.
a. Jika
informasi yang bermanfaat dan layak pada individu akan membuat keputusan
terbaik untuk dirinya sendiri.
b. Tujuan
kelompok akan lebih mudah dicapai oleh kelompok.
c. Setiap
individu memiliki karakteristik dan motivasi, minat dan cara untuk mencapai
tujuan kelompok.
d. Fungsi
koordinasi dan pengendalian amat penting dalam pencapaian tujuan.
e. Persamaan
kualifikasi harus dipertimbangkan.
f. Individu
memiliki hak dan tanggung jawab untuk mendelegasikan kewenangannya pada mereka
yang terbaik dalam organisasi.
g. Pengetahuan
dan keterampilan amat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang profesional.
h. Semua
sistem berfungsi untuk mencapai tujuan kelompok dan merupakan tujuan bersama
untuk menetapkan tujuan bersama.
5.
Proses
Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai
dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling
berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan
suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output,
kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input dari
proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan
fasilitas.
Proses dalam manajemen keperawatan
adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke
perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan
keterampilan teknik,keterampilan hubungan antar manusia,dan keterampilan
konseptual.
Output adalah asuhan keperawatan,
pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang
digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan
akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa
laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja
perawat..
Berdasarkan
prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja
bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi - fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Komponen Sistem
Manajemen Keperawatan
a.
Komponen dari Manajemen
Keperawatan:
1.
Input
-
Informasi
-
Personal
-
Peralatan
-
Fasilitas
2.
Proses
Kelompok
manejemen [dari tertinggi sampai dengan perawat pelaksana] yang mempunyai tugas
dan wewenang untuk melaksanakan perencanaan, organisasi, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3.
Output
-
Askep (Asuhan
Keperawatan)
-
Pengembangan staf
sampai dengan riset
4.
Kontrol
-
Budget
-
Prosedur
-
Evaluasi Kinerja
-
Akreditasi
5.
Feed back mechanism
-
Laporan Financial
-
Audit Keperawatan
-
Survey Kendali Mutu
-
Kinerja
b.
Prinsip yang mendasari
mananejemen keperawatan:
a)
Berlandaskan
perencanaan
b)
Penggunaan waktu yang
efektif
c)
Melibatkan pengambilan
keputusan
d)
Memenuhi kebutuhan
ASKEP pasien Ô kepuasan pasien sebagai tujuan
e)
Terorganisir sesuai
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
7. Lingkup Manajemen
Keperawatan
Mempertahankan
kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek
upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar
bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.
Pelayanan kesehatan yang memadai
ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat
didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin
praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami hal ini
dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana
meliputi:
a.
Menetapkan penggunakan
proses keperawatan
b.
Melaksanakan intervensi
keperawatan berdasarkan diagnose
c.
Menerima akuntabilitas
kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat
d.
Menerima akuntabilitas
untuk hasil – hasil keperawatan
e.
Mengendalikan
lingkungan praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini
senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam
proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen
keperawatan terdiri dari:
a.
Manajemen operasional
Pelayanan
keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari
tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1)
Manajemen puncak
2)
Manajemen menengah
3)
Manajemen bawah
b.
Tidak setiap orang
memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa
faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut agar penatalaksanaannya
berhasil. Faktor – faktor tersebut adalah
1)
Kemampuan menerapkan
pengetahuan
2)
Ketrampilan
kepemimpinan
3)
Kemampuan menjalankan peran
sebagai pemimpin
4)
Kemampuan melaksanakan
fungsi manajemen
c.
Manajemen asuhan
keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan
suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep – konsep manajemen didalamnya
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau
evaluasi.
8. Persyaratan Ruangan
Menjalankan MPKP
Syarat-syarat Ruangan menjalankan
MPKP adalah sebagai berikut:
a.
Memiliki fasilitas
perawatan yang memadai.
b.
Memiliki jumlah perawat
minimal sejumlah tempat tidur yang ada.
c.
Memiliki perawat
pendidikan yang telah terspesialisasi
d.
Seluruh perawat telah
memiliki kompetensi dalam perawatan primer.
9. Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi
faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya
bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer
dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan
staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik,
psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer
dalam memperlakukan stafnya.
Hal ini dapat ditanamkan kepada
manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan kepada
staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya. Manajer mempunyai lima
dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga professional sebagaimana dibahas
sebelumnya (Nursalam, 2002).
Menurut Rewland & Rewland
(1997), ada dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja yaitu: input, hubungan
manajer dengan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat kerja, istirahat dan
makanan yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan,
klarifikasi kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan,
pengambilan keputusan, dan gaya manajer.
10. Peran Kepala Ruangan
Adapun
tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala
ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan
keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang
berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari
kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Kepala ruangan disebuah ruangan
keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi kegiatan unit yang menjadi
tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja
staf dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan pemberian asuhan
keperawatan. Berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih
disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta
pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).
11. Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut
Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
1)
Perencanaan : dimulai
dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan –
peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai
visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap
kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
2)
Pengorganisasian:
meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, menetapkan metode
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan
kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam
organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat.
3)
Ketenagaan: pengaturan
ketegagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari, dan orientasi dari staf
baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4)
Pengarahan : mencangkup
tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi untuk
semangat, manajemen konflik, pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi
kolaborasi.
5)
Pengawasan meliputi
penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek legal, dan pengawasan
professional. Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut
sehari – sehari akan bergerak dalam berbagai bidang penjualan, pembelian,
produksi, keuangan, personalia dan lain – lain.
12.
Kepala Ruangan Sebagai Manager
Keperawatan
Sebagai
manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut depkes (1994), adalah
sebagai berikut:
a.
Melaksanakan fungsi perencanaan,
meliputi:
1.
Merencanakan jumlah dan kategori
tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
2.
Merencanakan jumlah jenis peralatan
perawatan yang diperlukan.
3.
Merencanakan dan menentukan jenis
kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan
dan pelaksanaan, meliputi:
1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat.
2.
Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan / peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan,
harian).
3. Melaksanakan
program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau tenaga lain yamg bekerja
di ruang rawat.
4. Memberi
pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan
perawatan sesuai standart.
5. Mengkoordinasikan
seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan sebagai pihak yang
terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
6. Mengenal
jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai
kebutuhan pasien agar tercapainya pelayanan optimal.
7. Menyusun
permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang diperlukan
di ruang rawat.
8. Mengatur
dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
9. Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan inventaris peralatan.
10. Melaksanakan
program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi tentang peraturan
rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
11. Mendampingi
dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien dan mencatat program.
12. Mengelompokkan
pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat untuk tingkat kegawatan,
injeksi dan non injeksi, untuk memudah pemberian asuhan keperawatan.
13. Mengadakan pendekatan kepada setiap
pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah berlangsung.
14. Menjaga
perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
15. Memberikan
penyuluhan kesehatan terhadap pasien / keluarga dalam batas wewenangnya.
16. Menjaga
perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi serlama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
17. Memelihara
dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakuakan secara tepat dan benar.
18. Mengadakan
kerja sama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain, seluruh kepala seksi,
kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.
19. Menciptakan
dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya,
sehingga memberi ketenangan.
20. Memberi
motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara kebersihan ruangan dan
lingkungan.
21. Meneliti
pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
22. Memeriksa
dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien kemudian memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya.
24. Memelihara
buku register dan bekas catatan medis.
25. Membuat
laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan
lain di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penelitian, meliputi:
·
Mengawasi dan menilai pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap
uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan.
·
Melaksanakan penilaian dan
mencantumkan kedalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3)
bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah
tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (naik pangkat / golongan,
melanjutkan sekolah) mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat – obatan secara efektif dan efisien.
·
Mengawasi pelaksanaan system
pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan
lain di ruang rawat.
13. Perawat
Pelaksana
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat
yang profesional salah satu peran sebagai perawat pelaksana. Perawat sebagai
pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat
pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat
menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah
kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan xsecara langsung
atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran sebagai
perawat pelaksana bertindak sebagai:
a. Comferter
Perawat
mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi 2006). Menurut
Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu memberikan
pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan
kenyamanan dan dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan kepada klien
untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan kenyamanan kepada klien, perawat
dapat mendemonstrasikan dengan klien.
b. Protector
dan Advocat
Perawat
berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak dan kewajiban pasien
dalam pelayanan kesehatan.(Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), sebagai pelindung
perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil
tindakan.
Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan efek yang
tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Utnuk menjalankan
tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai
manusia secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak–haknya bila
dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak – hak klien melalui cara–cara yang umum
dengan penolakan aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien
atau menetang hak – hak klien.
c.
Communication
Perawat
sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini terkait
dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk memberikan
asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit
(Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai
komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain.
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama perawat
san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Memberikan
perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan keluarga,
memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap kesehatannya,
mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lain–lain tidak mungkin
dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
d.
Rehabilitator
Perawat
memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi organ atau bagian
tubuh agar sembuh dan berfungsi normal.
Rehabilitas
merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan
dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai membantu klien mengatasi
perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry,
2005).
BAB III
PENUTUP
Teori
manajemen keperawatan berkembang dari teori menajemen umum yng memerintahkan
penggunaan sumber daya manusia dan materi secara efektif.Empat elemen besar
dari teori manajemen adalah perencanaan,pengorganisasian,mengarahkan atau
memimpin,dan mengendalikan atau pengevaluasian seluruh aktivitas
manajemen,kognitif,afektif,dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari
fungsi-fungsi utsms yang bergerak secara simultan.
Kepercayaan
utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya pada perilaku
manusia.Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan keterampilan tentang
perilsku manusia mengelola perawat profesional serta pekerja keperawatan non
profesional untuk mencapai tingkat tertinggi dari produktifitas pada pelayanan
perawatan pasien.
DAFTAR
PUSTAKA
Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan
Kesehatan. Jakarta : EGC
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen
Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Potter dan
Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen
Keperawatan. Jakarta : Erlangga
Swansburg,Russel
C.2000.Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk perawat
klinis.Jakarta:EGC